Disusun Oleh :
Kelas/Kelompok : 6 EgA/I
2015/2016
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah dan Minyak Kelapa
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu:
Membuat biodiesel dari minyak jelantah
Menganalisa kualitas produk (biodiesel) yang dihasilkan dari minyak jelantah
Membedakan proses esterifikasi dan trans-esterifikasi pada pembuatan
biodiesel
2. Methanol
Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan
yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon
monoksida atau karbon dioksida. Sejarahnya, dia dibuat dari destilasi kayu, makanya
disebut juga alkohol kayu. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting
material pembuatan berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat, metakrilat,
etilen glikol, dll. Metanol juga banyak dipakai sebagai cairan pembersih kaca mobil,
pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Methanol
berfungsi sebagai pelarut sintetis yang akan direaksikan dengan trigliserida yang akan
menghasilkan methyl ester (Zulia,2010).
Methanol merupakan pelarut polar yang mudah menguap, adapun sifat-sifat dari
methanol terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sifat Fisika dan Kimia Methanol
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Cairan tidak berwarna, berbau tajam Rumus molekul: CH3OH
2 Kelarutan dalam air, pada suhu 20C Beracun, mudah terbakar
3 Densitas 0,792 gr/ml3(20 C) Sangat mudah terbakar
4 Titik nyala 11 C Mudah Menguap
5 Titik lebur-98C Angka Evaporasi 5,3
6 Titik didih64,5C
(Sumber: MSDS Metanol, No.106008/2012)
3. NaOH
NaOH, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium
Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat
ketika dilarutkan ke dalam air. Digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur
kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia(Hasugian Veranixon, 2012)
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran atau pun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak
larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya (Hasugian Veranixon, 2012)
NaOH pada proses pembuatan biodiesel berfungsi sebagai untuk mempercepat proses
esterifikasi atau yang biasa disebut dengan katalis. Katalis adalah suatu zat yang
difungsikan untuk menurunkan energiaktivasi dimana energiaktivasi itu adalah energi
minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya sebuah reaksi. NaOH bersifat basa yang
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia sebagai berikut pada Tabel 4
Tabel 4. Sifat Fisika dan Kimia NaOH.
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Padatan, berwarna putih, berbau tajam Rumus molekul: NaOH
2 Kelarutan larut dalam air, pada suhu 20C Higroskopis
3 Berat Molekul: 40 g/mol Tidak mudah terbakar
4 pH 12,7 Korosif, beracun
5 Densitas: 1 gr/cm3
6 Titik lebur 323C
7 Titik didih 1388C
(Sumber MSDS NaOH, No.106498/2012)
4. CaCl2
Kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur kalsium
(logam alkali tanah) dan klorin. Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun,
yang digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan aplikasi di seluruh
dunia. Berlaku sebagai ion khalida yang khas dan padat pada suhu kamar. (Esensial,
2010)
Kemampuan klorida kalsium untuk menyerap banyak cairan merupakan salah satu
kualitas yang membuatnya difungsikan sebagai absorben air pada pembuatan biodiesel
sehingga kadar air biodiesel berkurang (Esensial, 2010)
Sifat Fisika dan Kimia CaCl2 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sifat Fisika dan Kimia CaCl2
No Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Padatan, berwarna putih, tidak berbau Rumus molekul CaCl2.
2 Kelarutan dalam air, pada suhu 20C Tidak mudah terbakar
3 Berat Molekul: 40 g/mol Higroskopis
4 pH 8-10 Beracun
5 Densitas: 2,15 gr/cm3
(Sumber: MSDS CaCl2, No.10043-52-4/2005)
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah
modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengankadar
air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta
mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang
murah
pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta
penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar, sehingga
kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak.
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak
goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik.
Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah
tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi
ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak
kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Minyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi bahan bakar selayaknya solar.
Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 centi stokes, sedangkan solar 5 centi stokes. Pada
suhu antara 80-90 derajat celcius, minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan
solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen Teknik Pertanian IPB yaitu dengan
memanfaatkan suhu knalpot untuk mengubah kekentalan minyak kelapa agar sama dengan
solar. Gas buangknalpot memiliki temperatur 350-360 derajat celcius sehingga diperlukan
koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot. Kemudian minyak kelapa melalui
sebuah selang dialirkan melalui knalpot sebelum menuju ke ruang pembakaran mesin diesel.
Cara seperti ini tentunya lebih murah dibandingkan dengan memanfaatkan kokodiesel, yaitu
minyak kelapa yang telah melalui proses industri untuk diubah menjadi biodiesel. Harga
kokodiesel saat ini berkisar Rp. 10.000 per liter, sedangkan minyak kelapa yang tidak
melalui proses pengolahan bisa jauh lebih murah. Selain itu, kelapa merupakan tanaman
yang umum tumbuh di daerah pesisir, menjadikannya sumber bahan bakar yang potensial
bagi nelayan setempat yang cenderung mengalami kesulitan bahan bakar, baik masalah
harga maupun ketersediannya.
Minyak kelapa yang dimanfaatkan adalah minyak kelapa yang telah melalui proses
pemanasan guna menghilangkan asam lemak bebasnya.
2. Pembuatan Biodiesel
a. Proses Esterifikasi
1. Perbandingan methanol 13-35% massa sampel dan H2SO4 0,5% massa.
2. Mencampurkan methanol dan H2SO4.
3. Memanaskan sampel sampai 70 C dan di aduk dengan kecepatan 300 rpm.
4. Memasukkan campuran methanol tersebut pada suhu 60 C selama 1 jam.
5. Memasukkan campuran sampel tersebut kedalam corong pemisah sampai
terbentuk 2 lapisan.
6. Mencuci larutan ester dengan air panas pada suhu 70 C dengan volume 50% dari
volume biodiesel (hasil pencucian disebut ester).
7. Memisahkan campuran ester dan air.
8. Mendiamkannya selama 1 jam.
b. Proses Transesterifikasi
1. Memindahkan ester kedalam gelas kimia.
2. Mencampurkan ester dengan methanol 13,14, dan 15% massa sampel dan KOH
2% massa sampel.
3. Memasukkan campuran methanol dan metoksida kedalam ester yang telah
dipanaskan pada suhu 60 C dijaga selama 1 jam.
4. Memasukkan campuran ke corong pisah sehingga terbentuk 2 lapisan (lapisan
atas biodiesel, lapisan bawah gliserol).
3. Proses Pencucian
1. Memanaskan air hingga 60 C.
2. Selanjutnya memasukkan air panas dengan suhu 60 C dengan volume yang sama
dengan biodiesel ke dalam corong pisah, mengocok selama 5 menit sampai rata,
mendiamkannnya selama kurang lebih 24 jam.
3. Memisahkan air dan biodiesel.
4. Memanaskan biodiesel pada suhu 40-48 C.
5. Mendinginkan biodiesel hingga suhu sama dengan lingkungan.
6. Mengulangi proses pencucian hingga air pencucian berwarna bening.
Analisa Biodiesel
1. Pengujian pH
1. Menyiapkan kertas pH.
2. Memasukkan sampel biodiesel kedalam gelas kimia.
3. Mencelupkan kertas pH ke dalam biodiesel.
4. Mencocokan kertas pH dengan indicator pH.
3. Pengujian Viskositas
1. Menentukan massa jenis bola dan massa jenis biodiesel.
2. Memasukkan biodiesel ke dalam tabung viscometer (Gilmont).
3. Memasukkan bola kedalam tabung yang telah berisi biodiesel dan dijaga jangan
sampai ada gelembung udara. Pada saat bola sampai tanda paling atas, stopwatch
dihidupkan dan dimatikan pada saat bola sampai tanda bagian bawah.
4. Mencatat waktu yang digunakan, yaitu gerakan bola dari tanda bagian atas sampai
tanda bagian bawah.
5. Menghitung viskositas.
Neraca Massa
Komponen Berat(gr)
Input Output
Campuran 433,27 -
Gliserol - 168,53
Biodiesel - 260,98
Pengotor - 2,50
Hilang (Loss) - 1,26
Campuran 436,02 -
Gliserol - 146,09
Biodiesel - 280,52
Pengotor - 7,35
Hilang (Loss) - 2,06
Campuran 451 -
Gliserol - 175,45
Biodiesel - 262,34
Pengotor - 10,20
Hilang (Loss) - 3,01
Total Keseluruhan 1320,29 1320,29
Neraca Massa
Daftar Pustaka
Kasie Laboratorium. 2016. Penuntun Praktikum Teknologi Biomassa. Pembuatan
Gambar Alat