Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah dan Perkembangan Pabrik


PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang lebih dikenal sebagai PT. PUSRI
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
produksi dan pemasaran pupuk. PT. PUSRI resmi didirikan berdasarkan akte
nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita
Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1960.
PT. PUSRI yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang
berkedudukan di Palembang Sumatera Selatan merupakan produsen pupuk urea
pertama di Indonesia. Sriwidjaja sebenarnya diambil dari nama sebuah kerajaan
Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal armada lautnya, kerajaan ini terletak di
Sumatera Selatan. Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang
sebagai lokasi pabrik didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam
dan letak kota Palembang di tepian Sungai Musi yang debit airnya tinggi.
PT. PUSRI telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha.
Perubahan pertama berdasarkan Pengaturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 1964
yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan
Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
No. 20 Tahun 1969 dan dengan akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan
Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan Terbatas (PT).
Dari aspek permodalan PT. PUSRI juga mengalami perubahan seiring
perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 28 tanggal 7 Agustus 1977 ditetapkan bahwa seluruh saham pemerintah pada
industri pupuk PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Pupuk
Kalimantan Timur Tbk, dan PT. Petrokimia Gresik sebesar Rp. 1.829.290
juta dialihkan kepemilikannya kepada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero).
Struktur modal PT. PUSRI diperkuat lagi dengan adanya pengalihan saham
pemerintah di PT. Mega Eltra kepada PT. PUSRI serta tambahan modal disetor
dari hasil rekapitulasi laba dari PT. Pupuk Kaltim Tbk.
Pabrik pertama yang dibangun PT. PUSRI adalah PUSRI I yang diresmikan
pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas sebesar 180 Ammonia/hari dan
300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI I pada tanggal 16 Oktober 1963.

1
2

Perluasan pabrik PT. PUSRI mulai direncanakan pada tahun 1965 melalui
penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen Perindustrian dan
Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang. Namun rencana tersebut
menemui kegagalan akibat terjadi pemberontakan G30S/PKI. Pada tahun 1968
kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan diadakannya studi
kelayakan bersama Jhon Van Der Volk & Associate dari Amerika Serikat. Pada
tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI-II dengan kapasitas terpasang 660 ton
Ammonia/hari dan 1150 ton urea/hari dan pembangunan selesai pada tahun 1974.
Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor M. W Kellog Overseas Corp
dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan optimalisasi terhadap kapasitas pabrik
PUSRI-II menjadi 570.000 ton urea/tahun karena kebutuhan akan pupuk di
Indonesia meningkat dengan pesat, maka pada waktu yang relatif bersamaan
dibangun pabrik PUSRI-III dan PUSRI-IV.
Pabrik PUSRI-III dibangun pada tanggal 21 Mei 1975 dengan kapasitas
1000 ton Ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas
produksi urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses Mitsul Toatsu
Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik PUSRI-III dikerjakan
oleh Kellog Oveseas dan Enginnering Corp. Lima bulan setelah pembangunan
pabrik PUSRI-III, pabrik PUSRI-IV mulai didirikan dengan kapasitas terpasang
dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai tidak
efisien lagi, sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI-IB pada tahun 1990
dengan kapasitas terpasang 446.000 Ammonia/tahun dengan menggunakan proses
Kellog dan 570.000 ton urea/hari dengan menggunakan proses Advenced Process
For Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan
oleh PT. Rekayasa Industri (Indonesia).
Adanya tuntutan efisien produksi dan penghematan bahan baku membuat
PT. PUSRI melakukan proyek optimalisasi proses yang diberi nama Ammonia
Optimization Project (AOP) pada tahun 1992 dan melakukan kerjasama dengan
Imperial Chemical Industry (ICI), melalui proyek ini kapasitas produksi dapat
ditingkatkan dengan penghematan pemakaian gas alam sebesar 10%. Proses
optimalisasi dan modifikasi telah membuat PT. PUSRI mampu memproduksi total
3

2.280.000 ton urea/tahun dan 1.149.000 ton Ammonia/tahun. Berikut ini adalah
data pembangunan dan spesifikasi pabrik PUSRI I, PUSRI-II, PUSRI-III, PUSRI-
IV, dan PUSRI-IB.
Tabel 1.1 Data Pabrik PT. PUSRI

Tahun Mulai Pelaksanaan


Pabrik Licensor Proses Kapasitas Terpasang
Operasi Konstruksi

- 218.000 ton
Kellog
PUSRI- Kellog MTC Total ammonia/tahun
1974 Overseas Corp.
II Recycle C. Improved - 570.000 ton
(AS)
urea/tahun

- 330.000 ton
Kellog
PUSRI- Kellog MTC Total ammonia/tahun
1976 Overseas Corp.
III Recycle C. Improved - 570.000 ton
(AS)
urea/tahun

- 330.000 ton
Kellog
PUSRI- Kellog MTC Total ammonia/tahun
1977 Overseas Corp.
IV Recycle C. Improved - 570.000 ton
(AS)
urea/tahun

Kellog Advanced
- 446.000 ton
Process For Cost and PT. Rekayasa
PUSRI- ammonia/tahun
1995 Energy Saving Industri
IB - 570.000 ton
(ACES) Toyo (Indonesia)
urea/tahun
Engineering Corp

Sumber : HUMAS PT. PUSRI, 2010


1.1.1. Pengertian dan Makna Lambang Perusahaan
4

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.1 Logo PT PUSRI

1. Lambang PUSRI yang berbentuk huruf U melambangkan singkatan Urea.


Lambang ini telah terdaftar di Dirjen Haki Departemen Kehakiman dan HAM
nomor 021391.
2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte
pendirian PT. PUSRI.
3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12 melambangkan bulan
Desember pendirian PT. PUSRI.
4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT. PUSRI.
5. Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian
Sungai Musi.
6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa datang.
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru Benhur dengan dibatasi garis-garis
hitam tipis yang melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta
kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-
cita itu.
1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Berdasarkan SK Direktur PT. PUSRI Palembang No.SK/DIR/207/2012
tanggal 11 Juni 2012.
A. Visi Perusahaan, Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional.
5

B. Misi Perusahaan, "Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk


agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.

1.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


I.2.1 Lokasi Pabrik
PT. PUSRI terletak di kota Palembang, ibukota Provinsi Sumatra Selatan.
Berlokasi kurang lebih 7 km dari pusat kota dan tepat di tepi sungai Musi. Sungai
Musi adalah sungai terbesar yang melewati kota Palembang. Pemilihan lokasi ini
merupakan rekomendasi dari Gas Bell & Associates (AS). Pemilihan lokasi ini
berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. Lokasi PT. PUSRI Palembang ini berdekatan dengan wilayah kilang gas dan
minyak Pertamina Sumbagsel, sehingga penyaluran gas alam sebagai bahan
baku pembuatan pupuk dari Pertamina Sumbagsel ke PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang menjadi lebih mudah dan jumlah gas alam lebih terjamin.
2. Lokasi PT. PUSRI Palembang yang berdekatan dengan sungai Musi ini
menyebabkan kuantitas suplai air sebagai bahan baku pembuatan steam dan
keperluan utilitas lainnya terjamin sepanjang tahun. Sungai Musi juga
merupakan jalur sarana transportasi untuk pengangkutan bahan baku maupun
hasil pabrik yang baik.
3. Lokasi PT. PUSRI Palembang ini memungkinkan untuk diadakan perluasan
pabrik.
4. Lokasi PT. PUSRI ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan industri, karena
tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota masih terjangkau.
5. Lokasi PT. PUSRI dekat dengan ibukota Provinsi mempermudah perolehan
sumber daya manusia pekerja dan kemudahan pengurusan administrasi
pemerintah.
6

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.2 Lokasi PT. PUSRI Palembang
I.2.2 Tata Letak Pabrik
Kompleks perindustrian PT. PUSRI Palembang terletak tepat di tepi sungai
Musi Jl. Mayor Zen. PT. PUSRI memiliki luas area total 500 ha. Pada bagian
depan kompleks industri terdapat gedung kantor pusat. Kantor pusat merupakan
kantor staf direksi dan administrasi umum PT. PUSRI. Di dalam kompleks PT.
PUSRI Palembang juga terdapat fasilitas pendukung berupa kompleks perumahan
karyawan yang dilengkapi dengan rumah sakit, fasilitas olahraga, gedung
pertemuan, perpustakaan umum, rumah makan, dan masjid. Terdapat juga
penginapan yang diperuntukkan bagi tamu PT. PUSRI Palembang.

Kompleks perumahan dan kompleks pabrik dibatasi oleh pagar dengan


dua buah gerbang masuk kompleks pabrik yang dijaga oleh aparat keamanan.
Empat buah pabrik terletak berkelompok-kelompok mengelilingi daerah tangki
penyimpanan amonia. Daerah pengantongan dan gudang terletak di pinggiran
sungai Musi. Peletakan gudang dan daerah pengantongan ke arah Dermaga
bertujuan agar pengangkutan untuk bongkar muat di pelabuhan menjadi lebih
mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah. Untuk keperluan bongkar muat,
PT. PUSRI Palembang memiliki pelabuhan di tepi sungai Musi.
7

Gambar Tata Letak Kompleks PT. PUSRI Palembang dapat dilihat pada
gambar 1.3

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.3 Tata Letak Kompleks PT. PUSRI Palembang

Keterangan :

A. Pos satpam M. Dinas Kesehatan K3


B. Kantor utama N. Main Lab

C. Lapangan O. Ammonia storage


D. Perumahan P. Kantor
E. Gedung serba guna Q. Wisma
F. Diklat R. Lapangan Olahraga
8

G. Sekolah S. Perluasan Pabrik


H. Kolam T. Gedung
I. Masjid U. Dermaga
J. Rumah makan V. PPU
K. Parkir W. Rumah Sakit
L. Teknik Produksi V. Wisma
1. Primary reformer 14. Seksi purifikasi
2. Secondaty reformer 15. Prilling Tower
3. Stripper 16. Seksi sintesis urea
4. Absorber 17. Pembangkit listrik
5. Metanator 18. Package boiler
6. HTSC dan LTSC 19. Waste heat boiler
7. ARU 20. Kantor pusat kontrol
8. HRU, PGRU 21. Cooling tower
9. Molecular sieve 22. GMS
10. Kompresor 23. Ion Exchanger
11. Refrigeration 24. Filter water
12.Reaktor amonia 25. Sandfilter
13.Seksi recovery 26. Tangki klarifikasi
27. Kantor instrumentasi

1.3. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Struktur Organisasi PT. PUSRI dapat dilihat pada gambar 1.4


9

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.4 Struktur Organisasi PT. PUSRI
PT. PUSRI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
menggunakan Sistem Line and Staff Organization dengan bentuk Perseroan
Terbatas (PT) dalam pengolahan pabrik berasal dari pemerintah. Proses
Manajemen PT. PUSRI berdasarkan Total Quality Control Manajemen (TQM)
yang melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu
secara kontinyu.
Kedudukan tertinggi dalam struktur organisasi yang ada di PT. PUSRI
Palembang adalah dewan komisaris. Dewan komisaris bertugas memberikan
pembinaan dan pengawasan terhadap kelangsungan manajemen maupun
operasional perusahaan. Tugas operasional sesuai dengan surat keputusan direksi
No.SK/DIR/251/2009 tanggal 24 November 2009, dilaksanakan oleh dewan
direksi.
Dewan direksi tersebut terdiri dari Direktur Utama yang membawahi lima
orang direktur, yaitu :
1. Direktur Keuangan;
2. Direktur SDM Dan Umum;
3. Direktur Produksi;
10

4. Direktur Teknik & Pengembangan;


5. Direktur Pemasaran.
Direktur produksi sebagai salah satu bagian penting di dalam perusahaan
yang membawahi beberapa departemen, yaitu :
1. Departemen Produksi-I;
2. Departemen Produksi-II;
3. Departemen Pemeliharaan;
4. Departemen Teknik Produksi;
5. Departemen Teknik Keandalan dan Jaminan Kualitas.
Departemen Produksi-I dan Produksi-II, Pemeliharaan, Tenik Produksi
serta Departemen Teknik Keandalan dan Jaminan Kualitas berada dibawah
Kompartemen Produksi yang dikepalai oleh seseorang General Manajer yang
bertanggung jawab kepada direktur produksi.
Struktur Organisasi PT. PUSRI ditentukan oleh dewan direksi yang
meliputi :
1. General Manager;
2. Manager;
3. Staf manager;
4. Shift Supervisor;
5. Superintendent;
6. Asisstant Superintendent;
7. Senior Foreman;
8. Foreman;
9. Karyawan.

1.3.1. Struktur Organisasi Dinas Operasi PUSRI-IB

Berikut ini merupakan Struktur Organisasi Dinas Operasi PUSRI-IB Palembang.

Plant
Manager
11

Staf Shift Superinten Superinten Superinten


Manage Supervi den den den Urea
r sor Utilitas

Asisten Asisten Asisten


Superinten Superinten Superinten
den den den

Foremen Foremen Foremen


Senior Senior Senior

Operator Operator Operator

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.5 Struktur Organisasi Dinas Operasi PUSRI-IB Palembang
Secara struktur organisasi perusahaan Dinas Operasi PUSRI-IB (gambar
1.5) termasuk ke dalam Departemen Produksi-I, tugas departemen ini adalah
mengkoordinasikan jalannya PUSRI-II dan PUSRI-IB melalui Dinas Operasi
PUSRI-II dan Dinas Operasi PUSRI-IB, sedangkan untuk PUSRI-III dan IV
dikoordinasikan dibawah Departemen Operasi II.
Pabrik PUSRI-IB dipimpin oleh seorang Manajer Dinas Operasi PUSRI-
IB yang bertanggung jawab terhadap operasional pabrik PUSRI-IB secara
keseluruhan. Manajer Dinas Operasi P-IB dibantu oleh 3 orang Superintenden,
yaitu: Superintenden Utilitas, Superintenden Ammonia dan Superintenden Urea.
Setiap Superintenden dibantu oleh asisten superintenden yang membawahi
langsung senior foreman, kepala regu/foreman, operator senior (panel), operator
lapangan.
Setiap unit pabrik terdapat senior foreman yang bertugas sebagai
koordinator antar unit pabrik dan sebagai penanggung jawab teknis pada sore dan
malam hari. Pembagian kerja terdiri dari empat grup shift dimana tiga grup
melakukan shift sedangkan satu grup libur (off). Setiap grup dikepalai oleh Senior
Foreman shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah :
1. Day shift : Pukul 07.00 15.00 WIB;
2. Swing shift : Pukul 15.00 23.00 WIB;
3. Night shift : Pukul 23.00 07.00 WIB.
12

Setiap operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan selama 24 jam


sehingga jadwal kerjanya dibagi per-shift, terdapat pula karyawan non-shift untuk
pegawai administrasi dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal
kerja :
1. Senin Kamis: Pukul 07.30-16.30 WIB dan istirahat pada pukul 12.00-
13.30 WIB;
2. Jumat: Pukul 07.30-17.00 WIB dan istirahat pada pukul 11.30-13.30
WIB;
3. Sabtu Minggu: Libur.

1.4. Distribusi dan Pemasaran


Pada tahun 1979 PT. PUSRI ditunjuk sebagai penanggung jawab pengadaan
dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi baik yang berasal dari produksi
dalam negeri maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhan program
intensifikasi pertanian melalui Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi
No.56/KP/II/1979.
Berdasarkan penunjukan tersebut PT. PUSRI bertanggung jawab dalam
memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga sampai di tangan
petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan mekanisme distribusi
pada faktor biaya (Least Cost Distribution Pattern). Untuk dapat memenuhi
kewajibannya tersebut PT. PUSRI memiliki sistem distribusi sebagaimana dapat
dilihat pada gambar 1.6 dan gambar 1.7 berikut ini.
13

Gudang
Produsen Pupuk Lini II
PT PUSRI Gudang Koperasi/KUD Penyalur
PT Pupuk Kujang Lini III
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)
PT Petrokimia Gresik
UPP (Unit Pengantongan Pupuk)
PT Pupuk Kalimantan Timur
Pengecer

Petani
Pupuk Kantong
Pupuk curah

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.6 Jalur Pengadaan dan Distribusi Pupuk dalam Negeri (Pipe Line Distribution
Pattern)

Sumber : PT. PUSRI (PERSERO)


Gambar 1.7 Jalur Pengadaan dan Distribusi Pupuk Impor

Pada tanggal 1 Desember 1998 pemerintah menghapus tata niaga pupuk


baik produksi dalam negeri maupun impor. Keputusan pemerintah tersebut
membuat setiap pabrik pupuk berhak untuk memasarkan sendiri produknya di
Indonesia, meskipun begitu untuk mencegah persaingan yang tidak sehat
pemerintah menentukan daerah-daerah penyaluran untuk setiap pabrik pupuk
yang ada. Adanya keputusan pemerintah ini hanya berlaku pada tata niaga pupuk
nasional dan tidak mempengaruhi status PT. PUSRI sebagai sebuah holding
company. Pada tahun 2001, tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah
melalui Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit
niaga PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III
14

(kabupaten) sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh


distributor (BUMN, swasta, dan koperasi).
Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit niaga
PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di daerah (kabupaten)
sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor
(BUMN, swasta, dan koperasi).
Kemudian pada tahun 2003, dikeluarkan kebijakan tambahan mengenai tata
niaga pupuk, yaitu keputusan Menteri Perindag RI No.70/MPP/2003 tanggal 11
Februari 2003 yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi.
PT. PUSRI tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan pupuk
secara nasional namun dibagi dalam beberapa rayon. Mulai Mei 2003, PT. PUSRI
mengatur distribusi untuk delapan provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka-Belitung, Jawa Tengah, dan
Banten.

Kemudian menyusul Surat Keputusan No. 306/MPP/Kep/4/2003 yang


mengatur tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 70/MPP/Kep/2/2003 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. SK ini mengatur tentang syarat-syarat bagi
importir, serta tata cara pengadaan pupuk bersubsidi dan non subsidi melalui
impor.

Terakhir, dalam rangka lebih meningkatkan kelancaran pengadaan dan


pendistribusian pupuk bersubsidi maka Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan
No. 356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang menegaskan kembali
tanggung jawab masing-masing produsen, distributor, pengecer, serta pengawasan
terhadap pelaksanaannya di lapangan.

Sarana distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT. PUSRI meliputi :


1. Satu buah kapal ammonia, yaitu MV Sultan Machmud Badaruddin II;
15

2. Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa
berdaya muat masing-masing 66500 ton, yaitu MV PUSRI Indonesia,
MV Abusamah, MV Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar
Prabumangkunegara, MV Julianto Mulio Diharjo, MV Ibrahim Zahier,
dan MV Otong Kosasih;
3. Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Banyuwangi, serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di
Semarang;
4. Gerbong kereta api sebanyak 595 buah;
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa
sebanyak 261 unit;
6. Pemasaran PUSRI Daerah (PPD) sebanyak 25 unit di ibukota propinsi;
7. Pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) sebanyak 180 kantor di ibukota
kabupaten;
8. Empat unit Kantor Perwakilan PUSRI di produsen pupuk lain, yaitu
a. PT. Pupuk Kujang;
b. PT. Pupuk Iskandar Muda;
c. PT. Petrokimia Gresik;
d. PT. Pupuk Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai