PENDAHULUAN
Material finishing merupakan material terakhir untuk menghasilkan produk yang diharapkan.
Oleh karena itu pemilihan yang tepat sangat dianjurkan.Dalam memilih material finising sebuah
bangunan perlu diperhatikan gaya atau tema bangunan tersebut, hal ini karena akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh. Tema bangunan dengan konsep alami, sebaiknya memilih
material finishing dari bahan alami pula, misalnya kayu atau batu. Lain halnya dengan konsep
modern. Bisa digunakan material berbasis kaca, logam atau material pabrikasi lainnya.Bisa
digunakan material berbasis kaca, logam, atau material pabrikasi lainnya. Penggabungan Bahan
Bangunan material natural dan modern juga dapat dilakukan dengan proporsi berimbang,
tergantung dari konsep desain dan seler
(a) (b)
Bahan finishing interior memiliki jenis yang beragam, tergantung tempat aplikasinya. Pada
umumnya bahan finishing interior harus mempunyai sifat sebagai berikut:
Bila dilihat dari lokasi pengaplikasian bahan finising dapat diaplikasikan pada :
1. Tembok : Cat tembok, kramik dinding, wallpaper,kaca, kayu dan batu tempel
2. Plafon : Cat, pernis, HPL/PVC
3. Kusen : Cat kayu, pernis/politer
4. Besi (reling tangga,trails) : Cat besi
A. Pekerjaan plesteran
1. Pendahuluan
Setelah dinding terpasang sampai atas, pekerjaan plesteran dapat dimulai langkah pertama
adalah membasahi dinding terlebih dahulu agar plesteran dapat melekat dengan kuat. Ada
beberapa syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan plesteran,
yaitu :
Tembok yang akan diplester harus datar
(a) (b)
A. Cat Tembok
Salah satu bahan yang digunakan untuk finishing tembok adalah cat tembok. Cat tembok
ada dua jenis yaitu cat interior dan eksterior. Cat tembok diaplikasikan setelah pekerjaan
plamir dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang baik berikut ada beberapa trik yang
perlu diperhatikan :
Untuk mendapatkan hasil akhit terbaik untuk permukaan tembok baru, beton atau
permukaan baru lainnya berikanlah waktu pengeringan secukupnya sebelum proses
pengecatan dilakukan. Waktu pengeringan untuk menghindari tembok dari
kelembaban yang dapat mempengaruhi cat menjadi berjamur dan rontok.
Cat akan menjadi seperti kapur jika daya serap tembok masih bekerja, untuk itu
tembok harus dilapisi dengan wall sealer, namun jika untuk alas an ekonomis ada
dapat melarutkan satu sampai dua bungkus lem putih kedalam satu gallon air,
kemudian kuaskan pada tembok sebelum tembok di plamir
Selanjutnya lapisi dengan plamir setipis mungkin
B. Dinding Kramik
Pemasangan dinding kramik pada umumnya di pasang pada dapur,kamar mandi, lorong
rumah sakit, dan ruang kelas, hal ini dikarenakan kramik pada dinding dapur dan kamar
mandi memiliki fungsi sebagai pelindung dinding dari cipratan minyak, air dan kotoran.
Namun dewasa ini banyak masyarakat yang memasang dinding kramik pada ruang tamu
dan ruang keluarga. Penempatan dinding kramik selain di dapur dan kamar mandi tidak
salah hal tersebut disesuaikan dengan selera penghuni. Adapun kerugian dan
keuntungannya antara lain :
Jika salah dalam memilih motif dan ukuran kramik ruangan akan tampak kaku
dan sempit
Proses pemasangan lama
Jika ingin merubah warna tembok, akan memerlukan biaya yang tinggi karena
kramik dinding harus dibongkar
Keuntungannya tidak memerlukan plesteran,acian dan pekerjaan plamir
Saat ini banyak sekali jenis motif dan ukuran kramik, untuk kramik dindidng sebaiknya
digunakan warna-warna cerah dan mempunyai motif yang alami (serat kayu,
pemandangan, pohon dan hewan). Untuk memperindah tembok sebaiknya digunakan
karamik lis pada bagian atas, bawah ataupun di tengah-tengah dinding kramik.
Pada gambar 2.8 (a) diperlihatkan kramik dinding dapur berwarna cerah dengan lis
kramik ditengah-tengah sedangkan pada gambar (b) pola pemasangan kramik yang tidak
rata memberikan kesan elegan dan luas namun pada umumnya kramik yang digunakan
adalah kramik yang tidak mengkilap. Gambar (c) permainan warna yang menarik namun
perlu diperhatikan tidak sembarang warna dapat dipadukan untuk mendapatkan hasil
yang baik.
C. Batu Tempel/Hias
Batu tempel/hias banyak sekali jenisnya tergantung funsinya,batu temple/hias bisa di
aplikasikan pada interior maupun eksterior bangunan. Batu temple atau hias pada
umumnya merupakan produk pabrikasi dan batu yang sudah tersedia di alam. Batu alam
biasanya terbuat dari bahan batu adesit, paras dan batu kapur (putih). Sedangkan untuk
batu hisa pabrikasi menggunakan bahan semen yang dicampur dengan bahan lainnya
guna mendapatkan motif yang baik dan untuk selanjutnya dicetak dan dipotong sesuai
dengan ukuran yang diharapkan.
Fungsi utama dari batu hias adalah untuk keindahan atau estetika. Batu hias ini dibuat
bukan untuk menopang beban struktur, namun untuk menambah keindahan dinding.
Coating hanya salah satu bentuk upaya untuk mencegah batu temple/hias pada dinding
rumah rusak akibat dampak buruk air dan perubahan cuaca. Meski terlihat mudah proses
coating harus dilakukan secara periodic dan tidak sembarangan. Pilihan jenis cairan
coating pun harus disesuaikan dengan karakteristik batu. Tidak semuanya cocok
diaplikasikan kesemua batu alam. Batu dengan porisitas tinggi lebih cocok dicoating
dengan larutan kimia yang lebih rendah. Batuan keras seperti batu kali dan andesit, lebih
tepat menggunakan coating yang mengkilap. Sebaliknya, batuan dengan porositas tinggi
cocok dengan coating dof.
D. Kertas Dinding/Wallpaper
Saat ini, untuk memperindah rumah tidak selalu menggunakan cat dinding. Berbagai
alternative tersedia. Dalam suatu rumah, dinding merupakan bagian yang paling dominan
yang selalu mengelilingi kita sehingga bagian ini adalah bagian yang paling sering
dilihat. Salah satu penuutp dinding yang digemari adalah wallpaper atau kertas dinding.
Wallpaper memiliki banyak corak yang bervariasi. Warna dan disainnya lebih menarik,
mulai dari warna polos, corak sempel seperti garis dan lengkung atau corak lain seperti
corak bunga, polkadot, bahkan ada pula wallpaper yang dapat bercahaya saat gelap atau
glow in the dark. Bila dilihat dari segi harga tidah terlalu berbeda jauh dengan harga cat
tembok. Namun hasil yang ditampilkan lebih baik dibandingkan corak tembok yang
cenderung monoton.
Corak-corak rumit yang ditawarkan wallpaper tidak bisa dihasilkan bila Anda
menggunakan cat tembok. Itulah salah satu alasan dipilihnya wallpaper untuk dinding.
Beragamnya pilihan corak dan warna juga memudahkan dinding rumah disesuaikan
E. Dinding Kaca
Semula material kaca jarang digunakan sebagai material dinding maupun pintu. Sifat
kaca yang rapuh dan rawan pecah merupakan alasannya. Namun kini, material kaca
cukup populer digunakan sebagai dinding. Terutama pada bangunan-bangunan rumah
modern. Beberapa orang bahkan mengaplikasikan dinding kaca untuk sebagian besar
dinding rumah. Namun banyak juga yang hanya mengaplikasikan pada dinding ruangan
tertentu. Kaca-kaca transparan berukuran besar dapat membawa nature flow ke dalam
ruang. Jika terdapat taman hijau di seputar rumah, dinding kaca akan menyajikan
pemandangan tersebut ke dalam ruang. Dengan dinding transparan, batas antara ruang
luar dan dalam seolah hilang. Selain fungsi di atas, kaca juga memungkinkan banyak
cahaya alam masuk, menerangi ruang di dalam rumah. Sehingga, pada siang hari
misalnya, tidak diperlukan lampu pada ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan
ruang luar. Dengan demikian, energi listrik untuk penerangan ruang pun dapat dihemat.
Pada malam hari, kaca juga dapat menghadirkan pemandangan alam ke dalam ruangan
dan menjadikan ruang lebih romantis.
F. Dinding Kayu
Dinding kayu juga sudah sangat kita kenal, dan dipakai dalam rumah-rumah tradisional
bangsa kita. Aplikasinya berupa papan-papan (baik sudah dihaluskan dan difinishing rapi
ataupun masih kasar bekas gergajian) yang dipaku langsung pada antara tiang rumah, berupa
panel yang dikunci oleh frame-frame dengan ukuran bervariasi, ataupun dipakukan dengan
sistem tumpuk (seperti khas pada rumah transmigran di luar Jawa). Semua aplikasi ini
mempunyai fleksibilitas dan nilai artistik masing-masing, hanya saja perlu diperhatikan proses
finishing dan pemasangannya, sehingga hasil akhir tampak rapi dan bisa awet melawan iklim
tropis.
Pelapis dalam finishing Interior yang umum digunakan antara lain HPL, tacon, decosit, supercon
dan PVC. Di antara keempat pelapis tersebut, HPL paling mahal, disusul tacon, decosit dan
supercon atau PVC. Keunggulan HPL adalah tampilannya yang cantik, dengan motif yang sangat
bervariasi dari warna solid seperti duko, maupun motif kayu . Tapi karena merupakan bahan
lapisan yang tipis (sekitar 1 mm) dan disatukan dengan kayu dengan cara dilem, HPL dan bahan
pelapis lainnya kurang kuat. Dalam beberapa tahun-apalagi bila mengelemnya tidak baik,
finishing interior sistem pelapis ini bisa mengelupas. Kekurangan PVC lebih mudah mengelupas
dari pada HPL dan tidak tahan benturan pada sudut-sudutnya, karena lembarannya tipis
.Tampilan HPL, tacon dan decosit/pvc agak mirip, bedanya permukaan HPL dan tacon lebih
bertekstur (sehingga lebih alami), sementara PVC berteksture licin. PVC lebih murah dan lebih
tipis, tapi bahan ini dalam penggunaanya untuk sistem finishing interior, tidak ramah lingkungan
karena unsur plastiknya. Sementara HPL dan tacon jika kualitasnya tidak bagus, warnanya lama-
kelamaan bisa pudar atau kekuning-kuningan.
B. Lantai Kramik
Kramik lantau merupakan bahan penutup (finishing) lantai daribahan kramik
yang memiliki tujuan selain sebagai penutup lantai juga berfungsi sebagai menambah
kekuatan laintai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai. Selain fungsi
fungsi tersebut kramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfir tertentu pada ruangan,
tergantung jenis dan corak kramik yang dipilih.
Jenis kramik bila dilihat dari penggunaan bahan dan proses pembuatannya terbagi
dalam dua jenis kramik yaitu:
Kramik tradisional : yaitu kramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam,seperti kuarsa, kaolin.
Kramik halus: menggunakan bahan dasar dari oksida-oksida logom seperti
oksida logam (AI203, ZrO2, MgO )
kramik interior
Kramik jenis ini senantiasa terlindung dari hujan dan sinar matahari
langsung, oleh karena itu biasanya digunakan jenis kramik polos atau
MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 17
dekoratif sesuai dengan fungsi ruang dan kesan yang diharapkan. Untuk
ruangan yang kering dapat digunakan kramik yang memiliki permukaan
halus (mengkilap) sedangkan untuk lantai yang basah misalnya kamar mandi
dan tempat cuci diharapkan menggunakan kramik yang berglasur (kasar)
pada permukaannya, karena kramik jenis ini tidak licin pada saat terkena air
dan mudah dibersihkan.
(a) (b)
Gambar 2.15 (a) kramik permukaan halus (b) kramik permukaan kasar (glazur)
Kramik eksterior
Untuk lantai eksterior dan sering terkena hujan dan sinar matahari secara
langsung disarankan pilih jenis kramik tahan perubahan cuaca, ditandai
dengan daya serap air rendah, permukaan berglazur. Khusus untuk tangga
baik interior maupun eksterior digunakan kramik yang tidak licin, seperti
kramik yang bertekstur atau dapay dipilih juga aksesoris kramik lantai yang
memang khusus untuk dipasang pada anak tangga yang biasa disebut
bullnose dan stepnose
Ukuran kramik lantai sangat berfariatif tergantung luas ruangan yang akan ditutup kramik.
Ukuran yang umum terdapat dillpangan untuk kramik lantai 30 x 30 cm, 25 x 40 cm, 40 x 40cm
dan 60 x 60 cm. Untuk motif kramik sangat bermacam-macam ada yang polos, motif marmer,
motif granit dan kayu. Pemilihan motif, warna dan ukuran akan berpengaruh sangat besar
terhadap hasil yang akan diperoleh.
A. Kelebihan:
Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur dan bahan pembentuk (batu alam,
granit dan marmer)
Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parkit), warna tahan lama dan mudah
dalam pembersihan
Permukaan anti air
Tahan terhadap goresan pisau dan tahan terhadap api (panas)
B. Kekurangan:
Meledak pada saat musim kemarau hal ini terjadi jika udara (tidak semua
bagian dibawah keramik solid terisi adukan) panas yang terperangkap dibawah
keramik memuai dan mendorong keramik hingga pecah. Penyebab lain adalah
adukan kurang homogen (adukan dilakukan sebentar) yang mengakibatkan
daya rekat tidak tahan lama sehingga beberapa waktu kemudian ubin lepas.
C. Lantai Marmer
MENERAPKAN MATERIAL FINISHING BANGUNAN Page 19
Bentuk awal dari marmer adalah berupa bongkahan yang kemudian dipotong-potong
membentuk lembaran-lembaran dengan ukuran tertentu sesuai dengan pesanan. Permukaan
marmer memiliki motif yang unik serta berwarna keabu-abuan. Lantai marmer mampu
menimbulkan kesan yang lux/mewah, namun karena harganya yang mahal maka hanya
kalangan tertentu saja yang mampu menggunakannya.
Lantai marmer memiliki beberapa kelebihan yaitu selain kesannya yang mewah, jenis
lantai ini juga tahan api dan lebih tahan untuk menahan beban-beban yang berat jika
dibandingkan dengan jenis lantai lainnya. Namun lantai marmer juga memiliki beberapa
kelemahan, yakni jika terkena tumpahan air yang berwarna pekat seperti teh, kopi, atau tinta,
maka sulit untuk membersihkannya karena sifat permukaan marmer yang menyerap air. Juga
lantai marmer tidak cocok untuk digunakan sebagai eksterior karena bila terkena sinar
matahari secara terus menerus serta sering terkena air hujan maka lantai akan mudah
berlumut. Dipasaran marmer di jual dalam lembaran besar dan potongan kecil yang
disesuaikan dengan pesanan pelanggan.
Gambar 2.18 Cairan pembersih dan alat yang digunakan dalam mempoles marmer
D. Lantai Mozaik
Mozaik semakin popiler untuk mempercantik elemen bangunan. Mozaik menjadi
lapis dinding, lantai kamar mandi, back panel dapur, pelapis saniter hingga dinding lantai
kolam renang.
Tak ubahnya kermaik lantai atau dinding, mozaik terbuat dari porselen, kaolin dan
bahan khusus lainnya. Ukuran keeping-keping mozaik bervariasi ada yang 18mm x 18mm,
25mm x 25mm, 28mm x 28mm, 35mm x 35mm dan juga 50mm x 50mm. Masing masing
keping memiliki tebal antara 3mm 4mm. Sebagai bahan pengikat antar keping adalah
jejaring berbahan nilon. Jaring ini berperan sebagai pengikat sekaligus perekat keping
(a) (b)
Didalam dunia kontruksi telah banyak diketahui, bahwa terdapat berbagai macam bahan
untuk membuat plafon. Bila selama ini kita hanya memakai gipsun atau triplek sebagai bahan
untuk membuat plafon maka saat ini banyak material yang bisa dijadikan pilihan, baik yang
dipakai hanya sebagai elemen dekoratif, atau sebagai bagian dari struktur plafon. Jenis material
tersebut ada yang bersifat alami dan modern seperti kayu, triplek, bambu sampai dengan bahan
pabrikan seperti metal, PVC dan lenin. Adapun bahan material penutup plafon adalah sebagai
berikut:
1. Kayu
Bahan kayu merupakan material yang sudah dipergunakan sejak dulu. Plafon ini bisa dipasang
bisa berupa bilah-bilah papan kecil ataupun papan lebar. Bahan kayu cenderung menampilkan
kesan yang natural, bahan kayu juga dapat dibuat motif sesuai dengan keinginan pemilik. Namun
bahan kayu juga memiliki beberapa kelemahan mulai dari harga kayu yang mahal dan ketahanan
kayu terhadap serangan serangga (rayap) dan air yang menetes dari atas
Bambu atau rotan yang digunakan untuk plafon biasanya sudah dipotong tipis-tipis dan
kemudian dianyam menjadi sebuah lembaran besar atau yang disebut gedhek. Saat akan
memasangnya, lembaran ini tinggal dipaku ke rangka kayu di atasnya. Namun rangka yang
dipakai haruslah lebih rapat dari rangka kayu biasanya, hal ini bertujuan agar lembaran gedhek
tidak melengkung nantinya. Karena gedhek terbuat dari anyaman bambu, terdapat celah-celah
kecil yang dapat dimanfaatkan oleh serangga-serangga kecil dan debu bisa masuk ke dalam
ruang. Untuk mencegahnya, sebaiknya beri lapisan dasar dahulu, misalnya triplek, baru
kemudian gedhek dipasang dibawah lapisan tersebut
Pemakaian kaca sebagai plafon masih jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini karena kaca bisa
memasukkan cahaya dan panas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga kurang cocok dengan
iklim di Indonesia. Jika menggunakan plafon kaca di Indonesia, suhu ruangan akan menjadi
tinggi dan rumah pun menjadi tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Karena itu, plafon kaca
biasanya digunakan hanya untuk aksen. Untuk menjaga keamanan, kaca yang digunakan
sebaiknya adalah kaca tempered dengan ketebalan minimal 10 mm. Pemasangannya pun harus
menggunakan rangka yang kuat pada semua sisi, sehingga kaca dapat terjepit kuat dan tidak
mudah bergerak. Apabila luas plafon cukup besar, sebaiknya digunakan kisi-kisi yang jaraknya
berdekatan satu sama lain, agar kaca tertopang dengan baik.
2. KAIN
Plafon berbahan kain mulai dipakai orang, kain dipilih sebagai plafon karena menawarkan
kemudahan dalam hal perpaduan warna dan motif. Kain yang dipakai untuk plafon adalah kain
yang memiliki serat tebal dengan tingkat kerapatan tinggi, kain seperti ini membuat plafon tetap
sebagai bantalan udara. Di bali penggunaan kain pada ornament plafon sudah digunakan sejak
dulu misalnya pada bangunan stil bali yang menggunakan kain dengan gambar cerita
pewayangan dan dipadukan dengan kayu berukir.
3. METAL
Metal bisa menjadi alternatif material untuk plafon. Bahan dasar material ini adalah baja ringan
yang dilapis dengan Zincalume. Plafon metal terdiri dari beberapa modul-modul papan yang
dipasang pada rangka. Ada beberapa macam macam modul dan ukuran lubang grid (ada jenis
plafon metal yang berlubang, ada yang tidak). Jika Anda mempergunakan plafon metal
berlubang-lubang maka gunakan kain hitam yang diletakkan di atas plafon untuk menahan debu
dari atap.
Saat ini plafond metal banyak dipakai pada rumah-rumah mewah, apartemen, perkantoran dan
bangunan-bangunan modern lainnya. Hal ini disebabkan karena plafond metal mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya yaitu :
1. Plafond metal tahan terhadap api sehingga aman jika terjadi kebakaran.
2. Dibandingkan dengan jenis plafond lainnya, plafond metal sangat ringan namun kuat.
4. GYPSUN
Keuntungan dari gipsum, yaitu mudah perawatannya , hasil akhir setelah difinishing lebih rapi
karena tampa nat serta mudah dikombinasikan dengan jenis hiasan-hiasan lain. Kerugiannya,
yaitu. Mudah pecah, tidak tahan terhadap tetesan air, semakin lama porositas gipsum semakin
tinggi sehingga mudah remuk
Proses ini bertujuan untuk (1)memberikan nilai estetika yang lebih baik pada perabot kayu dan
juga berfungsi untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur atau kualitas
ketahanan permukaan pada material tertentu. Tujuan kedua adalah (2) untuk melindungi kayu
dari kondisi luar (cuaca, suhu udara dll) ataupun benturan dengan barang lain (Crump, 1993: 79).
Dengan kata lain untuk menambah daya tahan dan keawetan produk kayu.Material yang
digunakan untuk finishing bisa bermacam-macam. Cara aplikasinya pun berbeda-beda.Dilihat
dari jenis material, pada dasarnya ada 2 macam jenis finishing,yaitu
1. Finishing bahan padat, material ini 100% menutupi permukaan kayu dan
menyembunyikan tampak aslinya. Fisik bahan ini berupa lembaran atau rol. Paling baik
dengan aplikasi secara masinal 100% dan populer untuk pemakaian furniture indoor
dengan bahan dasar plywood,MDF, hardboard, softboard dan jenis lembaran lainnya.
2. Finishing bahan cairan, sangat banyak jenis dan variasi aplikasinya. Paling populer
digunakan pada hampir seluruh jenis furniture kayu. Bersifat lebih fleksibel daripada
finishing dari jenis bahan yang padat. Sangat baik untuk finishing permukaan bidang
lebar ataupun yang melengkung. Pada teknologi terbaru sekarang ini, jenis finishing akhir
cairan bisa memiliki kualitas yang sama kuatnya pada permukaan yang lebar. Jenis bahan
finishing cair yang telah digunakan saat ini antara lain Oil, Politur, Nitro Cellulose (NC),
Melamine, PolyUrethane (PU), dan yang sedang populer saat ini adalah Waterbased
Clear Finish
Clear finish sifatnya akan memunculkan keindahan alami dari kayu, sehingga serat kayu akan
terlihat menambah keindahan kayu tersebut.. Dengan demikian pekerjaan clear finish akan lebih
baik menggunakan bahan cat yang non-pigmented seperti pernis (synthetic varnish), sirlak
(shellac), politur,dan lacquer, misalnya cat melamik, cat NC, dll.Penggunaan bahan cat dalam
kedua golongan wood finish di atas sangat tergantung dari penempatan benda yang akan
difinishing, yaitu eksterior atau interior .Kesan akhir yang diharapkan, misalnya natural atau lux.
kesan natural biasanya menggunakan cat 1 komponen yang bersifat low-build sehingga lapisan
catnya mengikuti kontur dan tekstur kayu, sedangkan kesan lux bisa didapat dengan
menggunakan cat 2 komponen yang bersifat high-build sehingga membentuk lapisan cat yang
lebih tebal, rata dan halus.
Alat aplikasi yang tersedia, misalnya jika hanya memiliki kuas, maka kita mencari cat yang lebih
lambat kering agar hasil pengecatan tetap rata dan tidak ada jejak bekaskuas(brush-mark).
Bahan yang mahal tidak menjamin hasil finishing yang baik dan berkualitas. Banyak faktor yang
ikut menentukan kualitas hasil finishing. Cara aplikasi merupakan salah satu faktor yang penting
menentukan kualitas hasil. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan jenis
bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing tidak menutup
kemungkinan untuk memakai lebih dari satu cara aplikasi.
Sebelum menentukan jenis bahan finishing, perlu melihat dan menentukan hasil seperti apakah
diinginkan. Dengan kata lain alasan mana yang paling menjadi prioritas menerapkan finishing
pada sebuah produk kayu. Apakah (1) keawetan, (2) estetika, (3) kemudahan aplikasi, (4) biaya
atau (5) lingkungan. Bahan finishing dikategorikan pada beberapa jenis sebagai berikut:
1. Oil
Merupakann jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Bahan ini tidak
membentuk lapisan 'film' pada permukaan kayu. Oil meresap ke dalam pori-pori kayu
dan tinggal di di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk dari pori-pori kayu.
Cara aplikasinya mudah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda kerja
dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering.Bahan ini tidak memberikan
keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya.
2. Politur
Bahan dasar finishing ini adalah Shellac yang berwujud serpihan atau batangan kemudian
dicairkan dengan alkohol. Anda juga bisa memperolehnya dalam bentuk siap pakai
(sudah dicampur alkohol pada proporsi yang tepat). Di sini alkohol bekerja sebagai
pencair (solvent). Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi
dengan cara membasahai kain (sebaiknya yg mengandung katun) dan memoleskannya
secara berkala pada permukaan layu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing (film)
pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal.
3. NCLacquer
Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC (NitroCellulose) lacquer.
Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan
'solvent' yang cepat kering, yang kita kenal dengan sebutan thinner. Bahan ini tahan air
(tidak rusak apabila terkena air) tapi masih belum kuat menahan goresan. Kekerasan
lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan fisik. Bahkan walaupun
sudah kering, NC bisa 'dikupas' menggunakan bahan pencairnya (solvent/thinner). Cara
aplikasinya dengan system spray (semprot) dengan tekanan udara.