Anda di halaman 1dari 7

1.

Survey Sedimen Sungai Aktif (Stream Sediment )


Saigusa (1975);R o s e E t A l (1979) dan Fateh Chand (1981) dalam Ghazali dkk. (1986) dan
Sabtanto dkk (2000) mengemukakan bahwa pengambilan contoendapan sedimen sungai aktif harus
mengikuti ketentuan-ketentuan seperti berikut:
1. Letak conto harus ditentukan sehingga benar-benar mewakili daerahseluas yang
ditargetkan
2. Pengambilan conto juga harus dilakukan pada anak sungai, terutama sungai orde
1, orde 2 dan orde 3, karena lebih dari itu sudah tidak mewakili daerah tangkapan atau cacthment
area dan tidak memberikan nilai anomali.
3. Pengambilan conto tidak boleh terlalu dekat dengan muara sungai besar,hal ini
untuk menghindari pengaruh dari sungai utama pada saat banjir (kontaminasi oleh unsur yang
bukan berasal darihulu anak sungaitersebut).
4. Tempat Pengambilan conto sebaiknya jauh dari tepi sungai, diambil pada arus
lemah dan pada air yang dangkal. Conto tidak diambil di bagian hilir dari tempat di mana
ada jalan melintas dan longsoran. Conto tidak diambil pada tempat yang sulit ditentukan
lokasinya.

G a m b a r Daerah Lingkungan Berenergi Rendah dan Tinggi


5. Posisi petugas pengambil conto di bagian hilir dari conto yang akan
d i a m b i l dan diusahakan sesedikit mungkin conto teracak-acak dari endapan sungai. Sekop
yang digunakan dari aluminium atau plastik. Bagian permukaan endapan sungai yang teroksidasi
dibuang. Sebelum meletakkan di atas ayakan, air dibuang perlahan untuk menghindari
hilangnya fraksi halus. Conto yang disaring dikumpulkan dari daerahdengan radius 20
meter.
6. Setelah setiap satu atau dua sekop conto endapan sungai
telah diambil,pengayakan dilakukan dengan cara pengayakan basah. Dengan menuangkan air
secara hati-hati, saring conto dengan saringan 80 mesh. Air yang digunakan untuk menyaring
sedikit mungkin dan dengan hati-hati agar fraksi halus tidak banyak terbuang.
Penyaringan fraksi 80 mesh berlangsung hingga terkumpul 150-200 gr berat kering conto
endapan sungai. Di basecamp conto dikumpulkan dan dikeringkan dengan cara dijemur.
7. C o n t o e n d a p a n s u n g a i d i m a s u k k a n k e d a l a m k a n t o n g k e r t a s k r a f a t a u
plastik rangkap dua dan diberi nomor. Nomor conto terdiri dari empat bagian, yaitu kode
daerah, kode petugas, jenis conto, nomor conto.Penomoran dijelaskan oleh Page dkk
(1975).Survey sedimen sungai aktif banyak digunakan untuk program penyelidikan
pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis,

pengambilan contoh sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan denganpengamatan


geologi dari float dan batuan dasar yang tersingkap.Ada empat variasidalam survey sedimen
sungai aktif , yaitu:
1. P r o s p e k s i m i n e r a l b e r a t t a n p a a n a l i s i s k i m i a
2. A n a l i s i s k o n s e n t r a s i m i n e r a l b e r a t d a r i s e d i m e n s u n g a i
3. A n a l i s i s f r a k s i h a l u s d a r i s e d i m e n s u n g a i
4. A n a l i s i s b e b e r a p a f r a k s i s e l a i n f r a k s i t e r h a l u s d a r i s e d i m e n s u n g a i

Prospeksi Mineral Berat


Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua. Sampai sekarang masih banyak digunakan
untuk prospeksi endapan yang mengandung mineralresisten seperti: kromit, kasiterit, emas,
platina, mineral tanah jarang, rutil, sirkon,turmalin, garnet, silimanit, kianit dsb. Material contoh
yang optimum adalah kerakal dengan diameter rata-rata 5 cm. Untuk dapat melakukan
pembandingan antar contoh, perlu jumlah contoh yang seragam dengan teknik konsentrasi yang
standar.Metode yang paling sederhana adalah pendulangan atau dengan meja Wilfey.
Spasi contoh bervariasi antara satu per 50-100 km 2 sampai l satu per 0,5km2
Waktu yang diperlukan tergantung ukuran butir contoh, keadaan medan dan metode konsentrasi.
Identifikasi akhir dari mineral dilakukan secara petrografis dilaboratorium.

Analisis Konsentrat Mineral Berat Dari Sedimen


Konsentrat mineral berat yang diperoleh dianalisis unsur jejaknya untuk mengetahui mineral
asalnya.Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan dianalisis Cu-nya. Pirit yang berasal
dari endapan Cu dapat mengandung 1100-1700 ppm Cu, pirit dari endapan Au mengandung 40-
480 ppm Cu, dan pirit daribatubara menandung 100-120 ppm Cu. Jumlah conto saridulang
dikumpulkan sebanyak 20-40% dari jumlah conto endapan sungai. dan sebelum pengambilan
conto, dilakukan pengaturan agar kerapatannya terjaga keseragamannya.
1. Tempat. Idealnya conto saridulang dikumpulkan dari tempat
dengan energitinggi, pada bagian sungai berarus deras (Gambar3.4).
2. Siapkan dulang dan saringan. Perlu diperhatikan dulang dan saringanharus
dalam keadaan bersih. Saringan yangdigunakan mempunyai diameter lubang 2
mm, bebas dari kotoran. Saringan digunakan untuk memisahkan batuan dan sampah.
Letakkan saringan di atas dulang pada tempat yang stabil dan tidak terganggu arus.
3. P e n y e k o p a n e n d a p a n . P e n g u m p u l a n e n d a p a n m i r i p d e n g a n
c a r a pengumpulan endapan sungai, hanya saja hilangnya fraksi halus tidakmenjadi
masalah.
4. Penyaringan. Penyaringan dengan menggunakan air sampai dulang penuh
(sekitar 5 kg). Fraksi lebih besar 2 mm dibuang ke arah hilir.
5. Pencucian dan pendulangan. Pendulangan lebih mudah apabila fraksihalus
dihilangkan terlebih dahulu. Penghilangan fraksi halus dilakukan dengan cara memutar
endapan di dulang pada arus yang lemah. Setelah air berlumpur sudah tidak ada, pendulangan
sudah bisa dilaku-kan.Pendulangan dilakukansampai terkumpul sekitar 50
gr mineral berat. Apabila hasil pendulangan belum
mencapai 50 gr, dua tiga kalipendulangan bisa dilakukan sampai
terkumpulmineral berat yang mencukupi.
6. P e m b u n g k u s a n . M i n e r a l b e r a t d i a m a t i m e n g g u n a k a n k a c a
p e m b e s a r kemudian dimasukkan ke dalam plastik kantong conto dan diberi nomor.

Pengambilan Conto Mineral Berat Endapan Sungai Menggunakan Dulang


Pengambilan contoh sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan didaerah yang drainagenya cukup
besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan contoh ditentukan oleh kerapatan drainage, namun
secara kasar kerapatan contoh dapat diambil satu per 2-10 km 2 untuk survey regional,
kerapatan contoh satu per 0,5-2 km2 digunakan untuk penyontoan pendahuluan yang lebih
rinci.Survey sedimen sungai aktif harus dilakukan pada sungai kecil, sedangka nsungai yang
besar dengan catchment area y a n g l u a s t i d a k s e s u a i u n t u k penyontoan.Interval
penyontoan tergantung pada keperluan. Teknik yang dilakukan umumnya sebagai berikut
1. Contoh diambil dari muatan dasar sungai yang bergerak.
2. M e n g a n a l i s i s f r a k s i u k u r a n t e r t e n t u ( u m u m n y a f r a k s i p a s i r h a l u s d a n
s i l t atau fraksi mineral berat).

Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi contoh Informasi harus mencakup:
material organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan,apakah dijumpai
endapan besi oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran pH air sungai akan sangat
berguna. Berikut ini adalah contoh lembar pengamatan lapangan.Langkah pertama penyajian
hasil survey drainage adalah mengep lotsemua sungai yang ada di daerah penyelidikan dan
mengeplot nomor contoh dan nilainya.Setelah dilakukan pengolahan data secara statistik
dapat dilakukan pemilihan background dan threshold.Lokasi contoh dapat ditandai dengan
titik hitam,yang ukurannya menunjukkan kandungan logamnya atau dengan menebal
kansungai yang kandungannya logamnya lebih tinggi.Dalam eksplorasi mineral, data
sedimen sungai aktif biasanya tidak harus disajikan dalam bentuk peta kontur, tetapi dalam
survey regional bentuk peta kontur lebih praktis untuk melihat kecenderungan geologi
regional, kemungkinan daerah mineralisasi dan mendala geokimia Pekerjaan lanjut (Follow-
up work ) biasa dilakukan dengan interval contoh yang lebih rapat. Jika pada survey
pendahuluan kerapatan contoh cukup tinggi,maka survey dapat dilanjutkan dengan
pengambilan contoh tanah. Sebagai tahap awal dari survey tanah detil dapat dilakukan
penyontoan tebing sungai dari kedua tepi sungai yang menunjukkan anomali, sehingga dapat
terlihat arah asal dari anomali. Jika singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi
mungkin sudah cukup untuk melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya
memerlukan survey tanah.
BLEG (Bulk Leach Extractable Gold (BLEG)
Bulk Leach Extractable Gold (BLEG) bertujuan untuk menangkap semua butiran emas dan
mampu mendetesi kadar emas yang sangat renda ( ambang deteksi 0,1 ppb). Dalam prakteknya
BLEG dilakukan pada tahap awal dengan densitas 1 conto per 5-10 km, sedangkan SS dilakukan
pada tahap beriktnya dengan densitas 1 conto per 1-3km. BLEG juga dapat menjangkau Au dari
jarak 50km. Conto bleg diambil dari bagian endapan sungai aktif, batas deteksi mencapai cabang
cabang sungai kecil hingga bagian hulu, sample ini diambil pada sungai utama / cabang utama
dengan lebar sungai > 10 meter dengan luas cakupan catchment area > 20 Km2, lokasi
pengambilan conto harus berada + 100 meter kearah hulu sungai sehingga tidak terlalu dekat
dengan muaranya.
SOIL SAMPING
Metoda pengambilan sampel tanah dapat memberikan informasi keadaan anomali
geokimia daerah prospek dengan cepat, efisien dan akurat. Conto diambil disepanjang
punggungan atau ridge dan spur, sedang untuk daerah yang telah diketahui zona alterasi-
mineralisasinya dilakukan dengan metoda kisi-kisi (grid). Conto diambil pada Horison C dengan
cara menggali atau menggunakan Hand Auger untuk setiap interval jarak tertentu. Hindari
pengambilan conto soil hasil transportasi (harus yang insitu). Hati-hati di dataran biasanya
alluvium, minimal ambil di horizon B.

Anda mungkin juga menyukai