Analisis Kependudukan A1
TRANSISI DEMOGRAFI
Oleh
Kelompok 3
Universitas Udayana
2017
1
Daftar Isi
Cover................................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
1. Transisi Demografi......................................................................................................... 3
1.1. Pengertian Transisi Demografi............................................................................... 3
1.2. Konsep Transisi Demografi.................................................................................... 3
2. Pencapaian Transisi Demografi di Beberapa Negara..................................................... 4
2.2 Transisi Demografi Menurut Blacker..................................................................... 4
3. Dampak Transisi Demografi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat............... 6
4. Kasus : Analisa Transisi Demografi Di Beberapa Wilayah............................................ 7
5. Kesimpulan.................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................... 13
1. Transisi Demografi
2
1.1 Pengertian Transisi Demografi
Transisi demografi, jika dilihat dari namanya yaitu TRANSISI yang berarti
perubahan, dan DEMOGRAFI yang artinya ilmu yang mempelajari tentang dinamika
kependudukan. Jadi transisi demografi adalah teori yang menjelaskan tentang perubahan
yang terjadi pada dinamika pertumbuhan penduduk. Perubahan yang terjadi dari struktur
penduduk dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi struktur penduduk yang tingkat
pertumbuhannya rendah. Istilah transisi demografi pada dasarnya dipakai untuk menyatakan
perubahan yang terjadi terhadap tiga komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran (fertilitas) , kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (mobilitas/migrasi).
Akan tetapi,konsep transisi demografi yang dikenal secara umum hanya memperhatikan
pertumbuhan penduduk secara alamiah,yaitu faktor kelahiran dan kematian. (FEUI,2000:8)
Tabel 1.2
Grafik transisi demografi
3
Efek pertama dari transisi adalah penurunan angka kematian yang tajam akibat
revolusi industri serta kemajuan teknologi dan juga ditemukannya obat-obatan, yang
berlanjut selama masa transisi. Angka kelahiran meningkat sedikit pada awalnya, tetapi
kemudian jatuh ke tingkat yang lebih rendah sama dengan angka kematian akibat dari
perubahan perilaku melahirkan dan tersedianya alat/cara kontrasepsi serta adanya
peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Efek kedua dari transisi adalah
pertumbuhan penduduk pada suatau negara oleh adanya transisi yang terjadi pada negara
tersebut. Oleh karena erat kaitanya dengan variabel vital ( fertilitas dan mortalitias), konsep
transisi demografi sering pula disebut sebagai transisi vital (FEUI,2000:8,9).
1. Tahapan 1
Dalam tahapan satu terjadi pada masyarakat pra-industri, tingkat fertilitas dan tingkat
mortalitas tinggi. Tingginya tingkat fertilitas di sebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya seperti ; belum tersedianya program Keluarga Berencana dan alat
kontrasepsi (fertility control ),sehingga tingkat fertilitas pada dasarnya hanya dibatasi
oleh kemampuan seorang wanita untuk melahirkan anak. Sedangkan tingginya tingkat
mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ;gagal panen dan income yang
menurun sehingga mengakibatkan kelaparan karena kurangnya ketersediaan bahan
pangan,tidak adanya teknologi kesehatan untuk mengontrol masyarakat terhadap
penyakit seperti wabah penyakit menular tidak terkontrol yang berakibat mortalitas,dan
adanya substitution effect.(Peristiwa ini terjadi misalnya,di Eropa dan khususnya Timur
Amerika Serikat selama abad ke-19). (Lucas,1990)
4
2. Tahapan 2
Tahapan kedua menyebabkan penurunan tingkat mortalitas pelan dan peningkatan
populasi.Penurunan tingkat mortalitas ini juga dialami oleh Negara berkembang seperti
Yaman, Afghanistan, wilayah Palestina, Bhutan dan Laos.Sedangkan penurunan tingkat
mortalitas di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu ;
1) Adanya perbaikan penyediaan makanan yang dihasilkan dari perbaikan
pertanian(rotasi tanaman, pembiakan selektif, dan teknologi benih berkualitas) dan
transportasi yang lebih baik untuk mencegah kematian akibat kelaparan dan
kekurangan air.
2) Perbaikan signifikan kesehatan masyarakat untuk mengurangi tingkat mortalitas,
khususnya pada usia dini.Seperti di temukannya pengembangan
vaksinasi,imunisasi,dan juga antibiotik.
Akan tetapi di Eropa melewati dua tahap sebelum kemajuan dari pertengahan abad
ke-20 karena mereka melakukan perbaikan penyebab penyakit dan peningkatan
pendidikan dan status sosial ibu.(Perubahan populasi terjadi di barat laut Eropa selama
abad ke-19 dan di India sebelum Perang Dunia II). ( Lucas,1990)
3. Tahapan 3
Pada tahapan ini tingkat mortalitas yang turun dengan cepat dengan di ikuti
penurunan tingkat fertilitas tetapi tidak secepat penurunan tingkat mortalitas. Penurunan
tingkat fertilitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ;
1) Adanya fertility control yang sudah mulai berkembang di masyarakat dan sudah
banyak digunakan. Perbaikan penggunaan kontrasepsi merupakan faktor yang cukup
penting untuk mengurangi fertilitas.
2) Kedua adalah Industrilization ,yaitu perubahan yang berangsur-angsur dari
masyarakat pertanian menuju ke masyarakat industri.Ini juga merubah gaya hidup
baik itu makanan,pola hidup,maupun seksualnya.
3) Ketiga yaitu meningkatnya urbanisasi mengubah nilai-nilai tradisional pada
masyarakat pedesaan, perubahan pola pikir masyarakat di daerah pedesaan
mempengaruhi penurunan fertilitas anak yang berarti bahwa sebagian orang tua
menyadari bahwa mereka tidak perlu membutuhkan begitu banyak anak yang akan
dilahirkan untuk masa yang akan datang.
4) Keempat adalah Sosial dan Ekonomi, kedudukan sosial seorang wanita juga dapat
mempengaruhi tingkat penurunan fertilitas. Meningkatkan melek huruf perempuan
dan pekerjaan sebagai ukuran status perempuan,seperti Eropa selatan atau Jepang.
Penilaian terhadap perempuan tidak hanya melahirkan anak saja.
4. Tahapan 4
Ini terjadi di mana kelahiran dan angka kematian keduanya rendah atau NOL. Oleh
karena itu jumlah penduduk yang tinggi dan stabil. Beberapa teori beranggapan bahwa
pada tahapan 4 inilah penduduk suatu negara akan tetap pada tingkat ini.Negara-negara
yang berada pada tahap ini (Total Kesuburan kurang dari 2,5 pada tahun 1997) meliputi:
Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Australia, Selandia Baru, seluruh Eropa.
( Lucas,1990)
5
5. Tahapan 5
Model transisi demografi yang sebenanya hanya terjadi 4 tahapan tetapi ada suatu
persetujuan bahwa sekarang menjadi 5 tahapan berdasarkan teori Transisi Demografi
menurut C.P.Blacker 1947. Pada tahap kelima ini bahwa tingkat mortalitas lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat fertilitas yang berada dalam keadaan stabil.Hal ini dapat
dipengaruhi oleh gaya kehidupan masyarakat yaitu degenerative diseases.Bisa karena
gaya hidup yang tidak baik,seperti sering mengonsumsi makanan instan serta
mengonsumsi alkohol untuk mengikuti kebiasaan Negara Barat.Keadaan ini di alami
oleh Negara seperti Perancis sebelum Perang Dunia ke II dan Jerman pada tahun 1970
an. ( Lucas,1990)
Dengan adanya transisi demografi yang diikuti dengan kemajuan teknologi dapat dilihat
dampaknya. Penemuan obat-obatan (seperti penisilin) dan peningkatan kualitas sanitasi
lingkungan amat mengurangi berbagai penyakit. Selain itu, penemuan alat transportasi
berdampak pada perluasan perdagangan yang membuat persediaan bahan pangan lebih
mudah di dapat dan pada giliranya memperbaiki nutrisi penduduk. (FEUI,2000:12).
Perubahan perilaku masyarakat agraris ke masyarakat modern juga merupakan salah satu
dampak adanya transisi demografi.
6
4. Kasus : Perhitungan Transisi Demografi Di Beberapa Wilayah
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak
merata. Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal
luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun
secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun
dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya
persentase penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera
naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5
persen pada periode yang sama. Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang
lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar
ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel 4.1).
PERTANYAAN!
1. berdasarkan data-data Indonesia masuk pada tahapan mana dalam transisi demografi?
JAWABAN
Dari hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh
lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2
juta pada tahun 2025 (Tabel 4.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun
penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun.
Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per
tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan
0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat
kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan
karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal
proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death
Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
7
1.NANGGROE ACEH
3,929.3 4,037.9 4,112.2 4,166.3 4,196.5 4,196.3
DARUSSALAM
9.KEPULAUAN BANGKA
900.0 971.5 1,044.7 1,116.4 1,183.0 1,240.0
BELITUNG
17. NUSA TENGGARA BARAT 4,008.6 4,355.5 4,701.1 5,040.8 5,367.7 5,671.6
18. NUSA TENGGARA TIMUR 3,823.1 4,127.3 4,417.6 4,694.9 4,957.6 5,194.8
8
26. SULAWESI TENGGARA 1,820.3 2,085.9 2,363.9 2,653.0 2,949.6 3,246.5
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju
pertumbuhan yang sangat beragam pula. Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan
periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang
naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh,
provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50
persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua.
Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen
dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan
Maluku Utara.
Tabel 4.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk
minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat
dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama periode
proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutama untuk provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode 1995-2000 adalah
minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya.
1. NANGGROE ACEH
0.55 0.37 0.26 0.14 -0.00
DARUSSALAM
9
2. SUMATERA UTARA 1.35 1.20 1.05 0.88 0.69
9. KEPULAUAN BANGKA
1.54 1.46 1.34 1.17 0.95
BELITUNG
10
30. PAPUA 2.61 2.29 2.04 1.80 1.54
HASIL ANALISIS
Dari data di atas tentang laju pertumbuhan penduduk, dapat di analisis bahwa Negara
Indonesia masuk ke dalam fase ketiga yang menyebutkan bahwa angka kematian terus
menurun, angka kelahiran menurun, laju pertumbuhan penduduk menurun. Hal ini dapat di
buktikan dari data pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-
2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk
Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-
2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju
pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan
karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR)
turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk
pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000
penduduk dalam kurun waktu yang sama.
5. Kesimpulan
Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk dari
tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi) ke
tingkat pertumbuhan yang stabil rendah ( tingkat fertilitas dan mortalitas rendah) yang terjadi
dari waktu ke waktu. Transisi demografi dapat dibagi meliputi 4 tahapan yaitu, tahap 1 ( Pre-
industrial) yang dimana Kelahiran tinggi dan kematian tinggi , tahap 2 (Early industrial)
yaitu dimana Kelahiran masih tinggi, kematian cenderung menurun, Tahap 3 (Industrial)
Kelahiran dan kematian menurun dan menuju stabil dan tahap 4 (Mature Industrial) yaitu
dimana Kelahiran dah kematian sudah mencapai angka rendah.
Efek dari transisi adalah penurunan angka kematian, yang berlanjut selama masa transisi.
Angka kelahiran meningkat sedikit pada awalnya, tetapi kemudian jatuh ke tingkat yang lebih
rendah sama dengan angka kematian. Perubahan ini dapat diaibatkan oleh majunya
11
perkembangan IPTEK dan cara pandang dari masyarakat sendiri. Proses Transisi demografi
terjadi di beberapa Negara di dunia. Di Eropa, penurunan tingkat mortalitas lebih berkaitan
dengan perkembangan sosial ekonomi. Di negara-negara berkembang, turunya tingkat
mortalitas terutama disebabkan oleh tingginya efektifitas penggunaan obat-obatan modern
dan antibiotik. Transisi Demografi muncul akibat perubahan yang terjadi di masyarakat,
diantaranya adalah masalah sosial ekonomi yang memiliki hubungan timbal balik terhadap
kesehatan.
Daftar Pustaka
Lembaga Demografi FE-UI, 2000, Dasar-dasar Demografi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-
UI
12