Anda di halaman 1dari 14

EduMa Vol. 4 No.

2 Desember 2015 32
ISSN 2086 3918

PERBANDINGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA


DALAM BELAJAR MATEMATIKA ANTARA
YANG MENGGUNAKAN METODE JIGSAW
DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DI
KELAS VII SMP SATU ATAP NEGERI TALUN
KABUPATEN CIREBON

Ineu Andriani, Mumun Munawaroh, Indah


Nursuprianah

Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon


Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon

ABSTRAK
Kepercayaan diri merupakan suatu hal terpenting bagi siswa khususnya dalam
belajar matematika. Apabila individu tersebut memiliki kepercayaan diri yang rendah
maka akan mempengaruhi hasil belajarnya. Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang di anggap sulit bagi siswa di sekolah, hal inilah yang menjadi ketakutan
siswa sehingga kepercayaan diri menjadi rendah ketika belajar matematika. Oleh sebab
itu, guru dapat menggunakan metode active learning yang membuat pembelajaran
matematika menjadi menyenangkan dan tidak hanya berpusat pada guru saja melainkan
berpusat juga pada siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan
kepercayaan diri siswa. Metode active learning diantaranya metode Jigsaw dan metode
inkuiri terbimbing. Dari kedua metode tersebut peneliti akan membandingkan dan
menganalisis metode manakah yang baik bagi kepercayaan diri siswa dalam belajar
matematika. Setelah itu, hasilnya terdapat perbedaan dari kedua metode tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain One Shot Case
Study. Dari hasil analisis diperoleh sebesar 62% kepercayaan diri siswa yang
menggunakan metode Jigsaw sedangkan metode inkuiri terbimbing sebesar 65%. Dari
kedua metode tersebut diperoleh bahwa kepercayaan diri siswa berada pada kategori
sama yaitu kategori tinggi. Untuk uji t diperoleh bahwa sig.2 (tailed) 0,026 < 0,05
sehingga H0 ditolak dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika antara yang menggunakan metode
Jigsaw dengan metode inkuiri terbimbing.

Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Metode Jigsaw, dan Metode Inkuiri Terbimbing
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 33
ISSN 2086 3918

PENDAHULUAN proses belajar mengajar (Hamdani,


Guru memiliki peran penting dalam 2011: 65). Metode pembelajaran
proses pembelajaran. Salah satunya yang sesuai membuat siswa
adalah memotivasi siswa untuk berpartisipasi selama proses
terus belajar agar mendapatkan pembelajaran.
hasil belajar yang memuaskan. Banyak metode active learning yang
Proses dan hasil belajar matematika menumbuhkan dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. mengembangkan kepercayaan diri
Menurut Rumini, dkk (Martyanti, siswa diantaranya metode Jigsaw
2013: 2) mengungkapkan bahwa dan metode inkuiri terbimbing.
faktor-faktor tersebut dapat Metode Jigsaw merupakan salah
dikelompokkan menjadi dua yaitu: satu dari tipe model pembelajaran
faktor eksternal dan faktor internal. kooperatif. Metode Jigsaw pada
Faktor eksternal merupakan faktor dasarnya adalah metode tim ahli,
yang berasal dari luar diri siswa, dimana guru membagi satuan
seperti sarana dan prasarana, informasi yang besar menjadi
lingkungan, guru, kurikulum, komponen-komponen lebih kecil.
metode mengajar, dan lain-lain. Selanjutnya guru membagi siswa
Sedangkan faktor internal kedalam kelompok belajar kooperatif
merupakan faktor yang berasal dari sehingga setiap anggota
dalam diri siswa sendiri, seperti : bertanggung jawab terhadap
motivasi, kecerdasan emosional, penguasaan setiap komponen atau
kecerdasan matematis-logis, subtopik yang ditugaskan guru
kepercayaan diri, kemandirian, dan dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
lain-lain. tiap-tiap kelompok yang
Menurut Fatimah (Hamdan, 2009: 7) bertanggung jawab terhadap
kepercayaan diri adalah sikap positif subtopik yang sama membentuk
seorang individu yang memampukan kelompok lagi yang terdiri dua atau
dirinya untuk mengembangkan tiga orang lebih (Hamdani, 2011: 92).
penilaian positif, baik terhadap diri Adapun kelebihan dari metode
sendiri maupun terhadap Jigsaw adalah dapat menumbuhkan
lingkungan atau situasi yang tanggung jawab bagi siswa, dapat
dihadapinya. Guru sebagai ujung meningkatkan percaya diri
tombak pendidikan dan yang (Wiharani, 2013: 5).
berhadapan langsung dengan Metode inkuiri terbimbing
peserta didik mengemban tugas merupakan salah satu metode yang
dan memiliki peran yang signifikan membuat siswa menumbuhkan dan
untuk melakukan perubahan mengembangkan kepercayaan diri
sehingga tercipta pembelajaran yang siswa. Menurut Hapsari (2011: 3)
berkualitas dan tujuan metode pembelajaran
pembelajaran dapat tercapai secara inkuiriterbimbing adalah salah satu
optimal (Rohaeti, 2013: 2). Untuk metode pembelajaran yang
menciptakan pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa
berkualitas maka guru dapat dalam mengeksplorasi dan
menggunakan metode pembelajaran menemukan sendiri pengetahuan
yang sesuai. Metode pembelajaran mereka. Instruksi dalam kelompok
merupakan alat untuk menciptakan pada pembelajaran inkuiri
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 34
ISSN 2086 3918

terbimbing akan membantu siswa mengeluarkan pendapat dengan


meningkatkan kompetensi sesama teman sekelasnya. Semakin
penelitian dan subjek pengetahuan berkembangnya kepercayaan diri
dalam berbagai keterampilan yang siswa maka semakin besar pula
dapat digunakan dalam dalam mempelajari matematika
kehidupannya (Kuhlthau, dkk, 2007: untuk mendapatkan hasil belajar
2). Salah satu tahap dalam inkuiri yang memuaskan. Akan tetapi, dari
terbimbing adalah tahap kedua metode tersebut peneliti ingin
mempresentasikan apa yang di membandingkan dan mengetahui
dapat dari proses investigasi, pada metode mana yang lebih baik dalam
tahap inilahkepercayaan diri menumbuhkan dan
siswaditumbuhkan. mengembangkan kepercayaan diri
Berdasarkan hasil observasi penulis, siswa.
Sekolah Menengah Pertama Satu Penelitian yang relevan dengan
Atap Negeri Talun merupakan penelitian yang akan diteliti yaitu
sekolah yang memiliki prestasi yang Penerapan penilaian afektif sebagai
cukup baik di bidang akademik. upaya meningkatkan kepercayaan
Sekolah tersebut memiliki diri siswa pada mata pelajaran
prasarana dan sarana yang cukup matematika (Penelitian Tindakan
baik. Lokasi sekolah yang kurang kelas di Kelas VIII-A SMP Negeri 17
strategis, membuat beberapa siswa Kota Cirebon). Diteliti oleh Rani
beralasan untuk tidak masuk Yulia Anggraeni (50540653),
sekolah. Akibat jarang mengikuti mahasiswa jurusan tadris
pembelajaran sehingga siswa jadi matematika IAIN Syekh Nurjati
kurang memahami materi pelajaran Cirebon pada tahun 2010. Dari hasil
khususnya matematika ditambah penelitian diperoleh bahwa daftar
kurangnya motivasi dari orang tua. observasi On-Task dan Off-Task
Pada saat pembelajaran matematika sikap siswa dalam pembelajaran
didapati kenyataan masih matematika di setap siklusnya dapat
rendahnya kepercayaan diri diketahui bahwa sikap yang
siswadalam belajar matematika, ditunjukan oleh siswa
sehinggasiswa malu untuk memperlihatkan adanya hasil
mengeluarkan pendapat di depan peningkatan yang positif. Hal ini
teman-temanya, guru di sekolah membuktikan adanya ketercapaian
tersebut juga belum menggunakan kepercayaan diri melalui data On-
metode active learning contohnya Task dan Off-task pada setiap
Jigsaw dan inkuiri terbimbing,tidak pertemuannya. Untuk siklus I On-
ada kemauan untuk memahami dan Task sebesar 57% Siklus II sebesar
mengerjakan soal-soal matematika, 88,5% dan siklus III mencapai 91,6%
tidak percaya diri dengan jawaban sedangkan untuk Off-task Siklus I
yang telah di dapat. sebesar 43%, Siklus II sebesar 11,5%
Metode Jigsaw dan inkuiri Siklus III sebesar 8,4% (Anggraeni,
terbimbing menuntut siswa untuk 2010: 95). Terdapat persamaan pada
bekerjasama dalam kelompok, variabel penelitian yaitu
mengembangkan potensi yang ada kepercayaan diri siswa. Apabila Rani
pada dirinya, siswa terlibat secara menggunakan PTK sedangkan
langsung dan siswa juga penelitian yang akan dilakukan
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 35
ISSN 2086 3918

menggunakan kuantitatif. Pada penelitian One Shot Case Study


penelitian Rani Yulia Anggraeni yaitu model pendekatan yang
penilaian afektif untuk menggunakan satu kali
meningkatkan kepercayaan diri pengumpulan data pada satu saat.
siswa, sedangkan penelitian yang (Sugiyono, 2007: 110).
akan dilakukan untuk mengetahui Eksperimen 1 : X1 O1
seberapa baik dari metode Jigsaw Eksperimen 2 : X2 O1
dengan inkuiri terbimbing dan Keterangan :
apakah hasilnya sama atau terdapat X1 : Perlakuan pada kelompok
perbedaan dari kedua metode eksperimen 1 yaitu pembelajaran
tersebut untuk kepercayan diri dengan menggunakan metode
siswa. Jigsaw
METODOLOGI PENELITIAN X2 : Perlakuan pada kelompok
Penelitian ini dilaksanakan di eksperimen 2 yaitu pembelajaran
Sekolah Menengah Pertama Satu dengan menggunakan metode
Atap Negeri Talun yang beralamat inkuiri terbimbing
di Jl. Syekh Nurjati no.01 Desa O1 : tes akhir
Kubang Kabupaten Cirebon. Tahapan dalam penelitian ini dibagi
Penelitian ini dilakukan di semester menjadi empat tahap, yaitu:
genap tahun pelajaran 2014-2015. persiapan, pelaksanaan,
Sesuai Surat Keputusan Dekan pengolahan, penyusunan. Perincian
Fakultas Tarbiyah Institut Agama dari tahap-tahap ini adalah sebagai
Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati berikut. Pertama adalah tahap
Cirebon Nomor: In. persiapan meliputi memilih masalah
14/F.I.1/PP.009/4240/2015 dan judul penelitian, studi
memutuskan bahwa penelitian ini pendahuluan, menyusun proposal
dilakukan mulai tanggal 01 penelitian, daftar seminar dan
Februari 2015 s.d. 31 Juli 2015. pelaksanaan seminar, revisi
Metode penelitian yang digunakan proposal sesuai arahan narasumber
penulis adalah metode penelitian dan ACC, daftar SK, konsultasi,
kuantitatif. Metode penelitian pengajuan IPD, revisi IPD, dan ACC
kuantitatif dapat diartikan sebagai IPD, mengunjungi sekolah sasaran
metode penelitian yang penelitian. Kedua adalah tahap
berlandaskan pada filsafat pelaksanaan/pengumpulan data.
positivisme, digunakan untuk Ketiga adalah tahap pengolahan
meneliti pada populasi atau sampel data dan tahap keempat tahap
tertentu, pengumpulan data penulisan laporan hasil skripsi dari
menggunakan instrumen penelitian, Bab I sampai BAB V.
analisis data bersifat Populasi adalah wilayah
kuantitatif/statistik, dengan tujuan generalisasi terdiri atas objek/subjek
untuk menguji hipotesis yang telah yang mempunyai kualitas dan
ditetapkan (Sugiyono, 2007: 8). karakteristik tertentu yang
Desain penelitian ini merupakan ditetapkan oelh peneliti untuk
semua proses yang diperlukan dipelajari dan kemudian ditarik
dalam perencanaan dan kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).
pelaksanaan penelitian, dalam Populasi target dalam penelitian ini
penelitian ini menggunakan desain adalah seluruh siswa di SMP Satu
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 36
ISSN 2086 3918

Atap Negeri Talun kabupaten dilakukan dengan cara memberi


Cirebon pada tahun ajaran seperangkat pertanyaan atau
2014/2015 yang berjumlah 177 pernyataan tertulis kepada
siswa, sedangkan populasi responden untuk di jawabnya
terjangkaunya adalah siswa kelas dengan waktu tertentu. Skala likert
VII di SMP Satu Atap Negeri Talun adalah skala yang dapat digunakan
pada tahun ajaran 2014/2015 yang untuk mengukur sikap, pendapat
berjumlah 53siswa yang terbagi ke dan persepsi seseorang tentang
dalam 2 kelas/rombongan belajar. suatu objek atau fenomena tertentu.
Tabel 3.3 Skala likert memiliki dua bentuk
Data Siswa Kelas VII pernyataan, yaitu: pernyataan
Kelas Jumlah Siswa positif dan negatif. Bentuk jawaban
VII-A 26 skala likert terdiri dari sangat setuju
VII-B 27 (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak
Jumlah 53 setuju (TS) dan sangat tidak setuju
Sumber : Staf Tata Usaha (TU) SMP (STS). Teknik yang digunakan
Satu Atap Negeri Talun dalam penelitian ini berupa angket
dan observasi. Observasi ini
Sampel adalah sebagian dari dilakukan secara tidak langsung
populasi terjangkau yang memiliki artinya peneliti hanya menuliskan
sifat yang sama dengan populasi, kepercayaan diri siswa sebelum
sampel dalam penelitian ini akan diterapkannya metode Jigsaw
ditentukan kemudian pada saat dengan inkuiri terbimbing.
pelaksanaan penelitian (Sudjana PEMBAHASAN
dan Ibrahim, 2010: 85). Adapun Menurut Fatimah (Hamdan, 2009: 7)
bagian dari teknik non probability kepercayaan diri adalah sikap positif
sampling adalah purposive seorang individu yang memampukan
sampling. Teknik purposive dirinya untuk mengembangkan
sampling adalah teknik penilaian positif, baik terhadap diri
pengambilan sampel dengan sendiri maupun terhadap
pertimbangan atau kriteria tertentu. lingkungan atau situasi yang
Penarikan sampel ini tidak dihadapinya. Kepercayaan diri
menggunakan formula tetapi menurut Juni Kuntari (Sinthia,
menggunakan pertimbangan- 2011:3) adalah sebagai suatu
pertimbangan tertentu sesuai perasaan pasti dan mantap dihati
dengan keadaan populasi. Peneliti tentang keadaan diri maupun
memilih sampel kelas VII-A lingkungan sekitar. Perasaan pasti
menggunakan metode Jigsaw dan matap ini membuat individu
dengan jumlah siswa 26 orang dan merasa nyaman ketika berada dia
kelas VII-B menggunakan inkuiri suatu tempat pada suatu waktu.
tebimbing dengan jumlah siswa Menurut Dariyo (Selytania dan
sebanyak 27 orang. Sukarti, 2010: 9) kepercayaan diri
Teknik pengumpulan data merupakan keyakinan terhadap diri
dilakukan dengan pengisian angket sendiri bahwa ia memiliki
atau kuesioner. Suherman (1990: kemampuan dan kelemahan, dan
199) angket atau kuesioner adalah dengan kemampuan tersebut ia
teknik pengumpulan data yang merasa optimis dan yakin akan
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 37
ISSN 2086 3918

mampu mengatasi masalahnya pendapat. Karakteristik individu


dengan baik. yang percaya diri menurut penulis
Menurut Lauster (Idrus dan Anas adalah mempunyai keyakinan atas
Rohmiati, 2008: 4) mendefinisikan kemampuan dirinya sendiri,
kepercayaan diri sebagai suatu bertindak mandiri saat mengambil
sikap atau perasaan yakin akan keputusan, memiliki sikap positif
kemampuan diri sendiri, sehingga terhadap diri sendiri, berani
seseorang tidak terpengaruh oleh mengeluarkan pendapat dalam
orang lain. Kepercayaan diri adalah situasi apapun, memiliki rasa
sikap positif seorang individu yang toleransi.
memampukan dirinya untuk Menurut Preston (Hapsari, 2011: 14)
mengembangkan penilaian positif menyebutkan aspek-aspek
baik terhadap diri sendiri maupun pembangun kepercayaan diri adalah
terhadap lingkungan/situasi yang self-awareness (kesadaran diri),
dihadapinya. Orang yang percaya intention (niat), thinking (berpikir
diri adalah orang yang yakin pada positif dan rasional), imagination
kemampuan dan yakin bisa (berpikir kreatif pada saat akan
menunjukkan kemampuan tersebut bertindak), act (bertindak). Menurut
pada orang lain. Orang percaya diri Kumara (Yulianto dan H. Fuad
itu selalu mencoba dan berusaha Nashori, 2006: 4) berkaitan dengan
melakukan pekerjaan tanpa takut aspek-aspek kepercayaan diri,
salah, dan juga memiliki terdapat empat aspek kepercayaan
kompetensi, yakin, mampu dan diri diantaranya: kemampuan
percaya terhadap diri sendiri dan menghadapi masalah, bertanggung
juga didukung oleh pengalaman, jawab terhadap keputusan dan
potensi aktual, prestasi dan harapan tindakannya, kemampuan dalam
yang realistik (Mastuti, 2008: 13). bergaul, kemampuan menerima
Menurut Lindenfield (Siyam, 2014: kritik. Berdasarkan pendapat yang
3) karakteristik individu yang telah dipaparkan, maka dapat
memiliki percaya diri adalah diambil kesimpulan aspek-aspek
mencintai diri mereka, mengetahui kepercayaan diri menurut penulis
tentang dirinya sendiri, mengetahui adalah yakin pada kemampuan diri
tujuan yang ingin dicapainya, sendiri, optimis dalam menghadapi
melihat kehidupan dari sisi yang suatu masalah, memilikirasa
positif, berani menyampaikan toleransi terhadap orang lain,
pendapat, menyatakan bertanggungjawab untuk dirinya
kebutuhannya secara tegas, dan orang lain, serta mandiri dalam
berpenampilan sesuai waktu dan segala situasi.
keadaan, dan dapat mengendalikan Menurut Ghufron (Bonita, 2012: 18-
perasaan diri sendiri. Karakteristik 21) rasa percaya diri dapat
Karakteristik individu menurut dipengaruhi oleh beberapa faktor
Lauster (Setiawan, 2013: 16-18) yang dapat digolongkan menjadi
adalah percaya pada kemampuan dua, yaitu faktor internal dan faktor
sendiri, bertidak mandiri dalam eksternal. Faktor internal meliputi:
mengambil keputusan, memiliki konsep diri, harga diri, kondisi fisik,
sikap positif terhadap diri sendiri, dan pengalaman hidup. Faktor
dan berani mengungkapkan
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 38
ISSN 2086 3918

eksternal meliputi: pendidikan, dalam subtopik bagiannya; b)


pekerjaan, lingkungan. merencanakan cara mengajarkan
Metode pembelajaran adalah suatu subtopik bagiannya kepada anggota
cara yang digunakan guru untuk kelompoknya semula. Setelah itu,
menyampaikan pelajaran kepada siswa tersebut kembali lagi kepada
siswa. Karena penyampaian itu kelompok masing-masing sebagai
berlangsung dalam interaksi ahli dalam subtopik dan
edukatif, metode pembelajaran mengajarkan informasi penting
dapat diartikan sebagai cara yang dalam subtopik tersebut kepada
dipergunakan oleh guru dalam temannya. Ahli dalam subtopik
mengadakan hubungan dengan lainnya juga bertindak serupa.
siswa pada saat berlangsungnya Menurut Isjoni (2009: 63), kelebihan
pengajaran. Dengan demikian, metode Jigsaw: Memacu siswa untuk
metode pembelajaran merupakan lebih aktif, kreatif, serta
alat untuk menciptakan proses bertanggunga jawab terhadap proses
belajar mengajar (Hamdani, 2011: pembelajaran, melatih siswa untuk
65). lebih aktif dalam berbicara dan
Jigsaw merupakan salah satu tipe berpendapat, mendorong siswa
pembelajaran yang mendorong siswa untuk berfikir kritis, memberi
aktif dan saling membantu dalam kesempatan setiap siswa untuk
menguasai materi pelajaran untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk
mencapai prestasi yang maksimal. menjelaskan materi yang dipelajari
Dalam model ini terdapat tahap- kepada siswa lain dalam kelompok
tahap dalam menyelenggarakannya, tersebut, diskusi tidak didominasi
yaitu pembentukan kelompok oleh siswa tertentu saja tetapi,
kelompok kecil yang dilakukan oleh semua siswa dituntut untuk menjadi
guru berdasarkan pertimbangan aktif dalam diskusi tersebut.
tertentu (Daryanto, 2014: 37). Kelemahan metode Jigsaw meliputi:
Dalam metode Jigsaw guru membagi kegiatan belajar mengajar
satuan informasi yang besar menjadi membutuhkan lebih banyak waktu,
komponen-komponen lebih kecil. bagi guru metode ini memerlukan
Selanjutnya, guru membagi siswa kemampuan lebih karena setiap
kedalam kelompok belajar kelompok membutuhkan
kooperatif, yang terdiri atas empat penanganan yang berbeda.
orang siswa sehingga setiap anggota Ann C. Howe dan Linda Jones
bertanggung jawab terhadap (Wulandari, 2013: 33)
penguasaan setiap komponen atau mendefinisikan inkuiri terbimbing
subtopik yang ditugaskan guru sebagai metode pembelajaran yang
dengan sebaik-baiknya. Siswa dari memberikan kebebasan siswa untuk
tiap-tiap kelompok yang ikut berpartisipasi aktif dalam
bertanggung jawab terhadap pembelajaran. Kebebasan siswa
subtopik yang sama membentuk dalam inkuiri terbimbing
kelompok lagi yang terdiri atas 2 merupakan kebebasan berbatas. Hal
atau 3 orang (Hamdani, 2011: 92). ini berarti guru memiliki peran
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk dalam mengendalikan penelitian
menyelesaikan tugas kooperatifnya siswa. Peran guru ini sebatas
dalam: a) belajar dan menjadi ahli memberi pengarahan tentang
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 39
ISSN 2086 3918

pemilihan bahan awal, jenis data mungkin mengecewakan guru dan


yang akan dikumpulkan siswa, dan siswa yang sudah biasa dengan
yang paling penting adalah melalui perencanaan dan pengajaran secara
keterampilan teknik diskusi. Jadi tradisional, mengajar dengan
inkuiri terbimbing lebih penemuan mungkin akan
menekankan pada membantu anak dipandang terlalu mementingkan
untuk memperoleh kebiasaan dan pemerolehan pengetahuan dan
cara berpikir yang dapat mereka kurang memperhatikan aspek
pakai dalam investigasi bebas atau lainnya, membutuhkan fasilitas
penelitian penuh. yang mungkin tidak di semua
Menurut Suryosubroto (2002: 200- sekolah tersedia untuk mata
201) beberapa kelebihan dari metode pelajaran tertentu.
inkuiri terbimbing, yaitu: Metode HASIL
pembelajaran inkuiri merupakan Aspek-aspek yang terdapat dalam
metode pembelajaran yang kepercayaan diri sebagai berikut.
menekankan kepada pengembangan Yakin pada kemampuan diri sendiri
aspek kognitif, afektif, dan Berani tampil di depan kelas, berani
psikomotor secara seimbang, mengekspresikan pendapat, dan
sehingga pembelajaran melalui mampu berbicara dengan lancar.
metode ini dianggap lebih bermakna, Optimis
metode pembelajaran inkuiri dapat Berusaha bersaing dengan orang
memberikan ruang kepada siswa lain, dan semangat dalam
untuk belajar sesuai dengan gaya pembelajaran.
belajar mereka, metode Toleransi terhadap orang lain
pembelajaran inkuiri merupakan Menerima pendapat orang lain dan
metode yang dianggap sesuai dengan tidak merendahkan orang lain
perkembangan psikologi belajar Bertanggung jawab
modern yang menganggap belajar Bekerjasama dalam kelompok dan
adalah proses perubahan tingkah mengarahkan orang lain
laku berkat adanya pengalaman, Mandiri
metode pembelajaran ini dapat Mampu menyelesaikan masalah
melayani kebutuhan siswa yang yang dihadapi dan rasa
memiliki kemampuan di atas rata- keingintahuan yang tinggi
rata. Artinya, siswa yang memiliki Dalam penelitian ini peneliti mengambil
kemampuan belajar bagus tidak sampel dua kelas yaitu kelas VII-A sebagai
akan terhambat oleh siswa yang eksperimen I yang diterapkan
lemah dalam belajar. Menurut metodeJigsaw dan kelas VII-B sebagai
Suryosubroto (2002: 201) kelemahan eksperimen II yang diterapkan metode
dari metode inkuiri terbimbing inkuiri terbimbing. Peneliti menggunakan
adalah: mensyaratkan adanya instrumen angket untuk mengetahui
persiapan mental untuk cara belajar kepercayaan diri siswa pada mata
ini. Misalnya siswa yang lamban
pelajaran matematika antara yang
menggunakan metode Jigsaw dan metode
akan kebingungan dalam proses
inkuiri terbimbing. Berikut ini adalah data
penemuan tetapi siswa yang lebih
perbandingan hasil angket tiap indikator
pandai akan menguasai proses yang dilakukan di SMP Satu Atap Negeri
penemuan, harapan yang Talun Kabupaten Cirebon.
ditumpahkan pada metode ini
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 40
ISSN 2086 3918

.
Tabel 1
Kriteria Persentase Angket
No Skor (%) Kriteria
1 0 20 Sangat rendah
2 21 40 Rendah
3 41 60 Sedang
4 61 80 Tinggi
5 81 100 Sangat Tinggi

Pengolahan data untuk penafsiran setiap butir pernyataan, rumus yang


digunakan adalah :
= 100%
Skor total = skor maksimal x jumlah sampel penelitian

Tabel 2
H asil Rekapitulasi Seluruh Aspek Metode Jigsaw
Rata- Rata-rata Total
Aspek Indikator
rata Aspek
Yakin pada kemampuan diri Tabel 4.1 67,7%
sendiri
Tabel 4.3 67% 65,4
Tabel 4.5 61,5%
Tabel 4.7 60,4%
Optimis 64,2
Tabel 4.9 67,9%
Tabel 4.11 62,7%
Toleransi terhadap orang lain 62,4
Tabel 4.13 62%
Tabel 4.15 62,3%
Bertanggung jawab 62
Tabel 4.17 61,2%
Tabel.4.19 55,9%
Mandiri 58
Tabel 4.21 59,6%

Rata-rata total seluruh Aspek 62%


EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 41
ISSN 2086 3918

Tabel 3
Hasil Rekapitulasi Seluruh Aspek Metode Inkuiri Terbimbing

Aspek Indikator Rata-rata Rata-rata total aspek

Tabel 4.2 58,5%


Yakin pada
kemampuan Tabel 4.4 63% 59,8
diri sendiri
Tabel 4.6 57,8%
Tabel 4.8 63,9%
Optimis 63,7
Tabel 4.10 63,5%
Toleransi Tabel 4.12 67%
terhadap orang 68,5
lain Tabel 4.14 70%

Bertanggung Tabel 4.16 68,1%


68,5
jawab Tabel 4.18 68,9%
Tabel 4.20 61,2%
Mandiri 62,5
Tabel 4.22 63,7%

Rata-rata total seluruh aspek 65%

Dari hasil rekapitulasi hasil semua aspek diperoleh rata-rata total seluruh
aspek yaitu 62% untuk metode Jigsaw dan 65% untuk metode inkuiri
terbimbing maka diperoleh kesimpulan metode inkuiri terbimbing lebih baik
untuk kepercayaan diri siswa daripada metode Jigsaw dengan selisih 3%.
Berdasarkan hasil uji normalitas yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh
berditribusi normal, maka dalam perhitungan uji hipotesis menggunakan uji t
(independent Samples T-Test). Adapun hasil perhitungan uji t (Independent
samples T-Test) dengan menggunakan SPSS V.17 sebagai berikut.
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 42
ISSN 2086 3918

Tabel 4.33
Independent Sample T-Test
Metode Peer Jigsaw dan Inkuiri T
Equal variances Equal
assumed variances not assumed
Levene's F .204
Test for
Equality of Sig. .653
Variances
T -2.297 -2.291
Df 51 49.638
Sig. (2-tailed) .026 .026
t-test for
Equality of Mean Difference -6.236 -6.236
Means Std. Error Difference 2.716 2.722
95% Confidence Lower -11.688 -11.705
Interval of the
Difference Upper -.785 -.768

Berdasarkan output SPSS V.17 Kabupaten Cirebon, menunjukkan


Independent samples t-test terlihat bahwa kepercayaan diri siswa yang
pada tabel 4.33 bahwa diperoleh menggunakan metode Jigsaw dalam
nilai sig.2 (tailed) 0,026 < 0,05 belajar matematika sebesar 62%
sehingga H0 ditolak dan 0,026 < 0,05 yang berarti kepercayaan diri siswa
maka H0 ditolak dengan demikian berada pada kategori tinggi. Dari
dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil penelitian yang diperoleh,
perbedaan kepercayaan diri siswa menunjukkan bahwa kepercayaan
pada mata pelajaran matematika diri siswa yang menggunakan
antara yang menggunakan metode metode inkuiri terbimbing dalam
Jigsaw dengan inkuiri terbimbing di belajar matematika sebesar 65%
kelas VII SMP Satu Atap Negeri yang berarti kepercayaan diri siswa
Talun kabupaten Cirebon. berada pada kategori tinggi pula.
KESIMPULAN Dari hasil analisis data yang telah
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan bahwa data berdistribusi
analisis data yang telah dilakukan normal dan homogen. Sedangkan
untuk mengetahui perbandingan pada uji hipotesis terlihat equal
kepercayaan diri siswa dalam variances assumed diperoleh bahwa
belajar matematika antara yang sig.2 (tailed) 0,026 < 0,05 sehingga
menggunakan Jigsaw dengan H0 ditolak dengan demikian dapat
inkuiri terbimbing di kelas VII disimpulkan bahwa ada perbedaan
dengan pemberian instrumen angket kepercayaan diri siswa dalam
setelah diberikan perlakuan terlebih belajar matematika antara yang
dahulu, maka diperoleh hasil menggunakan metode Jigsaw
kepercayaan diri siswa pada mata dengan inkuiri terbimbing di kelas
pelajaran matematika di kelas VII VII SMP Satu Atap Negeri Talun
SMP Satu Atap Negeri Talun Kabupaten Cirebon.
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 43
ISSN 2086 3918

SARAN membandingkan kepercayaan diri


Setelah mendapatkan hasil dan siswa di VII saja akan tetapi, dapat
kesimpulan dari penelitian yang membandingkan kepercayaan diri
telah dilakukan, maka peneliti siswa antar tingkat sekolah,
memberikan beberapa saran yaitu: penelitian dilakukan dengan waktu
Bagi pendidik, diharapkan mampu yang cukup dan materi yang tidak
mempelajari metode active learning terbatas. Kemudian tidak hanya
diantaranya Jigsaw dan inkuiri mengukur menggunakan angket
terbimbing sebagai modal untuk saja bisa dengan tes atau yang
memperbanyak inovasi dan lainnya. Peneliti selanjutnya juga
kreativitas dalam pembelajaran dapat menggunakan metode
matematika supaya menumbuhkan kualitatif dengan lokasi sekolah
dan meningkatkan kepercayaan diri yang sama.
siswa pada mata pelajaran DAFTAR PUSTAKA
matematika. Sehingga menjadikan Anggraeni, Rani Yulia. 2010.
matematika sebagai mata pelajaran Penerapan penilaian afektif
yang disukai siswa. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan
harus lebih banyak berperan aktif kepercayaan diri siswa pada
selama proses pembelajaran dan mata pelajaran matematika
mempunyai tanggung jawab belajar (Penelitian Tindakan kelas di
sebagai siswa dan untuk menyukai Kelas VIII-A SMP Negeri 17
pelajaran matematika. Peneliti juga Kota Cirebon). Skripsi. Tidak
berharap siswa lebih meningkatkan Diterbitkan. Crebon: IAIN
kepercayaan dirinya agar Syekh Nurjati Cirebon
mendapatkan hasil belajar yang Bonita Larasati, Diandra. 2012.
memuaskan. Bagi orang tua, Hubungan Antara Attachment
diharapkan senantiasa Ibu-Anak Dengan Rasa
memberikan bimbingan, dorongan Percaya Diri Pada Anak Usia
dan anggapan positif terhadap mata Sekolah Penderita Asma Di
pelajaran matematika sehingga Purwokerto. Skripsi. Tidak
siswa mampu meningkatkan Diterbitkan. Purwokerto:
kepercayaan dirinya dan Universitas Muhammadiyah
membuktikan kemampuannya Purwokerto
kepada orang lain. Perlu dilakukan Daryanto. 2014. Pendekatan
penelitian lanjutan. Penelitian yang Pembelajaran Saintifik
dilakukan peneliti memiliki Kurikulum 2013. Yogyakarta:
keterbatasan pada variabel Gava Media
penelitian yaitu kepercayaan diri Hamdan. 2009. Hubungan Antara
siswa yang hanya dilakukan di kelas Kepercayaan Diri Dengan
VII, hanya membandingkan metode Motivasi Berprestasi Pada
Jigsaw dan inkuiri terbimbing, Siswa SMUN 1 Setu Bekasi.
dengan waktu yang terbatas, dan Jurnal Psikologi Vol. II No. 3.
materi yang dibatasi yaitu segitiga Bekasi: Fakultas Psikologi
dan segiempat. Peneliti berharap Universitas Gunadarma
penelitian selanjutnya tidak hanya Hamdani. 2011. Strategi Belajar
membandingkan metode Jigsaw dan Mengajar. Bandung: CV
inkuiri terbimbing saja, tidak hanya Pustaka Setia
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 44
ISSN 2086 3918

Hapsari, Julia Mahrita. 2011. Upaya SMU. Jurnal Psikologika Vol.


Meningkatkan Self- XV No. 1
ConfidenceSiswa Dalam Setiawan, Pirman. 2013
Pembelajaran Matematika Perbandingan Tingkat
Melalui Model Inkuiri Percaya Diri Dalam
Terbimbing.Jurnal Prosiding Pembelajaran Matematika
ISBN : 978 979 16353 6 Antara Siswa Yang Mengikuti
3. Yogyakarta: UNY Bimbingan Belajar Di Luar
Idrus, Muhammad dan Anas Sekolah Dengan Siswa Yang
Rohmiati. 2008: Hubungan Mengikuti Bimbingan Belajar
Kepercayaan Diri Remaja Di Dalam Sekolah (Studi
Dengan Pola Asuh Orang Tua Kasus di SMA Negeri Cigugur
Etnis Jawa. Jurnal Psikologi Kabupaten Cirebon. Skripsi.
Vol II No. 3 Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Cirebon:
Universitas Islam Indonesia IAIN Syekh Nurjati
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sinthia, Rita. 2011. Hubungan
Sosial Budaya Antara Penerimaan Sosial
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kelompok Kelas Dengan
Kooperatif. Yogyakarta: Kepercayaan Diri Pada Siswa
Pustaka Pelajar Kelas I SLTP XXX Jakarta.
Kuhlthau, dkk. 2007. Guided Jurnal Kependidikan Triadik.
Inquiry. USA: British Library Vol XIV No.1. Jakarta: Dosen
Cataloguing Prodi Bimbingan Konseling
Martyanti, Adhetia. 2013. FKIP Universitas Bengkulu
Membangun Self-Cofidence Siyam, Nurlailiyatus. 2014.
Siswa Dalam Pembelajaran Hubungan Percaya Diri
Matematika Dengan Dengan Hasil Belajar Siswa
Pendekatan Problem Solving. Tunarungu Kelas V. Jurnal
Jurnal Prosiding ISBN : 978 Pendidikan Khusus Vol VI No.
979 16353 9 4. 6. Surabaya: Universitas
Yogyakarta: UNY Negeri Surabaya
Mastuti, Indari. 2008. 50 Kiat Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2010.
Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Penelitian dan Penilaian
Publishing Pendidikan. Bandung: Sinar
Rohaeti, Euis Eti. 2013. Budaya Baru Algensindo
Meneliti Di Kalangan Para Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Guru Matematika Dalam Pendidikan Pendekatan
Meningkatkan Kualitas Kuantitatif, Kualitatif, dan
Pembelajaran. Jurnal R&D. Bandung: Alfabeta
Prosiding Vol 1ISSN 977- ________. 2013. Metode Penelitian
2338831.Bandung: STKIP Pendidikan (Pendekatan
Siliwangi. Kuantitatif, Kualitatif, dan R
Selytania, Lilis dan Sukarti. 2010. & D). Bandung: Alfabeta
Hubungan Antara Suherman. 1990. Petunjuk Praktis
Kepercayaan Diri Dengan untuk Melaksanakan Evaluasi
Kecemasan Menghadapi Ujian Pendidikan Matematika.
Nasional Pada Siswa Kelas III Bandung: Wijaya Kusumah
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 45
ISSN 2086 3918

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Dalam Pembelajaran Ipa


Mengajar di Sekolah. Jakarta: Kelas V SDN Gupakan II,
Rineka Cipta Tepus, Gunungkidul.Skripsi.
Wiharani, Benty. 2013. Keefektifan Tidak diterbitkan.
Teknik Diskusi Model Jigsaw Yogyakarta: Universitas
Untuk Meningkatkan Rasa Negeri Yogyakarta
Percaya Diri. Jurnal Yulianto, Fitri dan H. Fuad Nashori.
Counselium Vol. I No. 2. 2006. Kepercayaan Diri Dan Prestasi
Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Atlet Tae Kwon Do Daerah Istimewa
Wulandari, Natalia. 2013. Yogyakarta. Jurnal Psikologi Vol. III
Meningkatkan Percaya Diri No. 1. Semarang: Fakultas Psikologi
Siswa Melalui Penggunaan
dan Ilmu Sosial Budaya Universitas
Strategi Inkuiri Terbimbing
Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai