Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

EVALUASI LAYANAN KEPERAWATAN


KESEHATAN BERSAMA KOMUNITAS

MATA KULIAH:
PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

IRWINA ANGELIA SILVANASARI


NIM. 131614153002

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

TUGAS EVALUASI
MATA KULIAH: PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Apakah yang Anda ketahui tentang:
1) Cost Effectiveness
2) Benefit-cost effieciency
Cost Effectiveness
Analisa cost effectiveness adalah suatu bentuk analisis ekonomi yang
membandingkan biaya dengan hasil (efek) dari dua atau lebih tindakan.
Analisa cost-effectiveness mengukur rasio biaya suatu program terhadap
dampak pada satu hasil. Analisa cost-effectiveness digunakan dalam
mengukur biaya untuk satu tingkat keefektifan atau mengukur efektivitas
biaya. Rasio cost-effectiveness sama dengan manfaat program dibagi biaya
pelaksanaan program.
Analisa cost-effectiveness secara komparatif membandingkan rasio cost-
effectiveness untuk berbagai program, sebagai contoh: jumlah tahun masuk
sekolah setiap $100 yang dihabiskan di Afrika dapat dilihat di gambar berikut
ini:

Gambar 1. Rasio cost-effectiveness di Africa

Analisis cost-effectiveness secara komparatif membandingkan rasio cost


effectiveness untuk berbagai program. Cost-effectiveness harus menghitung
biaya dan manfaat menggunakan metodologi serupa untuk semua program.
Cost-effectiveness adalah cara yang baik untuk membantu pembuat kebijakan
mensintesis informasi dari banyak evaluasi. Cost-effectiveness dapat
menyediakan ringkasan untuk satu program dalam hal biaya dan dampak
pada satu hasil serta dapat digunakan untuk membandingkan banyak
program, dan menemukan opsi yang paling cost-effective (secara komparatif).

Benefit-cost effieciency
Analisis benefit-cost effienciency merupakan analisis yang digunakan
untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu
proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta
manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program atau proyek.
Analisis benefit-cost effieciency digunakan untuk mengevaluasi penggunaan
sumber-sumber ekonomi agar sumber tersebut dapat digunakan secara efisien.
Pemerintah mempunyai banyak program atau proyek yang harus
dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Analisis ini
diharapkan pemerintah dapat menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi
yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria
efisiensi.
Analisis benefit-cost effieciency merupakan alat bantu untuk membuat
keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat.
Analisis Benefit-cost effieciency ini hanya menitikberatkan pada efisiensi
penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti
distribusi, dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi
efisiensi.

Apakah keuntungan yang didapatkan oleh seorang perawat komunitas


jika memahami kedua konsep di atas?
Perawat komunitas yang memahami tentang konsep cost effectiveness dan
benefit cost effieciency tentunya dalam membuat suatu program di komunitas
akan mempertimbangkan kedua hal tersebut. Program yang digagas dan akan
dilaksanakan menjadi program yang efektif dan efisien tidak hanya dari segi
kemanfaatan program tapi juga dari segi biaya.

2. Apakah yang Anda ketahui tentang:


1) Donabedian Model
2) Quality Health Outcomes Model
3) American Nurses Association Model
4) Omaha System
5) Quality Practices Setting Attributes Model
Pilih salah satu di antara lima model diatas untuk Anda diskusikan
dalam sebuah essay. Dalam essay tersebut, diskusikan model mana yang
paling dapat digunakan oleh perawat komunitas. Gunakan setidaknya 3
referensi selain artikel yang digunakan dalam modul ini.

Model yang dipilih dalam essay adalah model no.4 yaitu Omaha System.
Essay terlampir pada halaman berikutnya.
Essay:

MODEL EVALUASI LAYANAN KEPERAWATAN


KESEHATAN BERSAMA KOMUNITAS

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya
kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan,
dan evaluasi keperawatan.
Evaluasi dalam keperawatan komunitas bertujuan memberikan tolak ukur
bagi perawat untuk menilai luaran dari asuhan keperawatan yang telah diberikan
(Smith & Maurer, 2013). Penulis telah membandingkan kelima model yang
bertujuan untuk mengevaluasi dari asuhan keperawatan komunitas yang diberikan
perawat komunitas, yaitu Donabedian Model, Quality Health Outcomes Model,
American Nurses Association Model, Omaha System, dan Quality Practice Setting
Attributes Model.
Omaha System dipilih oleh penulis sebagai model yang paling dapat
digunakan oleh perawat komunitas dalam melakukan evaluasi layanan
keperawatan komunitas. Omaha System adalah metode yang mengatur data klien
dan dapat diadaptasikan dalam sistem yang manual ataupun otomatis. Omaha
System menyediakan kerangka kerja bagi profesional kesehatan untuk mengatur
dokumen perawatan terkait dengan masalah klien, intervensi keperawatan, dan
hasil (Bowles, 1999, dalam Canham D. et al, 2006).
Omaha System secara khusus relevan dalam penggunaan praktik
keperawatan sekarang karena menyediakan sarana untuk memantau jaminan
kualitas (quality assurance) dan menegakkan dokumentasi untuk penggantian
kerugian atau pembayaran ulang (reimbursement). Omaha System juga didasarkan
pada on the belief that caring is at the core of the therapeutic nurse-client
relationship (Elfrink & Martin, 1996, dalam Canham D. et al, 2006). Omaha
System dirancang untuk memfasilitasi praktek, dokumentasi, dan manajemen
informasi.
Omaha System terdiri dari tiga komponen utama yang dibahas, yaitu
skema klasifikasi masalah, skema intervensi, dan skala rating. Skema klasifikasi
masalah terdiri dari 44 masalah kesehatan dan masalah kesehatan yang terkait
dengan tanda dan gejala khusus. Skema intervensi mencerminkan tindakan dan
aktivitas perawat dan terdiri dari empat kategori, yaitu pendidikan kesehatan,
bimbingan dan konseling; prosedur perawatan; manajemen kasus, dan surveilans
(Martin & Scheet, 1992, dalam Canham D. et al, 2006). Komponen evaluasi pada
Omaha System yaitu skala rating untuk hasil. Skala rating untuk hasil berbentuk
skala likert yang terdiri dari penilaian dari skala 15 yang meliputi skala terkait
pengetahuan, perilaku, dan status menunjukkan kemajuan atau perubahan. Skala 1
menunjukkan tidak ada pengetahuan, perilaku tidak sesuai dan tanda gejala
ekstrim sampai skala 5 yang menunjukkan pengetahuan baik dan unggul, perilaku
secara konsisten sesuai, dan tidak ada tanda dan gejala.

Gambar 1. Omaha System


(Kim Era, et al.)

Omaha system pada akhirnya dapat menghasilkan gambaran yang jelas


dari kebutuhan klien, pelayanan perawatan kesehatan yang diberikan, dan hasil
dari layanan tersebut. Penilaian masalah awal klien dilakukan secara independen
oleh perawat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam membandingkan kondisi
klien setelah diberikan intervensi. Perbandingan ini dapat membantu untuk
memantau kemajuan kondisi klien dan mengevaluasi efektivitas rencana
perawatan yang diberikan. Dokumentasi dari Omaha System dapat mendukung
efektivitas dari pemberian asuhan keperawatan (Canham D. et al, 2006).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan dan menguji
Omaha System selama 11 tahun. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa
Omaha System reliabel, valid, dan menggunakan bahasa yang konsisten
untuk digunakan dalam praktik keperawatan komunitas (Elfrink & Martin, 1996,
dalam Canham D. et al, 2006). Monsen, Karen dalam penelitiannya juga
menuliskan bahwa Omaha System data dapat menggambarkan masalah klien dan
hasil (outcomes) yang bertujuan untuk penelitian maupun program evaluasi. Hong
& Lundeen (2009) menjelaskan bahwa Omaha System merupakan
pengklasifikasian berbasis riset dan dapat digunakan di banyak setting, termasuk
komunitas, home care, pendidikan, dan setting akut di klinis
Pemilihan Omaha System sebagai model yang paling tepat tentunya telah
dilakukan perbandingan terhadap empat model lainnya yaitu Donabedian Model,
Quality Health Outcomes Model, American Nurses Association Model, dan
Quality Practice Setting Attributes Model. Penjelasan singkat terkait empat model
tersebut, penulis tuliskan pada penjelasan berikutnya.
Donabedian model dapat dikatakan merupakan model pengukuran
evaluasi kesehatan yang sederhana. Donabedian model mengandung tiga dimensi
kualitas pelayanan, meliputi structure atau input, process, dan outcome (Michael
J., 2006). Input atau struktur meliputi segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, seperti sumber daya manusia, dana, obat,
fasilitas, alat dan bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain-lain. Pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Proses
merupakan transformasi berbagai input yang ada oleh kegiatan yang nantinya
menjadi keluaran yang berbentuk produk dan/atau jasa. Proses juga dapat
dikatakan sebagai bentuk interaksi professional antara pemberi layanan dengan
klien. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan
profesional terhadap klien. Penilaian terhadap outcome merupakan evaluasi hasil
akhir dari kesehatan atau kepuasan pelanggan. Penilaian dapat melalui audit medis
pasca tindakan medis, studi kasus/kematian 48 jam, review rekam medis,
informed consent ataupun dari keluhan klien dan keluarganya (Michael J., 2006).
Berbagai penelitian yang menggunakan Donabedian Model juga telah
banyak dilakukan, baik yang ada di klinik maupun komunitas. Sardasht, et al.
(2013) telah mempublikasikan penelitiannya yaitu Application of Donabedian
Quality-of-Care Framework to Assess the Outcomes of Preconception Care in
Urban Health Centers, Mashhad, Iran in 2012 yang membahas pengaplikasian
Donabedian Model pada perawatan preconception. Rani M., et al (2008)
membahas perbedaan dari kualitas perawatan antenatal di India. Agha S, Do M.
(2009) melakukan penelitian tentang The quality of family planning services and
client satisfaction in the public and private sectors in Kenya. Boller Ch et, al
(2003) melakukan perbedaan kualitas antenatal care di public and private
providers in Tanzania. Naariyong Sh, et al. (2012) melakukan penelitian tentang
kualitas pelayanan antenatal care berbasis komunitas. Berdasarkan uraian
tersebut, Donabedian Model memang merupakan model evaluasi kesehatan,
namun dalam pengaplikasiannya lebih banyak digunakan di klinik daripada di
komunitas terkait dengan pengukuran kualitas pelayanan yang diberikan.
Donabedian Model juga tidak memberikan skala rating yang memudahkan dalam
melakukan evaluasi layanan keperawatan.
Quality Health Outcomes Model (QHOM) adalah kerangka konseptual
yang dikembangkan oleh American Academy of Nursing Expert Panel on Quality
Health Care untuk memandu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan.
Quality Health Outcomes Model berfokus pada hubungan timbal balik antara
empat komponen yang berkaitan yaitu intervensi, karakteristik sistem pelayanan
kesehatan, dan karakteristik klien sebaik hubungan timbal balik antara
karakteristik sistem pelayanan kesehatan, karakteristik klien, dan hasil (Mitchell,
1998).

Gambar 2. Quality Health Outcomes Model


Gambar tersebut dapat menjelaskan bahwa dalam Quality Health Outcomes
Model (QHOM), intervensi tidak secara langsung memberikan reaksi terhadap
hasil, tapi juga dipengaruhi dari karakteristik sistem pelayanan kesehatan dan
karakteristik klien dalam memberikan hasil (American Academy of Nursing,
2002). Berdasarkan uraian tentang QHOM tersebut, QHOM dapat diaplikasikan
sebagai model dalam mengevaluasi pelayanan kesehatan namun tidak
memberikan gambaran secara jelas bagaimana penilaian terhadap evaluasi
pelayanan keperawatan komunitas. Bentuk penilaian atau evaluasi dalam QHOM
belum secara detail dan praktis untuk digunakan.
American Nurses Association Model yaitu memberikan model tentang
Quality Assurance (jaminan kualitas) (Vail, James D., 1986). Berikut ini
merupakan gambar dari American Nurses Association Model yang mencakup
delapan langkah dalam mengevaluasi Quality Assurance:

Gambar 3. American Nurses Association Model: model tentang Quality Assurance


Berdasarkan gambar tersebut, langkah-langkah dalam ANA Model telah detail
dijelaskan (terdiri dari delapan langkah). Langkah pertama, yaitu mengidentifikasi
nilai, dalam hal ini dipengaruhi oleh sumber-sumber dan ekspektasi. Langkah
kedua yaitu mengidentifikasi struktur, proses, dan kriteria serta standar dari hasil.
Struktur, proses, dan kriteria hasil merupakan hal yang penting dalam sebuah
pengkajian yang akurat dari kualitas pelayanan kesehatan. Langkah ketiga yaitu
melakukan pengukuran terhadap determinan dari standar dan kriteria.
Pengumpulan data dari quality assurance dapat berupa audit, wawancara,
observasi, survey, dan pengisian kuesioner. Langkah keempat adalah melakukan
interpretasi kekuatan dan kelemahan dari pengukuran. Langkah kelima yaitu
mengidentifikasi courses yang memungkinkan dari tindakan. Langkah keenam
yaitu memilih tindakan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Langkah ketujuh yaitu melakukan tindakan penyelesaian masalah. Langkah
terakhir yaitu melakukan evaluasi hasil dari tindakan yang telah diberikan (Vail,
James D., 1986).
Uraian tersebut telah memberikan gambaran bahwa ANA model tentang
quality assurance berfokus pada langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menilai suatu kualitas pelayanan. Kekurangan dari ANA model yaitu tidak
memiliki skala rating dalam memberikan penilaian evaluasi asuhan keperawatan,
baik dalam setting klinik ataupun komunitas. Aplikasinya juga masih belum
secara konkrit dapat dengan mudah diterapkan dalam evaluasi keperawatan
komunitas.
Model keempat sebagai perbandingan dari Omaha System yaitu Quality
Practices Setting Attributes Model. Quality Practices Setting Attributes Model
mengidentifikasi tujuh sistem kunci atribut kualitas dalam setting praktik
pelayanan kesehatan. Atribut yang didefinisikan sangat penting dalam mendukung
praktik professional dan kualitas perawatan. Quality Practices Setting Attributes
Model dikembangkan oleh College of Nurses of Ontario di Kanada yang
menyediakan kerangka dasar untuk Practice Setting Consultation Program
(PSCP) (Mackay G & Risk M., 2001). Uraian tersebut cukup menjelaskan bahwa
penekanan Quality Practices Setting Attributes Model lebih kepada setting praktik
program konsultasi. Quality Practices Setting Attributes Model juga tidak
menggambarkan secara jelas dan detail tentang bagaimana evaluasi dari pelayanan
keperawatan komunitas yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas.
Berbagai uraian perbandingan keempat model tersebut memberikan
penguatan pada penulis untuk memilih Omaha System sebagai model yang paling
lengkap dan tepat untuk menilai hasil atau mengevaluasi pelayanan keperawatan
komunitas yang dilakukan. Omaha System reliabel, valid, dan menggunakan
bahasa yang konsisten untuk digunakan dalam praktik kesehatan keperawatan
komunitas. Omaha system pada akhirnya dapat menghasilkan gambaran yang
jelas dari kebutuhan klien, pelayanan perawatan kesehatan yang diberikan, dan
hasil dari layanan tersebut.
REFERENSI

Agha S, Do M. (2009). The quality of family planning services and client


satisfaction in the public and private sectors in Kenya. International
Journal of Quality in Health care. 2009; 21:87-96.
American Academy of Nursing. (2002). Refining The Quality Health Outcomes
Model: Differentiating Between Client Trait and State Characteristics
Nursing Outlook. Volume 50. Number 4.
http://www.nursingoutlook.org/article/S0029-6554(02)70032-8/pdf
(diakses 15 November 2016).
Boller Ch, Wyss K, Mtasiwa D, Tanner M. (2003). Quality and comparison of
antenatal care in public and private providers in the United Republic of
Tanzania. Bulletin of the World Health Organization. 2003; 81:116-122.
Canham, D., et al. (2006). The Omaha System and Quality Measurement in
Academic Nurse-Managed Centers: Ten Steps for Implementation. The
Journal of nursing education. March 2008, Vol. 47, No. 3.
Hong & Lundeen. (2009). Using ACHIS to Analyze Nursing Health Promotion
Interventions for Vulnerable Populations in a Community Nursing Center:
A Pilot Study. Asian Nursing Research. September 2009.Vol 3.No 3.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1976131709600244
(diakses 16 November 2016).
Kim, Era, et al. Methods for Visualizing Omaha System Data. School of Nursing.
Institut for Health Informatics
Mackay G & Risk M. (2001). Building quality practice settings: an attributes
model.http://europepmc.org/abstract/med/15487379 (diakses 15 November
2016).
Michael J. McQuestion, PhD, MPH. (2006). Quality of Care. Johns Hopkins
University.http://ocw.jhsph.edu/courses/immunizationPrograms/PDFs/Lect
ure7.pdf (diakses 15 November 2016).
Mitchell. (1998). Quality health outcomes model. American Academy of Nursing
Expert Panel on Quality Health Care.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9549940 (diakses 15 November
2016).
Monsen, Karen. Using the Omaha System to describe outcomes of MCH clients
receiving public health nurse home visiting services. Washington County
Minnesota Department of Public Health and Environment University of
Minnesota School of Nursing.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Naariyong Sh, Poudel KC, Rahman M, Yasuoka J, Otsuka K, Jimba M. (2012).
Quality of Antenatal Care Services in the Birim North District of Ghana:
Contribution of the Community-Based Health Planning and Services
Program. Maternal and child Health Journal. 2012; 16:1709-1717.
Rani M, Bonu S, Harvey S. (2008). Differentials in the quality of antenatal care in
India. International Journal of Quality Health care. 2008; 20:62-71.
Sardasht, et al. (2013). Application of Donabedian Quality-of-Care Framework to
Assess the Outcomes of Preconception Care in Urban Health Centers,
Mashhad, Iran in 2012 . Journal of Midwifery & Reproductive Health.
http://jmrh.mums.ac.ir/article_1924_6b71465b7dfc1a6dac7f7320938f7052
.pdf (diakses 15 November 2016).
Smith, CM & Maurer, FA. (2013). Evaluation of Nursing Care with Communities
in FA Maurer & CM Smith (eds), Community/Public Health Nursing
Practice: Health for Families and Populations 5th ed., Elsevier, Missouri.
Vail, James D. (1986). Quality Assurance: The Pieces of The Puzzle.
https://www.aana.com/newsandjournal/Documents/aana_journal_cou
rse_0486_p171.pdf (diakses 15 November 2016).

Anda mungkin juga menyukai