Anda di halaman 1dari 4

1.

Latar Belakang
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan

nasional serta kesesuaian dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan

penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian

tujuan pendidikan nasional (Ps.39).


Kurikulum yang saat ini banyak di gunakan di Indonesia adalah kurikulum 2013.

Menurut permendikbud nomor 70 tahun 2013, kurikulum 2013 dikembangkan dengan

penyempurnaan pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran

berpusat pada peserta didik dan pola pembelajaran pasif menjadi aktif mencari. Siswa

dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif dapat diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran yang dikembangkan guru.


Perangkat pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari sejumlah bahan, alat, media,

petunjuk, dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran (Suhadi,

2007:2). Jika perangkat pembelajaran tersedia, maka guru akan dapat melaksanakan

pembelajaran yang lebih sistematis dan terarah. Berdasarkan uraian di atas, maka

perangkat pembelajaran dapat dikatakan sebagai pedoman bagi guru dan siswa yang

dapat mempermudah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran.
Salah satu komponen perangkat pembelajaran adalah lembar kerja siswa (LKS).

Pengertian Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah suatu bahan ajar cetak
berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi mater, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk

pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu

pada kompetensi dasar yang harus dicapai(Prastowo, 2015:203). Dengan menggunakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa akan berlatih bekerja secara mandiri dan kreatifitas

siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan akan meningkat.


Guru harus selektif dalam memilih LKS dan menyesuaikan dengan materi belajar.

Sebagian besar guru saat ini masih menggunakan LKS yang sudah beredar, LKS tersebut

hanya berisi ringkasan materi dan latihan soal. LKS yang beredar membuat siswa kurang

aktif dalam pembelajaran dan hanya menghafal konsep yang disajikan. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang memahami konsep secara keseluruhan. Berdasarkan uraian

tersebut, LKS perlu dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

dengan memfasilitasi siswa untuk dapat belajar secara aktif dan memberikan kesempatan

siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.


Selain berdasarkan pertimbangan LKS yang ada saat ini, pemilihan materi

Phytagoras juga dipertimbangkan. Phytagoras adalah materi yang diajarkan pada siswa

kelas VIII semester I. Selama ini terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran

materi phytagoras. Hasil penelitian Lasati (2013:47) diketahui bahwa ada beberapa letak

kesulitan siswa dalam memahami konsep phytagoras yaitu (1) Menemukan asalnya

rumus yang selama ini pernah mereka gunakan di SD (2) Siswa kurang memehami

penggunaan phytagoras karena selama ini mereka hanya menghafal saja (3) Siswa kurang

memehami kegunaan teorema phytagoras dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan

metode pembelajaran yang tepat bisa menjadi salah satu alternatif untuk digunakan

mengatasi masalah diatas. Salah satu pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran

menggunakan metode penemuan terbimbing. Effendi (2012:4) mengungkapkan bahwa


metode penemuan terbimbing merupakan suatu metode dimana guru memperkenankan

siswa menemukan sendiri informasi yang biasanya disampaikan melalui ceramah dalam

proses pembelajaran melalui bimbingan dan arahan dari guru. Dalam pembelajaran

metode penemuan terbimbing, kegiatan belajar didominasi oleh siswa. Siswa didorong

untuk belajar malalui keterlibatan aktif mereka untuk menemukan suatu konsep yang

baru. Jika siswa terlibat aktif dalam menemukan pola dan struktur matematika, siswa

akan memahami konsep dan teorema lebih baik, ingat lebih lama dan mampu

mengaplikasikannya ke situasi yang lain dan akan membawa siswa ingin mengetahui

lebih lanjut hubungan pola dan struktur yang ditemukan tadi. (Aryani, 2011:131).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti berusaha

mengembangkan lembar kerja siswa (LKS) yang menyajikan aktivitas berpusat pada

siswa dan menuntut keterlibatan siswa secara utuh untuk siswa kelas VIII SMP pada

materi phytagoras. Oleh karena itu, judul penelitian yang diambil adalah Pengembangan

Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing pada Phytagoras untuk

Kelas VIII.

2. Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah

menghasilkan Lembar Kerja Siswa berbasis penemuan terbimbing pada materi

phytagoras kelas VIII yang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
3. Indikator
a) LKS dikatakan valid jika dilandasi dengan teori yang kuat dan semua komponen

dalam RPP dan LKS saling terkait yang ditunjukkan dengan skor kevalidan

memenuhi kriteria minimal valid.


b) LKS dikatakan praktis jika produk yang dikembangkan dapat memfasilitasi siswa

dalam proses belajar yang dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas guru yang

merupakan bukti bahwa guru sudah menggunakan RPP, hasil pengamatan


aktivitas siswa yang merupakan bukti nyata penggunaan LKS dan juga komentar

siswa terhadap LKS yang dikembangkan memenuhi kriteri minimal praktis


c) LKS dikatakan efektif jika dapat mendukung konstruksi pemahaman siswa. Alat

ukurnya berupa soal uraian yang mempresentasikan pemahaman konsep. Hal ini

dapat dilihat dari minimal 75% siswa yang mengikuti pembelajaran mampu

mencapai nilai minimal 70.

Anda mungkin juga menyukai