Anda di halaman 1dari 4

Istilah pembelajaran menjadi semakin kerap terdengar dalam kajian pendidikan

persekolahan. Istilah ini merupakan pengembangan istilah dari proses belajar mengajar
(PBM). Dalam istilah PBM makna yang familiar bagi guru-guru saai ini adalah guru
melakukan pengajaran dalam berbagai materi ajar kepada peserta didik. Dalam proses ini
guru memiliki peran yang dominan dalam proses, sedangkan peserta didik berperan lebih
pasif, atau lebih banyak menerima informasi dari guru. Peran guru dalam PBM lebih banyak
dimaknai sebagai pengajar. Sedangkan istilah pembelajaran saat ini menjadi lebih aktual,
dimaknai sebagai proses interaksi peserta didik denganlingkungan sebagai sumber belajar.
Dalam proses ini anak menjadi objek dan sekaligus subjek belajar, sedangkan guru dan
lingkungannya belajar lainnya menjadi kondisi penting yang menyertai dalam proses
pembelajaran.

Peran guru dalam proses pembelajaran lebih banyak dimaknai sebagai


fasilitator supaya anak mengalami proses belajar. Dalam kajian ini penulis lebih mengarah
pada bagaimana guru mampu mendesain pembelajaran dalam meningkatkan pengembangan
pendidikan karakter melalui program pembelajaran seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam proses pembelajaran dalam hal ini guru hanya mampu melakukan
kegiatan pembelajaran lebih menekankan kepada materi pelajaran dan mengabaikan karakter
peserta didik dimana PBM sebagai proses interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar
sehingga guru sering beranggapan bahwa tugas mengajar guru hanya sekedar manyampaikan
materi pelajaran bukan mengaplikasikan materi pelajaran sesuai dengan kehidupan peserta
didik. Yang menjadi pertanyaan apakah pembelajaran selama ini dilakukan oleh guru dapat
dikategorikan sebagai pendidikan karakter atau bukan?. Fakta yang menujukan bahwa
kecenderungan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang terjadi dikelas-kelas
tidak menujukan pendidikan karakter tetapi lebih mengarah sebagai pengajaran dimana guru
hanya menyampaikan materi pembelajaran dan tidak memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.. Indikasi yang dapat menujukan hal tersebut: (1) desain pembelajran seperti
silabus dan RPP yang dibuat oleh guru hanya copy paste dan cenderung berpusat pada guru
bukan pada peserta didik, (2) penguasaan terhadap standar komptenesi dan komptensi dasar
serta indikator yang dijabarkan kepada tujuan pembelajaran masih rendah, (3)program
pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam silabus dan RPP cenderung berada pada
perilaku tingkat rendah (C1) sehingga ketika peserta didik lulus hanya bermodalkan materi
daripada nilai-nilai karakter, (4) KBM yang terjadi sering tidak kontekstual dengan
kehidupan peserta didik dalam hal ini guru tidak mampu mengembangkan materi sesuai
dengan kehidupan nyata peserta didik, (5) metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
cenderung ceramah, penguasaan terhadap metode pembelajaran masih kurang, (6) pengunaan
media pembelajaran yang kurang tepat sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta
didik, (7) evaluasi akhir jarang dilakukan oleh guru, guru kurang menguasai instrumen
penilaian dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan oleh semua guru mata
pelajaran melalui integrasi materimateri di setiap mata pelajaran dengan nilai-nilai tertentu
yang akan diperkuat menjadi sikap dari peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dapat terjadi
pada setiap tahap dari tahapan proses pembelajaran. Misalnya ketika guru membiasakan
untuk menyapa anak sebelum pembelajaran dimulai, secara tidak langsung guru tersebut
membelajarkan nilai-nilai keramahan pada peserta didiknya sehingga anak bersikap ramah
kepada siapapun yang ada dilingkunganya. Tahapan yan dilakukan oleh guru untuk
melaksanakan pembelajaran dalam pendidikan karakter sebagai berikut:
(1) Menyusun program pembelajaran seperti silabus dan RPP berbasis nilai-nilai karakter, (2)
guru dapat melakukan apersepsi yang kontektual dengan kehidupan nyata peserta didik lebih
tepat apersepsi bukan mengaitkan materi pelajaran sebelumnya tetapi lebih menyiapkan
peserta didik untuk siap belajar, (3) melakukan pembelajaran sebagaimana didesain dalam
silabus dan RPP dalam pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran guru dapat menerapkan nilai-
nilai karakter didalamnya pada setiap skenario pembelajaran, (4) melakukan evaluasi melalui
pengamatan sejauhmana nilai-nilai yang akan dikuatkan atau dikembangkan muncul dalam
perilaku peserta didik. Pengalaman belajar peserta didik dalam seting pendidikan karakter
dilakukan dalam tiga tempat yaitu sekolah, kelas dan rumah. Hal ini mengimplikasikan
bahwa guru harus merancang dalam silabus dan RPP nya mengenai pengalaman apa yang
harus dilalui oleh peserta didik dalam upaya penguatan suatu nilai di sekolah dan dirumah.

Pembelajaran dalam pendidikan karakter diawali dari rujukan suatu nilai oleh sekolah
berdasarkan diskusi antara sekolah dengan stakeholder. Nilai yang dirujuk kemudian menjadi
nilai sekolah yang mendasari penyusunan suatu visi sekolah. Visi sekolah ini kemudian
dijabarkan kedalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam hal ini, silabus dan
RPP yang dikembangkan oleh guru tentu berbeda dengan silabus dan RPP yang bukan untuk
pembelajaran karakter. Program pembelajaran yang dirancang oleh guru melalui desain
pembelajaran seharusnya memuat nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran sehingga
pada implementasi KBM guru menampakan nilai karakter dari peserta didik. Rumusan tujuan
Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas mengandung filosofis pendidikan
sebagai educare.

Pendidikan educare lebih cenderung mengajar, melatih dan melengkapi peserta didik dengan
pengetahuan dan keterampilan. Karena itu filosofis amat memberi penekanan pada materi
yang diajarkan, disertai sistem penilaian yang baku dan kaku yang harus dilaksanakan. Proses
pendidikan tahap tertentu dianggap selesai dengan hasil ujian dan selesainya pemberian
materi oleh guru. Yang menjadi pertanyaan lalu bagaimana dengan karakter yang harus
muncul dan menjadi pribadi peserta didik?. Apakah hal ini juga dievaluasi menjadi syarat
kelulusan pada jenjang tertentu. Selama ini pendidikan hanya diukur dengan nilai ujian akhir
melalui ujian nasional (UN ) sehingga pada lulusan hanya mampu berteori tidak mampu
mengaplikasi dalam lingkungan masyarakat. Bukankah tujuan pendidikan lebih menekankan
pada karakter bukan simplikasinya dalam bentuk skor yang telah mencerminkan atau bertolak
belakang dengan perilaku nyata peserta didik/lulusan. Oleh sebab itu desain pembelajaran
yang dirancang oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memuat nilai-nilai karakter
pada setiap mata pelajaran. Contoh silabus yang mengandung nilai-nilai karakter dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.2. Desain pembelajaran mengandung nilai-nilai karakter SILABUS

Faklutas : Ilmu pendidikan

Jurusan : Manajemen Pendidikan


Mata Kuliah : Manajemen Kurikulum dan pembelajaran

Kode Mata Kuliah : 1314-002-3

Bobot : 3SKS

Semester : Ganjil

Standar Kompetensi : Mampu memahami konsep dasar manajemen pengembangan


kurikulum.

No Kompeten Indikator Mate Aloka Sumb Penilai Nilai


si Dasar ri si er an Karakt
Poko Waktu Bahan er
k
1. Mampu Menjelaska
menjelask n konsep
an konsep manajemen
manajeme kurikulum
n dan
kurikulum pembelajar
an

Desain pembelajaran seperti silabus merupakan salah satu produk pegembangan kurikulum
dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Pada umumya suatu
silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur: (a) tujuan mata pelajaran yang diajarkan,
(b) sasaransasaran mata pelajaran, (c) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai
mata pelajaran tersebut dengan baik, (d) urutan tpoik-topik yang diajarkan, (e) aktivitas dan
sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran digunakan, (f) berbagai tehnik
evaluasi yang. Tetapi selama ini program pembelajaran tidak mencerminkan nilai-nilai
karakter peserta didik sehingga pada proses pembelajaran berlangsung hanya menyelesaikan
materi pelajaran sesuai dengan apa yang sudah didesain dalam pembelajaran.

Guru merupakan pengembangan kurikulum dikelasnya, yang akan menterjemahkan.


Menjabarkan dan mentrasformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada
peserta didik. Dalam hal ini tugas guru tidak sekedar mentrasfer ilmu pengetahuan (transfer
of knowledge) akan tetapi lebih mengembangkan ilmu pengetahuan peserta didik sesuai
dengan kehidupan nyata sehingga pada intinya peserta didik mampu mengembangkan nilai-
nilai karakter yang ada pada diri pribadi peserta didik. Pendidikan karakter, disamping
melalui mata pelajaran yang ada juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat
yang ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat kearah yang
lebih baik. Tidak terkecuali dengan upaya pembangunan akhlak dan karakter bangsa, pada
dasarnya pendidikan dapat menjadi unsur potensial dalam menunjang upaya tersebut. Melalui
pendidikan dapat menjadi wahana untuk melakukan pembentukan karakter bangsa, dan
memperkuat komitmen kebangsaan menuju kehidupan berkualitas dan bermartabat. Inti dari
pendidikan adalah penyebaran nilai-nilai yang bukan terbatas pada trasfer ilmu pengetahuan
dan teknologi, tetapi juga nilai-nilai pembentukan watak dan karakter.

Anda mungkin juga menyukai