Anda di halaman 1dari 32

1.

PENDAHULUAN

Material finishing merupakan material terakhir untuk menghasilkan produk yang diharapkan.
Oleh karena itu pemilihan yang tepat sangat dianjurkan.Dalam memilih material finising sebuah
bangunan perlu diperhatikan gaya atau tema bangunan tersebut, hal ini karena akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh. Tema bangunan dengan konsep alami, sebaiknya memilih
material finishing dari bahan alami pula, misalnya kayu atau batu. Lain halnya dengan konsep
modern. Bisa digunakan material berbasis kaca, logam atau material pabrikasi lainnya.Bisa
digunakan material berbasis kaca, logam, atau material pabrikasi lainnya. Penggabungan Bahan
Bangunan material natural dan modern juga dapat dilakukan dengan proporsi berimbang,
tergantung dari konsep desain dan seler

(a) (b)

Gambar 1.1 (a) Rumah gaya alami (b) rumah modern

2. MANFAAT MATERIAL FINISHING

Jika dilihat dari manfaatnya finising bangunan berfungsi sebagai :

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 2


Meningkatkan nilai keindahaan baik material kayu,tembok/dinding, lantai, rotan, plafon.
Meningkatkan nilai keawetan atau kualitas bahan kerja
Meningkatkan nilai kekuatan terhadap gesek (goresan) dan pukul
Meningkatkan nilai guna bahan kerja (kayu,besi dan lainnya)
Meningkatkan nilai ekonomi bahan kerja
I. FINISHING INTERIOR

Bahan finishing interior memiliki jenis yang beragam, tergantung tempat aplikasinya. Pada
umumnya bahan finishing interior harus mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Tahan lama terutama tahan terhadap goresan dan benturan.


2. Mudah untuk diaplikasikan
3. Memiliki tampilan yang menarik
4. Mudah dibersihkan mengingat aktifitas yang tinggi didalam ruangan terutama dapur.

Bila dilihat dari lokasi pengaplikasian bahan finising dapat diaplikasikan pada :

1. Tembok : Cat tembok, kramik dinding, wallpaper,kaca, kayu dan batu tempel
2. Plafon : Cat, pernis, HPL/PVC
3. Kusen : Cat kayu, pernis/politer
4. Besi (reling tangga,trails) : Cat besi

I.1 Finising Dinding


Dinding bangunan yang sudah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu
lapisan dari adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bagian dinding
sebelah bawah yang berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi kurang
lebih 20 cm. Sebelum memulai dengan pekerjaan plesteran terlebih dahulu serpihan
serpihan adukan, debu atao kotoran-kotoran lainnya yang menempel pada tembok perlu
dibersihkan dengan cara menyiram air pada dinding. Adapun tahapan pekerjaan finising
dinding yaitu :

A. Pekerjaan plesteran
1. Pendahuluan
Setelah dinding terpasang sampai atas, pekerjaan plesteran dapat dimulai langkah pertama
adalah membasahi dinding terlebih dahulu agar plesteran dapat melekat dengan kuat. Ada
beberapa syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan plesteran,
yaitu :
Tembok yang akan diplester harus datar

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 3


Sebelum memulai memplester tembok harus digaruk dengan sapu lidi dan
dibersihkan dengan air tawar
Tebal lapis plesteran hanya 1 s/d 1,5 cm
Adukan yang dipakai 1 semen : 3 pasir
Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu supaya mendapatkan butiran-
butiran yang paling halus

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) Pembuatan kepala

(b) proses perataan dengan penggaris (seleran)


2. Pekerjaan Acian
Pekerjaan selanjutnya adalah mengaci, fungsi dari acian adalah untuk menutup pori-pori
plesteran konvensional (bukan sawutan). Sebelum pekerjaan acian dimulai terlebih dahulu
dilakukan penyiraman supaya acian melekat sempurna . Bahan acian pada umumnya adalah
kapur (mill) ditambah dengan semen yang kedua bahan ini terlebih dahulu diayak dengan
ayakan tepung sebelum dicampur dengan air

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 4


Gambar 2.3 Pekerjaan acian

3. Lapisan Plamir Tembok


Langkah selanjutnya adalah dengan memplamir tembok, fungsi plamir tembok adalah
menitup pori-pori tembok yang masih kasar sehingga didapat hasil yang halus. Bahan plamir
tembok ada yang berupa bahan yang sudah jadi dan banyak dijual di toko atau bahan
campuan antara calcium dan lem putih yang diencerkan dengan air. Cara pengaplikasian
plamir tembok, menggunakan alat yang disebut kapi

Gambar 2.4 Pekerjaan plamir tembok dengan kapi

4. Lapisan Penutup Finishing Tembok

Bahan lapisan finishing tembok untuk interior bangunan sangat bermacam-macam


tergantung dari bahan yang digunakan. Setiap bahan mempunyai karakteristik sendiri dan
cara pemasangan yang khusus. Pemilihan warna sangat berpengaruh terhadap keindahan
yang akan dihasilkan, pemilihan warna lembut dan cerah untuk tembok interior akan
menghasilkan suasana yang sejuk dan terang. Warna tembok sebaiknya disesuaikan dengan
gaya rumah misalnya warna hujau muda, crem, putih susu untuk rumah dengan tipe alami
atau klasik. Sedangkan untuk rumah modern disarankan menggunakan warna yang bercorak
metal seperti abu-abu, crem dan biru muda.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 5


Gambar 2.5 Interior rumah modern

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 6


Gambar 2.6 Interior rumah alami

A. Cat Tembok
Salah satu bahan yang digunakan untuk finishing tembok adalah cat tembok. Cat tembok
ada dua jenis yaitu cat interior dan eksterior. Cat tembok diaplikasikan setelah pekerjaan
plamir dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang baik berikut ada beberapa trik yang
perlu diperhatikan :
Untuk mendapatkan hasil akhit terbaik untuk permukaan tembok baru, beton atau
permukaan baru lainnya berikanlah waktu pengeringan secukupnya sebelum proses
pengecatan dilakukan. Waktu pengeringan untuk menghindari tembok dari
kelembaban yang dapat mempengaruhi cat menjadi berjamur dan rontok.
Cat akan menjadi seperti kapur jika daya serap tembok masih bekerja, untuk itu
tembok harus dilapisi dengan wall sealer, namun jika untuk alas an ekonomis ada
dapat melarutkan satu sampai dua bungkus lem putih kedalam satu gallon air,
kemudian kuaskan pada tembok sebelum tembok di plamir
Selanjutnya lapisi dengan plamir setipis mungkin

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 7


Selanjutnya lapisi dengan cat tembok, untuk hasil yang sempurna cat tembok jangan
terlalu kental, encerkan dengan air 30-35 % dari total berat cat.
Ulangi pengecatan 2 sampai 3 lapis dengan selang waktu 3-4 jam (setelah kering)
Waktu pengeringan antara setiap lapis pengecatan adalah 1-2 jam

B. Dinding Kramik
Pemasangan dinding kramik pada umumnya di pasang pada dapur,kamar mandi, lorong
rumah sakit, dan ruang kelas, hal ini dikarenakan kramik pada dinding dapur dan kamar
mandi memiliki fungsi sebagai pelindung dinding dari cipratan minyak, air dan kotoran.
Namun dewasa ini banyak masyarakat yang memasang dinding kramik pada ruang tamu
dan ruang keluarga. Penempatan dinding kramik selain di dapur dan kamar mandi tidak
salah hal tersebut disesuaikan dengan selera penghuni. Adapun kerugian dan
keuntungannya antara lain :
Jika salah dalam memilih motif dan ukuran kramik ruangan akan tampak kaku
dan sempit
Proses pemasangan lama
Jika ingin merubah warna tembok, akan memerlukan biaya yang tinggi karena
kramik dinding harus dibongkar
Keuntungannya tidak memerlukan plesteran,acian dan pekerjaan plamir

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 8


Gambar 2.7 Kramik dinding pada kamar mandi

Saat ini banyak sekali jenis motif dan ukuran kramik, untuk kramik dindidng sebaiknya
digunakan warna-warna cerah dan mempunyai motif yang alami (serat kayu,
pemandangan, pohon dan hewan). Untuk memperindah tembok sebaiknya digunakan
karamik lis pada bagian atas, bawah ataupun di tengah-tengah dinding kramik.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 9


Gambar 2.8 Kramik dinding pada dapur dan lorong rumah

Pada gambar 2.8 (a) diperlihatkan kramik dinding dapur berwarna cerah dengan lis
kramik ditengah-tengah sedangkan pada gambar (b) pola pemasangan kramik yang tidak
rata memberikan kesan elegan dan luas namun pada umumnya kramik yang digunakan
adalah kramik yang tidak mengkilap. Gambar (c) permainan warna yang menarik namun
perlu diperhatikan tidak sembarang warna dapat dipadukan untuk mendapatkan hasil
yang baik.

C. Batu Tempel/Hias
Batu tempel/hias banyak sekali jenisnya tergantung funsinya,batu temple/hias bisa di
aplikasikan pada interior maupun eksterior bangunan. Batu temple atau hias pada
umumnya merupakan produk pabrikasi dan batu yang sudah tersedia di alam. Batu alam
biasanya terbuat dari bahan batu adesit, paras dan batu kapur (putih). Sedangkan untuk
batu hisa pabrikasi menggunakan bahan semen yang dicampur dengan bahan lainnya
guna mendapatkan motif yang baik dan untuk selanjutnya dicetak dan dipotong sesuai
dengan ukuran yang diharapkan.

Fungsi utama dari batu hias adalah untuk keindahan atau estetika. Batu hias ini dibuat
bukan untuk menopang beban struktur, namun untuk menambah keindahan dinding.

Coating hanya salah satu bentuk upaya untuk mencegah batu temple/hias pada dinding
rumah rusak akibat dampak buruk air dan perubahan cuaca. Meski terlihat mudah proses
coating harus dilakukan secara periodic dan tidak sembarangan. Pilihan jenis cairan
coating pun harus disesuaikan dengan karakteristik batu. Tidak semuanya cocok
diaplikasikan kesemua batu alam. Batu dengan porisitas tinggi lebih cocok dicoating
dengan larutan kimia yang lebih rendah. Batuan keras seperti batu kali dan andesit, lebih
tepat menggunakan coating yang mengkilap. Sebaliknya, batuan dengan porositas tinggi
cocok dengan coating dof.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 10


Gambar 2.9 Batu alam untuk interior

D. Kertas Dinding/Wallpaper
Saat ini, untuk memperindah rumah tidak selalu menggunakan cat dinding. Berbagai
alternative tersedia. Dalam suatu rumah, dinding merupakan bagian yang paling dominan
yang selalu mengelilingi kita sehingga bagian ini adalah bagian yang paling sering
dilihat. Salah satu penuutp dinding yang digemari adalah wallpaper atau kertas dinding.
Wallpaper memiliki banyak corak yang bervariasi. Warna dan disainnya lebih menarik,
mulai dari warna polos, corak sempel seperti garis dan lengkung atau corak lain seperti
corak bunga, polkadot, bahkan ada pula wallpaper yang dapat bercahaya saat gelap atau
glow in the dark. Bila dilihat dari segi harga tidah terlalu berbeda jauh dengan harga cat
tembok. Namun hasil yang ditampilkan lebih baik dibandingkan corak tembok yang
cenderung monoton.
Corak-corak rumit yang ditawarkan wallpaper tidak bisa dihasilkan bila Anda
menggunakan cat tembok. Itulah salah satu alasan dipilihnya wallpaper untuk dinding.
Beragamnya pilihan corak dan warna juga memudahkan dinding rumah disesuaikan

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 11


dengan konsep rumah secara keseluruhan, sehingga bisa dirasakan tema rumah yang
terasa lebih hidup. Kesan lain yang ditawarkan oleh wallpaper adalah kesan modern,
kreatif, dan elegan.
Berdasarkan permukaan wallpaper, maka ada 2 jenis yaitu wallpaper dengan permukaan
kertas atau wallpaper dengan permukaan vynil. Apa saja perbedaan dari kedua jenis
wallpaper serta keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis wallpaper tersebut

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 12


Gambar 2.10 Motif Wallpaper

E. Dinding Kaca
Semula material kaca jarang digunakan sebagai material dinding maupun pintu. Sifat
kaca yang rapuh dan rawan pecah merupakan alasannya. Namun kini, material kaca
cukup populer digunakan sebagai dinding. Terutama pada bangunan-bangunan rumah
modern. Beberapa orang bahkan mengaplikasikan dinding kaca untuk sebagian besar
dinding rumah. Namun banyak juga yang hanya mengaplikasikan pada dinding ruangan
tertentu. Kaca-kaca transparan berukuran besar dapat membawa nature flow ke dalam
ruang. Jika terdapat taman hijau di seputar rumah, dinding kaca akan menyajikan
pemandangan tersebut ke dalam ruang. Dengan dinding transparan, batas antara ruang
luar dan dalam seolah hilang. Selain fungsi di atas, kaca juga memungkinkan banyak
cahaya alam masuk, menerangi ruang di dalam rumah. Sehingga, pada siang hari
misalnya, tidak diperlukan lampu pada ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan
ruang luar. Dengan demikian, energi listrik untuk penerangan ruang pun dapat dihemat.
Pada malam hari, kaca juga dapat menghadirkan pemandangan alam ke dalam ruangan
dan menjadikan ruang lebih romantis.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 13


Gambar 2.11 Dinding kaca dengan hiasan cutting sticker

F. Dinding Kayu

Dinding kayu juga sudah sangat kita kenal, dan dipakai dalam rumah-rumah tradisional
bangsa kita. Aplikasinya berupa papan-papan (baik sudah dihaluskan dan difinishing rapi
ataupun masih kasar bekas gergajian) yang dipaku langsung pada antara tiang rumah, berupa
panel yang dikunci oleh frame-frame dengan ukuran bervariasi, ataupun dipakukan dengan
sistem tumpuk (seperti khas pada rumah transmigran di luar Jawa). Semua aplikasi ini
mempunyai fleksibilitas dan nilai artistik masing-masing, hanya saja perlu diperhatikan proses
finishing dan pemasangannya, sehingga hasil akhir tampak rapi dan bisa awet melawan iklim
tropis.

Gambar 2.12 Dinding kayu

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 14


Seperti pada gambar 2.12 , penghuni menginginkan suasana hangat pada kamar tidur utama salah
satu bahan yang bias diaplikasikan adalah kayu, bukan kayu utuh melainkan potongan-potongan
jati yang disusun memanjang. Meskipun hanya potongan, warna dan motif kayu membuat
suasana nyaman dan romantis pada kamar dengan luas 35 m terbangun sempurna. Saat siang
hari, pantulan sinar matahari di dinding kayu membuat suasana ruang sejuk. Pun demikian pada
malam hari. Efek lighting pada table lamp yang menyinari dinding, membuat suasana romantis.
Dinding kayu tidak hanya menjadi aksen. Dia juga sebagai pengubah suasana ruang yang baik

G. Dinding Bahan Pabrikasi

Pelapis dalam finishing Interior yang umum digunakan antara lain HPL, tacon, decosit, supercon
dan PVC. Di antara keempat pelapis tersebut, HPL paling mahal, disusul tacon, decosit dan
supercon atau PVC. Keunggulan HPL adalah tampilannya yang cantik, dengan motif yang sangat
bervariasi dari warna solid seperti duko, maupun motif kayu . Tapi karena merupakan bahan
lapisan yang tipis (sekitar 1 mm) dan disatukan dengan kayu dengan cara dilem, HPL dan bahan
pelapis lainnya kurang kuat. Dalam beberapa tahun-apalagi bila mengelemnya tidak baik,
finishing interior sistem pelapis ini bisa mengelupas. Kekurangan PVC lebih mudah mengelupas
dari pada HPL dan tidak tahan benturan pada sudut-sudutnya, karena lembarannya tipis
.Tampilan HPL, tacon dan decosit/pvc agak mirip, bedanya permukaan HPL dan tacon lebih
bertekstur (sehingga lebih alami), sementara PVC berteksture licin. PVC lebih murah dan lebih
tipis, tapi bahan ini dalam penggunaanya untuk sistem finishing interior, tidak ramah lingkungan
karena unsur plastiknya. Sementara HPL dan tacon jika kualitasnya tidak bagus, warnanya lama-
kelamaan bisa pudar atau kekuning-kuningan.

I.2 Finising Lantai Bangunan


Pemasangan lantai biasanya dimulai bila semua pekerjaan bagian atas, seperti pemasangan
atap, plafond an plesteran dindidng dan pekerjaan bawah, seperti pemasangan pipa telah selesai
dilakukan
Permukaan dasar tanah yang akan dipasang lantai harus diberi urugan terlebih dahulu. Tujuan
dari pengurugan adalah agar tidak terjadi penyusutan tanah yang dapat berakibat pada lantai
menjadi tidak kokoh dan pecah. Bahan yang digunakan untuk urugan adalah tanah urug atau
pasir urug dengan ketebalan 15-20 cm. Bahan penutut finishing untuk lantai bangunan memiliki

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 15


banyak macam dan jenis, dalam pemilihan bahan finishing lantai ada beberapa ketentuan yang
menjadi pedoman antara lain:
Perhatikan ukuran ruangan: Ukuran ruangan akan menentukan ukuran bahan
penutup yang akan digunakan misalnya kramik untuk ruangan yang tidak terlalu luas
pada umumnya menggunakan kramik 30x30 cm
Pemilihan warna dan motif: Dalam menentukan warna dan motif pilihlah bahan
yang sesuai dengan gaya/tema dari interior rumah tersebut agar terlihan sesuai. Untuk
gaya penataan modern, hindari memilih yang memiliki motif ramai. Untuk kesan
modern, yang cenderung rapi dan clean, Anda bisa memilih keramik dengan warna-
warna netral.
Perhatikan fungsi ruang dan kekeuatan bahan: Untuk ruangan yang sering dilalui
orang misalnya teras, selasar, ruang tamu dan ruang keluarga lebih baik menggunakan
bahan finishing yang tahan terhadap goresan dan benturan. Sedangkan untuk untuk
bahan yang lebih rentan terhadap goresan misalnya kramik mengkilap, parkit, lantai
kayu lebih baik dipasang pada ruangan yang jarang dilalui orang misalnya kamar
tidur. Sedangkan untuk ruangan yang cenderung basah misalnya kamar mandi lebih
baik digunakan lantai kramik yang bertekstur kasar.

Adapun jenis bahan finishing lantai adalah sebagai berikut:

A. Lantai Parquet (parkit)


Penggunaan lantai parkit memiliki banyak keuntungan antara lain, tentu saja
keindahan yang disertai kenyamanan. Keindahannya adalah keindahan kayu, yaitu
warna dan serat- serat alami yang terbentuk sepanjang masa tumbuh pohonnya.
Lantai parket merupakan lantai khusus yang juga membawa beberapa
keterbatasannya sehingga kalau di rumah tinggal hanya cocok digunakan di ruang
tidur, makan, ruang keluarga, ruang duduk, mungkin juga dapur. Sedangkan untuk
ruangan yang basah misalnya kamar mandi dan ruangan luar bangunan penggunaan
lantai parkit tidak disarankan karena pada dasarnya kayu tidak tahan terhadap air dan
perubahan cuaca. Parket terbuat dari partikel kayu yang diserut dan dipadatkan
membentuk lapisan kayu dengan ketebalan sekitar 10 mm sedangkan untuk ukuran
memiliki banyak fariasi tersedia ukuran lebar 5 cm dan 7 cm panjang 50 cm s/d 130
cm, jika kita menginginkan ukuran yang spesifik pengguna dapat memesannya

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 16


terlebih dahulu. Kini pilihan motif, tekstur, dan warna lantai parket makin beragam.
Ada yang bernuansa coklat tua, coklat muda, krem, dan sebagainya tergantung dari
finishing pengecatannya.

Gambar 2.14 Lantai parkit terpasang

B. Lantai Kramik
Kramik lantau merupakan bahan penutup (finishing) lantai daribahan kramik
yang memiliki tujuan selain sebagai penutup lantai juga berfungsi sebagai menambah
kekuatan laintai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai. Selain fungsi
fungsi tersebut kramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfir tertentu pada ruangan,
tergantung jenis dan corak kramik yang dipilih.
Jenis kramik bila dilihat dari penggunaan bahan dan proses pembuatannya terbagi
dalam dua jenis kramik yaitu:
Kramik tradisional : yaitu kramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam,seperti kuarsa, kaolin.
Kramik halus: menggunakan bahan dasar dari oksida-oksida logom seperti
oksida logam (AI203, ZrO2, MgO )

Berdasarkan perletakannya, jenis kramik dibagi menjadi dua jenis yaitu:

kramik interior
Kramik jenis ini senantiasa terlindung dari hujan dan sinar matahari
langsung, oleh karena itu biasanya digunakan jenis kramik polos atau
MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 17
dekoratif sesuai dengan fungsi ruang dan kesan yang diharapkan. Untuk
ruangan yang kering dapat digunakan kramik yang memiliki permukaan
halus (mengkilap) sedangkan untuk lantai yang basah misalnya kamar mandi
dan tempat cuci diharapkan menggunakan kramik yang berglasur (kasar)
pada permukaannya, karena kramik jenis ini tidak licin pada saat terkena air
dan mudah dibersihkan.

(a) (b)

Gambar 2.15 (a) kramik permukaan halus (b) kramik permukaan kasar (glazur)

Kramik eksterior

Untuk lantai eksterior dan sering terkena hujan dan sinar matahari secara
langsung disarankan pilih jenis kramik tahan perubahan cuaca, ditandai
dengan daya serap air rendah, permukaan berglazur. Khusus untuk tangga
baik interior maupun eksterior digunakan kramik yang tidak licin, seperti
kramik yang bertekstur atau dapay dipilih juga aksesoris kramik lantai yang
memang khusus untuk dipasang pada anak tangga yang biasa disebut
bullnose dan stepnose

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 18


(a) (b)

Gambar 2.16 (a) stepnose (b) ubin eksterior

Ukuran kramik lantai sangat berfariatif tergantung luas ruangan yang akan ditutup kramik.
Ukuran yang umum terdapat dillpangan untuk kramik lantai 30 x 30 cm, 25 x 40 cm, 40 x 40cm
dan 60 x 60 cm. Untuk motif kramik sangat bermacam-macam ada yang polos, motif marmer,
motif granit dan kayu. Pemilihan motif, warna dan ukuran akan berpengaruh sangat besar
terhadap hasil yang akan diperoleh.

Kelebihan dan kekurangan keramik

A. Kelebihan:
Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur dan bahan pembentuk (batu alam,
granit dan marmer)
Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parkit), warna tahan lama dan mudah
dalam pembersihan
Permukaan anti air
Tahan terhadap goresan pisau dan tahan terhadap api (panas)

B. Kekurangan:
Meledak pada saat musim kemarau hal ini terjadi jika udara (tidak semua
bagian dibawah keramik solid terisi adukan) panas yang terperangkap dibawah
keramik memuai dan mendorong keramik hingga pecah. Penyebab lain adalah
adukan kurang homogen (adukan dilakukan sebentar) yang mengakibatkan
daya rekat tidak tahan lama sehingga beberapa waktu kemudian ubin lepas.
C. Lantai Marmer
MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 19
Bentuk awal dari marmer adalah berupa bongkahan yang kemudian dipotong-potong
membentuk lembaran-lembaran dengan ukuran tertentu sesuai dengan pesanan. Permukaan
marmer memiliki motif yang unik serta berwarna keabu-abuan. Lantai marmer mampu
menimbulkan kesan yang lux/mewah, namun karena harganya yang mahal maka hanya
kalangan tertentu saja yang mampu menggunakannya.

Lantai marmer memiliki beberapa kelebihan yaitu selain kesannya yang mewah, jenis
lantai ini juga tahan api dan lebih tahan untuk menahan beban-beban yang berat jika
dibandingkan dengan jenis lantai lainnya. Namun lantai marmer juga memiliki beberapa
kelemahan, yakni jika terkena tumpahan air yang berwarna pekat seperti teh, kopi, atau tinta,
maka sulit untuk membersihkannya karena sifat permukaan marmer yang menyerap air. Juga
lantai marmer tidak cocok untuk digunakan sebagai eksterior karena bila terkena sinar
matahari secara terus menerus serta sering terkena air hujan maka lantai akan mudah
berlumut. Dipasaran marmer di jual dalam lembaran besar dan potongan kecil yang
disesuaikan dengan pesanan pelanggan.

Gambar 2.17 Ragam warna marmer

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 20


Salah satu kekurangan yang lain dalam menggunakan lantai marmer adalah harga yang mahal
dan biaya perawatan lantai yang sangat rumit. Lantai marmer harus dibersihkan dengan cairan
pembersih poles marmer yang bersifat netral agar tidak merusak permukaan lantai dan keaslian
warnanya selalu terjaga. MARBLE KLIN adalah pembersih lantai atau poles marmer bersifat
netral yang diformulasikan secara khusus untuk perawatan sehari-hari lantai marmer. Selain itu,
permukaan lantai marmer perlu selalu dijaga agar bebas dari debu/pasir yang bila bergesekan
dengan alas sepatu dapat menggerus permukaan lantai dan menghasilkan goresan, sehingga kilap
pada permukaan lantai menjadi berkurang. Penggunaan poles marmer CONQ R DUST untuk
menarik debu/kotoran kering secara rutin akan mengurangi kemungkinan terjadinya goresan
pada lantai.

Gambar 2.18 Cairan pembersih dan alat yang digunakan dalam mempoles marmer

D. Lantai Mozaik
Mozaik semakin popiler untuk mempercantik elemen bangunan. Mozaik menjadi
lapis dinding, lantai kamar mandi, back panel dapur, pelapis saniter hingga dinding lantai
kolam renang.

Tak ubahnya kermaik lantai atau dinding, mozaik terbuat dari porselen, kaolin dan
bahan khusus lainnya. Ukuran keeping-keping mozaik bervariasi ada yang 18mm x 18mm,
25mm x 25mm, 28mm x 28mm, 35mm x 35mm dan juga 50mm x 50mm. Masing masing
keping memiliki tebal antara 3mm 4mm. Sebagai bahan pengikat antar keping adalah
jejaring berbahan nilon. Jaring ini berperan sebagai pengikat sekaligus perekat keping

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 21


mozaik, agar tidak lepas dan memudahkan pekerja dalam memasang mozaik. Mozaik
memiliki bentuk, desain, dan warna beragam. Ada yang berbentuk kotak siku, bulat, kotak
lengkung, dan segienam. Modellainnya berupa kembangan, dekoratif, dan acak. Variasi
warnanya sampai ratusan, mirip dengan color card dari cat. Inilah yang membuat mozaik
menjadi bahan pencitraan elemen rumah. Ia berupa kepingan yang dapat mengubah tampilan
lantai atau dinding menjadi indah.

(a) (b)

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 22


Gambar 2.20 Mozaik pada dinding

I.3 Finising Plafon

Didalam dunia kontruksi telah banyak diketahui, bahwa terdapat berbagai macam bahan
untuk membuat plafon. Bila selama ini kita hanya memakai gipsun atau triplek sebagai bahan
untuk membuat plafon maka saat ini banyak material yang bisa dijadikan pilihan, baik yang
dipakai hanya sebagai elemen dekoratif, atau sebagai bagian dari struktur plafon. Jenis material
tersebut ada yang bersifat alami dan modern seperti kayu, triplek, bambu sampai dengan bahan
pabrikan seperti metal, PVC dan lenin. Adapun bahan material penutup plafon adalah sebagai
berikut:

1. Kayu

Bahan kayu merupakan material yang sudah dipergunakan sejak dulu. Plafon ini bisa dipasang
bisa berupa bilah-bilah papan kecil ataupun papan lebar. Bahan kayu cenderung menampilkan
kesan yang natural, bahan kayu juga dapat dibuat motif sesuai dengan keinginan pemilik. Namun
bahan kayu juga memiliki beberapa kelemahan mulai dari harga kayu yang mahal dan ketahanan
kayu terhadap serangan serangga (rayap) dan air yang menetes dari atas

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 23


Gambar 13. Plafon Dengan Bahan Kayu

2. Bambu dan Rotan

Bambu atau rotan yang digunakan untuk plafon biasanya sudah dipotong tipis-tipis dan
kemudian dianyam menjadi sebuah lembaran besar atau yang disebut gedhek. Saat akan
memasangnya, lembaran ini tinggal dipaku ke rangka kayu di atasnya. Namun rangka yang
dipakai haruslah lebih rapat dari rangka kayu biasanya, hal ini bertujuan agar lembaran gedhek
tidak melengkung nantinya. Karena gedhek terbuat dari anyaman bambu, terdapat celah-celah
kecil yang dapat dimanfaatkan oleh serangga-serangga kecil dan debu bisa masuk ke dalam
ruang. Untuk mencegahnya, sebaiknya beri lapisan dasar dahulu, misalnya triplek, baru
kemudian gedhek dipasang dibawah lapisan tersebut

Gambar 14. Plafon Dengan Bahan Anyaman Rotan

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 24


3. Kaca

Pemakaian kaca sebagai plafon masih jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini karena kaca bisa
memasukkan cahaya dan panas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga kurang cocok dengan
iklim di Indonesia. Jika menggunakan plafon kaca di Indonesia, suhu ruangan akan menjadi
tinggi dan rumah pun menjadi tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Karena itu, plafon kaca
biasanya digunakan hanya untuk aksen. Untuk menjaga keamanan, kaca yang digunakan
sebaiknya adalah kaca tempered dengan ketebalan minimal 10 mm. Pemasangannya pun harus
menggunakan rangka yang kuat pada semua sisi, sehingga kaca dapat terjepit kuat dan tidak
mudah bergerak. Apabila luas plafon cukup besar, sebaiknya digunakan kisi-kisi yang jaraknya
berdekatan satu sama lain, agar kaca tertopang dengan baik.

Gambar 15. Plafon Kaca Dengan Rangka Stenles

2. KAIN

Plafon berbahan kain mulai dipakai orang, kain dipilih sebagai plafon karena menawarkan
kemudahan dalam hal perpaduan warna dan motif. Kain yang dipakai untuk plafon adalah kain
yang memiliki serat tebal dengan tingkat kerapatan tinggi, kain seperti ini membuat plafon tetap
sebagai bantalan udara. Di bali penggunaan kain pada ornament plafon sudah digunakan sejak
dulu misalnya pada bangunan stil bali yang menggunakan kain dengan gambar cerita
pewayangan dan dipadukan dengan kayu berukir.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 25


Gambar 16. Plafon Kain

3. METAL

Metal bisa menjadi alternatif material untuk plafon. Bahan dasar material ini adalah baja ringan
yang dilapis dengan Zincalume. Plafon metal terdiri dari beberapa modul-modul papan yang
dipasang pada rangka. Ada beberapa macam macam modul dan ukuran lubang grid (ada jenis
plafon metal yang berlubang, ada yang tidak). Jika Anda mempergunakan plafon metal
berlubang-lubang maka gunakan kain hitam yang diletakkan di atas plafon untuk menahan debu
dari atap.

Saat ini plafond metal banyak dipakai pada rumah-rumah mewah, apartemen, perkantoran dan
bangunan-bangunan modern lainnya. Hal ini disebabkan karena plafond metal mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya yaitu :

1. Plafond metal tahan terhadap api sehingga aman jika terjadi kebakaran.

2. Dibandingkan dengan jenis plafond lainnya, plafond metal sangat ringan namun kuat.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 26


3. Karena terbuat dari logam, maka plafond metal anti lapuk dan anti rayap sehingga umur
pakai plafond metal menjadi lebih lama.

4. Proses pemasangan plafond metal sangat cepat dan bergaransi

Gambar 17. Plafon Metal

4. GYPSUN

Gypsum merupakan bahan penutup plafon yang paling banyaka/umum dijumpai


dimasyarakat. Gipsum biasanya dijual dalam bentuk lembaran dengan ukuran tertentu.

Keuntungan dari gipsum, yaitu mudah perawatannya , hasil akhir setelah difinishing lebih rapi
karena tampa nat serta mudah dikombinasikan dengan jenis hiasan-hiasan lain. Kerugiannya,
yaitu. Mudah pecah, tidak tahan terhadap tetesan air, semakin lama porositas gipsum semakin
tinggi sehingga mudah remuk

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 27


Gambar 18. Plafon Gipsun

TEKNIK FINISHING KAYU

Pengertian Finishing Kayu

Finishing merupakan lapisan paling akhir pada permukaan kayu.

Proses ini bertujuan untuk (1)memberikan nilai estetika yang lebih baik pada perabot kayu dan
juga berfungsi untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur atau kualitas
ketahanan permukaan pada material tertentu. Tujuan kedua adalah (2) untuk melindungi kayu
dari kondisi luar (cuaca, suhu udara dll) ataupun benturan dengan barang lain (Crump, 1993: 79).
Dengan kata lain untuk menambah daya tahan dan keawetan produk kayu.Material yang
digunakan untuk finishing bisa bermacam-macam. Cara aplikasinya pun berbeda-beda.Dilihat
dari jenis material, pada dasarnya ada 2 macam jenis finishing,yaitu

1. Finishing bahan padat, material ini 100% menutupi permukaan kayu dan
menyembunyikan tampak aslinya. Fisik bahan ini berupa lembaran atau rol. Paling baik
dengan aplikasi secara masinal 100% dan populer untuk pemakaian furniture indoor
dengan bahan dasar plywood,MDF, hardboard, softboard dan jenis lembaran lainnya.
2. Finishing bahan cairan, sangat banyak jenis dan variasi aplikasinya. Paling populer
digunakan pada hampir seluruh jenis furniture kayu. Bersifat lebih fleksibel daripada
finishing dari jenis bahan yang padat. Sangat baik untuk finishing permukaan bidang
lebar ataupun yang melengkung. Pada teknologi terbaru sekarang ini, jenis finishing akhir
cairan bisa memiliki kualitas yang sama kuatnya pada permukaan yang lebar. Jenis bahan
finishing cair yang telah digunakan saat ini antara lain Oil, Politur, Nitro Cellulose (NC),
Melamine, PolyUrethane (PU), dan yang sedang populer saat ini adalah Waterbased

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 28


Lacquer.Semua bahan finishing cair di atas membutuhkan minyak sebagai bahan pencair
kecuali WaterBased Lacquer, menggunakan air sebagai bahan pencairnya.

Wood finishdapat dibedakan dalam 2 golongan besar, yaitu :

1. Wood finish golongan ini akan menyebabkan permukaan kayu menjadi


tertutup sama sekali sehingga tepat digunakan untuk kayu/material wood base
dengan nilai dekoratif yang rendah.
2. Opaque finish dapat dilakukan dengan menggunakan cat minyak (synthetic
enamel), cat duco, atau pigmented-paint lainnya.

Clear Finish

Clear finish sifatnya akan memunculkan keindahan alami dari kayu, sehingga serat kayu akan
terlihat menambah keindahan kayu tersebut.. Dengan demikian pekerjaan clear finish akan lebih
baik menggunakan bahan cat yang non-pigmented seperti pernis (synthetic varnish), sirlak
(shellac), politur,dan lacquer, misalnya cat melamik, cat NC, dll.Penggunaan bahan cat dalam
kedua golongan wood finish di atas sangat tergantung dari penempatan benda yang akan
difinishing, yaitu eksterior atau interior .Kesan akhir yang diharapkan, misalnya natural atau lux.
kesan natural biasanya menggunakan cat 1 komponen yang bersifat low-build sehingga lapisan
catnya mengikuti kontur dan tekstur kayu, sedangkan kesan lux bisa didapat dengan
menggunakan cat 2 komponen yang bersifat high-build sehingga membentuk lapisan cat yang
lebih tebal, rata dan halus.

Alat aplikasi yang tersedia, misalnya jika hanya memiliki kuas, maka kita mencari cat yang lebih
lambat kering agar hasil pengecatan tetap rata dan tidak ada jejak bekaskuas(brush-mark).

APLIKASI FINISHING KAYU

Bahan yang mahal tidak menjamin hasil finishing yang baik dan berkualitas. Banyak faktor yang
ikut menentukan kualitas hasil finishing. Cara aplikasi merupakan salah satu faktor yang penting
menentukan kualitas hasil. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan jenis
bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing tidak menutup
kemungkinan untuk memakai lebih dari satu cara aplikasi.

Berikut ini beberapa cara aplikasi finishing yaitu

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 29


1. Dipping (celup)
Lebih dikenal juga dengan istilah perendaman. Bahan finishing diletakkan dalam suatu
bejana/tangki kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam tangki tersebut. Proses ini
bertujuan agar seluruh permukaan benda terutama pada bagian sudut & tersembunyi bisa
terlapisi bahan finishing.
2. Wiping (pemolesan dengan kain)
Proses ini sebaiknya tidak dipakai sebagai proses awal/dasar. Walaupun demikian
beberapa bahan finishing tertentu hanya bisa diaplikasikan dengan cara ini, misalnya
politur. Kualitas permukaan lebih baik dari proses celup tapi membutuhkan waktu lebih
lama.
3. Brush (kuas)
Merupakan cara paling murah dan mudah di antara yang lain. Hanya saja harus hati-hati
dalam memilih kuas yang berkualitas. Bahan finishing yang cocok untuk cara ini
termasuk cat, varnish dan pewarna. Sebagaimana ujung kuas, hasil permukaan finishing
tidak sehalus dan serata aplikasi spray atau poles.
4. Spray (semprot)
Membutuhkan beberapa alat tambahan khusus tapi tidak terlalu mahal. Alat utama yang
diperlukan adalah kompressor untuk membuat tekanan udara dan spray gun, suatu alat
untuk menyemprotkan bahan finishing bersamaan dengan udara bertekanan ke bidang
kerja. Dengan pengaturan tertentu pada kekuatan tekanan, jumlah material yang
disemprotkan, cara ini menghasilkan bidang permukaan yang sangat baik, halus dan
cepat. Saat ini metode spray menjadi dasar dari hampir semua jenis bahan finishing
lacquer dengan berbagai variasi jenis alat semprot (sprayer), dari yang manual hingga
otomatis.Proses yang bisa dilakukan dengan cara spray meliputi lapisan dasar, pewarnaan
(lapisan kedua) hingga lapisan akhir.
5. Shower (curah)
Metode ini diimplementasikan pada mesin finishing curtain (tirai), bahan finishing
dicurahkan ke permukaan benda kerja dengan volume dan kecepatan tertentu sehingga
membentuk lapisan tipis di atas permukaan benda kerja. Cara pengeringannya tergantung
bahan finishing yang digunakan. Kebanyakan digunakan oleh pabrik flooring (parket)
atau furniture indoor lainnya yang memakai papan buatan.
6. Rolling
Prinsipnya sama dengan roller yang dipakai untuk mengecat tembok, tetapi yang
dimaksud disini adalah alat aplikasi sebuah mesin roller yang seluruh permukaannya
terbalut dengan bahan finishing cair dan benda kerja (papan) mengalir di bawahnya.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 30


Hanya roller bagian atas yang terbalut dengan bahan finishing, sedangkan roller bagian
bawah hanya berfungsi untuk mengalirkan benda kerja ke dalam mesin. Jenis bahan
finishing yang digunakan adalah UV lacquer, melamine, NC lacquer.

Jenis Bahan Finishing Kayu

Sebelum menentukan jenis bahan finishing, perlu melihat dan menentukan hasil seperti apakah
diinginkan. Dengan kata lain alasan mana yang paling menjadi prioritas menerapkan finishing
pada sebuah produk kayu. Apakah (1) keawetan, (2) estetika, (3) kemudahan aplikasi, (4) biaya
atau (5) lingkungan. Bahan finishing dikategorikan pada beberapa jenis sebagai berikut:

1. Oil
Merupakann jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Bahan ini tidak
membentuk lapisan 'film' pada permukaan kayu. Oil meresap ke dalam pori-pori kayu
dan tinggal di di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk dari pori-pori kayu.
Cara aplikasinya mudah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda kerja
dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering.Bahan ini tidak memberikan
keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya.
2. Politur
Bahan dasar finishing ini adalah Shellac yang berwujud serpihan atau batangan kemudian
dicairkan dengan alkohol. Anda juga bisa memperolehnya dalam bentuk siap pakai
(sudah dicampur alkohol pada proporsi yang tepat). Di sini alkohol bekerja sebagai
pencair (solvent). Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi
dengan cara membasahai kain (sebaiknya yg mengandung katun) dan memoleskannya
secara berkala pada permukaan layu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing (film)
pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal.
3. NCLacquer
Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC (NitroCellulose) lacquer.
Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan
'solvent' yang cepat kering, yang kita kenal dengan sebutan thinner. Bahan ini tahan air
(tidak rusak apabila terkena air) tapi masih belum kuat menahan goresan. Kekerasan
lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan fisik. Bahkan walaupun
sudah kering, NC bisa 'dikupas' menggunakan bahan pencairnya (solvent/thinner). Cara
aplikasinya dengan system spray (semprot) dengan tekanan udara.

MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 31


MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 32

Anda mungkin juga menyukai