Anda di halaman 1dari 37

BAB III

SISTEM OTOT

3.1 Pendahuluan
Deskripsi Mata Kuliah
Bab ini akan menguraikan tentang struktur dan fungsi sel serta jaringan otot,
mekanisme kontraksi otot, jenis-jenis kontraksi dan beberapa jaringan otot yang
menyusun tubuh manusia.

Manfaat Mata Kuliah .


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari materi sistem oto ialah :
1. mengetahui struktur dan jenis otot
2. memahami mekanisme kerja kontraksi otot
3. mengetahui berbagai kelainan yang terjadi dalam otot dan sistem kontraksi

Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswa dapat menjelaskan tentang otot dan
sistem kontraksi yang terjadi pada tubuh manusia secara tepat.

Saran dan Petunjuk serta Urutan Belajar


Untuk mempelajari sistem otot pada manusia maka mahasiswa sebaiknya telah
memahami beberapa materi tentang biokimia, biologi sel, struktur dan perkembangan
hewan dan fisiologi hewan. Untuk lebih memudahkan memahami konsep yang akan
dibahas maka sebaiknya pembelajaran mahasiswa dimulai dari struktur atau anatomi otot
selanjutnya mekanisme fisiologi kontraksi dan diakhiri dengan kelainan dalam otot dan
sistem kontraksi.

Kaitan Materi
Materi sistem otot ini sangat erat kaitannya dengan materi ; sistem energi
(pencernaan dan pernafasan), sistem rangka, system sirkulasi (caridovasculer), dan sistem
koordinasi (endokrin dan syaraf).

54
3.2 Penyajian
Berbeda dengan jaringan epithel atau jaringan ikat yang mempunyai berbagai
fungsi, jaringan otot mengandung sel-sel yang khusus hanya memerankan satu fungsi
utama yaitu kontraksi, seperti juga jaringan syaraf yang khusus hanya membentuk dan
menjalankan impuls.
Jaringan otot meliputi 40-50 % berat badan dan mempunyai 4 sifat yaitu:
1. tidak mudah patah (elastis)
2. dapat diregangkan (extensible)
3. dapat dirangsang (excitable)
4. dapat berkontraksi/menjadi pendek dan tebal (contractable)
Melihat fungsi yang paling utamanya yaitu kontraksi, maka otot dapat
menghasilkan pergerakan (contohnya gerakan anggota badan, denyut jantung dan
peristaltik usus), menahan postur tubuh untuk posisi tertentu serta menghasilkan panas
untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Berdasarkan lokasi, struktur otot dan kontrol dari syaraf, jaringan otot dibagi
menjadi:
1. Otot skelet
Merupakan otot yang melekat pada tulang, berstruktur lurik dengan kontrol syaraf
bersifat volunter karena berada di bawah kemauan kita.
2. Otot jantung
Terletak pada organ jantung, berstuktur lurik dan kontrol syaraf bersifat involunter
atau di luar kemauan kita.
3. Otot polos
Terletak pada alat-alat dalam (visceral), berstruktur polos dan involunter dengan
kontrol syaraf bersifat involunter atau di luar kemauan kita.

55
Otot Polos Otot Jantung Otot Lurik

Gambar 18
Beberapa Jenis Sel Otot

3.2.1 Jaringan Otot


Sebagaimana dikemukakan sebelumnya nahwa jaringan otot terdiri dari 3 jenis sel
otot yang menyusunnya, yaitu :
1. Otot Skelet
Otot skelet diselimuti oleh selapis jaringan ikat fibrosa (fascia) yang banyak
mengandung serat kolagen disebut epimisium. Terdapat tonjolan-tonjolan epimisium
yang masuk kejaringan otot yang disebut perimisium. Perimisium mengelilingi satu
bundel sel-sel otot disebut fasiculus. Kemudian terdapat tonjolan-tonjolan perimisium
yang memasuki fasiculus yang memisahkan satu sel otot dengan yang lainnya disebut
endomisium.
Pada ujung-ujung otot, epimisium, perimisium dan endomisium bersatu
menjadi tendon berbentuk bulat panjang seperti tali yang melekatkan otot kepada
periosteum tulang. Bila tendon berbentuk pipih dan lebar disebut aponeurosis.
Beberapa tendon diselimuti oleh sarung tendon yang terdiri dari membran sinovia
untuk mengurangi pergesekan sewaktu otot-otot berkontraksi. Sewaktu olah raga
sering terjadi tendosinovitis (salah urat) yaitu peradangan tendon dan membrana
sinovia yang menimbulkan rasa sakit pada sendi-sendi tertentu.

56
Gambar 19
Struktur Otot
Pembuluh darah dan syaraf terdapat pada jaringan ikat yang menyelimuti otot,
pembuluh darah bercabang-cabang menjadi kapiler pada endomisium sehingga terjadi
kontak erat dengan sel-sel otot, demikian pula dengan serabut syaraf yang akan
mengadakan kontak dengan sel otot membentuk myneural junction.

Gambar 20
Struktur Makroskopik Otot

57
Sel otot (serat otot) berbentuk silindris dengan diameter 10 mikron-100
mikron dan panjang 30 cm (300.000 mikron). Membran plasmanya disebut
sarcolemma dan sitoplasmanya disebut sarcoplasma. Di sebelah dalam sarcoplasma
terdapat banyak nucleus (multi nucleus) dan banyak mitokondria.

Gambar 21
Struktur Mikroskopik Otot
Pada otot skelet terlihat pola (patrun) pita gelap-terang-gelap-terang, sehingga
disebut otot lurik (otot jantung juga besifat lurik). Pola gelap terang ini sebenarnya
hanya terdapat pada elemen-elemen silindris yang disebut myofibril (diameternya 1-2
mikron), dalam 1 sel otot terdapat beratus-ratus myofibril, myofibril mengisi 80 %
volume sel otot.

58
Setiap myofibril terdiri dari myofilamen-myofilamen yang tersusun dari unit-
unit yang berulang-ulang disebut sarcomere. Setiap sarcomer terdiri dari myofilamen
(diameternya 5-8 nm) terutama terdiri dari protein actin.

Gambar 22
Struktur Myofilament

Panjang 1 sarcomere 2,6 mikron dibatasi oleh zat yang agak padat disebut
garis z. myofilamen tipis dan tebal terletak sejajar, bagian pita yan terdapat baik
myofilamen tipis maupun yang tebal disebut band A (pita A = Anositropic band) yang
berwarna gelap dan bagian pita yang ditempati oleh myofilamen tipis saja disebut I
band (Isotropic band) yang berwarna terang.

59
Gambar 23
Struktur Posisi Myofilament Pada Sarcomere

Zona H hanya ditempati oleh myofilamen tebal saja, ditengah zona H terdapat
garis M berupa benan-benang halus yang menghubungkan antara myofilamen tebal.
Dengan adanya garis Z dan M maka myofilamen tebal dab tipis ridak mengapung
bebas lagi, tetapi mempunyai posisi tetap. Myofilamen tipis mengandung pula protein
troponin dan tropomyocin.
Protein myocin berbentuk panjang dengan 1 ujung tonjolan bundar, 200
molekul protein ini membentuk satu bundel yaitu myofilamen tebal dengan
tonjolannya yang mencuat keluar menuju myofilamen tipis yang disebut cross-bridge
(jembatan silang) dengan demikian terdapat 6 arah cross-bridge, masing-masing
menuju 1 myofilamen tipis.

2. Otot Jantung
Seperti sel-sel otot skelet, sel jantung bersifat lurik dengan actin dan myosin
yang tersusun beraturan. Perbedaannya ialah :
1. Sel otot jantung bersifat involunter
2. Sel otot jantung berbentuk segi empat dengan 1 inti di tengah mengandung
sarcoplasma yang banyak, sel-selnya bisa bercabang, satu sel dengan sel lainnya
dibatasi oleh sarcolema tebal yang melintang berbentuk cakram yang disebut
discus intercelaris. Cakram ini memperkuat otot jantung dan membantu dalam
konduksi impuls. Otot jantung mengandung mitokondria lebih banyak dan
reticulum sarcoplasma yang sedikit.

60
Otot jantung kedua atria membentuk 1 jaringan demikian juga dengan otot
jantung di kedua ventrikel membentuk satu jaringan lain. Masing-masing jaringan ini
merupakan satu unit fungsional dalam arrti bila 1 sel otot dari atrium berkontraksi
maka seluruh sel dari kedua atrium berkontraksi, demikian berlaku pula bagi sel otot
ventrikel (hukum all or none). Hal ini disebabkna karena terdapat gap junction
diantara sel-sel otot jantung.
Sel-sel otot jantung dapat berkontraksi sendiri secara teratur 72 kali
permenit tanpa stimulasi syaraf karena terdapat pace maker yaitu suatu sumber
stimulasi didalam otot jantung sendiri yang berada pada S-A node. Stimulasi syaraf
hanya mempercepat atau memperlambat denyut jantung (lihat bab VIII).
Seperti halnya otot skelet, otot jantung berkontraksi karena terjadi pergeseran
mikrofilamen (teori sliding filamen).

3. Otot Polos
Berukuran tebal 5-10 mikron dan panjang 30-200 mikron, bentuk kumparan
(spindel), berinti satu, reticulum sarcoplasmanya kurang berkembang. Otot polos
mengandung mikrofilamen actin dan myosin tetapi letaknya tidak beraturan sehingga
tidak terlihat lurik. Mikrofilamen actin melekat pada suatu dense bodies yang tersebar
dalam sitoplasma.
Otot polos terletak pada alat-alat dalam dan pembuluh darah, bersifat
involunter karena diinervasi oleh syaraf autonom dan dapat bertahan untuk suatu
kontraksi lemah yang berlangsung lama, yang disebut tonus.
Ditinjau dari hubungan antar sel maka otot polos dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
a. Single unit
Sel-sel ototnya dihubungkan satu dengan yang lainnya melalui gap-junction
sehingga bila satu sel terangsang, impuls akan menjalar kesel-sel lainnya dengan
kecepatan 5-10 cm/detik, yang menjalar berurutan sepanjang sel-sel otot yang
berdampingan, contohnya paristalitik usus halus.
Sel-sel otot polos jenis ini bisa membentuk impuls (potensial aksi) sendiri (pace
maker) seperti otot jantung, dalam hal ini syaraf autonom hanya berfungsi

61
mengurangi atau memperkuat impuls-impuls ini. Sel otot jenis ini terdapat pada
usus halus, rahim dan kandung kemih.

Gambar 24
Jenis Sel Otot Polos

b. Multi unit
Jenis sel otot polos ini seperti sel otot skelet terdiri dari sel-sel otot polos yang
masing-masing disyarafi serab ut syaraf autonom (simpatis dan parasimpatis),
perangsangan serabut syaraf autonom hanya akan mempengaruhi sel-sel otot yang
disyarainya dan tidak akan menjalar kesel-sel otot lainnya. Jenis sel otot ini
terdapat pada arteri, bronchus, iris, musculus erector pilli (otot penegang bulu-
bulu).

3.2.2 Kontraksi Otot dan Relaksasi Otot (Sliding Filamen Theory)


1. Kontraksi Otot
Reticulum sarcoplasma (reticulum endoplasma) otot banyak mengandung Ca+
+
dan letaknya mengelilingi setiap myofibril). Terdapat satu saluran yang disebut

62
tubulus t yang menembus sel otot tegak lurus terhadap myofibril dan terletak antara
band A dan band I, tubulus T mener uskan diri sebagai sarcolemma.
Dalam keadaan istirahat, protein tropomiosin akan menutupi reseptor
crossbridge pada actin (disebut pula cross-bridge binding site). Bila terdapat suatu
rangsang (impuls) yang menyebabkan depolarisasi membran sarcolema maka
depolarisasi tersebut akan diteruskan oleh tubulus T sel otot sehingga mencapai
retikulum sarcoplasma. Depolarisasi tersebut meningkatkan transpor aktif ion Ca+
+
dari retikulum sarcoplasma menuju sitosol sel otot, dengan demikian kadar Ca++
dalam sitosol meningkat. Ion Ca++ akan mengikat protein troponin yang melekat pada
protein tropomiosin, Pengikatan ini akan menyingkapkan tropomiosin yang menutupi
reseptor cross-bridge pada myofimanen actin akibatnya crossbridge yang terdapat
pada myofilamen miosin akan saling berlekatan dengan reseptornya di myofilamen
actin yang sudah tidak terlindung tropomiosin. Selanjutnya terjadilah pendayungan
sehingga otot-otot berkontraksi.

63
Gambar 25
Fisiologi Kontraksi Otot
Sewaktu otot berkontraksi, cross-bridge yang melekat pada reseptornya
kemudian melakukan suatu aksi seperti mendayung pada perahu, energi dilepaskan
dan myofilamen tipis bergeser, zona H mengecil dari kedua arah, malah dapat
menghilang karena overlapingnya myofilamen tipis. Garis Z saling mendekat dan otot
berkontraksi. Sama sekali tidak terjadi pemendekkan dari pada myofilamen tipis
maupun tebal, keduanya hanya saling bergeser.

64
Gambar 26
Model Kontraksi Pada Sarcomere
Setiap kali otot melakukan kontraksi, sebagian cross-bridge ( 50 % =
kelompok I) melakukan pendayungan dan hanya sedikit terjadi pergeseran (terjadi
pemendekkan otot 1 %). Sementara itu 50 % cross-bridge lainnya (kelompok II)
melekat pada reseptor actin yang baru dan melakukan pendayungan, kemudian cross-
bridge kelompok I melepaskan diri dari reseptor actin lama dan melekatkan diri pada
reseptor actin baru, dan seterusnya. Hal ini dapat diibaratkan bila kita menarik benang
laying-layang dengan kedua tangan kita.
Makin tinggi kadar Ca++ sitosol makin banyak, tropomiosin tersingkap, makin
kuat pula kontraksi otot, sebaliknya makin rendah kadar Ca ++ sitosol, makin lemah
kontraksi otot.

2. Relaksasi Otot

65
Pada membran dari reticulum sarcoplasma terdapat protein yang bertindak
sebagai carier dalam transport Ca++ (suatu transport aktif primer Ca++ ATP-ase). Carier
ini memompa kembali Ca++ dari sitosol kedalam reticulum sarcoplasma dengan
menggunakan energi ATP, dengan demikian kadar Ca++ dalam sitosol menurun dan
otot berhenti berkontraksi.

3. Energi
ATP ialah sumber energi yang dapat segera digunakan oleh sel-sel otot untuk
berkontraksi. Sebagian besar dari ATP dihasilkan oleh mitokondria melalui proses
phosphorilasi oksidatif dengan menggunakan energi kimia yang berasal dari
katabolisme karbohidrat, lemak ataupun protein. Proses pembentukan ATP melalui
phosphorilasi oksidatif berlangsung dangat lambat oleh karena itu sistem energi
seperti ini hanya untuk mensuplay energi pada aktifitas aerobik. Di dalam sel otot,
ATP akan berikatan dengan crossbridge membentuk myosin aktif----ADP.Pi .

M + ATP M.aktif ADP.Pi

Bila M.aktif berikatan dengan reseptor pada actin maka akan dilepaskan
energi berupa pergeseran myofilamen dan otot berkontraksi, (kontraksi aerobik).
A + M.aktif ADP.Pi A.M + ADP + Pi + energi
(actamyocin)
Karena otot sering digunakan berlebihan terutama sewaktu olah raga ataupun
kerja fisik yang berat maka cadangan ATP yang sering tidak akan mencukupi. Untuk
menambah cadangan ATP, tubuh mempunyai senyawa lain yaitu creatin phosphat atau
sistem ATP-CP.

(creatinkinase)
Creatin Phosphat + ADP Creatin + ATP

Jadi sewaktu istirahat ATP dibentuk oleh sel otot, kosentrasi ATP tinggi
sehingga reaksi bergeser ke kiri maka akan dibentuk banyak creatin phosphat, tetapi

66
sewaktu olah raga dengan terbentuknya ADP maka reaksi akan bergeser ke kanan,
sehingga terbentuk ATP dan Creatin. Reaksi tersebut tidak memerlukan oksigen
sehingga bersifat anaerob.
Apabila senyawa creatin phosfat dalam sel otot mulai berkurang tetapi tubuh
masih melakukan kontraksi yang cukup berat maka ATP akan dibentuk secara cepat
dari proses glikolisis (anaerobik) yang terjadi di dalam sitosol.
Glukosa 2 asam piruvat + 2 ATP
Glukosa bisa berasal dari darah atau dari cadangan glikogen otot. Reaksi ini
walau hanya menghasilkan sedikit ATP (hanya 2) tetapi dapat berlangsung dalam
kondisi anaerob dan bila kondisi anaerob tetap berlangsung dalam asam piruvat akan
dirubah menjadi asam laktat (lihat Bab Metabolisme), hal ini terjadi dengan maksud
untuk mendapatkan kembali co-enzym NAD dari NADH2 agar glikolisis dapat terus
berlangsung.
Asam laktat yang dibentuk dapat masuk keperedaran darah dan dalam hati
dirubah kembali menjadi asam piruvat atau dapat tetap berada dalam sel otot
menunggu keadaan aerob selanjutnya diubah kembali menjadi asam piruvat
kemudian menjadi CO2 + O2. Dengan demikian masih diperlukan tambahan O2
setelah olah raga selesai disebut oksigen debt.
Sewaktu otot berkontraksi actin dan crossbridge myosin berikatan sangat kuat,
untuk melepaskan ikatan ini pada akhir dari setiap kontraksi otot diperlukan ATP
baru.
A.M + ATP Actin + M. ATP
Proses ini akan melepaskan cross-bridge dari actin, kemudian terjadi reaski:
M. ATP M.Aktif ADP.Pi
Sehingga crossbridge siap untuk melaksanakan pengikatan dengan reseptor
baru pada actin untuk mrlaksanakan kontraksi otot yang baru.
Kaku Mayat (Rigor Mortis)
3 atau 4 jam setelah meninggal dunia otot akan menjadi kaku, fenomena ini
disebut rigor mortis. Rigor mortis akan mencapai puncak setelah 12 jam dan hilang
lagi setelah 48 - 60 jam.

67
Rigor mortis terjadi karena sel-sel otot pada orang mati tidak lagi
memproduksi ATP, crossbridge mungkin masih mampu mengikat diri dengan actin,
tetapi pelepasan keduanya itu perlu ATP yang tidak terdapat lagi pada orang mati
sehingga actin dan myosin melekat kuat satu sama lain, menyebabkan otot kaku.
Sebaliknya pada orang hidup, crossbridge tidak terus-menerus terikat dengan
actin, karena dengan terbentuknya M-ATP, myofilamen-myofilamen dapat saling
bergeser sehingga otot-otot menjadi lemas dan dapat diregangkan.

Unit Motoris
Sel syaraf yang menginervasi (mensyarafi) otot skelet disebut neuron motoris
yang terletak pada batang otak ataupun medulla spinalis, aksonnya bermyelin. Di
dekat otot, akson bercabang-cabang dan tidak lagi bermyelin, setiap cabang
berhubungan dengan 1 sel otot skelet. Dengan demikian setiap 1 sel syaraf motoris
dapat menginervasi banyak sel otot skelet, tetapi setiap sel otot hanya diinervasi oleh
sel syaraf motoris.
Unit motoris ialah neuron motoris ditambah dengan sel-sel otot yang
diinervasinya. Perangsangan 1 sel syaraf motoris akan menyebabkan seluruh sel otot
dalam 1 unit motoris berkontraksi penuh. Bila sel syaraf 1 unit motoris istirahat, maka
seluruh sel otot dalam satu unit motoris istirahat (hukum all or none). Makin banyak
unit motoris yang berkontraksi, makin kuat pula kontraksi otot tersebut.
Bagian sel otot yang berada dibawah ujung-ujung akson disebut motor end-
plate, sedangkan daerah kontak antara sel syaraf dan sel otot disebut myoneural
junction (neuronmuscular).
Sewaktu impuls mencapai ujung-ujung akson, ujung-ujung akson akan
mengeluarkan senyawa kimia (neurotransmitter) yang disebut asetilkolin. Senyawa
ini akan berdifusi melewati celah antara akson dan motor end-plate, kemudian
berikatan dengan reseptor pada motor end-plate ikatan ini menyebabkan terbukanya
channel ion-ion Na+, K+ yang menimbulkan depolarisasi membran otot yang
kemudian menimbulkan serangkain reaksi yang menyebabkan terjadinya kontraksi
otot yang telah dibahas di atas.

68
Gambar 27
Synaps pada Motor End-Plate
Motor end-plate mengandung enzim asetilkolin-esterase yang memecahkan
asetilkolin. Bila kadar asetilkolin pada synaps menurun maka membran plasma sel
otot kembali ke dalam keadaan potensial istirahat dan otot berhenti berkontraksi.

69
Curace ialah sejenis racun anak panah orang Indian yang dapat berikatan erat
dengan reseptor asetilkolin tetapi tidak menimbulkan depolarisasi, curace juga tidak
dihancurkan oleh asetilkolin-esterase. Maka asetilkolin yang dihasilkan tidak dapat
berikatan dengan reseptor yang telah terisi curace, sehingga otot menjadi lumpuh dan
kematian disebabkan oleh gagalnya otot pernafasan.
Racun botulinus yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botilinum
menghalangi pelepasan asetilkolin dari ujung-ujung syaraf ke otot sehingga sering
menimbulkan kematian pada keracunan makanan.
Gas syaraf organophosphat (sejenis senjata kimia) menghambat asetilkolin-
esterase hal ini akan menghalangi repolarisasi dari membran plasma sel otot dan sel
otot tidak akan berkontraksi lagi terhadap impuls-impuls baru, sehingga terjadi
kelumpuhan. Kasus lain adalah myasthenia gravis yaitu penyakit dimana reseptor
asetilkolin menurun jumlahnya sehingga otot menjadi lemah dan lumpuh.

Jenis Kontraksi Otot


Kontraksi otot dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama kontraksi, yaitu:
1. Kontraksi isomeritis, terjadi apabila otot berusaha mengikat benda berat yang tak
mampu ditangkapnya, otot tersebut bertambah ketegangannya tetapi tidak
memendek, energi dikeluarkan, contoh kontraksi saat mendorong mobil..
2. Kontraksi isotonis, yaitu terjadi apabila pada saat kontraksi, otot memendek dan
mengangkat suatu beban, pada jenis kontraksi ini ketegangan otot tetap dan energi
dikeluarkan, contoh kontraksi saat mengangkat ember berisi air..
Bila suatu otot dirangsang 1 kali, setelah suatu periode laten akan timbul suatu
periode kontraksi dilanjutkan dengan periode relaksasi. Kontraksi ini disebut twitch.
Potensial aksi pada membran sel otot (depolarisasi) berlansung 1-2 mili detik tetapi
respon (kontraksi) otot dapat sampai 100 milidetik.

70
Gambar 28
Model Grafik Berbagai kontraksi

Bila otot dirangsang untuk kedua kali sebelum relaksasi selesai maka akan
timbul unfused tetanus dan fused tetanus dengan ketegangan yang lebih tinggi, otot
berkontraksi lebih kuat setelah dirangsang beberapa kali, peristiwa ini disebut treppe
(tangga). Peristiwa treppe inilah yang menjadi dasar mengapa seorang atlit harus
melakukan pemanasan sebelum pertandingan.

Jenis-Jenis Otot Skelet


Otot-otot bola mata mempunyai waktu lamanya kontraksi 1/100 detik. Jadi
sangat cepat karena diperlukan untuk memfokuskan objek tertentu untuk dapat segera
dilihat. Otot mata disebut pula otot cepat, sedangkan otot gastronemius (betis) yang
diperlakukan untuk berjalan tidak perlu cepat melakukan kontraksinya ( 1/30 detik)
disebut otot lambat.

71
Otot cepat diduga mempunyai M.aktif yang lebih cepat mengikat diri dengan
actin dan melepaskan energinya sehingga otot lebih cepat berkontraksi. Juga
mempunyai retikulum sarcoplasma yang banyak sehingga lebih cepat mengeluarkan
Ca++, mitokondrianya sedikit tetapi banyak mengandung glikogen dan enzim-enzim
glikolisis untuk menghasilkan ATP secara cepat. Otot cepat lebih mudah capai dan
berwarna lebih putih (otot putih), sel-sel otot ini disebut pula serat glikolitik.
Otot lambat lebih banyak mengandung mitokondria, kapiler-kapiler darahnya
banyak untuk menjamin suplai O2 dan bahan bakar (glukosa, lemak). Sel-selnya
mengandung protein yang bisa mengikat O2 disebut myoglobin (zat mirip
haemoglobin) sehingga memberi cadangan O2. Otot-otot ini (daerah punggung dan
kaki) dapat berkontraksi lama dan tidak mudah capai. Jenis otot ini disebut otot
merah. Sebaliknya dari otot putih, karena banyak mengandung myoglobin dan
kapiler-kapiler darah, otot merah disebut pula serat-serat oksidatif. 1 unit motoris
mempunyai sel-sel otot dengan jenis yang sama, tetapi 1 otot (misalnya musculus
biceps brachii) mempunyai campuran kedua jenis sel otot diatas.
Otot dalam tubuh manusia mencakup 45 % berat badan, sewaktu jalan
myoblast yang kecil berinti banyak dan silindris, kemudian sel ini membentuk
myofilamen actin dan myosin. Setelah bayi lahir sel-sel otot ini tidak lagi membelah
dapat membelah tetapi dapat hipertrofi yaitu bertambah diameter, panjang dan
volumenya. Walau demikian sel-sel otot masih dapat dibentuk dari sel-sel primitif
disekitar sel-sel otot, tetapi dengan kapasitas rendah. Maka kerusakan otot setelah
lahir tidak dapat disembuhkan sempurna.
Bila serabut syaraf atau sel syaraf yang meninervasi otot diputuskan maka sel
ototnya akan menjadi kecil, actin dan myosinnya berkurang disebut atrofi-denervasi.
Bila otot tidak digunakan (misalnya pasien patah tulang yang berbaring) otot juga
mengecil disebut disuse-atrofi.

Otot dan Olah Raga


Olah raga yang keras intensitasnya dan tidak lama (anaerobik), misalnya
angkat besi mempengaruhi otot-otot cepat (serat glikolitik). Sel-sel otot ini hipertrofi,

72
jumlah actin myosin dan myofibril bertambah serta enzim-enzim glikolisis yang cepat
menghasilkan ATP tanpa bantuan O2 bertambah.
Pada orang yang melakukan olah raga anaerobik maka akan terjadi perubahan
otot-otot yang membesar dan sangat kuat tetapi tidak tahan lama dan cepat capai.
Orang yang berolahraga anaerobik sering bertubuh besar dan kekar.
Olah raga dengan intensitas yang rendah tetapi lama (aerobik) seperti jogging,
berenang jarak jauh, dll, dapat memperbanyak kapiler-kapiler pada otot dan
meningkatkan jumlah mitokondria serta enzim-enzim oksidatif-phosphorilasi (serat-
serat oksidatif) untuk menghasilkan ATP.
Olah raga jenis ini juga mempertinggi kemampuan sistem sirkulasi darah dan
sistem pernafasan (respiro-cardiovascular). Semuanya ini mempertinggi kemampuan
sistem kapasitas daya tahan dan tidak cepat capai. Tidak banyak terdapat perubahan
pada diameter serabut otot, besarnya otot dan tenaga otot. Orang yang berolahraga
aerobik sering tetap bertubuh langsing.
Pada umumnya olah raga aerobik sering disebut olah raga kesehatan sebab
selain mampu meningkatkan daya tahan cardiovascular olah raga ini juga mampu
menimbulkan suasana meriah, gembira (aspek rohani) dan memperlancar pergaulan
(aspek sosial).
Dengan demikian akan memenuhi definisi sehat menurut WHO (World Healty
Organization) ; Sehat : keadaan sempurna (sejahtera) baik jasmani, rohani maupun
sosial, bukan hanya bebas dari cacat, penyakit ataupun kelemahan.
Ditinjau dari segi kesehatan, komponen utama dari kesegaran jasmani ialah :
1. Komposisi tubuh yang mengandung sedikit lemak.
2. Sistem sirkulasi dan respirasi yang prima.
3. Kelenturan tubuh.
4. Kekuatan otot.
5. Ketahanan otot.
Terdapat pula beberapa komponen tambahan (keterampilan) bagi kesegaran
jasmani yaitu :
1. koordinasi
2. keseimbangan

73
3. reaksi
4. kecepatan
5. tenaga
6. kegesitan
Olah raga kesehatan dibagi menjadi :
1. Olah raga untuk tujuan penyembuhan penyakit atau rehabilitasi yang dilakukan di
rumah-rumah sakit termasuk dalam bidang fisioterapi.
2. Olah raga untuk meningkatkan kesegaran jasmani yang harus diusahakan untuk
sampai pada tingkat aerobik.
Olah raga aerobik mempunyai ciri-ciri khusus yaitu menggerakkan > 40% otot
tubuh yang dilakukan secara serempak, kontinu dengan waktu > 10 menit dan
intensitas olah raga yang cukup sesuai dengan usia (lihat DNSA).
Untuk mengukur intensitas olah raga, kita menghitung denyut nadi seseorang
sebagai indikator karena makin hebat intensitas olah raga makin tinggi denyut nadi
orang tersebut.
Ada beberapa istilah yang perlu dikatahui :
1. Aerobik
Berarti dengan oksigen, selama olah raga aerobik, tubuh dapat mensupplai
oksigen yang cukup jumlahnya dan efektif ke jaringan-jaringan (terutama otot)
yang membutuhkannya, dan ATP dibentuk di mitokondria melalui oxidatif
phosphorilasi oleh serat-serat (sel-sel) oksidatif. Contoh olah raga aerobik :
jogging, berenang dengan kecepatan sedang dengan waktu > 10 menit. Tetapi
bila olah raga makin intensif, maka setidaknya sebagian menjadi anaerobik.
2. Anaerobik
Berarti tanpa oksigen, selama olah raga anaerob, tubuh tidak dapat mensupplai
oksigen (secara cukup) ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya.
Seseorang hanya bisa bertahan kurang dari 1 menit bila benar-benar
melaksanakan olah raga anaerob yang intensif tanpa istirahat, karena pada jenis
olah raga anaerobik dilakukan ledakan gerakan-gerakan yang mengeluarkan
energi yang maksimum. Contohnya : sprint 100 meter, berenang 100 meter,
angkat besi.

74
Pada olah raga jenis anaerobik, resistensa ATP dilakukan melalui Creatin
Phosphat dan glikolisis, serat-serat otot glikolitik dominan, jadi tidak bergantung
pada supplai oksigen. Contoh lain misalnya lomba lari 2000 meter, sebagian
termasuk anaerobil sebagian aerobik. Pada bola basket dan sepak bola walaupun
terjadi ledakan-ledakan gerakan yang mengeluarkan tenaga besar, tetapi karena
dilakukan dalam waktu lama (> 10-15 menit) tanpa istirahat panjang, maka
digolongkan ke dalam olah raga aerobik.
Dengan demikian aktifitas olah raga aerobik dapat menekan faktor resiko terkena
serangan jantung koroner dan stroke (gangguan peredaran darah ke otak)
Sebagai indikator dari intensitas olah raga yang telah dilakukan, kita menghitung
denyut nadi seseorang. Ada beberapa istilah yang perlu diketahui:
Denyut nadi istirahat (DNI) adalah denyut nadi sewaktu istirahat
permenit.
Denyut nadi maksimal (DNM) ialah jumlah denyut nadi bila seseorang
berolah raga sampai batas maksimum permenit. Tetapi lebih aman dan mudah
menghitungnya dengan menggunakan rumus : DNM = 220 usia (tahun).
Denyut nadi sub maksimal adiquat (DNSA) ialah rentang denyut nadi
di bawah maksimal tetapi di atas denyut nadi istirahat yang cocok bagi olah
raga kesehatan untuk jenis aerobik.
DNSA dihitung:
DNSA = (75% - 85%) X DNM = (75% - 85%) X (220 usia).
Contoh : DNSA seorang berusia 22 tahun, sehat yang ingin beraerobik
= 75% X (220 22) 85% X (220 -22)
= 148 168.
Pengukuran DNSA dilakukan segera setelah olah raga selesai dan dihitung dalam
waktu 15 detik, hasilnya dikali 4. perlu diingat, jenis olah raga aerobik harus
mempertahankan DNSA ini minimal 10 menit malah beberapa sarjana
menyatakan minimal 15 menit, sedangkan waktu maksimalnya 20-60 menit
tergantung pada kebutuhan dan sasaran tingkat kesegaran jasmani yang ingin
dicapai. Untuk orang-orang tua atau untuk orang-orang yang sudah lama tidak
berolah raga haruslah memulai olahraga dibawah DNSA kemudian ditingkatkan

75
bertahap, untuk orang-orang yang mempunyai masalah kesehatan (misalnya
penyakit jantung) sebaiknya memeriksakan diri dan berkonsultasi dahulu kepada
dokter.
Pada beberapa jenis olah raga aerobik perlu ditambahkan jenis olah raga lainnya
untuk meningkatkan semua komponen-komponen kesegaran jasmani, misalnya
seseoarang yang hanya melakukan jogging dalam waktu lama akan kehilangan
kelenturan tubuh, terutama di daerah pinggang dan bagian atas tubuh, untuk
memperbaiki hal ini sebaiknya ditambah olah raga senam.
Sebelum melakukan olahraga kesehatan harus melakukan warming up berupa
aktivitas meregangkan otot-otot utama (otot-otot yang akan bekerja selama olah
raga) dan berlari-lari lambat atau olah raga ringan selama 2-3 menit. Semuanya
itu untuk mempersiapkan agar otot-otot dan jantung sedikit teregang dan
mendapatkan cukup supplai darah sehingga siap memasuki tahap bekerja keras.
Warming up dapat mengurangi cedera dan sakit-sakit otot, juga mengurangi
gangguan-gangguan jantung selama olahraga.
Setelah olah raga perlu pula dilakukan cooling down selama 2-3 menit, gerakan-
gerakan cooling down sama seperti warming up. Cooling down perlu untuk
mencegah pegal-pegal otot setelah olah raga.
Untuk tujuan mencapai kesegaran jasmani diperlukan frekuensi olah raga
kesehatan 3 x perminggu dengan intensitas optimum. Untuk tujuan prestasi perlu
frekuensi sampai 6 x seminggu.
Untuk mengevaluasi kesegaran jasmani seseorang terutama yang menyangkut
komponen sistem sirkulasi dan respirfasi dapat dijalankan suatu test yang mudah,
murah dan dapat dilakukan sendiri yaitu test lari 12 menit, larilah dengan
kecepatan tetap semampunya selama 12 menit pada suatu track di pinggir lapang
bola atau suatu tempat yang dapat diukur jaraknya, kemudian ukurlah jarak yang
ditempuh dalam meter dan bandingkan dengan tabel di bawah ini.

Wanita
Usia (tahun)
Klasifikasi
17-25 26-39 40-49 > 50
Baik 2254-2415 m 2012-2479 m 1851-2334 m 1691-2173 m
Sedang 1771-2253 m 1690-2011 m 1529-1850 m 1352-1690 m

76
Buruk < 1771 m < 1690 m < 1529 m < 1352 m.

Laki-laki
Usia (tahun)
Klasifikasi
17-26 26-39 40-49 > 50
Baik 2882-3042 m 2238-2640 m 2077-2334 m 1997-2173 m
Sedang 2559-2881 m 1835-2237 m 1674-2076 m 1593-1996m
Buruk < 2559 m < 1835 m < 1674 m < 1593 m.

Kecapaian
Bila otot terus-menerus berkontraksi secara cepat dan kuat, lama kelamaan
otot akan berkurang kekuatan kontraksinya, hal ini disebut kecapaian. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kecapaian yaitu:
1. Penimbunan zat-zat sampah yang bersifat racun seperti asam laktat, CO2 dan
sebagainya
2. Kekurangan glukosa dalam sel otot dam katabolisme glukosa yang tidak lancar,
misalnya kekurangan enzim-enzimnya.
3. Gangguan cardiovascular yang mengurangi supplai O2, bahan bakar, dan
penurunan pengeluaran sampah-sampah metabolisme
4. Gangguan system respirasi yang mengurangi supplai O2

Produksi Panas
Dari energi yang dilepaskan selama kontraksi otot hanya 20-30 % yang
berbentuk kerja mekanis, sisanya sebagai panas yang juga digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh.
Panas ini dibagi menjadi:
1. Panas pendahuluan yan mencakup penguraian ATP
2. panas pengembalian yang berhubungan dengan pembentukan kembali ATP yang
dibentuk setelah relaksasi otot
Panas penembalikan ini mencakup penuraian glukosa menjadi asam piruvat
(anaerob), penguraian asam piruvat menjadi CO2 dan H2O (aerob) dan perubahan

77
asam laktat menjadi H2O dan CO2 (aerob). Semuanya ini berhubungan dengan
pembentukan ATP.

3.2.3 Fungsi dan Letak Otot


Sebagian besar otot skelet melekat pada tulang melalui tendon dengan melewati 1
sendi (kecuali misalnya otot patysma yang melekat pada kulit), dengan demikian bila otot
berkontraksi maka tulang akan bergerak mengitari sumbu sendi, jadi tulang berfungsi
sebagai pengungkit.
Satu otot sebagai organ hanya mempunyai satu aksi yang tertentu saja yaitu
menggerakkan satu bagian tertentu tubuh kita. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh
sebagai 1 sistem menghasilkan semua gerakkan tubuh kita yang terkoordinasi.
Bagian tendon yang melekat pada tulang yang relatif tidak bergerak disebut origo
sedangkan bagian tendon yang melekat pada tulang yang relatif bergerak disebut insersi.
Ini bisa diibaratkan dengan jendela dorong yang sedang terbuka yang dipasang per pada
daun jendelanya, bagian per yang melekat pada kusen adalah origo, sedangkan per pada
yang melekat pada daun jendela adalah insersi, per sendiri bertindak sebagai otot,
sedangkan engsel jendela ialah sendinya.
Otot yang diharapkan melakukan gerak tertentu disebut otot agonis, misalnya
untuk meluruskan (extensi) sendi diku otot agonisnnya ialah musculus triceps brachii.
Sedangkan otot biceps brachii yang menyebabkan flexi sendi diku disini disebut otot
antagonis terhadap otot triceps brachii karena biceps brachii mempunyai arah gerak yang
berlawanan dengan triceps brachii.
Untuk gerak extensi sendi siku, otot biceps brachii (antagonis) harus relaksasi
karena bila keduanya (biceps dan triceps) bersamaan berkontraksi akan terjadi fixasi
sendi siku. Sedangkan otot-otot yang membantu gerakan ototagonis dan synergis,
misalnya otot deltoid dan pectoralis mayor menfixasi sendi bahu agar flexi pada sendi
siku oleh agonis (biceps brachii) lancar

78
Gambar 29
Model Perbandingan Gerakan Otot Pada Manusia dan Serangga

Gambar 30
Model Pelekatan Otot Pada Tulang (Tendon)
Beberapa contoh letak otot, origo, insersi, fungsi dan syaraf yang
menginervasinya dapat dilihat dalam tabel berikut :

79
m. orbicularis Sekitar mulut Kulit sudut Menutup mulut Syaraf otak VII
oris (orb: mulut
lingkar or:
mulut)

m. fontalis Aponeurosis Kulit diatas Mengerutkan Syaraf otak VII


kepala mata dahi

m.massester Arcus Sudut Menarik bola Syaraf otak V


zigomaticus, mandibula mandibula ke
maksilia atas (menguyah)

m. rectus Tendon Bola mata Menarik mata Syaraf otak III


superior dibelakang orbita atas keatas

m. Sternum claviula Processus - menoleh Syaraf otak XI


sternocleido mastoideus - menarik
mastoideus kepala
keatas

diafragma - Vertebrata Tendon menarik nafas Syaraf phrenicus


lumbar centralis pada pernafasan
- Tl. Rawan perut
6 costa
terbawah
- Prossesus
xiphoideus
m. rectus Tl. Rawan flexi columna Syaraf thorax 7-
abdominis Symphisis pubis costa 5-7 vertebratalis 12

m. pectoralis Tuberculum fleksi dan Syaraf prctoralis


mayor Clavicula, mayus adduksi lengan
sternum, tl. humerus atas
Rawan costa 2-6
m. deltoideus Tuberositas abduksi lengan Nervus axillaris
Acromeon dan deltoideus atas
clavicula humerus

m. biceps Tuberositus flexi, suppinasi Nervus


brachii - bagian radialis lengan bawah musculocutaneus
atas genoid
cavity (kepala
panjang)
- prosseus
corocoidus
(kepala pendek

80
m. triceps Olecranon Extensi lengan Nervus radialis
brachii - kepala panjang Ulna bawah
bagian bawah
glenid cavity
- kepala
lateral humerus
bagian lateral
- kepala
medial bagian
belakang
humerus
m. gluteus - Extensi dan Nervus glutealis
maximus crista, illiaca, tuberositas rotasi paha inferior
sacrum, glutealis
coccygeus femur
- facialata
m. Flexi plantaris Nervus tibialis
gastronemius condylus lateralis calcaneus telapak kaki
& medialis femur melalui
tendon
achilles

Terdapat lebih dari 600 otot pada manusia, deskripsi mengenai origo, insersi, aksi
dan inervasi masing-masing otot diluar ruang lingkup pembebasan bab ini. Akan
diberikan beberapa contoh otot-otot, gambar-gamabr dan cara pemberian nama otot-otot.
Otot skelet diberi nama berdasarkan:
a. Lokasi otot, misalnya musculus (m) temporalis berada di atas os. Temporalis
b. Jumlah origo: m. triceps brachii mempunyai 3 origo, biceps brachii dengan 2
origo
c. Bentuk otot: m. deltoideus mempunyai bentuki segitiga
d. Arah serabut otot: m. rectus mempunyai arah tegak
e. Besar dan panjang otot: misalnya mayor berarti yang besar, minimus artinya
terkecil
f. Dan lain-lain, misalnya sternocleido-mastoideus mempunyai origo sternum,
clavicula dan insersi os. Mastoid; m. sphincter berarti otot untuk mengecilkan lubang;
tensor yaitu otot untuk menegangkan; m. levator untuk menaikkan.

81
Otot-otot Khusus
1. Diagfragma
Berbentuk kubah berupa sekat yang memisahkan rongga dada dan rongga
perut. Diafragma merupakan otot lurik dengan origo processus, xiphoides, costa
7-12 dan vertebrae limbaris. Serabutnya menjalar ke atas dan berisersi pada
tendon centralis di puncak kubah. Bila diafragma berkontraksi maka puncak
kubah akan tertarik ke bawah, diameter vertikal (bawah-atas) rongga dada
bertambah, sehingga timbul tekanan negatif, udara akan masuk ke paru-paru
melalui hidung atau mulut (inspirasi), ibarat alat suntik (spuit) yang ditarik akan
mengisap cairan masuk ke dalam suntikan.
Dalam proses inspirasi ini paru-paru bertindak pasif, yang aktif ialah otot-
ototnya. Pada proses inspirasi ini perut akan membuncit keluar karena diafragma
akan menekan alat-alat perut ke bawah, sedangkan di bawah, alat-alat perut
ditahan oleh dasar panggul yang kuat. Jadi proses inspirasi aktif.
Bila difragma berelaksasi maka perut akan kembali mengempis karena
elastisitas dinding perut dan adanya gravitasi bumi (sedang berbaring) sehingga
diafragma akan tertekan ke atas dan terjadi tekanan positif dalam rongga dada,
udara akan dihembuskan ke luar (ekspirasi).
Pernafasan yang menggunakan diafragma disebut pernafasan perut.
Diafragma mempunyai 3 lubang yaitu untuk :
1) oesophagus dan syaraf
2) aorta dan ductus thoraxicus
3) vena cava inferior.

2. Otot Intercostalisis Eksterna


Otot ini berorigo pada pinggir bawah costa 1-11 dan insersi pada pinggir
atas costa di bawahnya. Kontraksi otot ini menyebabkan costa terangkat ke atas
sehingga diameter depan-belakang dan diameter samping ke samping dari thorax
bertambah. Hal ini juga akan menimbulkan tekanan negatif, dan terjadi inspirasi.
Ekspirasi biasanya terjadi secara pasif dengan berelaksasinya otot inter-
costalis externa ini disebut pernafasan dada. Untuk inspirasi yang dipaksakan

82
misalnya bila sedang sesak nafas, ada otot lain misalnya otot sternocleido-
mastoideus ikut berkontraksi untuk membantu inspirasi. Sedangkan pada
ekspirasi yang dipaksakan misalnya sewaktu meniup balon, maka :
1. Otot intercostalis interna dengan origo pada pinggir atas costa 1-11, insersi
pada pinggir bawah costa di atasnya ; kontraksinya menyebabkan turunnya
costa sehingga terjadi ekspirasi.
2. Otot-otot dinding perut yang bila berkontraksi akan menekan isi perut, dan isi
perut akan menekan diafragma ke atas sehingga terjadi ekspirasi.
Untuk proses mengejan sewaktu buang air besar, mula-mula diafragma
berkontraksi, kubah diafragma turun ; juga musculus intercostalis eksterna
berkontraksi, terjadi inspirasi ; kemudian otot-otot dinding perut berkontraksi
sambil glotalis dan pita suara ditutup supaya tidak terjadi ekspirasi dan otot
sphincter anus dibuka, terjadilah buang air besar yang diperlancar lagi dengan
peristaltik usus.

3. Canalis Inguinalis
Di daerah pangkal paha antara tonjolan tulang iliaca sebelah depan (spina
iliaca anterior superior) dan symphisis pubis terdapat ligamen inguinalis. Sedikit
di atas dan paralel dengan ligamen inguinalis terdapat suatu canal (saluran) yang
menembus otot dinding perut sepanjang 4 cm yang disebut canalis inguinalis.
Pada pria, di dalam canalis inguinalis ini terdapat spermatic cord yang
terdiri dari ductus defferent, syaraf, pembuluh darah, lymph dan otot cremaster.
Sedangkan pada wanita berisi ligamentum rotunda rahim.

3.2.4. Beberapa Kelainan Klinik


1. Hernia (burut)
Ialah suatu tonjolan dari alat-alat dalam (sering berupa usus atau
mesenterium) melalui tempat-tempat lemah pada dinding perut antara lain
canalis inguinalis atau umbilicus (pusar).
Faktro-faktor yang mempengaruhi terjadinya hernia :
a. tekanan tinggi abdominal, contohnya pada bayi : menangis.

83
b. Pada orang dewasa : batuk-batuk kronis, peniup terompet.
c. Usia tua sehingga dinding perut melemah
d. Canalis inguinalis pria lebih besar dari wanita, sehingga hernia
inguinalis lebih sering terjadi pada pria.
Pengobatan dilakukan melalui pembedahan dengan cara mengecilkan lubang
canalis inguinalis.
2. Spasme
Adalah suatu kontraksi mendadak dari suatu otot di luar kehendak
3. Kram
Ialah kontraksi suatu otot yang tetanik (terus-menerus) terasa sakit dan
involunter (di luar kehendak), misalnya sewaktu olah raga yang disebabkan
cape, banyak berkeringat dan panas.
4. Konvulsi (kejang-kejang)
Suatu kontraksi atau suatu seri kontraksi involunter yang hebat dan tetanik
dari suatu kelompok otot misalnya pada anak-anak yang sedang demam tinggi
(febril konvulsi), atau konvulsi pada orang-orang ayan (epilepsi).
Sebab-sebab konvulsi bisa karena infeksi (contoh : pada meningitis = radang
selaput otak, encephalitis = radang otak), zat-zat racun (strychnin, alkohol),
gangguan metabolisme (hypogycaemia), kerusakan otak (tabrakan, tekanan
tinggi dalam otak) atau pemberhentian mendadak (withdraw) dari obat-obat
(morphin, alkohol) pada orang-orang kecanduan, juga pada histeri.
5. Tic
Suatu denyutan atau denyutan-denyutan kontraksi otot di luar kehendak pada
otot-otot muka, contohnya tic pada sudut mata atau muka. Tic bisa disebabkan
oleh kelainan-kelainan pada syaraf dan otot tetapi seringkali disebabkan oleh
kelainan psikologis.
6. Myasthenia Gravis
Suatu kelemahan otot-otot skelet terutama daerah muka, disebabkan serangan
autoimmune (tubuh memproduksi antibodi yang menyerang jaringan-jaringan
tubuh sendiri) terhadap reseptor-reseptor asetilkolin pada motor end-plate,
sehingga jumlah reseptor berkurang dan otot menjadi lemah.

84
Penyakit ini lebih sering menyerang wanita usia 20-40 tahun dengan gejala-
gejala turunnya kelopak mata atas sehingga mata setengah menutup (ptosis),
melihat suatu benda menjadi 2 (diplopia), sulit menelan dan kematian bisa
disebabkan karena gangguan pernapasan. Pengobatan dengan corticosteroid
atau obat-obat anticholinergic.
7. Fibrosis
Ialah pembentukan jaringan ikat fibrosa. Sel-sel otot skelet ataupun otot
jantung yang mati karena suatu sebab akan diganti oleh jaringan ikat, karena
sel-sel otot ini tidak mampu beregenerasi, sehingga otot-otot ini akan
melemah.
8. Low back Pain (sakit pinggang)
Ialah sakit di daerah punggung bawah, daerah lumbosacral atau daerah iliaca.
Penyebabnya bermacam-macam antara lain :
a. Otot-otot dan ligamen di sekitar pinggang teregang (sprain atau strain),
misalnya karena mengangkat beban terlalu berat, kehamilan, obesitas, dsb.
b. H N P (Hernia Nucleus Pulposus).
c. Fraktur, infeksi tumor-tumor pada vertebrae lumbosacral.
d. Perubahan kedudukan vertebrae lumbar.
e. Osteoarthritis daerah lumbar.
f. Penyakit-penyakit alat-alat dalam di sekitar lumbar.
g. Dan lain-lain.

Injeksi Intramuscular
Ialah suatu suntikan dimana obat yang disuntikkan dimasukkan kedalam
otot dan jarum suntik harus menembus kulit, lemak subcutan dan fasia otot.
Absorpsi obat-obat pada injeksi intramuscular lebih cepat daripada injeksi pada
kulit (intracutan) atau di bawah kulit (subcutan).
Tempat injeksi dapat dilakukan pada :
1) Otot deltoideus
2) Otot gluteus medius
3) Otot vastus lateralis paha.

85
3.3 Penutup
Tes Formatif
Pilihlah satu jawaban yang anda anggap benar !
1. Sel-sel otot jantung memiliki percabangan yang dibatasi oleh suatu sarcolema yang
tebal yaitu ....
a. Discus efifise b. Actin
c. Discus Intercalaris d. Myosin
2. Dalam teori sliding filament, yang disebut kontraksi otot adalah ......
a. Memendeknya myofilamen actin
b. Memendeknya myofilamen myosin
c. Memendeknya microfilamen
d. Memendeknya sarcomere
3. Depolarisasi pada membran sarcolema akan mencapai reticulum sarcoplasma akibat
adanya struktur ......
a. Tubulus T b. Epimisium
c. Endomisium d. Perimisium

4. Untuk aktifitas yang lambat, maka sistem energi yang digunakan untuk kontraksi
ialah ........
a. Sistem ATP-CP b. Sistem glikolisis anaerob
c. Sistem oksidasi aerob d. Sistem laktat
5. Laki-laki beresiko lebih tinggi terkena gangguan hernia dibandingkan wanita. Hal
tersebut terjadi akibat .......
a. Tekanan dinding abdominal laki-laki lebih besar
b. Aktifitas laki-laki lebih berat
c. Lebih lemahnya konstruksi dinding perut laki-laki
d. Pada laki-laki lubang canalis inguinalis lebih besar

Pilihlah :
a. Jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
b. Jika jawaban (1) dan (3) benar

86
c. Jika jawaban (2) dan (4) benar
d. Jika hanya jawaban (4) benar

6. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang benar .......


1. Otot lurik melekat pada tulang
2. Otot polos bersifat involunter
3. Otot jantung memiliki sebuah inti
4. Otot polos tidak memiliki myofilamen actin dan myosin
7. Fatique otot dapat terjadi akibat .....
1. Penimbunan zat-zat sampah yang bersifat racun seperti asam laktat, CO 2 dan
sebagainya
2. Kekurangan glukosa dalam sel otot dam katabolisme glukosa yang tidak
lancar, misalnya kekurangan enzim-enzimnya.
3. Gangguan cardiovascular yang mengurangi supplai O2, bahan bakar, dan
penurunan pengeluaran sampah-sampah metabolisme
4. Meningkatnya kadar ATP.

8. Beberapa sifat otot di antaranya ialah......


1. durable 2. extensible
3. suitable 4. excitable
9. Pemberian nama pada otot skelet biasanya berdasarkan ......
1. Lokasi otot 2. Arah serabut otot
3. Jumlah origo 4. Kekuatan otot
10. Fungsi ion kalsium dalam kontraksi otot ialah ...
1. Berikatan dengan troponin sehingga tropomiosin terangkat
2. Menyediakan energi untuk kontraksi
3. Membuka reseptor cross-bridge pada myofilamen actin
4. Meneruskan rangsang dari asetilkolin

87
Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir materi ini. Hitunglah jawaban yang benar kemudian gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan suadara terhadap materi kegiatan belajar ini.

Rumus
jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = X 100
100
Arti tingkat penguasaan yang anda capai :
90 100 = baik sekali
80 89 = baik
70 79 = cukup
< 70 = kurang

Bila saudara mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih maka dapat melanjutkan ke
materi berikutnya, namun apabila tingkat penguasaan saudara masih di bawah 80 % maka
harus mengulangi kegiatan belajar ini terutama pada bagian yang belum dikuasai.

Kunci Jawaban
1) c Discus intercalaris merupakab bagian pangkal percabangan sel otot jantung
2) d Kontraksi otot adalah kondisi memendeknya rentang sarcomere
3) a Tubulus T akan meneruskan depolarisasi sarcolema jauh ke dalam sel otot
lurik hingga mencapai reticulum sarcoplasma
4) c Oksidasi aerob berjalan sangat lambat tetapi menghasilkan energi yang lebih
besar dibandingkan anaerob sehingga cocok untuk jenis kegiatan yang lambat
5) d Lubang canalis ingualis laki-laki lebih besar dibanding wanita sehinga
mempertinggi resiko terserang hernia
6) a Semua pernyataan benar kecuali c sebab otot polos pun memiliki myofilamen
actin dan myosin tetapi strukturnya tidak seperti otot lurik dan otot jantung
7) a Fatique otot dapat terjadi akibat katabolisme yang terhambat sehingga jumlah
ATP sangat sedikit

88
8) c Beberapa sifat sel-sel otot ialah dapat diregangkan (extenciable) dan dapat
dirangsang (exitable).
9) a Kekuatan otot tidak dijadikan sebagai dasar penamaan otot
10) b Fungsi ion kalsium adalah untuk berikatan dengan troponin yang melekat pada
tropomyosin sehingga reseptor cross-bridge yang tertutup tropomyosin dapat
terbuka

Daftar Pustaka
Abdurrahmat, Asep S., 1996, Kinerja Enzim Dalam Proses Faal Tubuh (Laporan Hasil
Penelitian), Gorontalo.

Eastman Nicholson J., 1957, Operative Obstetrics, New York: Appleton Century-Croft
INC.

Ganong William F., 1999, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17, Jakarta:Penerbit
EGC.

Gerrit Bevelander, 1998, Dasar-Dasar Histologi, Jakarta:Erlangga.

Guyton Arthur C., 1976, Fisiologi Kedokteran Jild I-II, Jakarta:E G C..

Issoegianti, 1993, Biologi Sel, Jakarta:Ditjen Dikti..

Kemal Adyana Kusnadi, dr., 1988, Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia.,
Bandung:IKIP.

Patton Harry D., 1989, Textbook of Physiology, Philadelphia:W.B. Saunders Co.

Sherwood Lauralee, 1997, Human Physiology, from Cells to System. 3rd Edition.
Belmont:Wadsworth Publishing Co.

Tortora, Gerard J., 2000, Principles of Anatomy and Physiology 9th ed. New York:John
Wiley & Sons.
.
Von Balzec L., 1998, biology, Texas:Scott Foresman and Co.

Winatasasmita Djamhur, 1998, Fisiologi Hewan dan Tumbuhan (Modul U-T),


Jakarta:Karunika.

89
Senarai
Volunter : Bisa dipengaruhi oleh kemauan (sistem syaraf pusat)
Myneural junction : Hubungan antara sel otot dengan sel syaraf
Oxigent debt : Kebutuhan oksigen yang harus dipenuhi setelah berkatifitas berat
(olah raga)
All or None : Bereaksi bersama atau tidak sama sekali
Dense bodies : Merupakan lingkungan yang lebih rapat/kental dibandingkan
dengan wilayah lain di dalam sitoplasma
Respiro-cardiovascular : Kemampuan tubuh dalam sistem pernafasan serta darah dan
pembuluh darah.

90

Anda mungkin juga menyukai