Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum),
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen,
vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada
dinding vagina.
c. Labia mayora
d. Labia minora
e. Clitoris
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora. Berasal dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus
Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa
navicularis.
h. Vagina
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-
otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma
urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor
urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu
dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah
ruptur.
a. Uterus
Suatu organ
muskular
berbentuk
seperti buah pir,
dilapisi
peritoneum
(serosa). Selama
kehamilan
berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari
corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
b. Serviks uteri
c. Corpus uteri
e. Vaskularisasi uterus
i. Mesosalping
j. Ovarium
Proses kehamilan :
==
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).
1.2.2 Tujuan
1.2.2.1 Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi
1.2.2.2 Mendeteksi dini dan menatalaksanaan komplikasi medis, bedah atau
obstetri selama kehamilan.
1.2.2.3 Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi
1.2.2.4 Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menyiabkan
nifas dengan normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social
(Kusmiyati, 2008).
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang
normal harus sama dengan usia kehamilan dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT. Ukuran fundus uteri sesuai kehamilan
yaitu:mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
Usia Kehamilan Sesuai
Jarak Dari Simfisis
Minggu
22 28 Minggu 24 25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
1.2.5 Patway
Kehamilan
Prolaktin
Tonus otot meningkat meningkat Diafagma
Vesika
tertekan
urinaria
HCL menurun Sensitif tertekan
peristaltic menurun meningkat
Kapasitas VU
menurun Ekspansi
Mual, muntah Gangguan rasa paru
nyaman (nyeri)
Sekresi urin
menurun
==
1.2.6 Komplikasi
Macam-macam komplikasi:
1.2.6.1 Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
1.2.6.2 Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
1.2.6.3 Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik
misalnya komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan,
keracunan, kebakaran)
1.2.7 Prognosis
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan kehamilan dapat
diambil kesimpulan akhir tentang kehamilan yang dapat
digolongkan kedalam :
1.2.7.1 Kehamilan resiko rendah dan dapat bersalin setempat
atau lahir spontan.
1.2.7.2 Kehamilan resiko meragukan dan resiko tinggi sehingga
perlu bersalin di RS dengan fasilitas lengkap sehingga
tercapai well born baby dan well health mother
1.3.2.2 Palpasi
Tujuannya untuk mengetahui umur kehamilan, untuk mengetahui bagian
bagian janin, untuk mengetahui letak janin, janin tunggal atau tidak,
sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul,
adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin.
a. Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada
usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu
b. Abdomen :
1) Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU
dan bagian yang teraba di fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus
uteri
a) Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
b) 12 minggu TFU 1 2 jari diatas symphisis
c) 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
d) 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
e) 24 minggu TFU setinggi pusat
f) 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
g) 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
h) 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xyphoideus
i) 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
j) Tanda kepala : keras, bundar, melenting
k) Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
2) Leopold II : Menentukan letak punggung janin padaletak
memanjang dan menentukan letak kepala pada letak lintang
3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum
4) Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP
c. Ekstremitas : Adanya pitting oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklampsi dan diabetes mel
1.3.2.3 Auskultasi
==
Tujuan: menentukan hamil atau tidak, anak hidup atau mati, membantu
menentukan habitus, kedudukan punggung anak, presentasi anak tunggal/
kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
a. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
b. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
1.3.2.4 Perkusi
Reflek patella negatif menandakan ibu kekurangan vit B1.
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya untuk diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan, penentuan umur
gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui posisi plasenta, mengetahui
adanya IUFD, mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
1.3.5 Perencanaan
Diagnosa 1 ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
1.3.5.1 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi
kurang dapat teratasi
1.3.5.2 Kriteria hasil :
Nutritional status: Adequacy of nutrient
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Weight Control
1.3.5.3 Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
Kaji adanya alergi Alergi terhadap
makanan makanan dapat
mempengaruhi diet
yang diberikan kepada
pasien
Kolaborasi dengan ahli Jumlah kalori dan nutrisi
gizi untuk menentukan yang sesuai dengan
jumlah kalori dan kebutuhkan pasien
nutrisi yang dapat mengatasi
dibutuhkan pasien kekurangan nutrisi yang
dialami pasien
Yakinkan diet yang Konstipasi yang
dimakan mengandung mungkin terjadi pada
tinggi serat untuk pasien dapat
mencegah konstipasi memperparah keadaan
pasien.
Ajarkan pasien catatan makanan harian
bagaimana membuat dapat membantu pasien
catatan makanan memantau diet yang
==
Daftar Pustaka
DEPKES RI.(2010). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES RI
Manuaba, I.B.G.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Kusmiayati, Y., Wahyuningtias, H.P., Sujiyatini. (2008). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Fitramaya
Syaifuddin, abdul B. (2005). Buku Panduan Praktis pelayanan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC
==