Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TENTANG PENANGANAN KASUS PENDARAHAN DALAM


OBSTETRI (PADA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS)

OLEH

KELAS C
KELOMPOK 14

1. RENI APRIANTI
2. DIYANA YANTI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2013
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang judul PENANGANAN OBSTETRI,walaupun masih jauh
dari kesempurnaan.
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman-
teman dalam hal ini mahasiswi jurusan kebidanan dalam rangka pemahaman yang
lebih seksama dari materi yang disajikan.
Dalam materi ini disajikan secara ringkas hal- hal yang perlu diketahui
yang berkaitan dengan materi yang disajikan. Penulis menyadari bahwa apa yang
disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun penulis yakin bahwa sajian
materi ini akan sdangat bermaanfaat bagi para mahsiswi guna membantu
kelancaran dan kemudahan dalam memahami materi yang disajikan. Penulis
senantiasa akan berupaya memperbaiki makalah ini sehingga kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna penyempurnaan
makalah ini.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Mataram, Mei 2013

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................
1
B. Tujuan...............................................................................................
2
C. Manfaat............................................................................................
2
BAB II TINJAUAN TEORII......................................................................
3
A. Pendarahan Obstetri ........................................................................
3
B. Perdarahan pada kehamilan .............................................................
4
C. Perdarahan pada Pesalinan dan nipas ..............................................
6
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................
10
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................
20
BAB V PENUTUP ......................................................................................
21

25
5.1 Kesimpulan......................................................................................
21
5.2 Saran ................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu
kelainan yang berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdaraha
antepartum.
Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan-lahir
setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu,
biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 28
minggu; oleh karena itu, memerlukan penangan yang berbeda.
Penyebab perdarahan sangat beragam, diantaranya karena faktor
resiko tinggi yang terjadi pada ibu melahirkan di usia yang terlalu muda,
atau sebaliknya terlalu tua dan ibu yang sudah terlalu sering melahirkan.
Salah satu usaha untuk mengantisipasi perdarahan lebih lanjut yang
berujung kematian ibu, bidan harus membekali diri dengan ketrampilan dan
pengetahuan yang memadai.
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan sering memeriksakan
kehamilan pada tenaga kesehatan baik itu bidan maupun dokter obgyn.
Sekarang adanya Jampersal dan jamkesmas, saya kira sudah tidak ada alas
an lagi untuk enggan melakukan pemeriksaan kehamilan, tegasnya.
Perdarahan obstetri merupakan penyebab utama kematian ibu.hamil
atau bersalin. McCormick dkk (2002) : Dinegara berkembang, kematian ibu
bersalin akibat perdarahan antepartum mencapai 50% dari seluruh kematian
ibu bersalin. Angka kejadian perdarahan antepartum terjadi pada 5 10%
kehamilan.
Perdarahan antepartum harus dibedakan menjadi perdarahan obstetrik
dan perdarahan non-obstetrik serta. Perdarahan non-obstetrik umumnya
tidak menyebabkan perdarahan yang masif kecuali pada karsinoma servik
uteri invasif. Perdarahan obstetrik yang sering menyebabkan perdarahan
hebat adalah plasenta previa dan solusio plasenta.

1
1.2. Tujuan Makalah
1.2.1. Tujuan Umum
Siswa mampu malakukan pengkajian dan tindakan kebidanan
pada pasien dengan perdarahan obstetri.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Siswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
perdarahan obstetri
b. Siswa mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien
dengan perdarahan obstetri

1.3. Manfaat
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
sebagai penambah ilmu tentang penanganan perdarahan obstetri. Secara
praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penyusun, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
tentang penanganan perdarahan obstetri;
2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang konsep penanganan
perdarahan obstetri baik secara teoritis maupun secara praktis.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pendarahan Obstetri


a. Pengertian Pendarahan Obstetri
Gangguan perdarahan adalah istilah umum untuk berbagai
masalah medis yang mengarah ke pembekuan darah miskin dan
perdarahan terus-menerus. Dokter juga menyebut mereka istilah-istilah
seperti koagulopati, perdarahan dan gangguan pembekuan darah.
Ketika seseorang memiliki kelainan pendarahan mereka memiliki
kecenderungan untuk berdarah lagi. Kelainan dapat disebabkan oleh cacat
pada pembuluh darah atau dari kelainan dalam darah itu sendiri. Mungkin
kelainan pada faktor pembekuan darah atau platelet.
Pembekuan darah, atau koagulasi, adalah proses yang
mengendalikan perdarahan. Berubah darah dari cair ke padat. Ini adalah
proses kompleks yang melibatkan sebanyak 20 protein plasma yang
berbeda, atau faktor pembekuan darah. Biasanya, proses kimia yang
kompleks terjadi menggunakan faktor pembekuan ini untuk membentuk
suatu zat yang disebut fibrin yang berhenti berdarah. Ketika faktor-faktor
koagulasi tertentu yang kurang atau hilang, proses ini tidak terjadi secara
normal. Pendarahan Gangguan Pembekuan Ilustrasi
b. Penyebab dan cara mengatasi perdarahan
Penanganan cidera dinilai melalui tingkatan cedera berdasarkan
adanya perdarahan lokal.
1. Akut (0-24 jam)
Kejadian cedera antara saat kejadian sampai proses perdarahan
berhenti, biasanya 24 jam, pertolongan yang benar dapat
mempersingkat periode ini.
2. Sub-akut (24-48 jam)
Masa akot telah berakhir, perdarahan telah berhenti, tetapi bisa
berdarah lagi. Bila pertolongan tidak benar akan kembali ke tingkat
akut, berdarah lagi.
3. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)
Pedarahan telah berhenti, kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut,
penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baik masa ini

3
dapat dipersingkat, pelatih harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu
kapan harus meminta pertolongan dokter.

2.2 Perdarahan pada kehamilan


Perdarahan pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai,
karena dapat terjadi tiba-tiba bahkan kadang terjadi tanpa sebab ataupun tidak
dapat diperkirakan sebelumnya. Hal yang terpenting adalah bagaimana
memberikan pertolongan pertama pada ibu, mengantisipasi keadaan yang
lebih buruk akibat kehilangan cairan dan mencegah shock.
Perdarahan pada waktu hamil, secara umum dibagi menjadi dua
bagian, yaitu perdarahan pada kehamilan muda (di bawah 5 bulan) dan
perdarahan pada kehamilan lanjut/tua (di atas 6 atau 7 bulan).
Perdarahan pada kehamilan muda diakibatkan oleh: keguguran
(abortus), kehamilan di luar kandungan (kehamilan di luar rahim) dan
kehamilan anggur (mola), yaitu kehamilan yang tidak berisi janin tetapi berisi
gelembung-gelembung yang berwarna seperti anggur. Perdarahan pada
kehamilan tua/lanjut disebabkan oleh lepasnya plasenta/ari-ari sebelum bayi
lahir atau perdarahan pada plasenta dan karena jalan lahir tertutup plasenta.
1. Perdarahan pada kehamilan muda
a. Keguguran atau abortus
Tanda-tanda abortus adalah:
1) Pengeluaran darah mulai hanya berupa bercak atau sedang hingga
hebat (gumpalan darah) pada usia kehamilan di bawah 5 bulan.
2) Terjadinya kram atau nyeri/ mulas pada perut bagian bawah.
Cara penaganannya adalah dengan
1) Bila perdarhan/bercak sedikit segera istirahat baring total di tempat
tidur, dan tidak melakukan aktifitas apapun.
2) Bantu semua keperluan makan-minum, mandi, dan lain-lain
keperluan sehari-hari.
3) Istirahat yang cukup dan beri support mental/psikologis.
4) Bila perdarahan banyak segera periksa ke dokter kandungan atu
rujuk ke rumah sakit.
b. Kehamilan di luar kandungan
Tanda-tanda kehamilan di luar kandungan adalah:
1) Nyeri perut bagian bawah yang sangat, bahkan hingga
limbung/pingsan.
2) Pengeluaran darah bercak hingga sedang.
3) Penderita tampak pucat.
4) Terdapat tanda-tanda shock.

4
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
c. Kehamilan anggur atau mola.
Tanda-tanda mola adalah:
1) Pengeluaran darh berwarna coklat disertai jaringan yang
bergelembung-gelembung seperti anggur.
2) Mual dan muntah berlebihan.
3) Kram atau nyeri/mulas pada perut bagian bawah.
4) Perut tampak lebih besar dari usia kehamilannya.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
2. Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut
1) Perdarahan karena lepasnya plasenta (ari-ari)
Tanda-tanda perdarahan karena lepasnya plasenta adalah:
a) Kelur darah berwarna merah tua agak kehitaman pada umur
kehamilan lebih dari 6 atau 7 bulan.
b) Biasanya terdapat faktor penyebab sebelumnya, misalnya jatuh,
penyakit/infeksi, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
2) Perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta (ari-ari)
Tanda-tanda perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta adalah:
a) Pengeluaran darah ringan atau berupa bercak hingga banyak,
berwarna merah segar pada kehamilan di atas 6-7 bulan.
b) Perdarahan umumnya berhenti secara spontan.
c) Tidak ada penyebab sebelumnya, kadang-kadang terjadi pada
waktu bangun tidur.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.

2.3 Perdarahan pada Persalinan dan nipas


Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah salah
satu penyebab kematian ibu melahirkan. Tiga faktor utama penyebab
kematian ibu melahirkan adalah perdarahan post partum atau perdarahan
pasca persalinan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi.
Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%). Di
berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu

5
disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60
%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami
pendarahan pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan
darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang
berkepanjangan (WHO).
Perdarahan pasca persalinan atau perdarahan post partum adalah
perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir. Kehilangan darah
pasca persalinan seringkali diperhitungkan secara lebih rendah dengan
perbedaan 30-50%. Kehilangan darah setelah persalinan per vaginam rata-rata
500 ml, dengan 5% ibu mengalami perdarahan > 1000 ml. Sedangkan
kehilangan darah pasca persalinan dengan bedah sesar rata-rata 1000 ml.
Perkembangan terkini, perdarahan pasca persalinan didefinisikan sebagai
10% penurunan hematokrit sejak masuk atau perdarahan yang memerlukan
transfusi darah.

6
1. Kejadian Perdarahan Post Partum
Kejadian perdarahan pasca persalinan atau perdarahan post partum
sekitar 10-15% (4% pasca persalinan per vaginam dan 6-8% pasca
persalinan bedah sesar).
a. Perdarahan post partum dini (early postpartum hemorrhage) adalah
perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama
persalinan.
b. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) adalah
perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan, kurang dari 6
minggu pasca persalinan.
2. Penyebab PPerdarahan Post Partum
Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh atonia uteri, robekan
jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, inversio uteri dan kelainan
pembekuan darah.
3. Gejala Klinik Perdarahan Post Partum
Lemah, limbung, keringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik <
90 mmHG, nadi > 100x/m, Hb < 8 g%.
4. Diagnosis Perdarahan Post Partum
a. Atonia uteri
Faktor resiko: over distensi uterus oleh karena polihidramnion, hamil
kembar, makrosomia janin; multi paritas, persalinan cepat atau lama,
infeksi, riwayat atonia uteri, pemakaian obat relaksasi uterus.
Gejala: uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah
anak lahir.
Penyulit: syok, bekuan darah pada serviks atau posisi terlentang akan
menghambat aliran darah keluar.
b. Robekan jalan lahir
Faktor resiko: persalinan per vaginam dengan tindakan, makrosomia
janin, tindakan episiotomi.
Gejala: darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir, uterus
berkontraksi keras dan plasenta lengkap.
Penyulit: pucat, lemah dan menggigil.
c. Retensio plasenta
Gejala : plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera,
uterus berkontraksi dan keras.
Penyulit: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversio uteri akibat
tarikan, perdarahan lanjutan.
d. Retensio sisa plasenta atau ketuban

7
Gejala: plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah)
tidak lengkap, perdarahan segera.
Penyulit: uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak kurang.
e. Inversio uteri
Insidensi : 1 dari 2500 kelahiran
Faktor resiko: atonia uteri, traksi tali pusat berlebihan, manual plasenta,
plasentasi abnormal, kelainan uterus dan plasentasi pada fundus.
Gejala: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali
pusat, nyeri perut akut dan syok (30%).
Penyulit: neurogenik syok, pucat dan limbung.
f. Ruptur uteri
Insidensi: 1 dari 2000 kelahiran.
Faktor resiko: riwayat pembedahan uterus sebelumnya, persalinan
terhambat, pemakaian oksitosin berlebihan, posisi janin abnormal,
manipulasi uterus dalam persalinan.
g. Plasentasi abnormal
Paling sering adalah plasenta akreta.
Faktor resiko: riwayat pembedahan uterus sebelumnya, plasenta previa,
kebiasaan merokok, multi grande para.
h. Koagulopati
Koagulopati kongenital dapat menjadi komplikasi pada 1-2 per 10.000
kehamilan.
Penyebab: terapi antikoagulan dan koagulan konsumtif yang
disebabkan oleh komplikasi obstetrik.

8
i. Endometritis atau sisa fragmen plasenta
Gejala: sub involusi uterus, nyeri tekan perut bawah dan pada uterus,
perdarahan, lokia mukopurulen dan berbau bila disertai infeksi.
Penyulit: anemia dan demam.
5. Penanganan Umum Perdarahan Post Partum
a. Selalu siap dengan tindakan gawat darurat.
b. Penatalaksanaan manajemen aktif kala III persalinan.
c. Meminta bantuan/pertolongan kepada petugas kesehatan lain.
d. Melakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi kesadaran
nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu.
e. Penanganan syok apabila terjadi.
f. Pemeriksaan kandung kemih, apabila penuh segera kosongkan.
g. Mencari penyebab perdarahan dan melakukan pemeriksaan untuk
menentukan penyebab perdarahan.

9
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY T
DENGAN PERDARAHAN OBSTETRI DI RSU PROVINSI NTB
TANGGAL 08 MEI 2013

Tanggal pengkajian : 08 Mei 2013


Waktu pengkajian : 09.30 wita
Tempat pengkajian : Poli Penyakit Kandungan Dan KB
No RM : 146137

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


A. Data Subyektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny T Nama : Tn S
Umur : 37 Tahun Umur : 40 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sasak Suku : Sasak
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Narmada Alamat : Narmada

2. Keluhan utama : Ibu datang dengan


keluhan keluar darah seperti darah haid sedikit,
cair dan tidak bergumpal disertai perut ibu terasa
mules sejak hari selasa tanggal 07-05-2010 pukul
06.00 wita.
3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Ibu hamil 2 bulan keluar darah dari hari selasa tanggal 07-05-2013
pukul 06.00 wita sampai hari ini tanggal 08-05-2013 sudah tidak ada
keluar darahnya pada tanggal 08-05-2013.

10
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari (teratur)
Jumlah darah : 2 3 kali ganti softex
Warna : merah
Lama : 7 hari
Flour albus : tidak ada
Disminorhea : tidak ada
Kelainan : tidak ada
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Hamil ke : 2 (kedua)
2. HPHT : 06 03 - 2013
3. HTP : 13 12 - 2014
4. UK : 2 bulan
5. Gerakan janin : belum
dirasakan
6. Penyakit selama kehamilan
: tidak ada
7. Keluhan umum ibu :
pusing dan keluar darah dari
jalan lahir.
8.Obat yang dikonsumsi : hanya
obat yang diberikan oleh bidan seperti
penambah darah / fe dan as folat
9.Minuman jamu-jamuan : tidak
ada
10. Kekhawatiran khusus : ada
yaitu ibu takut terjadi keguguran
11. tanda-tanda bahaya : keluar darah
dari jalan lahir
12. Riwayat ANC : 1 x dipuskesmas
13. TT : TT1 tanggal 17-04-2013
14. Riwayat kb :

11
KB sebelum : IUD selama 5 tahun
Rencana kb : IUD
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu :
Umur Tmpt. Jenis Pen. Riwayat penyakit BBL Jenis
no Persal. H/m
keham. persal. Persal Hamil Bersalin Nifas (gr) kel.
1 9 bln Puskesmas Spontan Bidan - - - 3100 Hidup/ 5
tahun
2 Ini - - - - - - - - -
7. Riwayat penyakit yang diderita sekarang dan dahulu
Kardiovaskuler : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Diabetes : tidak ada
Malaria : tidak ada
Penyakit kelamin/hiv / aids : tidak pernah diperiksa
Hepar / hepatitis : tidak ada
Campak : tidak ada
TBC : tidak pernah diperiksa
Anemia berat : tidak ada
Penyakit ginjal : tidak ada
Asma : tidak ada
Maag : tidak ada
Riwayat penyakit keturunan : tidak ada
Riwayat kembar : tidak ada
8. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Status perkawinan
Kawin : 1 kali
Selama : 6 tahun
b. Respon ibu dan keluarga : sangat senang dan bahagia dengan
kehamilannya tetapi keluarga dan ibu khawatir dengan apa yang
dialami ibu sekarang
c. Dukungan keluarga : suami dan keluarga sangat mendukung
kehamilan ini dan mengantarkan ibu untuk periksa
kehamilannya.
d. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami dan istri bersama

12
e. Beban kerja : sebagai IRT
9. Riwayat kebutuhan biologis
a. Nutrisi
Sebelum hamil
Kombinsasi : nasi, sayur, lauk, telur, tahu dan tempe
Frekuensi : 2 x/hari
Porsi : 1 piring (habis)
Pantangan : tidak ada
Masalah : tidak ada
Saat hamil
Kombinsasi : nasi, sayur, lauk, tahu, tempe, telur dan ikan
Frekuensi : 2-3 x/hari
Porsi : 1 piring (habis)
Pantangan : tidak ada
Masalah : tidak ada
b. Eliminasi
Bab
Sebelum hamil saat hamil
Frekuensi : 1x/sehari : 1x/sehari
Warna : kuning : kuning + hitam
Konsistensi : lembek : lembek
Kesulitan : tidak ada : tidak ada
Bak
Sebelum hamil saat hamil
Frekuensi : 6x/sehari : > 6 x/sehari
Warna : agak kuning : agak kuning
Konsisten : cair : cair
Kesulitan : tidak ada : tidak ada
c. Istirahat dan tidur
Sebelum hamil saat hamil
Siang : 1 2 jam : 2 3 jam

13
Malam : 6-7 : 7 8 jam
d. Kebiasaan hidup sehat :
Sebelum hamil saat hamil
Mandi : 2 3x/sehari : 2 3x/sehari
Gosok gigi : 2x/sehari : 2x/sehari
Potong kuku : 1 minggu sekali : 1 minggu sekali
Penggunaan alkohol : tidak pernah
Merokok : tidak pernah
Minuman keras : tidak pernah
Obat terlarang : tidak pernah
e. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : tidak ada
f. Rencana persalinan :
1. Tempat : Puskesmas
2. Penolong persalinan : Bidan

B. Data obyektif
a. K/U : baik,
b. Emosi : stabil
c. Kesadaran : composmentis
d. TB/BB : sebelum hamil: 148 cm/54 kg, saat hamil: 148 cm/58kg
e. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmhg, Suhu : 36,9oc, Nadi : 80 x/menit, RR : 22
x/menit
f. Pemeriksaan khusus
a. Kepala
Kepala : bersih, tidak ada
luka/lesi, pertumbuhan rambut
merata, rambut tidak rontok
Wajah : simetris, tidak pucat,
tidak ada oedema dan tidak ada
cloasma gravidarum
Mata : kunjungtiva tidak
pucat/anemis, sklera tidak ikterus

14
Gusi : tidak pucat, tidak berdarah
Gigi : gigi bersih tidak ada
caries, tidak berlubang
b. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Vena jugularis : tidak ada pembendungan
c. Payudara
Bentuk ukuran : simetris
Putting susu : menonjol
Colostrum : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Retraksi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Pembuluh limfe : tidak ada pembesaran
d. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas
operasi
- Linea : nigra
- Striae : albican
Palpasi :
- Leopold I : fundus uteri belum
teraba, tidak nyeri tekan, tidak
teraba massa
- Leopold II, III dan IV : tidak
dilakukan
e. Ekstrimitas atas/bawah
Oedema : tidak ada pada
tangan dan kaki
Kuku : kuku tidak pucat
Varices : tidak ada
Refleks patella : (+/+)
f. Genetalia : tgl 08-05-2013 jam 09.35
Eksterna :

15
- Inspeksi : tidak ada varices, tidak ada oedema, darah (-)
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar skene dan kelenjar
bartolin.
Interna
- Insfekullo : fluksus (-), livide (+), erosi
porsio (-)
- Bimanual (VT) : (-), nyeri goyang
porsio (-), Corpus Uteri Antefleksi
sesuai umur kehamilan 8-10 minggu,
Adneksa Perimetrium Cavum Douglas
dalam batas normal.

16
g. Pemeriksaan penunjang, tanggal 08-05-2013
Tes kehamilan :(+)
USG : tanggal 08 Desember 2010
oleh dr. Agus Thoriq, SpOG.
Gestasi (+), intrauterine,
subchorionik, bleeding, CRL : 28,1
cm, DJJ (+).

II. INTERPESTASI DATA DASAR


a. Diagnosa
G2P1A0H1, UK 9 -10 minggu, intra uterin dengan perdarahan obstetri
Dasar :
S - Ibu mengatakan hamil yang ke 2
- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan disertai rasa mules
sejak tanggal 08-05-2013 pukul 06.00 wita, warna darah merah,
jumlah sedikit.
- HPHT : 06-3-2013, HTP : 13 12 2013
O - Keadaan umum ibu dan janin baik kesadaran composmetis,
TD : 100/70 mmhg, Suhu : 36,9oc, Nadi : 80 x/menit, RR : 22
x/menit, TB : 148 cm, BB : 58 kg
- Genetalia Eksterna : tidak ada benjolan dan tidak ada
pembesaran pada kelenjar batolini, tidak ada varices, tidak ada
oedema, darah (-)
- Insfekullo : fluksus (-), lipide (+), erosi porsio (-)
- Bimanual : VT : (-), nyeri goyang porsio (-), Corpus Uteri
Antefleksi besarnya 8 10 minggu, Adneksa Perimetrium
Cavum Douglas Dalam Batas Normal.
- Pemeriksaan penunjang
USG :
Gestasi (+), intrauterine, subchorionik, bleeding, CRL: 28,1
cm, DJJ (+).
b. Masalah

17
- Ketidaknyamanan
- Kecemasan
Dasar :
- Ibu mengatakan perutnya terasa mules
- ibu mengatakan takut terjadi keguguran
- Ibu tampak cemas
c. Kebutuhan
- Pemberian rasa aman dan nyaman pada ibu
- Penjelasan tentang kondisi ibu
- Berikan ibu dukungan dan motivasi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL


Perdarahan obstetri

IV. MENENTUKAN KEBUTUHAN UNTUK TINDAKAN SEGERA


Mandiri : Menganjurkan ibu untuk tirah baring dan KIE
Kolaborasi : Dengan dokter untuk pemberian terapi
Rujukan : Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH


Tanggal 08-05-2013 Pukul 09.45 Wita
1. Beritahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk beristirahat/ tirah baring
3. Anjurkan ibu tidak melakukan hubungan seksual
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
5. Saran kan ibu untuk minum obat yang sudah di berikan
6. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang kehamilannya satu bulan lagi
tanggal 8 Juni 2013 dan sarankan kepada ibu/keluarga untuk memeriksa
kembali jika perndarahan ibu semakin banyak.

18
VI. PELAKSANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tanggal 08-05-2013 Pukul 09.50 Wita
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan yang didapatkan yaitu, ku ibu dan janin baik. Kesadaran
composmetis td : 100/70 mmhg, suhu : 36,9oc, nadi : 80 x/menit, rr :
22x/menit. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam ternyata tidak ada
pembukaanhasil usg adalah gestasi (+), intrauterine, subchorionik,
bleeding, CRL: 28,1 cm, DJJ (+). Jadi keadaan bayi dalam kandungan
masih baik dan masih bisa dipertahankan.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat/ tirah baring
tujuannya agar kondisi ibu tetap baik dan supaya perdarahan tidak
berlanjut, serta ibu tidak perlu cemas dan takut dengan keadaannya saat
ini, karena kondisi kandungan ibu baik-baik saja, dan ibu disarankan
untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang berat-berat karena bisa
memperburuk keadaan.
3. Menganjurkan pada ibu jangan berhubungan
seksual dulu karena kandungan dalam sperma suami mengandung
hormon prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi rahim dan
mematangkan serviks sehingga perdarahan akan semakin banyak.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokteruntuk
pemberian terapi pada ibu yaitu preabor untuk mengurangi kontraksi
rahim, atau penguat kandungan dan asam folat untuk mencegah cacat
bawaan.
5. Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai dosis
yang di berikan yaitu preabor tablet di minum setelah makan 2x1 dan
asam folat 1x1 untuk mencegah cacat bawaan.
6. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang
kehamilannya satu bulan lagi tanggal 8 Juni 2013 dan disarankan untuk
membawa ibu kepuskesmas atau rumah sakit terdekat jika ibu mengalami
pendarahan semakin banyak seperti darah yang keluar bergumpal-
gumpal, ibu/keluarga perlu megantisipasi jika hal tersebut terjadi.

19
20
VII. EVALUASI
Tanggal 08-05-2013 Pukul 10.00 Wita
1. Keadaan ibu dan janin baik
2. Ibu dan suami mengerti tentang apa yang telah dijelaskan dan ibu tidak
cemas dan takut lagi
3. Ibu bersedia untuk istirahat/ tirah baring sesuai dengan yang di sarankan
dan suami bersedia membantu mengerjakan pekerjaan ibu.
4. Dokter sudah memberikan resep untuk ibu yaitu preabor tablet .
5. Ibu bersedia untuk datang memeriksakan diri satu bulan lagi pada
tanggal 08 Juni 2013 dan jika keadannya lebih parah
6. Ibu sudah makan dan minum serta akan minum obat preabor 2x1 dan
asam folat 1x1 yang telah diberikan oleh dokter.

21
BAB 4
PEMBAHASAN

Dari kasus di atas, setelah melakukan pengkajian pada ibu dengan abortus
imminens, hasil pengkajian sesuai dengan hasil pemeriksaan sehingga dapat
diberikan asuhan sesuai masalah yang dihadapi pasien. Tindakan keperawatan
yang diberikan di Poli KB sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di RSU
Provinsi NTB sesuai juga dengan teori yang telah diberikan di pendidikan, pasien
mendapatkan penanganan yang terbaik, jadi tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek di lapangan.

22
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Semua wanita dengan perdarahan pervagina selama kehamilan
seharusnya ditangani oleh spesialis. Peranan USG dalam menunjang
diagnosis sangat diperlukan. Pemeriksaan Hb (hemoglobin) harus dilakukan
untuk mengetahui beratnya anemi dan perdarahan yang terjadi. Pemeriksaan
fibrinogen perlu dilakukan bagi kasus missed abortion dan solusio plasenta.
Pemeriksaan spekulum berguna untuk mendeteksi adanya kelainan lokal
pada saluran genital bagian bawah.
Jika dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang tidak dapat
ditentukan diagnosisnya, dan perdarahan minimal maka pasien dapat
dikelola sebagai pasien rawat jalan dengan pemeriksaan antenatal biasa.
Perdarahan akibat solusio plasenta berhubungan erat dengan angka
kematian bayi dan mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi untuk terjadinya
prematuritas dan pertumbuhan janin yang terhambat

5.2 Saran
1. Untuk para tenaga kesehatan
Agar selalu memperhatikan dampak dan gejala yang terjadi pada syok
perdarahan obstetri.
2. Untuk Mahasiswa
a. Mahasiswa hendaknya mengerti semua yang dibahas dalam makalah
ini yaitu tentang penanganan perdarahan obstetri.
b. Mahasiswa bisa melakukan praktik dalam pemberian asuhan kepada
ibu dengan perdarahan obstetri.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. 2008. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta: Mitra Cendekia


Press.
Cunningham FG et al : Obstetrical Hemorrhage in Williams Obstetrics , 22nd
ed, McGraw-Hill, 2005
De Cherney AH. Nathan L : Third Trimester Bleeding in Current Obstetrics and
Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies,
2003
Errol, N. 2008. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Irmansyah, F. Perdarahan Post Partum dan Syok. freeppts.net/get.php?fid=35879
diunduh 6 September 2011. 03:05 AM
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai