Anda di halaman 1dari 69

SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 83 TAHUN 2015

TENTANG

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 70, dan Pasal 71

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana telah dirubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat

Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik


-2-

Indonesia Nomor 5495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun

2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24

tambahan Lembaran Negara Nomor 5657), dan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Republik Indonesia 5679);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5539) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5717);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60

Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari


-3-

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5694);

6. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang

Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 12).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin kecamatan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.
-4-

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang

disebut dengan nama lain dibantu Perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Kepala Desa atau sebutan lain adalah pejabat

Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan

kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga

Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

5. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu

Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi

yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur

pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan

kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis

dan unsur kewilayahan.

BAB II

PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu

Persyaratan Pengangkatan

Pasal 2

(1) Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa dari warga

Desa yang telah memenuhi persyaratan umum dan

khusus.

(2) Persyaratan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah sebagai berikut:

a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah

umum atau yang sederajat;

b. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42

(empat puluh dua) tahun;

c. Terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat


-5-

tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum

pendaftaran; dan

d. Memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi.

(3) Persyaratan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) adalah persyaratan yang bersifat khusus dengan

memperhatikan hak asal usul dan nilai sosial budaya

masyarakat setempat dan syarat lainnya.

(4) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Pasal 3

Kelengkapan persyaratan administrasi sebagaimana

dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) huruf d, antara lain terdiri

atas:

a. Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan bertempat

tinggal paling kurang 1 (satu) Tahun sebelum

pendaftaran dari Rukun Tetangga atau Rukun Warga

setempat;

b. Surat Pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas

bermaterai;

c. Surat Pernyataan memegang teguh dan mengamalkan

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan

memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh

yang bersangkutan diatas kertas segel atau bermaterai

cukup;

d. Ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan

ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang

atau surat pernyataan dari pejabat yang berwenang;

e. Akte Kelahiran atau Surat Keterangan Kenal Lahir;


-6-

f. Surat Keterangan berbadan sehat dari Puskesmas atau

aparat kesehatan yang berwenang; dan

g. Surat Permohonan menjadi Perangkat Desa yang dibuat

oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau

bermaterai cukup.

Bagian Kedua

Mekanisme Pengangkatan

Pasal 4
(1) Pengangkatan Perangkat Desa dilaksanakan melalui

mekanisme sebagai berikut:


a. Kepala Desa dapat membentuk Tim yang terdiri dari

seorang ketua, seorang sekretaris dan minimal

seorang anggota;
b. Kepala Desa melakukan penjaringan dan

penyaringan calon Perangkat Desa yang dilakukan

oleh Tim;
c. Pelaksanaan penjaringan dan penyaringan bakal

calon Perangkat Desa dilaksanakan paling lama 2

(dua) bulan setelah jabatan perangkat desa kosong

atau diberhentikan;
d. Hasil penjaringan dan penyaringan bakal calon

Perangkat Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) orang

calon dikonsultasikan oleh Kepala Desa kepada

Camat;
e. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap

calon Perangkat Desa selambat-lambatnya 7 (tujuh)

hari kerja;
f. Rekomendasi yang diberikan Camat berupa

persetujuan atau penolakan berdasarkan

persyaratan yang ditentukan;


g. Dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala

Desa menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang

Pengangkatan Perangkat Desa; dan


-7-

h. Dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan,

Kepala Desa melakukan penjaringan dan

penyaringan kembali calon Perangkat Desa.


(2) Pengaturan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi Tim

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur

dalam Peraturan Kepala Desa.

BAB III

PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu

Pemberhentian

Pasal 5

(1) Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa setelah

berkonsultasi dengan Camat.

(2) Perangkat Desa berhenti karena:

a. Meninggal dunia;

b. Permintaan sendiri; dan

c. Diberhentikan.

(3) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c karena:

a. Usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;

b. Dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap;

c. Berhalangan tetap;

d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat

Desa; dan

e. Melanggar larangan sebagai perangkat desa.

(4) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, dan huruf b, ditetapkan dengan

keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada Camat


-8-

atau sebutan lain paling lambat 14 (empat belas) hari

setelah ditetapkan.

(5) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c wajib dikonsultasikan terlebih

dahulu kepada Camat atau sebutan lain.

(6) Rekomendasi tertulis Camat atau sebutan lain

sebagaimana dimaksud ayat (4) didasarkan pada

persyaratan pemberhentian perangkat Desa.

Bagian Kedua

Pemberhentian Sementara

Pasal 6

(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala

Desa setelah berkonsultasi dengan Camat.

(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) karena:

a) Ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan;

b) Ditetapkan sebagai terdakwa;

c) Tertangkap tangan dan ditahan;

d) melanggar larangan sebagai perangkat desa yang

diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b

dan huruf c diputus bebas atau tidak terbukti bersalah

oleh Pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap

maka dikembalikan kepada jabatan semula.

BAB IV

KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA


-9-

Pasal 7

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa

maka tugas Perangkat Desa yang kosong dilaksanakan

oleh Pelaksana Tugas yang memiliki posisi jabatan dari

unsur yang sama.

(2) Pelaksana Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Perintah

Tugas yang tembusannya disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui Camat paling lambat 7 (tujuh)

hari terhitung sejak tanggal surat penugasan.

(3) Pengisian jabatan Perangkat Desa yang kosong selambat-

lambatnya 2 (dua) bulan sejak Perangkat Desa yang

bersangkutan berhenti.

BAB V

UNSUR STAF PERANGKAT DESA

Pasal 8

(1) Kepala Desa dapat mengangkat unsur staf Perangkat

Desa.

(2) Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

untuk membantu Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan

Kepala Kewilayahan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan keuangan desa.

BAB VI

PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PERANGKAT DESA

Pasal 9
- 10 -

Pakaian dinas dan atribut perangkat desa ditetapkan dengan

Peraturan Bupati/Walikota yang berpedoman dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA

Pasal 10

(1) Selain penghasilan tetap perangkat Desa menerima

jaminan kesehatan dan dapat menerima tunjangan

tambahan penghasilan dan penerimaan lainnya yang sah

dengan memperhatikan masa kerja dan jabatan

perangkat desa;

(2) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bersumber dari APBDes dan sumber lain yang sah;

BAB VIII

KESEJAHTERAAN PERANGKAT DESA

Pasal 11
(1) Perangkat Desa dan staf Perangkat Desa yang telah

diangkat dengan Keputusan Kepala Desa wajib mengikuti

pelatihan awal masa tugas dan program-program

pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan

Pemerintah Desa.
(2) Biaya pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dibebankan pada APBN, APBD Provinsi, APBD

Kabupaten/Kota, dan APBDesa, dan sumber lain yang

sah.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN
- 11 -

Pasal 12
Perangkat Desa yang diangkat sebelum ditetapkan Peraturan

Menteri ini tetap melaksanakan tugas sampai habis masa

tugas berdasarkan surat keputusan pengangkatannya.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Pengaturan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan

pemberhentian Perangkat Desa ditetapkan dalam Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 1 (satu) tahun

setelah peraturan ini ditetapkan.

Pasal 14

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2015.

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 5 Januari 2016


- 12 -

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 5.

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BIRO HUKUM,

W. SIGIT PUDJIANTO SALINAN


NIP. 19590203 198903 1 001.

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 84 TAHUN 2015

TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 62 dan Pasal 64

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa, tentang Perubahan Atas


- 13 -

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Pemerintah Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun

2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24

tambahan Lembaran Negara Nomor 5657), dan Undang-

Undang nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Republik Indonesia 5679);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-


- 14 -

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5539) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5717);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60

Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5694);

6. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang

Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 12);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007

tentang Pedoman Penyusunan Dan Pendayagunaan Data

Profil Desa Dan Kelurahan;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014

tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara


- 15 -

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam

Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 564) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 1667);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG SUSUNAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA.

BAB XI

KETENTUAN UMUM

Pasal 15

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut

dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

7. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin kecamatan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

bupati/walikota melalui sekretaris daerah.


- 16 -

8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang

selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai

bendahara umum daerah.

9. Pemerintah Desa adalah kepala desa atau yang

disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

10. Kepala Desa atau sebutan lain adalah pejabat

Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan

kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga

Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

11. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan

Desa adalah satu sistem dalam kelembagaan dalam

pengaturan tugas dan fungsi serta hubungan kerja.

BAB XII

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Struktur Organisasi

Pasal 16
(1) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu oleh

Perangkat Desa.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas :

a. Sekretariat Desa;

b. Pelaksana Kewilayahan;dan
- 17 -

c. Pelaksana Teknis.

(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Desa.

Pasal 17

(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (1) huruf a dipimpin oleh Sekretaris Desa dan

dibantu oleh unsur staf sekretariat.

(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling banyak terdiri atas 3 (tiga) urusan yaitu urusan

tata usaha dan umum, urusan keuangan, dan urusan

perencanaan, dan paling sedikit 2 (dua) urusan yaitu

urusan umum dan perencanaan, dan urusan keuangan.

(3) Masing-masing urusan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dipimpin oleh Kepala Urusan.

Pasal 18

(1) Pelaksana Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan unsur pembantu

Kepala Desa sebagai satuan tugas kewilayahan.

(2) Jumlah unsur Pelaksana kewilayahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditentukan secara proporsional

antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dengan

kemampuan keuangan desa serta memperhatikan luas

wilayah kerja, karakteristik, geografis, jumlah kepadatan

penduduk, serta sarana prasarana penunjang tugas.

(3) Tugas kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi, penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat

desa.

(4) Pelaksana Kewilayahan dilaksanakan oleh kepala dusun

atau sebutan lain yang ditetapkan lebih lanjut dalam


- 18 -

Peraturan Bupati/Walikota dengan memperhatikan

kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Pasal 19

(1) Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (2) huruf c merupakan unsur pembantu Kepala

Desa sebagai pelaksana tugas operasional.

(2) Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu seksi

pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan,

paling sedikit 2 (dua) seksi yaitu seksi pemerintahan,

serta seksi kesejahteraan dan pelayanan.

(3) Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dipimpin oleh Kepala Seksi.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 20

(1) Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah

Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan

Desa.

(2) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan

Desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) Kepala Desa memiliki fungsi-fungsi sebagai

berikut:

a) menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti

tata praja Pemerintahan, penetapan peraturan di

desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya


- 19 -

perlindungan masyarakat, administrasi

kependudukan, dan penataan dan pengelolaan

wilayah.

b) melaksanakan pembangunan, seperti

pembangunan sarana prasarana perdesaan, dan

pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.

c) pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan

hak dan kewajiban masyarakat, partisipasi

masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan,

dan ketenagakerjaan.

d) pemberdayaan masyarakat, seperti tugas

sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang

budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan

karang taruna.

e) menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga

masyarakat dan lembaga lainnya

Pasal 21

(1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan

Sekretariat Desa.

(2) Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam

bidang administrasi pemerintahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (2), Sekretaris Desa mempunyai fungsi:

a) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata

naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan

ekspedisi.

b) Melaksanakan urusan umum seperti penataan

administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana

perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,


- 20 -

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan

dinas, dan pelayanan umum.

c) Melaksanakan urusan keuangan seperti

pengurusan administrasi keuangan, administrasi

sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi

penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan

lembaga pemerintahan desa lainnya.

d) Melaksanakan urusan perencanaan seperti

menyusun rencana anggaran pendapatan dan

belanja desa, menginventarisir data-data dalam

rangka pembangunan, melakukan monitoring dan

evaluasi program, serta penyusunan laporan.

Pasal 22

(1) Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf

sekretariat.

(2) Kepala urusan bertugas membantu Sekretaris Desa

dalam urusan pelayanan administrasi pendukung

pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas kepala urusan mempunyai

fungsi:

a) Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki

fungsi seperti melaksanakan urusan ketatausahaan

seperti tata naskah, administrasi surat menyurat,

arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat

desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan

dinas, dan pelayanan umum.

b) Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti

melaksanakan urusan keuangan seperti


- 21 -

pengurusan administrasi keuangan, administrasi

sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi

penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan

lembaga pemerintahan desa lainnya.

c) Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi

mengoordinasikan urusan perencanaan seperti

menyusun rencana anggaran pendapatan dan

belanja desa, menginventarisir data-data dalam

rangka pembangunan, melakukan monitoring dan

evaluasi program, serta penyusunan laporan.

Pasal 23

(1) Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana

teknis.

(2) Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai

pelaksana tugas operasional.

(3) Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi mempunyai

fungsi:

a) Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi

melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan,

menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan

masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan

ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, kependudukan, penataan dan

pengelolaan wilayah, serta pendataan dan

pengelolaan Profil Desa.

b) Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi

melaksanakan pembangunan sarana prasarana

perdesaan, pembangunan bidang pendidikan,

kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi


- 22 -

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik,

lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda,

olahraga, dan karang taruna.

c) Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi

melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap

pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,

meningkatkan upaya partisipasi masyarakat,

pelestarian nilai sosial budaya masyarakat,

keagamaan, dan ketenagakerjaan.

Pasal 24

(1) Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan

sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas

membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di

wilayahnya.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki

fungsi:

a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban,

pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,

mobilitas kependudukan, dan penataan dan

pengelolaan wilayah.

b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di

wilayahnya.

c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam

meningkatkan kemampuan dan kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan

masyarakat dalam menunjang kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

BAB XIII
- 23 -

JENIS DESA

Pasal 25

(1) Susunan organisasi Pemerintah Desa disesuaikan

dengan tingkat perkembangan desa yaitu Desa

Swasembada, Swakarya, dan Swadaya.

(2) Desa Swasembada wajib memiliki 3 (tiga) urusan dan 3

(tiga) seksi.

(3) Desa Swakarya dapat memiliki 3 (tiga) urusan dan 3

(tiga) seksi.

(4) Desa Swadaya memiliki 2 (dua) urusan dan 2 (dua) seksi.

(5) Klasifikasi jenis desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditentukan berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

BAB XIV

TATA KERJA

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Desa

bertanggungjawab memimpin dan mengoordinasikan

bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan

serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

BAB XV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 27
- 24 -

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dan Camat wajib

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28
Bagan struktur Organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa

sebagaiman dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam

lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 29
Pengaturan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan

tata kerja pemerintah desa dan perangkat desa ditetapkan

dalam Peraturan Bupati/Walikota selambat-lambatnya 1

(satu) tahun.

Pasal 30

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


- 25 -

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2015.

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 5 Januari 2016

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 6

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BIRO HUKUM,

W. SIGIT PUDJIANTO
NIP. 19590203 198903 1 001.
- 26 -

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 84 TAHUN 2015

TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH

DESA

SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA

SEKRETARIAT
DESA

KEPALA KEPALA KEPALA


URUSAN URUSAN URUSAN

KEPALA KEPALA KEPALA


SEKSI SEKSI SEKSI

KEPALA PELAKSANA
KEWILAYAHAN / KEPALA DUSUN

MENTERI DALAM NEGERI


- 27 -

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,

www.detikriau.org
W. SIGIT PUDJIANTO
Tajam, Dipercaya, Independent
NIP. 19590203 198903 1 001.

Home

Redaksi

Berita Video

Tahukah Kamu ?

Yuk Bertani

Beranda Advetorial DPRD Inhil PERDA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG


PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Parlementaria DPRD Inhil


- 28 -

PERDA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG


PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
By detikriau.org 5 Juli 2015
- 29 -

BUPATI INDRAGIRI HILR

PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI INDRAGIRI HILIR,

Menimbang : a. bahwa Perangkat Desa merupakan unsur penyelenggara Pemerintahan Desa,


sehingga perlu diatur pengisian dan keberadaannya;

1. bahwa Perangkat Desa sebagaimana diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten Indragiri
Hilir Nomor 15 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan, dan
Pemberhentian Perangkat Desa perlu dilakukan penyesuaian terhadap ketentuan yang
baru yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

2. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,


perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

2. Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 6 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah


Tingkat II Indragiri Hilir Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1965
tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2754 );

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5234);
- 30 -

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);

5. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

7. Peraturan Presiden Republik Indoensia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

dan

BUPATI INDRAGIRI HILIR

MEMUTUSKAN ;

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGANGKATAN DAN


PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Indragiri Hilir,

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Indragiri Hilir.

4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat di Kabupaten Indragiri Hilir

5. Camat adalah pimpinan kecamatan sebagai unsur Perangkat Daerah.


- 31 -

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD, adalah APBD
Kabupaten Indragiri Hilir.

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atauhak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan


masyarakat setempat dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.

10. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari
Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

11. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnyadisingkat dengan BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yanganggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

12. Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa dalam menyelenggarakan kegiatan
Pemerintahan Desa, yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi,
Kepala Dusun, dan Staf.

13. Staf adalah pembantu Kepala Urusan dan pembantu Kepala Seksi.

14. Diberhentikan sementara adalah suatu keadaan dimana seseorang diberhentikan


sementara waktu dari jabatannya karena sebab-sebab tertentu dan masih terbuka
kemungkinan bagi yang bersangkutan untuk diangkat kembali.

15. Diberhentikan tetap untuk selanjutnya disebut diberhentikan adalah suatu keadaan
dimana seseorang diberhentikan dari jabatannya secara tetap.

16. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
Pemerintahan Desa yang dipimpin seorang Kepala Dusun.

17. Tokoh masyarakat adalah pemuka dari kalangan masyarakat yang meliputi pemuka
agama, organisasi sosial politik, golongan profesi, pemuda, perempuan, dan unsur
pemuka lain yang berada di desa.

18. Pengisian Perangkat Desa adalah serangkaian proses dalam rangka mengisi kekosongan
jabatan Perangkat Desa melalui ujian tertulis oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa.

19. Penjaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa
yang meliputi kegiatan penentuan persyaratan, pengumuman dan pendaftaran Bakal
Calon.

20. Penyaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa
berupa pelaksanaan seleksi bagi Calon sampai dengan diperolehnya hasil.

21. Panitia Pengisian Perangkat Desa adalah kepanitiaan yang dibentuk oleh Kepala Desa
untuk melaksanakan kegiatan proses penjaringan dan penyaringan bagi jabatan Perangkat
Desa.
- 32 -

22. Bakal Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Bakal Calon adalah penduduk desa
Warga Negara Republik Indonesia yang telah mengajukan permohonan kepada Panitia
Pengisian Perangkat Desa untuk mengikuti pencalonan Perangkat Desa.

23. Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Calon adalah Bakal Calon yang telah
melalui penelitian dan memenuhi persyaratan administrasi oleh Panitia Pengisian
Perangkat

24. Calon yang Berhak Mengikuti Ujian Penyaringan yang selanjutnya disebut Calon yang
Berhak Mengikuti Ujian adalah Calon yang ditetapkan oleh Kepala Desa untuk
mengikuti ujian tertulis.

25. Calon yang Lulus dan Memperoleh Nilai Tertinggi adalah Calon yang Berhak Mengikuti
Ujian yang memenuhi batas paling rendah nilai kelulusan dan memperoleh nilai tertinggi.

26. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintah Desa dengan persetujuan BPD.

27. Hari adalah hari kerja

BAB II

RUANG LINGKUP

Bagian Kesatu

Pemerintah Desa

Pasal 2

(1) Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.

(2) Kepala Desa menyelenggarakan Pemerintahan Desa dan dibantu oleh Perangkat Desa.

(3) Perangkat Desa terdiri dari :

1. Sekretariat Desa yang dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh :

2. Urusan Umum

3. Urusan Keuangan ;dan

4. Urusan Perencanaan.

Yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Urusan.

1. Pelaksana Teknis yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi terdiri dari:

2. Seksi Pemerintahan;

3. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan;dan

4. Seksi Kemasyarakatan.

5. Pelaksana Kewilayahan.
- 33 -

(4) Dalam menjalankan tugasnya, masing-masing Kepala Urusan dan Kepala Seksi dapat dibantu
oleh seorang staf, dengan mempertimbangkan bebankerja dan kemampuan keuangan desa.

(5) Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini

Bagian Kedua

Penyusunan Struktur Organisasi Desa

Pasal 3

Penyusunan struktur organisasi pemerintah Desa dapat berbentuk tipe I atau tipe II yang
mencakup jumlah bidang urusan, seksi dan unsur kewilayahan pada setiap Desa, yang
disesuaikan dengan:

1. kebutuhan dan kemampuan keuangan desa;

2. potensi dan ketersediaan sumber daya manusia; dan

3. kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

(2) Organisasi dan tata kerja pemerintah desa ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dengan berpedoman pada Peraturan Daerah ini.

(3) Struktur organisasi pemerintah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Tata Cara Penyusunan dan Penetapan Organisasi Pemerintah Desa

Pasal 4

Kepala Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1).

Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat
ketentuan yang mengatur tentang pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi, struktur
organisasi dan tata kerja pemerintah desa.

Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disosialisasikan
kepada masyarakat desa sebelum disampaikan kepada BPD untuk mendapatkan
persetujuan bersama.

Kepala Desa mengajukan rancangan Peraturan Desa tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa kepada BPD untuk mendapatkan persetujuan.

Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibahas bersama Kepala
Desa dengan BPD dalam rapat BPD, sesuai dengan peraturan tata tertib BPD, untuk
ditetapkan menjadi Peraturan Desa.

Pasal 5
- 34 -

Rancangan Peraturan Desa tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa terlebih
dahulu dievaluasi oleh Bupati dan/atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.

Kewenangan evaluasi rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilimpahkan kepada Camat.

Permohonan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah


mendapatkan persetujuan bersama dengan BPD.

Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) kepada Camat paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal persetujuan bersama.

Hasil evaluasi Peraturan Desa yang telah dievaluasi diserahkan oleh Camat kepada
Kepala Desa paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Desa oleh Camat.

Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan dengan Keputusan Camat,
dan tembusannya disampaikan kepada Bupati.

Apabila Camat telah menyampaikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
jika terjadii kesalahan Kepala Desa bersama BPD wajib memperbaikinya dalam waktu
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya hasil evaluasi untuk melakukan
koreksi.

Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti perbaikannya oleh Kepala Desa, dan Kepala
Desa menetapkan Rancangan Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa, Camat dapat
mengusulkan kepada Bupati untuk membatalkan seluruh atau sebagian isi Peraturan
Desa.

Apabila Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Peraturan Desa berlaku dengan sendirinya dan Kepala Desa
dapat langsung menetapkannya dan apabila telah diberlakukan ternyata terdapat
kesalahan maka camat mengusulkan kepada Bupati untuk membatalkan, paling lambat 7
(tujuh) hari kerja.

Mekanisme evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang Organisasi Pemerintah Desa


dilaksanakan sesuai Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 6

Dalam hal Kepala Desa tidak menindaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (7), dan tetap menetapkan menjadi Peraturan Desa, maka Bupati membatalkan Peraturan
Desa dengan Keputusan Bupati.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, HAK DAN

KEWAJIBAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu

Sekretariat Desa

Pasal 7
- 35 -

Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris Desa.

Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan urusan yang ditetapkan
sesuai kebutuhan dan kondisi desa setempat.

Paragraf 1

Sekretaris Desa

Pasal 8

Sekretaris Desa mempunyai tugas :

1. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan program kerja pemerintahan desa;

2. pengoordinasian pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan;

3. mengoordinasikan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa;

4. menyelenggarakan kesekretariatan desa;

5. menjalankan administrasi desa;

6. memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi pemerintah


desa;

7. melaksanakan urusan rumah tangga, dan perawatan sarana dan prasarana fisik pemerintah
Desa; dan

8. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris Desa
mempunyai fungsi :

1. pelaksanaan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemerintahan


desa;

2. pelaksanaan kegiatan kesekretariatan desa;

3. pelaksanaan urusan personalia Perangkat Desa;

4. pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga desa;

5. pelaksanaan pelaporan keuangan desa;

6. pelaksanaan pelayanan administrasi pemerintahan desa;

7. pengelolaan perpustakaan desa;

8. pengelolaan aset desa; dan


- 36 -

9. penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala
Desa.

Paragraf 2

Urusan Umum

Pasal 9

Urusan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a. angka 1,
berkedudukan sebagai unsur Sekretariat Desa yang membantu Kepala Desa di bidang
urusan umum dan perlengkapan.

Urusan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.

Kepala Bidang Urusan Umum dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh staf
Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Urusan Umum.

Pasal 10

(1) Urusan Umum mempunyai tugas :

1. melakukan urusan surat menyurat;

2. melaksanakan pengelolaan arsip Pemerintah Desa;

3. melaksanakan pengelolaan barang inventaris Desa;

4. mempersiapkan sarana rapat/pertemuan, upacara resmi dan lain-lain kegiatan Pemerintah


Desa;

5. melaksanakan pengelolaan perpustakaan Desa;

6. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan umum yang diberikan oleh Kepala Desa
atau Sekretaris Desa; dan

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Umum mempunyai
fungsi :

1. pelaksanaan urusan tata usaha dan kearsipan pemerintah desa;

2. pelaksanaan urusan barang inventaris desa;

3. pelaksanaan urusan rumah tangga desa; dan

4. pelaksanaan pelayanan administrasi kepada masyarakat desa.

Paragraf 3

Urusan Keuangan

Pasal 11
- 37 -

Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a. angka 2,
merupakan unsur Sekretariat Desa yang membantu tugas Kepala Desa dibidang
keuangan.

Urusan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.

Kepala Urusan Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Staf Desa
sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Urusan Keuangan.

Pasal 12

Urusan Keuangan mempunyai tugas :

1. menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan perhitungan APB Desa;

2. menerima, menyimpan, mengeluarkan atas persetujuan dan seizin Kepala Desa,


membukukan dan mempertanggung-jawabkan keuangan Desa;

3. mengendalikan pelaksanaan APB Desa;

4. mengelola dan membina administrasi keuangan desa;

5. menggali sumber pendapatan desa;

6. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan keuangan yang diberikan oleh Kepala
Desa atau Sekretaris Desa; dan

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Keuangan
mempunyai fungsi :

1. pelaksanaan penyusunan rancangan APB Desa;

2. pelaksanaan penerimaan sumber pendapatan dan keuangan Desa;

3. pelaksanaan pembukuan, perbendaharaan, dan pelaporan keuangan Desa;

4. pelaksanaan pungutan desa; dan

5. pelaksanaan penyusunan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa.

Paragraf 4

Urusan Perencanaan

Pasal 13

Urusan Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a angka 3,
merupakan unsur Sekretariat Desa yang membantu tugas Kepala Desa dibidang
perencanaan, pengendalian dan pelaporan program pemerintahan, pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
- 38 -

Urusan Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.

Kepala Urusan Perencanaan dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh staf Desa
sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Urusan Program.

Pasal 14

Urusan Perencanaan mempunyai tugas :

1. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan program kerja pemerintahan desa;

2. melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kerja pemerintahan desa


secara rutin dan/atau berkala;

3. menyusun pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun anggaran dan akhir
masa jabatan;

4. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan program yang diberikan oleh Kepala
Desa atau Sekretaris Desa;

5. melaksanakan Musrenbang Desa;

6. menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;

7. menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa; dan

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Perencanaan
mempunyai fungsi :

1. penyusunan rancangan Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala
Desa;

2. penyusunan program kerja pemerintahan desa;

3. penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun anggaran dan akhir
masa jabatan;

4. penyelenggaraan musyawarah Desa;

5. pengendalian dan evaluasi;

6. penyusunan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun


anggaran;

7. penyampaian dan penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan desa kepada


masyarakat setiap akhir tahun anggaran; dan

8. fasilitasi kesekretariatan BPD

Bagian Kedua

Pelaksana Teknis
- 39 -

Pasal 15

Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.

Kepala Seksi dapat dibantu oleh Staf Desa sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi.

Paragraf 1

Seksi Pemerintahan

Pasal 16

Seksi Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b angka 1,
merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di bidang
pemerintahan, keamanan, ketertiban dan perlindungan masyarakat.

Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Pasal 17

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas :

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan


pemeliharan ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat.

2. melaksanakan administrasi kependudukan;

3. melaksanakan administrasi pertanahan;

4. melaksanakan pembinaan sosial politik;

5. memfasilitasi kerjasama Pemerintah Desa;

6. menyelesaikan perselisihan warga; dan

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pemerintahan
mempunyai fungsi :

1. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeliharaan ketentraman, ketertiban dan


perlindungan masyarakat;

2. penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi kependudukan;

3. penyusunan rencana dan pelaksanaan administrasi pertanahan;

4. penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial politik;

5. pelaporan dan pertanggungjawaban perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Seksi


Pemerintahan;

6. fasilitasi kerjasama Pemerintah Desa; dan


- 40 -

7. penyelesaian perselisihan warga.

Paragraf 2

Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan

Pasal 18

Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf b angka 2, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di
bidang pembangunan.

Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Pasal 19

(1) Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan mempunyai tugas :

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pembangunan


desa;

2. mengelola sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa dan sumber-sumber


pendapatan desa;

3. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidangtugasnya;

4. mengembangkan sarana prasarana pemukiman warga;

5. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup; dan

6. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembangunan dan
Pemberdayaan mempunyai fungsi :

1. perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan program pembangunan desa;

2. peningkatan kegiatan serta pengembangan sarana dan prasarana perekonomian desa;

3. pendataan, pengolahan, dan peningkatan penghasilan tanah-tanah milik desa;

4. peningkatan dan pengembangan sumber-sumber pendapatan desa;

5. pengembangan sarana prasarana pemukiman warga;

6. peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkunganhidup; dan

7. pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat desa sesuai bidang tugasnya.

Paragraf 3

Seksi Kemasyarakatan

Pasal 20
- 41 -

Seksi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b angka 3,
merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di bidang agama,
pembinaan kemasyarakatan dan kesejahteraan rakyat.

Seksi Kemasyarakatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Pasal 21

Seksi Kemasyarakatan mempunyai tugas :

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pembinaan mental


spiritual, keagamaan, nikah, talak, cerai dan rujuk, sosial, pendidikan, kebudayaan, olah
raga, kepemudaan, kesehatan masyarakat, kesejahteraan keluarga, pemberdayaan
perempuan danperlindungan anak;

2. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang tugasnya; dan

3. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kemasyarakatan
mempunyai fungsi :

1. perencanaan dan mengaktifkan pelaksanaan kegiatan keagamaan;

2. pelayanan administrasi nikah, talak, rujuk, dan cerai;

3. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang sosial;

4. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kebudayaan;

5. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang pemuda, olahraga, pemberdayaan


perempuan dan perlindungan anak;

6. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang kesejahteraan dankesehatan masyarakat;

7. pelaporan dan evaluasi kegiatan kemasyarakatan; dan

8. pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang tugasnya.

Bagian Ketiga

Pelaksana Kewilayahan/Kepala Dusun

Pasal 22

(1) Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c dipimpin oleh
seorang kepala pelaksana kewilayahan yang disebut Kepala Dusun, berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dusun berkedudukan di bawah Kepala Desa dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Pasal 23

Kepala Dusun mempunyai tugas :


- 42 -

1. membantu pelaksanaan tugas Kepala Desa diwilayah Dusun;

2. melaksanakan kegiatan dan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pembinaan


kemasyarakatan serta membina ketentraman dan ketertiban di wilayah Dusun;

3. melaksanakan Peraturan Desa, Peraturan dan Keputusan Kepala Desa;

4. melaksanakan pelayanan kepada masyarakat;

5. menyampaikan informasi tentang ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku


didesa dan di wilayah Dusun;

6. memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Desa mengenai kebijakan dan
tindakanyang akan diambil di bidang tugasnya; dan

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dusun mempunyai
fungsi :

1. pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan;

2. pelaksanaan peraturan desa, peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa;

3. pelaksanaan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat;

4. peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat;

5. peningkatan partisipasi dan gotong royong masyarakat dalam pembangunan;

6. pelaksanaan keamanan, ketertiban dan perlindungan masyarakat;

7. pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kebudayaan; dan

8. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dusun.

Bagian Keempat

Hak dan Kewajiban

Pasal 24

Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Perangkat Desa mempunyai hak :

1. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan lainnya yang sah
serta mendapat jaminan kesehatan;

2. mendapatkan cuti; dan

3. mendapatkan perlindungan hukum atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang
dilaksanakan.

(2) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Perangkat Desa mempunyai kewajiban :
- 43 -

1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Repulik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;

2. mentaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan;

3. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, professional,


efektif dan efisien, bersih, serta bebas darikolusi, korupsi dan nepotisme;

4. menjalankan kebijakan dan program pemerintahan desa;

5. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan sesama Perangkat Desa dan seluruh
pemangku kepentingan di Desa;

6. menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik; dan

7. memberikan informasi kepada masyarakat Desa.

Bagian Kelima

Rincian Fungsi dan Tugas

Pasal 25

Rincian fungsi dan tugas masing-masing satuan organisasi Pemerintah Desa diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Kepala Desa.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 26

Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan berkewajiban


melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

Setiap pimpinan satuan organisasi Pemerintah Desa mengadakan pengawasan dan


evaluasi pelaksanaan fungsi dan tugasnya.

Setiap pimpinan satuan organisasi melaporkan hasil pelaksanaan fungsi dan tugasnya
kepada atasannya secara tertulis, rutin dan/atau berkala.

Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), setiap pimpinan
satuan organisasi Pemerintah Desa bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan
bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
masing-masing.

Pasal 27

Sekretaris Desa mengoordinasikan pelaksanaan teknis administrasi penyelenggaraan


pemerintahan desa.

Sekretaris Desa mewakili Kepala Desa apabila Kepala Desa sedang tidak ada di tempat
atau berhalangan sementara.

Pasal 28
- 44 -

(1) Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajibannya, Kepala Desa bertanggung jawab
memimpin dan memberikan bimbingan, petunjuk dan perintah serta melakukan pengawasan dan
mengendalikan pelaksanaan tugas semua Perangkat Desa.

(2) Untuk kelancaran tugas, Kepala Desa mengadakan rapat koordinasi secara berkala.

(3) Setiap Perangkat Desa wajib membuat danmenyampaikan laporan pelaksanaan tugas sesuai
bidang ketugasan secara tepat waktu kepada atasannya.

BAB V

PEMBINAAN PERANGKAT DESA

Pasal 29

(1) Dalam rangka pembinaan, Kepala Desa dapat melakukan alih tugas/jabatan terhadap
Perangkat Desa yang berkedudukan setara.

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Kepala Dusun.

BAB VI

PENGISIAN PERANGKAT DESA

Pasal 30

(1) Pengisian Perangkat Desa dilakukan melalui cara ujian tertulis.

(2) Pengisian Perangkat Desa sebagai mana dimaksud pada ayat (1) melalui tahapan :

1. penjaringan;

2. penyaringan; dan

3. pengangkatan.

Bagian Kesatu

Penjaringan

Paragraf 1

Persyaratan Calon Perangkat Desa

Pasal 31

(1) Calon Perangkat Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia dengan
syarat sebagai berikut :

1. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta memelihara dan mempertahankan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
- 45 -

3. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat;

4. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun pada saat ujian
tertulis;

5. penduduk desa setempat untuk Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi dan Staf
atau penduduk dusun setempat untuk Kepala Dusun, yang terdaftar dan bertempat
tinggalpaling kurang 1 (satu) tahun terakhir terhitung sebelum diterimanya berkas
lamaran oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga
dan Kartu Tanda Penduduk dan atau Kartu domisili yang dikeluarkan oleh ketua RT/RW
diketahui oleh Kepala Desa ;

6. berkelakuan baik, jujur dan adil;

7. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara dengan hukuman badan atau hukuman
percobaan;

8. tidak sedang berstatus tersangka atau terdakwa karena tindak pidana kejahatan
kesengajaan yang diancam dengan pidana penjara;

9. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;

10. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima)tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada
publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;

11. sehat dibuktikan dengan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh RSUD atau Puskesmas;

12. Perangkat Desa yang mendaftarkan diri untuk jabatan lain harus mendapatkan izin dari
Pejabat yang berwenang dan mengundurkan diri dari jabatan/kedudukan semula apabila
diangkat dalam jabatan yang lain;

13. Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi dan Staf sanggup bertempat tinggal
diwilayah desa selama menjabat;

14. Kepala Dusun sanggup bertempat tinggal di Dusun wilayah kerjanya selama menjabat;
dan

15. Bakal Calon Kepala Dusun harus mendapat dukungan dari warga Dusun yang
mempunyai hak pilih 15 % (lima belas per seratus) atau usulan dari warga Rukun
Tetangga/Rukun Warga berdasarkan musyawarah.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri selain harus memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memperoleh Surat Izin dari Pejabat Pembina
Kepegawaian dan atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.

(3) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagai mana dimaksud pada ayat (2) diangkat menjadi
Perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi
Perangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Paragraf 2
- 46 -

Pembentukan Panitia Pengisian

Pasal 32

(1) Paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Perangkat Desa yang
bersangkutan, Kepala Desa memproses pengisian Perangkat Desa.

(2) Dalam rangka pengisian Perangkat Desa, Kepala Desa membentuk Panitia Pengisian
Perangkat Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(3) Panitia Pengisian Perangkat Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur
Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan unsur masyarakat dengan susunan
keanggotaan sebagai berikut :

1. Ketua merangkap anggota;

2. Sekretaris merangkap anggota;

3. Bendahara merangkap anggota; dan/atau

4. Anggota.

(4) Penentuan susunan Panitia Pengisian Perangkat Desa dilaksanakan dengan cara
musyawarah mufakat dan terdiri dari unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) secara
proporsional dengan melibatkan lebih banyak peran sertamasyarakat.

(5) Panitia Pengisian Perangkat Desa berjumlah ganjil dan paling banyak 7 (tujuh) orang.

(6) Penentuan kedudukan Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota Panitia Pengisian
Perangkat Desa dilakukan dengan musyawarah mufakat oleh anggota Panitia PengisianPerangkat
Desa, dan apabila melalui musyawarah tidak dicapai mufakat/ kesepakatan, maka dilakukan
dengan pemungutan suara.

(7) Untuk keperluan administrasi, Panitia Pengisian Perangkat Desa dapat menggunakan
Cap/Stempel Panitia Pengisian Perangkat Desa.

(8) Tugas Panitia Pengisian Perangkat Desa adalah :

1. mengumumkan kepada masyarakat mengenai adanya pengisian Perangkat Desa;

2. menyusun jadwal waktu dan tempat proses pelaksanaan pengisian Perangkat Desa,
dengan persetujuan Kepala Desa dan dikonsultasikan kepada Camat;

3. menyusun RAB pengisian Perangkat Desa, dengan persetujuan Kepala Desa dan
dikonsultasikan kepada Camat;

4. menyusun tata tertib pelaksanaan pengisian Perangkat Desa dengan pertimbangan Kepala
Desa dan dikonsultasikan dengan Camat;

5. menerima pendaftaran Bakal Calon;

6. melaksanakan penelitian persyaratan Bakal Calon;

7. mengumumkan Calon kepada masyarakat;

8. meneliti kebenaran keberatan masyarakat terhadap Calon;


- 47 -

9. mengajukan Calon yang lolos atas keberatan masyarakat kepada Kepala Desa untuk
ditetapkan sebagai Calon yang Berhak Mengikuti seleksi;

10. menyelenggarakan seleksi bagi Calon yang berhak mengikuti;

11. mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pengisian


Perangkat Desa;

12. membuat berita acara hasil seleksi untuk disampaikan kepada Camat melalui Kepala
Desa; dan

13. melaporkan pelaksanaan pengisian Perangkat Desa kepada Kepala Desa.

(9) Panitia Pengisian Perangkat Desa dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Kepala Desa.

(10) Panitia Pengisian Perangkat Desa sebelum melaksanakan tugasnya terlebih dahulu dilantik
dan diambil sumpahnya oleh Kepala Desa.

(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 3

Pengajuan Permohonan

Pasal 33

(1) Penduduk yang berkeinginan mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa mengajukan
permohonan pendaftaran secara tertulis di atas kertas bermeterai cukup kepada Kepala Desa
melalui Panitia Pengisian Perangkat Desa dengan melampirkan :

1. Surat Pernyataan yang memuat :

2. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. setia dan taat kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah;

4. sanggup berbuat baik, jujur, dan adil;

5. tidak sedang menjalani pidana penjara dengan hukuman badan atau hukuman percobaan;

6. tidak sedang berstatus tersangka atau terdakwa karena tindak pidana kejahatan
kesengajaan yang diancam dengan pidana penjara;

7. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;

8. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, atau pernyataan pernah menjalani
pidana penjara yang diancam dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun atau
lebihdan telah 5 (lima) tahun selesai menjalani pidana penjara serta mengumumkan
- 48 -

secara jujur dan terbuka kepada public bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta
bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;

9. sanggup mengundurkan diri dari jabatan lama apabila diangkat dalam jabatan baru, bagi
Perangkat Desa; dan

10. sanggup bertempat tinggal di wilayah desa setempat selama menjabat bagi Sekretaris
Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi dan Staf, atau Surat Pernyataan sanggup bertempat
tinggal di wilayah Dusun setempat selama menjabat bagi Kepala Dusun.

11. fotokopi/salinan ijazah paling rendah sekolah menengah umum atau sederajat yang
dilegalisir pejabat berwenang;

12. fotokopi/salinan akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir yang dilegalisir pejabat
berwenang;

13. fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir dan surat keterangan bertempat tinggal
paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran dari Rukun Tetangga/ Rukun Warga di
ketahui oleh Kepala Desa;

14. fotokopi Kartu Keluarga (C1) yang dilegalisir;

15. surat keterangan catatan kepolisian yang dikeluarkan oleh kepolisian setempat;

16. surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan oleh Dokter Rumah Sakit Umum Daerah
atau Puskesmas ;

17. pas foto, warna dan ukuran yang banyaknya sesuai kebutuhan;

18. surat izin dari pejabat yang berwenang bagi perangkat desa ;

19. surat izin dari pejabat pembina kepegawaian bagi pegawai negeri sipil; dan

20. khusus Bakal Calon Kepala Dusun disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk warga yang
mendukung atau Berita Acara musyawarah Rukun Tetangga/ Rukun Warga.

(2) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya disebut Bakal Calon Sekretaris
Desa, Bakal Calon Kepala Urusan, Bakal Calon Kepala Seksi, Bakal Calon Kepala Dusun atau
Bakal Calon Staf.

Paragraf 4

Pendaftaran Bakal Calon

Pasal 34

(1) Jangka waktu pendaftaran dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari.

(2) Apabila dalam jangka waktu sebagai mana dimaksud pada ayat (1) belum mendapatkan
Bakal Calon, maka jangka waktu pendaftaran diperpanjang untuk selama 7 (tujuh) hari.

(3) Dalam hal setelah perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan, tetap
tidak mendapatkan Bakal Calon, maka dilakukan pendaftaran dari awal dengan mekanisme
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
- 49 -

(4) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau pendaftaran dari awal sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Panitia Pengisian Perangkat Desa mengumumkan paling lama pada hari
pertama perpanjangan/pendaftaran dari awal dengan membuat Berita Acara.

Paragraf 5

Penetapan Calon

Pasal 35

(1) Panitia Pengisian Perangkat Desa melakukan penelitian persyaratan administrasi masing
masing Bakal Calon.

(2) Bakal Calon yang telah melalui penelitian danmemenuhi persyaratan administrasi oleh
Panitia Pengisian Perangkat Desa ditetapkan sebagai Calon yang dituangkan dalam Berita Acara
Penetapan Calon.

(3) Nama-nama Calon sebagaimana dimaksud padaayat (2) selanjutnya diumumkan kepada
masyarakat paling lambat 1 (satu) hari setelah ditetapkan untuk memberikan kesempatan
masyarakat menilai masing-masing Calon.

Paragraf 6

Penyampaian Keberatan terhadap Calon

Pasal 36

(1) Penyampaian keberatan terhadap Calon yang ditetapkan oleh Panitia Pengisian Perangkat
Desa, disampaikan kepada Panitia Pengisian Perangkat Desa dengan menyebutkan identitas
pengirim secara jelas, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak penetapan Calon.

(2) Penyampaian keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah diteliti kebenarannya,
dituangkan dalam Berita Acara Penelitian Keberatan Masyarakat.

(3) Berita Acara Penelitian Keberatan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi
bahan pertimbangan dan masukan bagi Kepala Desa untuk menetapkan calon yang berhak
mengikuti seleksi.

(4) Penyampaian keberatan yang melebihi batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dipertimbangkan dan tidak memengaruhi hasil seleksi.

Bagian Kelima

Penetapan Calon yang Berhak Mengikuti Seleksi

Pasal 37

(1) Panitia Pengisian Perangkat Desa mengusulkan calon kepada Kepala Desa dengan dilampiri
berita acara penetapan calon dan/atau berita acara penelitian keberatan masyarakat untuk
ditetapkan sebagai calon yang berhak mengikuti seleksi.

(2) Kepala Desa setelah menerima usulan panitiapengisian perangkat desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menetapkan calon yang berhak mengikuti seleksi dengan
mempertimbangkan berita acara penetapan calon dan/atau berita acara penelitian keberatan
masyarakat, yang dituangkan dengan Keputusan Kepala Desa.
- 50 -

(3) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan kepada ketua
panitia pengisian perangkat desa paling lambat 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan ujian seleksi.

(4) Ketua Panitia Pengisian Perangkat Desa setelah menerima Keputusan Kepala Desa tentang
penetapan calon yang berhak mengikuti ujian pada hari itu juga mengumumkan nama-nama
calon yang berhak mengikuti seleksi.

BAB VII

PENYARINGAN

Pasal 38

(1) Calon yang Berhak Mengikuti Ujian wajib mengikuti seleksi yang dilaksanakan oleh Panitia
Pengisian Perangkat Desa.

(2) Pelaksanaan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara
seleksi oleh panitia pengisian perangkat desa serta dapat dilengkapi tandatangan calon yang
berhak mengikuti.

(3) Calon yang Berhak Mengikuti Ujian yang lulusdan memperoleh nilai tertinggi dituangkan
dalam Berita Acara Penetapan Calon yang Lulus dan Memperoleh Nilai Tertinggi.

(4) Nama calon yang berhak mengikuti seleksi dan lulus diajukan kepada Kepala Desa dengan
dilampiri berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

BAB VIII

PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu

Rekomendasi Camat

Pasal 39

Panitia Pengisian Perangkat Desa melaporkan hasil seleksi Pengisian Perangkat Desa
kepada Kepala

Setelah menerima laporan hasil seleksi pelaksanaan Pengisian Perangkat Desa


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa menyampaikan hasil seleksi Pengisian
Perangkat Desa kepada Camat untuk mendapat penetapan dan rekomendasi.

Camat memberikan rekomendasi dalam hal proses pengisian Perangkat Desa sudah
sesuai ketentuan.

Berdasarkan identifikasi Camat, apabila proses pengisian Perangkat Desa tidak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, Camat tidak memberikan rekomendasi dan
memerintahkan kepada Kepala Desa untuk melakukan proses pengisian ulang atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Rekomendasi tertulis Camat menjadi dasar Kepala Desa dalam pengangkatan Calon Yang
Lulus untuk menjadi Perangkat Desa dengan Keputusan Kepala Desa.
- 51 -

Bagian Kedua

Pelantikan dan Serah Terima Jabatan

Pasal 40

Sebelum memangku jabatannya, Perangkat Desa dilantik oleh Kepala Desa atau Pejabat
lain yang ditunjuk setelah mengucapkan sumpah/janji sebagai berikut :

Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanjibahwa saya akan memenuhi kewajiban saya
selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil adilnya ; Bahwa saya
akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara ;
Bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang undangan dengan selurus-
lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelaksanaan pelantikan Perangkat Desa dituangkan dalam Berita Acara Pengambilan


Sumpah/Janji dan ditandatangani oleh pejabat yang melantik, pejabat yang dilantik, para
saksi dan rohaniwan.

Serah terima jabatan dari pejabat lama kepada pejabat baru dilaksanakan pada saat
setelah pelantikan dengan Berita Acara Serah Terima Jabatan dan penyerahan Memori
Serah Terima

Pelaksanaan Pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan Perangkat Desa dilaksanakan


paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan Keputusan Pengangkatan Perangkat Desa
oleh Kepala Desa.

BAB IX

BIAYA DAN MASA JABATAN

Pasal 41

Biaya Pengisian Perangkat Desa sampai dengan pelantikan Perangkat Desa bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Pasal 42

Masa Jabatan Perangkat Desa berakhir pada usia 60 (enam puluh) tahun.

BAB X

LARANGAN DAN SANKSI

Bagian Kesatu

Larangan

Pasal 43

Perangkat Desa dilarang :

1. merugikan kepentingan umum;


- 52 -

2. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga, pihak lain,
dan/atau golongan tertentu;

3. menyalah gunakan wewenang, tugas, kewajiban, dan/atau haknya;

4. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat tertentu;

5. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat desa;

6. melakukan tindakan makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara;

7. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa dari
pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

8. menjadi pengurus partai politik;

9. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;

10. merangkap jabatan sebagai Ketua Lembaga Kemasyarakatan Desa, anggota BPD, dan
jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;

11. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan Kepala Daerah,
dan/atau pemilihan Kepala Desa;

12. melanggar sumpah/janji jabatan;

13. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang
jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan

14. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan


dangan, bertentangan dengan norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat atau
melakukan perbuatan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat.

Bagian Kedua

Sanksi

Paragraf 1

Teguran Tertulis

Pasal 44

Dalam hal Perangkat Desa melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
43 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf h, huruf i, huruf j, huruf k, huruf l,
huruf m, dan huruf n, dikenai sanksi berupa teguran tertulis oleh Kepala Desa.

Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali
dengan tenggang waktu antara teguran satu dengan teguran lainnya paling cepat 30 (tiga
puluh) hari dan paling lama 60 (enam puluh) hari.

Apabila setelah teguran ke 3 (tiga) sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Perangkat Desa
yang bersangkutan tidak menunjukkan sikap perbaikan, Kepala Desa memberhentikan
sementara Perangkat Desa yang bersangkutan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
teguran ke 3 (tiga) diberikan.
- 53 -

Dalam hal Perangkat Desa melakukan tindak pidana dan perkaranya telah diproses oleh
aparat penegak hukum, maka Kepala Desa dalam memberikan sanksi tidak memerlukan
teguran tertulis.

Paragraf 2

Pemberhentian Sementara

Pasal 45

Perangkat Desa yang berstatus tersangka dalam suatu tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara dan/atau menjalani proses penahanan selama proses pemeriksaan perkara
pidana, Kepala Desa memberhentikan sementara Perangkat Desa yang bersangkutan.

Pasal 46

Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45


setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 10 (sepuluh) hari
sejak penetapan putusan pengadilan diterima oleh Perangkat Desa, Perangkat Desa yang
bersangkutan menyampaikan petikan putusan pengadilan kepada Kepala Desa.

Kepala Desa merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Perangkat Desa yang


bersangkutan sebagai Perangkat Desa sampai dengan akhir masa jabatannya paling lama
20 (dua puluh) hari sejak Kepala Desa menerima petikan putusan pengadilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Jangka waktu selama menjalani pemberhentian sementara tetap diperhitungkan dalam


masa jabatan Perangkat Desa.

Apabila Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah berakhir masa jabatannya, Kepala Desa harus merehabilitasi nama baik
Perangkat Desa yang bersangkutan.

BAB XI

PEMBERHENTIAN

Pasal 47

Perangkat Desa berhenti karena :

1. meninggal dunia;

2. atas permintaan sendiri; atau

3. d

Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena :

1. telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun;

2. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan;

3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa;


- 54 -

4. melanggar sumpah/janji jabatan;

5. tidak melaksanakan kewajiban sebagai Perangkat Desa;

6. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43; dan/atau

1. terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 berdasarkan


putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
rekomendasi tertulis dari Camat.

Kepala Desa menyampaikan usul pemberhentian Perangkat Desa kepada Camat untuk
mendapat

Camat wajib memberikan rekomendasi dalam hal proses pemberhentian Perangkat Desa
sudah sesuai ketentuan peraturan perundang

Berdasarkan identifikasi Camat, apabila proses pemberhentian Perangkat Desa tidak


sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, Camat tidak memberikan rekomendasi.

Rekomendasi tertulis Camat menjadi dasar Kepala Desa dalam pemberhentian Perangkat
Desa dengan Keputusan Kepala Desa.

Kepala Desa menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Pemberhentian Perangkat Desa
paling lambat 12 (dua belas) hari sejak dikeluarkannya rekomendasi tertulis dari

Pasal 48

Perangkat Desa yang melakukan tindak pidana dan dinyatakan bersalah berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap dapat tidak diberhentikan oleh Kepala
Desa apabila amar putusan pengadilan menetapkan :

1. hukuman kurungan yang dijatuhkan oleh hakim diputus kurang dari 3 (tiga) bulan;
dan/atau

2. hukuman yang dijatuhkan oleh hakim berupa hukuman percobaan.

BAB XII

PEJABAT YANG MEWAKILI DALAM HAL

PERANGKAT DESA BERHALANGAN SEMENTARA

ATAU BERHALANGAN TETAP ATAU

PEMBERHENTIAN SEMENTARA ATAU

PEMBERHENTIAN

Pasal 49

Dalam hal Sekretaris Desa berhalangan sementara atau berhalangan tetap atau
diberhentikan sementara atau diberhentikan, Kepala Desa menetapkan salah satu Kepala
- 55 -

Urusan atau Kepala Seksi sebagai Pelaksana Tugas Harian dengan Keputusan Kepala
Desa.

Dalam hal Kepala Urusan atau Kepala Seksi berhalangan sementara atau berhalangan
tetap atau diberhentikan sementara atau diberhentikan, Kepala Desa menetapkan
Sekretaris Desa atau Kepala Urusan atau Kepala Seksi lainnya sebagai Pelaksana Tugas
Harian dengan Keputusan Kepala Desa.

Dalam hal Kepala Dusun berhalangan sementara atau berhalangan tetap atau
diberhentikan sementara atau diberhentikan, Kepala Desa menetapkan Kepala Dusun
lainnya yang berdekatan atau salah satu Kepala Urusan atau Kepala Seksi yang
berdomisili di wilayah Dusun dimaksud sebagai Pelaksana Tugas Harian dengan
Keputusan Kepala Desa.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 50

Perangkat Desa yang menjalankan tugas saat ini, diangkat dalam jabatan baru sesuai Peraturan
Desa tentang Organisasi dan Tata Pemerintah Desa yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Daerah ini.

Pasal 51

Sekerataris Desa yang tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, diangkat menjadi Sekretaris Desa berdasarkan
Peraturan Daerah ini.

Jabatan Perangkat Desa yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini,
diangkat menjadi Perangkat Desa kembali berdasarkan Peraturan Daerah ini.

Kepala Dusun yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, diangkat menjadi
Kepala Dusun kembali berdasarkan Peraturan Daerah ini.

Pasal 52

Sekretaris Desa yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil tetap menjalankan tugasnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sekretaris Desa yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil diangkat sebagai Perangkat
Desa, sepanjang mendapatkan izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian yang
berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.

Staf Desa yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Daerah ini, tidak termasuk
Perangkat Desa, melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan Keputusan Kepala
Desa.

Pasal 53

Apabila ketentuan pada Pasal 31 ayat (1) huruf c tidak terpenuhi bagi perangkat desa
yang masih menjabat diberikan waktu 2 (dua) tahun untuk melakukan penyesuaian sejak
peraturan daerah ini diundangkan.
- 56 -

Pengangkatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) dan ayat
(3), dan Pasal 52 ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan
Peraturan Desa tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

Pasal 54

Bagi Perangkat Desa yang menduduki jabatan baru berdasarkan Peraturan Desa tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah ini,
mendapatkan hak berupa penghasilan tetap dan/atau penghasilan lainnya berdasarkan peraturan
perundang undangan.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 55

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2009 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Indragiri Hilir Nomor 1) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 56

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.

Ditetapkan di Tembilahan

pada tanggal 22 Juni 2015

BUPATI INDRAGIRI HILIR,

1. H. MUHAMMAD WARDAN

Diundangkan di Tembilahan

pada tanggal 22 Juni 2015

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR,


- 57 -

1. ALIMUDDIN, RM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN 2015 NOMOR 4

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU


(11.30.C/2015)

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG
- 58 -

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

PERANGKAT DESA

1. UMUM

Perangkat Desa adalah salah satu unsur penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan Desa, yang
merupakan unsur sangat penting dalam peningkatan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat di desa, sehingga
perlu mendapat perhatian dengan mengatur mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian
serta keberadaannya.

Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka
Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 15 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, mengalami beberapa perbedaan
dan terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya, sehingga perlu disesuaikan dengan
tuntutan dan dinamika masyarakat serta perkembangan peraturan perundang-undangan.

Beberapa perubahan yang terjadi dalam Peraturan Daerah ini, antara lain perubahan dan
penambahan persyaratan untuk dapat mencalonkan diri menjadi Perangkat Desa, pengisian
Kepala Dusun melalui mekanisme ujian tertulis, serta mekanisme pengangkatan dan
pemberhentian Perangkat Desa melalui rekomendasi tertulis dari Camat.

Dalam Peraturan Daerah ini Perangkat Desa mencakup Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala
Seksi, Kepala Dusun dan Staf.

Sekretaris Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil tetap menjalankan tugasnya sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan, sementara untuk jabatan Sekretaris Desa yang kosong
dilakukan pengisian melalui cara ujian tertulis sebagaimana Perangkat Desa yang lain. Pengisian
Kepala Dusun juga menggunakan cara ujian tertulis. Oleh karena itu dalam Peraturan Daerah ini
mengatur mengenai cara dan proses pengisian seluruh Perangkat Desa.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah


tentang Tata Kerja, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

1. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)
- 59 -

Sebelum dilakukan penataan Perangkat Desa harus didahului dengan penetapan Peraturan Desa
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, hal tersebut dilakukan untuk menghindari
kesewenang-wenangan Kepala Desa, sehingga penataan Perangkat Desa dapat berjalan dengan
baik.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa
melalui Sekeratris Desa adalah dalam hal administrasi atas pelaksanaan ketugasan Kepala Seksi.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas.
- 60 -

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)
- 61 -

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud laporan rutin adalah laporan yang dibuat oleh pimpinan satuan organisasi setiap
selesai melaksanakan tugas, sedangkan laporan berkala adalah laporan yang dibuat secara tertulis
oleh pimpinan satuan organisasi setiap bulan dan tahunan

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Ayat (1)

Pengisian Perangkat Desa melalui cara ujian tertulis mencakup pengisian semua Perangkat Desa,
yaitu Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Dusun dan Staf.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 31

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud sederajat Sekolah Menengah Umum adalah Sekolah Menengah Kejuruan,
Madrasah Aliyah, Ujian Persamaan Lanjutan setingkat Sekolah Menengah Umum yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau diakui keberadaannya oleh Pemerintah.
- 62 -

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Yang dimaksud paling kurang 1 (satu) tahun terakhir adalah tidak terdapat catatan mutasi atau
kepindahan data kependudukan atas diri seseorang selama 1 (satu) tahun terakhir, yang
dibuktikan dengan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Seorang warga Dusun yang mempunyai hak pilih dapat memberikan dukungan kepada Bakal
Calon Kepala Dusun lebih dari 1 (satu) Bakal Calon.

Ayat (2)

Yang dimaksud Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang berwenang mengangkat,
memindahkan, dan memberhentikan PNS berdasarkan aturan kepegawaian yang berlaku bagi
yang bersangkutan.
- 63 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Huruf a

Pengumuman yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan cara menempelkan pengumuman di


tempat terbuka dan/atau disampaikan di rapat/pertemuan yang dihadiri masyarakat.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.
- 64 -

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Materi ujian tertulis disesuaikan dengan formasi jabatan.

Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

Ayat (11)

Cukup jelas.
- 65 -

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Penyampaian keberatan dalam hal ini berasal dari unsur lembaga kemasyarakatan dan penduduk
desa setempat.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Ayat (1)

Kata sumpah dan kata Demi Allah diperuntukkan bagi Calon Perangkat Desa yang beragama
Islam, sedang selain yang beragama Islam menggunakan kata janji dan kata Tuhan. Untuk
penganut agama Kristen/Katolik diakhiri dengan kata-kata Semoga Tuhan menolong saya,
untuk agama Budha diawali dengan ucapan Demi Sang Hyang Adi Budha dan untuk agama
Hindu diawali dengan ucapan Om Atah Paramawisesa.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42
- 66 -

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Ayat (1)

Yang dimaksud berhalangan sementara adalah karena alasan tertentu seperti sakit, ijin, cuti,
tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban secara berturut-turut paling kurang selama 1
(satu) bulan, termasuk berhalangan sementara karena melaksanakan tugas dalam rangka kegiatan
yang berkaitan dengan pemerintahan.

Yang dimaksud berhalangan tetap adalah tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban
secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan, karena
sakit atau sebab lain tidak termasuk dalam rangka melaksanakan tugas yang berkaitan dengan
pemerintahan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas.
- 67 -

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN 2015


NOMOR 4

Share this:

Facebook89

Twitter

Google

LinkedIn

Surat elektronik

Cetak

Terkait
- 68 -

PERDA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN


PEMBERHENTIAN KEPALA DESAdalam "Advetorial DPRD Inhil"

Perda No 3 Tahun 2015 Kab Inhil Tentang Badan Permusyawaratan Desadalam "Advetorial
DPRD Inhil"

PERDA NO 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI


DAERAHdalam "Advetorial DPRD Inhil"

Tagged as: bupati, Bupati Indragiri Hilir, NOMOR, pemerintahan desa, PERATURAN
DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, unsur

Kapolres Inhil Ajak Masyarakat Turut Bersama Ciptakan Kamtibmas


Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan Pegawai Honorer Cantik Dispenda Minah

"Pengutipan berita harus mencantumkan detikriau.org atau kami akan


menuntut sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta"

Blog di WordPress.com. | Tema Mimbo Pro.


Ikuti

Ikuti www.detikriau.org

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.

Bergabunglah dengan 1.054 pengikut lainnya

Buat situs dengan WordPress.com


- 69 -

Anda mungkin juga menyukai