Anda di halaman 1dari 1

Achmad Firdaus.

Maslahah Performa (MaP): Sistem Kinerja untuk Mewujudkan


Organisasi Berkemaslahatan, h. 161-162.

M. al-Tahir Ibn Anshur, Maqashid al-Syariah al-Islamiyyah. Kuala Lumpur: al-Basair, 1998.

Afzalurrahman, Muhammad as A Trader, terj. Dewi Nurjulianti, dkk. Muhammad sebagai Seorang
Pedagang, h. 242

Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan
Berdasarkan Global Reporting Initiative indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Universitas
Sudirman Purwokerto, SNA XII Purwokerto 2010.

Muhammad Khalid Masud, Islamic Legal Philosophy, (Islamabad: Islamic Research Institute, 1977, h.
223-224.
Yusdani, at-Tufi dan Teorinya tentang Maslahat, www.yusdani.com, (Akses 16 Nopember 2012).
Wahbah al-Zuaily, Ushul al-Fiqh al-Islamy, juz 2, Damaskus, Dar al-Fikr, 1986. h. 818
Yang dimaksud dengan nas dhanny adalah nas yang memberikan peluang pemikiran manusia untuk ikut
memikirkan pengembangan hukum berdasarkan nas yang tertulis (teks) dengan metode penalaran ilmiah (ijtihad).
Itulah sebabnya ulama ushul mengartikan ayat-ayat yang mengandung hukum dhanny sebagai lafadh-lafadh yang
dalam al-Quran mengandung pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditawilkan. Misalnya
lafadh musytarak (mengandung pengertian ganda, yaitu lafadh quru yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 228)
yang sekaligus memiliki makna suci dan haid. Selanjutnya baca Nasrun Haroen, 1997, Ushul Fiqh, Jakarta, Logos
Waacana Ilmu, hal.33, dan Mahmud Saltut, 1966, Al-Islam Aqidah wa Syariah, Cetakan III, Dar al-Qalam, h.516-
519
Sedangkan yang dimaksud dengan nas qathy adalah nas yang memberikan kepastian hukum, sehingga
tidak memberikan peluang kepada pemikiran manusia untuk pengembangan hukum melalui jalur penalaran (ijtihad).
Maka dengan demikian ayat yang bersifat qathy adalah lafadh yang mengandung pengertian tungal dan tidak bisa
dipahami makna lain darinya. Selanjutnya baca Nasrun Haroen, Ibid, hal. 32.
Mahmud Saltut, Al-Islam Aqidah wa Syariah, Cetakan III, Dar al-Qalam, 1966, h.516-519.
Ensiklopedi Hukum Islam, PT. Ichtiar Baru van hove, Jakarta, hal. 1038
Teori maslahat dalam pengertian ini sama dengan teori utilitarianisme oleh Bentham. Menurutnya, hakikat
kebahagian adalah kenikmatan dan kehidupan yang bebas dari kesengsaran. Baca Lili Rasyidi, 2003, Hukum
sebagai Suatu Sistem, Bandung, Mandar Maju, 2003, h. 116.
Muhammad Taufiq, Al-Maslahah sebagai Sumber Hukum Islam, Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam
Istimbath No.2, Vol. 2, Juni 2005.
Izzu al-Din Abdu al-Salam, Qaawaid al Ahkam fi Mashalih al-Anam, jilid 2, Beirut, Dar al-Fikr, tth., h. 5.
Al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nihal, Mesir, Mustafa al-Baby al Halaby, 1967, hal. 199.
Abdul Salam Arif, Pembaharuan Pemikiran Hukum Islam Antara Fakta dan Realita, Kajian Pemikiran Hukum
Mahmud Syaltut, Yogyakarta: Lesfi, 2003, h. 3.
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Al-Mustasyfa min Ilm al-Ushul, jilid I, Beirut, Dar al-
Fikr, tth, h. 140
Najm al-Din al-Thufi, Syarh al-Mukhtashar al-Raudlah, jilid III, Beirut, Muassasah al-Risalah, 1989, h. 239 .

Anda mungkin juga menyukai