Anda di halaman 1dari 39

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Audit Kinerja Sektor Publik

Pengumpulan &
Pengolahan Data
Kerjasama Pusdiklat Pengawasan dengan Deputi
Akuntan Negara

2007
KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) telah
mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk nelaporkan kinerjanya kepada yang memberikan hak atau
wewenang dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pertanggungjawaban ini tentunya
memberikan informasi kinerja yang objektif, andal dan terpercaya.

APIP yang diperankan dalam bidang pengawasan, mengemban tugas untuk memberikan keyakinan
bahwa laporan kinerja telah menyajikan informasi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu diperlukan audit atas laporan tersebut yang dikenal dengan audit kinerja sektor publik.

Untuk memahami audit kinerja sektor publik ini, Pusdiklatwas BPKP bekerjasama dengan Performance
Assessment Task Force (PAT) pada Deputi Akuntan Negara BPKP, menyusun pedoman dan modul yang
dapat menjadi acuan dalam melakukan audit kinerja sektor publik. Pedoman dan modul-modul tersebut
terdiri dari: Pedoman Umum Audit Kinerja, Petunjuk Pelaksanaan Audit Kinerja, Sistem Pengendalian
Manajemen, Pengolahan Data, Survai Pegawai, Survai Pelanggan, dan Audit Kinerja.

Untuk meningkatkan kualitas modul di masa mendatang, kami mengharapkan masukan maupun
sumbang saran dari para pemakai modul.

Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi sehingga terwujudnya pedoman dan modul ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Tujuan Pemelajaran Umum 1

B. Latar Belakang Dan Tujuan 1

C. Metode Pemelajaran2

D. Struktur Modul 2

BAB II PENGUMPULAN DATA 4

A. Tujuan Pengumpulan Data 4

B. Perencanaan Pengumpulan Data 5

C. Proses Pengumpulan Data 7

BAB III PENGOLAHAN DATA 17

A. Tujuan Pengolahan Data 17

B. Pendekatan Pengolahan Data 17

C. Tahap Persiapan Dalam Pengolahan Data 18

D. Pengolahan Data dalam Audit Kinerja 22

E. Pengolahan Data dengan Bantuan Komputer 29

F. Simpulan Hasil Pengolahan Data 33

G. Latihan 34

BAB IV PENUTUP 35

Daftar Pustaka 36
LAMPIRAN 37

1. Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Suatu Populasi dengan Taraf Kepercayaan 95 % (Krejcie dan

Morgan 1970) 37

2. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Wawancara dan Teknik Kuesioner 39


BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan Pemelajaran Umum

Setelah mengikuti pemelajaran mata ajaran ini, diharapkan peserta pelatihan dapat menjelaskan konsep-
konsep yang mendasari pekerjaan pengumpulan dan pengolahan data serta mampu melakukan
pekerjaan lapangan berkaitan dengan penugasan audit Kinerja.

Latar Belakang Dan Tujuan

Latar Belakang

Audit kinerja adalah bagian integral dari manajemen terhadap hasil-hasil (managing for results) yang
meliputi: perencanaan stratejik, perencanaan kinerja tahunan, anggaran berbasis kinerja, sistem
pengindikator kinerja, analisis dan pelaporan capaian kinerja. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan audit
kinerja adalah penting bagi auditor untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan
terhadap hasil-hasil dan pengorganisasiannya.

Audit kinerja dapat dilaksanakan oleh pihak auditor internal atau auditor eksternal yang profesional dan
kompeten sehingga menjamin objektifitas hasil audit.

Oleh karena itu untuk menjamin hasil yang objektif diperlukan pengetahuan dasar agar hasil audit tidak
bias yaitu pekerjaan pengumpulan dan pengolahan data.

Tujuan

Dengan pengetahuan auditor mengenai konsep-konsep pengumpulan dan pengolahan data dapat
dicapai tujuan sebagai berikut:

Dapat menjamin kesahihan dan keabsahan dari simpulan yang didapat.

Dapat menjamin standarisasi pelaksanaan pekerjaan atas auditor yang berbeda.

Dapat melakukan intepretasi atas hasil pengolahan data dan mendapatkan simpulan hasil evalusi.
Dapat dipakai sebagai media pertanggungjawaban pelaksanaan ke jenjang yang tinggi.

Metode Pemelajaran

Dalam pelatihan ini digunakan metode pelatihan andragogi yaitu metode pelatihan yang lebih banyak
menggunakan diskusi, tanya jawab dan latihan terstruktur daripada ceramah. Modul ini dibuat cukup
lengkap sehingga dapat dipergunakan oleh peserta sebagai referensi dibelakang hari.

Struktur Modul
Modul ini dibagi dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari:

Bab I : Pendahuluan.

Bab II : Pengumpulan Data

Menguraikan materi bahasan sebagai berikut: tujuan pengumpulan data, perencanaan pengumpulan
data, dan metode pengumpulan data.

Bab III : Teknik Pengolahan Data

Terdiri dari materi bahasan: tujuan pengolahan data, pendekatan pengolahan data, tahap persiapan
dalam pengolahan data, pengolahan data dalam tahapan audit kinerja, pengolahan data dengan bantuan
komputer (software aplikasi), dan simpulan hasil pengolahan data.

Bab IV : Penutup

Bab ini merupakan rangkuman dari bab-bab sebelumnya.

Modul ini merupakan dukungan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Modul Pedoman Audit Kinerja
Sektor Publik.
BAB II
PENGUMPULAN DATA

TUJUAN PEMELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari bab ini dan menjawab latihan dan kasus yang terdapat pada bab ini, peserta
diharapkan dapat menjelaskan:
Sumber dan jenis data sebagai alat yang digunakan dalam evaluasi kinerja.

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam evaluasi kinerja.

Keunggulan dan kelemahan dari masing-masing metode di atas.

Tujuan Pengumpulan Data

Secara umum tujuan pengumpulan data adalah:

Membantu dalam setiap pengambilan keputusan yang lebih baik

Membantu melihat kemajuan dari kegiatan tertentu.

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh, seseorang akan membeli sebuah pesawat televisi baru di sebuah toko. Ada dua jenis data yang
dibutuhkan yaitu, harga pesawat televisi dan jumlah uang yang tersedia. Bahkan jika orang tersebut hati-
hati tentu akan mengumpulkan data lain seperti, harga pesawat sejenis di toko lain bahkan mungkin
harga barang lain yang diperlukan yang mungkin lebih penting manfaatnya dari pesawat TV. Jadi, orang
tersebut punya data-data untuk membantu dalam pengambilan keputusannya.

Tujuan pengumpulan data dalam audit kinerja adalah untuk memperoleh bukti audit untuk mendukung
temuan audit.

Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data pada audit kinerja dibedakan antara: bukti audit, bukti,
informasi dan data. Istilah-istilah tersebut memiliki pengertian sebagai berikut:
Data adalah kumpulan bahan keterangan yang dapat berwujud angka dan tidak berwujud angka.

Informasi adalah data yang sudah diolah.

Bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi terukur
yang diauditnya memang sesuai dengan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan.
Bukti audit adalah bukti-bukti yang dikumpulkan auditor selama audit berlangsung untuk mendukung
simpulan audit.

Simpulan audit dan rekomendasi audit sangat tergantung kepada bukti-bukti audit yang didapat. Bukti-
bukti tersebut hams memenuhi sifat, kualitas dan jumlah yang memadai, agar simpulan yang dibuat
berdasarkan bukti-bukti tersebut valid.

Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk rnenjadi dasar yang memadai bagi
temuan dan simpulan auditor. Suatu catatan mengenai pekerjaan auditor harus dibuat dalam bentuk
kertas kerja audit. Kertas kerja audit harus memuat informasi yang cukup untuk memungkinkan auditor
memastikan bahwa dari kertas kerja audit tersebut diperoleh bukti yang mendukung simpulan dan
penilaian audit. Hal tersebut disyaratkan dalam standar audit kinerja.

Perencanaan Pengumpulan Data

Perencanaan kegiatan pengumpulan data serta aspek-aspek yang terdapat di dalamnya perlu dipahami
secara baik. Setiap pengumpulan bukti haruslah direncanakan menurut tujuannya secara beraturan.
Namun, dalam kenyataannya tidak dapat dihindarkan adanya tumpang tindih dan saling terkaitnya
diantara tahap-tahap kegiatan. Adanya saling ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya, menuntut kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara bersamaan.

Perencanaan atas bagaimana mengumpulkan data harus dilakukan berdasarkan "APA" yang dilakukan,
"BAGAIMANA" cara melakukannya, "SIAPA" yang akan melaksanakan setiap aspek pekerjaan, "KAPAN"
kegiatan dilakukan, dan "DI MANA" akan dilakukan.

Dengan kata lain, pengumpulan bukti audit mencakup langkah-langkah berikut:

Menentukan tujuan kegiatan yang terdiri dari kegiatan (APA):

Tujuan pengumpulan data

Ruang lingkup pengumpulan data

Buat narasi dan tabel yang merupakan simpulan perencanaan kegiatan.

Pada Kegiatan Audit Kinerja, tahap-tahap perencanaan di atas ditetapkan dalam program kerja audit.
Melaksanakan pengumpulan bukti sesuai prosedur audit yang telah ditetapkan.

Menganalisa bukti-bukti yang dikumpulkan dan membandingkan dengan informasi lain yang ada
(BAGAIMANA).
Memutuskan apakah masih perlu untuk mengumpulkan bukti-bukti lebih banyak lagi, apakah bukti-bukti
telah cukup dan memadai untuk mengukur kinerja (KAPAN DAN DIMANA).

Proses Pengumpulan Data

Dalam audit kinerja yang meliputi beberapa tahap mulai dari tahap memahami informasi kinerja klien,
perencanaan, survai pendahuluan, tahap pekerjaan lapangan, laporan audit, dan tindak lanjut.

Di semua tahap itu diperlukan data-data pendukung yang perlu dikumpulkan dari berbagai sumber untuk
dianalisa. Untuk mempermudah pengumpulan data auditor perlu memahami sumber data itu berasal.

Sumber Data

Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode
pengumpulan data. Sumber data pada dasarnya terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer
adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tidak melalui perantara). Data
primer dapat berupa opini/persepsi orang secara individual dan kelompok serta hasil observasi terhadap
suatu benda atau kegiatan.

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu:
metode survai dan

metode observasi.

Data Sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (dicatat oleh orang lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan yang disimpan
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

Metode yang umum digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah melalui reviu dokumen
ataupun penelitian arsip.

Data sekunder bisa berupa data internal maupun eksternal perusahaan. Data yang bersumber dari
internal dapat berupa ketentuan, kebijakan, data yang dihasilkan oleh sistem informasi yang
diterapkan oleh perusahaan.

Data dari hasil sistem informasi adalah data yang telah tersedia dalam bentuk dokumen seperti
laporan keuangan tahunan/triwulan/bulanan, RKAP, RJPP, kebijakan direksi dan Iain-Iain. Data dari
sumber eksternal berupa dokumen yang diterbitkan oleh pihak eksternal dan hasil
kuesioner/wawancara yang diajukan oleh auditor kepada pihak eksternal perusahaan.

Disamping sumber data, jenis data juga dipertimbangkan dalam penentuan metode pengumpulan
data.

Jenis data

Dari jenisnya, data yang menjadi bukti audit dapat dibedakan menjadi bukti fisik, dokumenter, dan
kesaksian (testimonial).
Bukti fisik adalah bukti yang berasal dari data yang berupa objek atau benda-benda fisik, yaitu:
1 ) Bukti-bukti audit yang berupa foto yang dibuat oleh auditor dianggap sebagai bukti audit

yang lebih meyakinkan daripada penjelasan tertulis.

Apabila pengamatan terhadap kondisi-kondisi fisik akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
audit, maka bukti-bukti audit harus bisa dikonfirmasikan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan
pengamatan oleh dua orang auditor, dan apabila mungkin didampingi oleh wakil dari auditan.
Pembicaraan melalui telepon yang direkam dengan persetujuan pembicara dapat dimasukkan ke
dalam kelompok bukti fisik.
Bukti dokumen adalah bukti yang berasal dari data yang memuat apa, kapan, serta siapa yang
terlibat dalam suatu kejadian, yaitu:
Bukti-bukti audit berupa dokumen, baik dalam bentuk foto maupun elektronik yang dibuat oleh
auditan adalah bentuk bukti-bukti audit yang paling umum. Bukti-bukti audit, dapat berasal dari dalam
atau luar auditan.
Bukti audit berupa dokumen yang berasal dari luar, bisa berupa surat atau memorandum yang
diterima oleh entitas, seperti faktur-faktur, kontrak-kontrak, laporan-laporan audit dan laporan-laporan
lainnya yang berasal dari pihak ketiga.
Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal dari dalam, dapat berupa catatan-catatan akuntansi,
salinan surat-surat keluar, uraian kerja {Job descriptions), rencana-rencana kerja, anggaran, laporan
audit oleh Satuan Auditor Intern, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang ada, dan
sebagainya.
Bukti Subjek atau Testimonial adalah bukti yang datanya berupa opini, sikap, pengalaman, dari
seseorang ataupun kelompok yang menjadi subjek.

Bukti Subjek bisa diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang biasanya sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan atau interviu. Pernyataan-pernyataan tersebut bisa berasal dari pegawai
auditan, para ahli, konsultan dan pihak-pihak lain yang dihubungi untuk memberikan bukti-bukti audit
tersebut. Konfirmasi terhadap bukti-bukti kesaksian sangat diperlukan, antara lain dengan:

menentukan pernyataan tertulis dari orang yang diwawancarai.

menilai bukti audit yang sama oleh sumber-sumber atau orang-orang yang berbeda.

melakukan cek ulang terhadap catatan-catatan yang ada.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Reviu Dokumen

Metode ini banyak digunakan dalam tahap-tahap Audit Kinerja. Hasil reviu dokumen diharapkan
dapat memberikan gambaran sejauh mana suatu kondisi atau fakta dalam perusahaan memenuhi
kriteria yang ada. Beberapa kriteria dapat langsung terpenuhi dari ada atau tidaknya suatu dokumen,
namun ada beberapa kriteria yang hanya dapat terpenuhi melalui analisis lebih lanjut.
Untuk topik yang belum/tidak terdukung oleh dokumen karena ketiadaan dokumen atau
ketidakcukupan dokumen harus dilakukan teknik lain misal kuesioner, wawancara, atau
observasi.

Survai melalui Kuesioner

Metode survai observasi seperti yang disebutkan sebelumnya adalah metode pengumpulan data
primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Metode survai merupakan metode yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis, Metode tertulis mengunakan kuesioner sebagai alat
bantunya. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan/pernyataan yang telah disusun
sebelumnya. Kuesioner bertujuan mengumpulkan informasi guna menjawab kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan. Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien apabila
auditor mengetahui dengan tepat variabel atau data penting apa yang ingin di peroleh dan
bagaimana cara mengukurnya. Namun demikian, meskipun perancangan kuesioner telah
disusun dengan sangat hati-hati, jelas dan tidak bias, kurangnya pengetahuan responden
mengenai permasalahan yang dipertanyakan akan sangat berpengaruh pada hasil akhir
kuesioner. Dengan memahami bahwa perancangan kuesioner merupakan hal yang kritis dalam
perolehan informasi, diharapkan kesalahan dalam perancangannya dapat diminimalisir.

Sehubungan dengan evaluasi Kinerja, kuesioner merupakan bagian dari metodologi evaluasi
kinerja yang dipakai mulai dari penilaian SPM (berupa check list) sampai penilaian capaian
kinerja. Adapun informasi yang ingin diperoleh melalui kuesioner adalah:

Informasi yang tidak dapat diperoleh melalui reviu dokumen ataupun observasi;

Pendalaman dan/atau validasi, serta uji silang dari informasi lain yang sudah diperoleh
sebelumnya.

Mempertimbangkan manfaat, kelebihan, dan kekurangan dari kuesioner, sangatlah penting untuk
memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner sehingga tujuan pengumpulan
informasi dapat diperoleh semaksimal mungkin.

Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survai yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subjek pemeriksaan.

Teknik wawancara dilakukan jika memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau
kontrovesial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan teknik kuesioner akan kurang
memperoleh tanggapan responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk responden yang
tidak dapat membaca dan menulis, atau pertanyaan yang memerlukan pernjelasan dari
pewawancara atau memerlukan penerjemaahan. Hasil wawancara selanjutnya dicatat oleh
pewawancara sebagai data penelitan untuk bahan evaluasi.

Teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka atau melalui telepon.
Wawancara tatap muka dilakukan antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara lisan
dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan.

Teknik ini memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan memerlukan waktu lebih lama
dibandingkan dengan wawancara melalui telepon.

Pertanyaan peneliti dan jawabanjawaban dapat pula melalui telepon. Teknik ini dapat mengatasi
kelemahan wawancara tatap muka karena dapat mengumpulkan data dari responden yang letak
geografisnya terpencar dengan biaya relatif lebih murah dan diperoleh dengan waktu yang relatif lebih
cepat. Jumlah tenaga pengumpul data relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tenaga yang diperlukan
dalam wawancara tatap muka. Namun kelemahan yang paling utama dari metode ini adalah masalah
validitas bukti apabila responden berbohong. (untuk rincian lengkap kelebihan dan kekurangan metode di
atas lihat lampiran 2)

Observasi

Metode pengumpulan data lainnya adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola perilaku subjek
(orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan
individu sebagai narasumber.

Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode survai bahwa data yang dikumpulkan umumnya tidak
terdistorsi, lebih akurat, dan menghasilkan data lebih rinci mengenai objek tertentu.

Metode observasi, meskipun demikian, tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Pengamat kemungkinan
memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif, seperti halnya terjadinya bias karena pengaruh
peran wawancara dalam metode survai.

D. Latihan

Uraikan secara singkat arti pentingnya pengumpulan data dalam Audit Kinerja!

Sebutkan dan beri penjelasan sumber-sumber data dan Jenis data dalam Audit Kinerja!

Uraikan secara singkat metode pengumpulan data bila dikaitkan dengan tahap-tahap dalam Audit Kinerja!
Buatlah skema hubungan sumber dan jenis data dalam audit kinerja!

Uraikan secara singkat kelebihan dan kekurangan teknik pengumpulan data berikut ini:

Wawancara tatap muka

Wawancara melalui telepon

Kuesioner secara personal

Kuesioner melalui pos

Observasi langsung

Kasus

Sebuah anak perusahaan BUMN bertugas mendistribusikan bahan-bahan bakar dalam jenis yang
tersedia dipasar. Distribusi dilakukan dengan mobil perusahaan dan pada prinsipnya pembayaran
dilakukan secara kontan, supir selain menyalurkan bahan bakar juga bertugas melakukan proses
penagihan.
Dalam sistem penagihan selama ini supir akan menyerahkan nota tagihan tanpa kuitansi apabila
pelanggan berniat membayar melalui giro. Jika setelah 4 minggu tidak diterima pembayaran melalui
giro dari pelanggan yang bersangkutan, maka perusahaan akan mengirimkan surat peringatan.

Jika setelah 8 minggu masih belum dibayar, maka kuitansi tagihan diserahkan kepada bank untuk
ditagih kepelanggan.

Untuk meningkatkan hasil penjualan perusahaan ingin menjalankan suatu peraturan yang pada
intinya sebagai berikut:

Bagi pelanggan yang mengikuti aturan ini akan diserahkan daftar harga yang berisi macam kualitas
dan kuantitas bahan bakar yang akan dibeli selama jangka waktu tertentu (waktu kontrak). Setelah
ada kecocokan , dengan mengalikan harga dengan kuantitas maka ditetapkanlah besarnya uang
pendaftaran.
Para pelanggan yang mengikuti peraturan ini harus menentukan sendiri periode cicilan pembayaran
apakah bulanan atau mingguan. Berdasarkan lama kontrak maka perusahaan menetapkan besar
cicilan.
Dalam masa kontrak para peserta diberikan kebebasan untuk meminta penyerahan bahan bakar
secara bertahap pada waktu-waktu yang mereka tentukan.
Jika pada waktu tertentu jumlah penyerahan bahan bakar melebihi dari uang pendaftaran maka
kelebihan ini harus dibayar kontan pada saat bahan bakar tersebut diserahkan.
Saldo kredit yang mungkin timbul dari pengembalian bahan bakar yang lebih rendah dari yang
diminta semula, dianggap sebagai penyetoran untuk periode yang akan datang.

Dengan peraturan ini diharapkan dapat menarik 200 langganan yang membayartiap bulan, 1000
langganan yang membayar tiap minggu. Dari langganan bulanan diperkirakan 150 membayar melalui
giro.

Perusahaan mengambil kebijakan untuk menggunakan tenaga pensiunan guna menagih hutang
pelanggan yang tidak punya giro dengan upah tetap ditambah provisi 1%. Tenaga ini tidak
diharapkan pengetahuan administrasi yang tinggi. Di bagian administrasi cukup banyak pegawai
yang berpendidikan dan perusahaan mempunyai kemampuan dana untuk membeli alat-alat mekanis
sederhana bagi kelancaran administrasi. (evaluasi SPIVU999, Pusdiklat BPKP)

Selama ini perusahaan belum pernah melakukan survai kepuasan pengguna dan survai kepuasan
pegawai.

Dari data di atas Saudara diminta:

Menyusun daftar pertanyaan untuk melihat efektivitas SPM kebijakan perusahaan tersebut berikut
sumber datanya. (Kebijakan yang baik mensyaratkan: 1. Harus dibuat tertulis; 2. Dikomunikasikan
pada seluruh pegawai, dan dapat memberikan motivasi pencapaian tujuan; 3. Harus transparan dan
mampu berfungsi sebagai media komunikasi atasan dan bawahan; 4. Harus ada peninjauan ulang
terhadap keselarasan dengan lingkungan; 5. Meningkatkan disiplin pegawai; 6. Konsisten dengan
tujuan organisasi.)
Selanjutnya apabila auditor mendapatkan kelemahan SPM dari daftar pertanyaan di atas (poin 1
sampai 3) jelaskan sumber dan jenis data apa yang harus diambil, serta metodelogi guna penilaian
capaian kinerja perusahaan.

catatan: asumsi bisa dibuat bila Saudara mendapatkan pertanyaan tidak lengkap (termasuk nilai
indikator kinerja yang ada).
BAB III
PENGOLAHAN DATA

TUJUAN PEMELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari bab ini peserta diharap mampu menjelaskan teknik pengolahan data dan
aplikasinya dalam pelaksanaan audit kinerja pada sektor publik.

Tujuan Pengolahan Data

Pengolahan data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan untuk mendapatkan simpulan hasil evaluasi

Pendekatan Pengolahan Data

Pendekatan yang dilakukan dalam pengolahan data dalam modul ini adalah pendekatan kuantitatif
terutama untuk data yang diperoleh dari hasil survai.

Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan statistik tergantung pada
tujuannya. Bila tujuan analisis hanya bersifat eksploratif dan deskriptif, maka teknik statistiknya pun cukup
dengan statistik deskriptif. Sedangkan bila tujuan analisis adalah untuk melihat hubungan dan atau
perbedaan antar variabel, atau membuat prediksi, maka teknik statistik yang dibutuhkan adalah statistik
inferensial.

Dikaitkan dengan tahapan dalam audit kinerja sektor publik maka teknik statistik yang sesuai adalah
statistik deskriptif, yaitu menentukan tingkat keandalan pengendaiian manajemen khususnya soft control,
indeks kepuasan pegawai dan indeks kepuasan pelanggan.

Tahap Persiapan Dalam Pengolahan Data

Secara garis besar pengolahan atau analisis data dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan telah
terkumpul. Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan persiapan data untuk memudahkan proses
analisis data dan interpretasi hasilnya, yaitu: pengeditan, pemberian kode dan pemrosesan data.

Pengeditan (Editing)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data untuk
memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik. Data yang diperoleh
dari hasil survai atau observasi perlu diedit dari kemungkinan kekeliruan dalam proses pencatatan yang
dilakukan oleh pengumpul data, serta dari pengisian kuesioner yang tidak lengkap atau tidak konsisten.
Tujuan pengeditan data adalah untuk menjamin kelengkapan, konsistensi dan kesiapan data dalam
proses analisis. Proses pengeditan dapat dilakukan di lapangan (field editing) sesaat setelah melakukan
pengecekan terhadap isian kuesioner. Pengeditan dapat juga dilakukan di tempat pemrosesan data (in
house editing) setelah beberapa atau semua data terkumpul, misalnya karena field editing sulit dilakukan.
Prosedur pengeditan akan memudahkan proses pemberian kode dan data entry.
Pemberian Kode (Coding)

Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data ke dalam skor numerik.

Proses pemberian kode (coding) ini diperlukan terutama untuk data yang dapat diklasifikasikan,
misal: jawaban dari tipe pertanyaan tertutup (close-ended questions) yang tidak memberikan
alternatif kepada responden selain pilihan jawaban yang tersedia.

Pemberian kode pada jawaban dari tipe pertanyaan terbuka (open-ended questions) relatif lebih sulit
karena memerlukan judgement dalam menginterpretasikan jawaban responden. Tujuan pemberian
kode pada tipe pertanyaan terbuka adalah untuk mengurangi variasi jawaban responden menjadi
beberapa kategori umum sehingga dapat diberi skor numerik. Teknis pemberian kode dapat
dilakukan sebelum atau setelah pengisian kuesioner. Proses pemberian kode akan memudahkan dan
meningkatkan efisiensi proses data entry ke dalam komputer.

Pemrosesan Data (Data Processing)

Setelah kedua tahap di atas dilaksanakan, maka data siap untuk diolah atau dianalisis. Analisis yang
sesuai dengan tahapan audit kinerja sektor publik adalah analisis statistik deskriptif. Berikut akan
dibahas secara rinci teknik analisis tersebut.

Definisi

Statistik deskriptif pada dasarnya merupakan proses transformasi data dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau
penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi
antara lain berupa: frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), dan dispersi (deviasi
standar dan varian).

Tujuan Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk melihat data secara apa adanya untuk memperoleh
gambaran umum mengenai variabel-variabel yang diukur pada sampel.

Jenis-jenis Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif yang umum dilakukan diantaranya adalah:

Analisis potret data (frekuensi dan persentase).

Analisis kecenderungan sentral data (nilai rata-rata, median, dan modus).

Analisis sebaran data (range/kisaran dan simpangan baku atau varian).

Penjelasan lebih lanjut dari jenis analisis statistik adalah sebagai berikut:

Analisis potret data

Potret data adalah penghitungan frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan
sebagai jumlah absolut atau persentase dari keseluruhan. Sebagai contoh misalnya dari 50 siswa
yang dijadikan sampel pada suatu analisis, 25 siswa dapat dikategorikan siswa berbakat, 10 orang
dapat dikategorikan siswa biasa-biasa saja, dan 15 siswa dapat dikategorikan sebagai siswa yang
"berprestasi rendah". Secara persentase, maka dapat dituliskan bahwa 50% siswa adalah siswa
berbakat, 20% siswa
adalah siswa rata-rata, dan 30% siswa termasuk siswa dengan prestasi rendah. Hasil analisis protret
data dapat disajikan dalam berbagai format seperti tabel, histrogram, diagram pie.

Analisis Kecenderungan Nilai Tengah (Central Tendency)

Nilai rata-rata (mean) merupakan nilai rata-rata secara aritmetik dari semua nilai dalam variabel yang
diukur. Misalnya, dari suatu analisis nilai ulangan akhir Matematika terhadap 5 siswa kelas II SD
diperoleh data bahwa: siswa 1 mendapat nilai 8, siswa 2 nilai 5, siswa 3 nilai 9, siswa 4 nilai 8, dan siswa
5 nilai 7. Maka nilai rata-ratanya adalah: (8+ 5 + 9 + 8 + 7 ) : 5 = 7,4.

Sedangkan median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel yang telah diurutkan dari nilai
yang terkecil kepada nilai yang tertinggi. Atau dengan kata lain, nilai median adalah nilai yang membagi
suatu urutan nilai menjadi dua. Pada contoh ini, maka nilai-nilai siswa tersebut dapat diurutkan menjadi:
5, 7, 8, 8, 9. Dari urutan nilai ini, mediannya adalah 8.

Modus (mode) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu distribusi nilai variabel. Dalam contoh
tadi, modusnya adalah nilai 8 yang muncul dua kali (terbanyak dibandingkan nilai lain yang hanya muncul
satu kali).

Analisis sebaran data

Analisis ini dilakukan untuk melihat sebaran nilai dalam distribusi keseluruhan nilai suatu variabel dari
nilai tengahnya. Dengan kata lain, analisis ini untuk melihat seberapa besar nilai-nilai suatu variabel
berbeda dari nilai tengahnya. Pengukuran variansi nilai biasanya dilakukan dengan melihat kisaran data
(range) atau simpangan baku (standard deviation).

Kisaran memperlihatkan interval nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar, atau selisih nilai terkecil dan
terbesar. Misalnya, bila data hasil ulangan Matematika 5 orang siswa yang diteliti adalah: 5, 7, 8, 8, dan 9
pada contoh tadi, maka kisaran datanya adalah 9 - 5 = 4.

Sedangkan simpangan baku (biasa ditulis SD) menunjukkan selisih rata-rata nilai-nilai suatu variabel dari
nilai tengahnya. Pada contoh nilai ulangan Matematika 5 orang siswa tadi, kita sudah menghitung nilai
rata-ratanya adalah 7,4 sedangkan nilai tengah adalah 8, maka simpangan bakunya adalah -0,6 dan
+0,6.

Pengolahan Data dalam Audit Kinerja

Pengumpulan Data

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, data dikumpulkan pada tahapan diagnosis
pengendalian manajemen, penilaian IKK dan capaian kinerja serta audit rinci. Pada tahapan tersebut
data diperoleh melalui teknik reviu dokumen, penyebaran kuesioner, wawancara maupun observasi.
Reviu Dokumen

Reviu dokumen merupakan langkah awal auditor dalam tahap perolehan informasi mengenai
Kinerja perusahaan yakni pada saat survai pendahuluan. Reviu dilakukan atas dokumen umum
yang didapat. Hasil reviu dokumen diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh mana suatu
kondisi atau fakta dalam perusahaan memenuhi kriteria yang ada. Beberapa kriteria dapat
langsung terpenuhi dengan ada atau tidaknya suatu dokumen namun ada beberapa yang hanya
dapat terpenuhi melalui analisis lebih lanjut.

Yang harus diperhatikan dalam penggunaan dokumen sebagai sumber data adalah keterkaitan
(relevansi) dan kecukupan

informasi yang terkandung dalam mendukung fakta yang dikumpulkan untuk mengukur kriteria
tertentu. Auditor harus cermat dalam memilih dokumen yang dibutuhkan dan menentukan
relevansinya dengan kondisi yang akan dievaluasi.

Selain relevansinya, dokumen yang digunakan sebagai sumber data harus mengandung
informasi yang cukup secara kualitatif maupun kuantitatif. Suatu dokumen dapat dikatakan cukup
secara kuantitatif apabila jumlahnya telah mewakili populasi yang ada.

Dalam menentukan kecukupan kuantitatif dan kualitatif data yang ada, auditor dapat
menggunakan pendekatan statistik atau pertimbangan profesional (judgment) auditor termasuk
metode yang akan dipakai.

Setelah mempelajari dokumen yang ada, auditor hendaknya membuat simpulan hasil reviu yang
dilakukan, yaitu mengenai:

Tingkat keandalan sistem pengendalian manajemen.

Kecukupan Indikator Kinerja Kunci.

Capaian kinerja dibandingkan dengan target maupun benchmark.

Bukti-bukti pendukung untuk temuan pada audit rinci.

Kuesioner

Metode penyebaran kuesioner digunakan untuk menjaring tanggapan responden atas


pertanyaan maupun pernyataan yang diberikan. Biasanya responden diharapkan memberikan
tanggapan yang berupa penilaian skala (mis. 1 s.d. 5) atas pertanyaan tertutup dan/atau jawaban
atas pertanyaan terbuka.

Dalam hal ini, kuesioner bermanfaat untuk:

Membantu memperoleh informasi dengan menerjemahkan tujuan yang ingin dicapai dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan.
Membantu menstandarisasi kategori pertanyaan dan respon terhadap pertanyaan yang dapat
mengarahkan responden pada pemahaman yang sama.
Membantu memotivasi responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui penggunaan
kata-kata yang praktis, urutan pertanyaan yang baik, serta penyajian yang baik pula.

Menjadi arsip permanen dalam suatu kegiatan.


5) Mempercepat analisis data dengan penggunaan komputer.

Dibandingkan teknik pengumpulan data lainnya, kuesioner mempunyai kelebihan dan


kekurangan yang perlu diperhatikan.

Kelebihan kuesioner:

Menjangkau banyak responden dalam satu waktu

Hasilnya Lebih mudah dikelompokkan karena sudah terarah

Informasi bersifat kuantitatif sehingga lebih mudah diolah secara statistik

Dapat menjadi dokumen riset / evaluasi yang permanen

Kekurangan kuesioner:

Informasi yang diperoleh bersifat subjektif

Kalimat kuesioner yang kurang tepat dapat menghasilkan informasi yang bias

Memerlukan pemahaman yang cukup mengenai bahasa / istilah yang lazim digunakan
responden
Terdapat kemungkinan bahwa yang mengisi kuesioner bukan orang yang dimaksud.

Hasil jawaban atas kuesioner ditabulasikan dengan menghitung mean (rata-rata) untuk setiap
kuesioner. Kemudian nilai rata-rata seluruh kuesioner dihitung berdasarkan nilai rata-rata
setiap kuesioner. Dari hasil penghitungan tersebut akan diperoleh nilai tunggal/skor/indeks.

Pengolahan kuesioner dilakukan hanya terhadap jawaban kuesioner yang valid. Jawaban
kuesioner dianggap tidak valid apabila:

Responden tidak memilih jawaban yang disediakan.

Responden memilih lebih dari satu jawaban yang disediakan untuk satu pertanyaan.

Walaupun faktanya semakin banyak responden yang dilibatkan dalam pengisian kuesioner
akan makin akurat hasil yang diperoleh, namun di lain pihak, akan makin banyak sumber
daya yang diperlukan untuk mengolah hasil kuesioner tersebut. Oleh karena itu, perlu
dilakukan sampling.

Sampling adalah mengumpulkan data dengan mencatat sebagian data populasi sehingga
hasilnya merupakan nilai karakteristik perkiraan (estimasi) dari populasi yang diteliti.

Dalam audit kinerja yang memakai metode sampling, penentuan sample adalah kegiatan
yang penting dan menentukan simpulan yang didapat. Penentuan sample ini banyak berguna
pada saat survai kepuasan pengguna jasa dan kepuasan karyawan dibanding tahap evaluasi
lainnya.

Namun demikian dalam membuat simpulan yang lebih dapat dipertanggunjawabkan secara
ilmiah, pendekatan sample ini perlu diterapkan pada perencanaan untuk semua metode
pengumpulan data yang bersumber pada orang (data subjek).
Sampel yang baik adalah sampel yang representatif (mewakili) populasi. Berapa jumlah sampel yang
akan digunakan sebagai sumber data tergantung pada tingkat kepercayaan yang dikehendaki. Bila
dikehendaki sampel yang dipercaya 100% mewakili populasi, maka jumlah anggota sampel sama
dengan jumlah anggota populasi. Bila tingkat kepercayaan 95%, maka jumlah anggota sampel akan
lebih kecil dari jumlah anggota populasi. (lihat lampiran 1)

Wawancara dan observasi

Hasil wawancara memuat simpulan dari pendapat auditan terhadap masalah yang ditanyakan. Hasil
wawancara ditabulasikan dan atau dikategorisasikan berdasarkan jawaban yang diberikan.

Sementara itu untuk metode observasi juga harus dibuat simpulannya. Lembaran kerja observasi
setidaknya memuat informasi mengenai:

Teknik observasi yang digunakan

Hal-hal yang diobservasi dan

Simpulan Hasil observasi.

Simpulan hasil observasi akan menguatkan simpulan yang diperoleh dari metode pengumpulan data
lainnya.

Pengolahan Data

Pengolahan data dalam tahapan audit kinerja adalah sebagai berikut:

Tahap Diagnosis Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini, auditor menilai tingkat keandalan pengendalian manajemen. Sesuai pedoman audit
kinerja, auditor diharapkan menetapkan skor dengan skala 1 sampai dengan 5. Skor 1 berarti sistem
pengendalian manajemen dinilai sangat lemah, dan skor 5 berarti sangat kuat. Skor tingkat
keandalan pengendalian manajemen diperoleh dari hasil reviu dokumen, observasi dan penyebaran
kuesioner sesuai dengan teknik yang ditetapkan.

Untuk menetapkan skor hasil kuesioner dilakukan dengan teknik statistik deskriptif melalui
penghitungan nilai mean (rata-rata) terhadap skor yang diberikan responden atas jawaban kuesioner
yang valid. Dengan menggunakan program SPSS dapat diperoleh hasil yang lebih akurat. Hasil
pengukuran ini merupakan skor pengendalian manajemen dari metode penyebaran kuesioner.

Skor lainnya ditetapkan dari metode reviu dokumen dan observasi. Skor ini ditetapkan berdasarkan
pertimbangan profesional auditor (professionaljudgement) serta didukung bukti yang cukup.

Ketiga skor tersebut kemudian dihitung rata-ratanya untuk ditetapkan sebagai skor pengendalian
manajemen keseluruhan.
Gambar2. Skoring Penilaian Sistem Pengendalian Manajemen

Tahap Penilaian IKK dan Capaian Kinerja

Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap IKK dan capaian kinerja. Teknik yang biasanya digunakan
dalam tahap ini pada umumnya adalah reviu dokumen dan survai untuk mengukur indikator tingkat
kepuasan pegawai atau pelanggan.

Khusus untuk menetapkan indeks kepuasan pegawai ataupun pelanggan dilakukan dengan cara
menghitung mean (rata-rata) hasil penilaian responden yang tercakup dalam kuesioner. Teknik statistik
yang dapat digunakan adalah statistik deskriptif. Program komputer yang dapat digunakan untuk
membantu hal ini antara lain SPSS.

Tahap Audit Rinci

Pada tahap ini dilakukan pengujian rinci terhadap bukti awal yang diperoleh dari hasil tahap sebelumnya.
Pengolahan data yang dilakukan dalam tahap ini pada umumnya adalah reviu dokumen dan observasi.
Jika diperlukan dapat dilakukan survai. Analisis yang digunakan sama dengan tahapan audit sebelumnya.

Pengolahan Data dengan Bantuan Komputer

Alat analisis yang disajikan pada bagian di atas merupakan sebagian dari alat analisis yang biasa dan
bisa digunakan pada penelitian/survai. Masih banyak jenis dan metode lain yang lebih kompleks dan
lebih spesifik untuk mencapai beragam tujuan survai.

Proses analisis data kuantitatif dapat dengan mudah dilakukan bila menggunakan program-program
komputer yang telah dirancang khusus untuk keperluan analisis data. Salah satu contoh program
komputer yang banyak digunakan untuk analisis data kuantitatif pada penelitian-penelitian ilmu sosial
adalah Statistical Package for Social Sciences (SPSS). Program ini mempunyai kemampuan untuk
melakukan analisis statistik dari yang paling sederhana seperti melihat kecenderungan sentral data
hingga yang paling kompleks. Program lain yang bisa digunakan antara lain: Oracle, Microsoft Access,
Foxpro Database, Dbase, dll. Dengan bantuan program komputer, proses persiapan dan analisis data
dapat dilakukan dengan cepat dan efisien serta hasilnya lebih akurat.
Mengapa Memilih Program SPSS?

SPSS merupakan pilihan yang lebih efektif untuk analisis yang mendalam dari pada program aplikasi
spreadsheet yang lain. Dengan SPSS tercakup seluruh fungsi yang ada pada program spreadsheet
lain dan penggunaannya sangat mudah. Beberapa kelebihan program SPSS adalah:

Variasi grafik lebih banyak.

SPSS membantu dalam memahami data, karena bisa dengan cepat memberikan deskriptif dan
frekuensi data. SPSS lebih unggul daripada program spreadsheet lain karena memiliki lebih banyak
variasi grafik.

Eksplorasi data lebih mudah.

Dengan SPSS kita tidak akan khawatir bila merubah data sebab tidak perlu membentuk,
menjalankan dan memformat ulang tabel. Dengan menggunakan tabel pivot multi dimensional, SPSS
membuat eksplorasi data semakin mudah

Fungsi help yang lengkap.

SPSS memiliki serangkaian alat tes statistik untuk mengetahui pentingnya suatu hubungan atau
perbedaan. Ditambah fungsi help "What's This?" menerangkan segala hal yang ingin kita ketahui
seperti definisi, aturan, pedoman, dan Iain-Iain. Fungsi help dalam spreadsheet hanya memberitahu
perintah yang harus diikuti untuk melakukan suatu tugas, SPSS memberi pop-up definisi istilah
statistik dan patokan/pedoman untuk menginterpretasikan hasil. Online help tersedia pada SPSS for
Windows. Sebagai tambahan kita bisa mendapat panduan teknikal dan statistikal terbaik melalui
telepon, faks atau e-mail atau pada website SPSS

Menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas.

SPSS menghemat waktu jika kita menghendaki laporan atau grafik hanya dengan satu klik mouse.
Berbeda dengan spreadsheet, yang dirancang untuk penghitungan baris dan kolom, interface SPSS
yang mudah dan dukungan database membuatnya begitu mudah mengolah dan memanipulasi data
untuk melakukan analisis yang mendalam

Lebih menyenangkan dengan fungsi view label.

SPSS memberi gambaran yang lebih baik mengenai data sebab dengan fungsi view label, kita akan
bekerja dengan kata-kata (label) daripada menggunakan angka (kode) dan label secara otomatis
digunakan pada grafik dan laporan kita

Hasil yang akurat bahkan jika beberapa data "hilang" /tidak tersedia.

Jika kita temui data hilang (missing data) pada saat pemrosesan data atau menginginkan untuk
menguantifikasikan perbedaan yang signifikan terhadap pemyataan survai yang tak
terjawab, SPSS secara otomatis memberikan pada kita informasi yang lebih baik dan akurat
dibandingkan dengan spreadsheet lain.

Mudah dan cepat untuk mengetahui jika ada masalah dengan data kita.

SPSS membantu kita melihat kesalahan data-entry atau data yang tidak biasa/menyimpang yang
mungkin ingin kita kesampingkan dari analisis atau melihat lebih dekat sebelum kita menulis laporan
akhir.

Mengolah data lebih mudah.

SPSS membuat analisis data dari spreadsheet, database dan file yang strukturnya kompleks menjadi
mudah. Dengan demikian, SPSS menghilangkan risiko data mengubah secara tak sengaja sewaktu
melakukan analisis.

Mampu bekerja dengan database yang ukurannya sangat besar.

Tak usah takut jika program spreadsheet tidak mampu bekerja dengan data base yang sangat besar,
SPSS dapat menganalisis seluruh data tanpa risiko.

Fungsi statistik yang sangat lengkap (program Add-on)

Spreadsheets membatasi kita hanya pada fitur statistik dasar, sementara SPSS memberi kita
seluruhnya pada produk standarnya. Kita dapat dengan mudah membawa tugas kita ke tingkat
lanjutan dengan memilih seperangkat modul add-on yang terintegrasi

Langkah-langkah dalam mengolah data menggunakan program SPSS

Uraian rinci mengenai prosedur pengolahan data menggunakan program SPSS dapat dibaca pada
manual program. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data adalah
sebagai berikut:

Data Entry (memasukkan data) yang diperoleh dari survai ke dalam program SPSS. Hal ini biasa
dilakukan dengan memasukkan data langsung ke Data Editor atau menggunakan program lain yang
lebih dikuasai misalnya program spreadsheet, database atau file data teks. Dengan SPSS kita bisa
membuka file data yang sebelumnya telah kita simpan dengan SPSS, maupun membaca data dari
program lain.

Pada saat memasukkan data ke dalam program SPSS kita akan diminta menentukan variable (nama,
jenis data, jumlah karakter, desimal, dsb).

Setelah seluruh data tertabulasi, pilih prosedur analisis yang akan digunakan melalui menu Tools baik
untuk melakukan penghitungan statistik maupun membuat grafik.

Pilih variable yang akan dianalisis. Dengan SPSS, prosedur pemilihan variable yang akan kita
analisis disajikan dalam bentuk dialog box.

Jalankan prosedur yang kita pilih dan hasilnya dapat kita lihat pada jendela SPSS Viewer seketika itu
juga. Perubahan terhadap prosedur analisis yang dipilih dan variable yang akan
dianalisis sangat mudah dilakukan. Setiap perubahan akan selalu diminta konfirmasi sehingga kita tidak
takut kehilangan data kita.

Simpulan Hasil Pengolahan Data

Hasil akhir dari pengolahan data adalah simpulan. Simpulan pengolahan data tergantung pada tujuan
audit/tahapan audit. Pada tahap Diagnosis Pengendalian Manajemen, simpulannya berupa tingkat
keandalan pengendalian manajemen yaitu lemah, cukup dan kuat. Hasil penilaian tersebut dinyatakan
dalam skor dengan skala 1 sampai dengan 5. Skor tersebut didapat dari penghitungan rata-rata penilaian
semua teknik diagnosis baik survai, reviu dokumen maupun observasi.

Demikian pula pada tahapan survai kepuasan pelanggan maupun pegawai, hasil akhir pengolahan data
berupa indeks kepuasan. Indeks tersebut adalah nilai mean (rata-rata) hasil penilaian responden yang
diolah dari kuesioner yang dikembalikan. Indeks kepuasan biasanya dinyatakan dalam skala 1 sampai
dengan 5. Skor 1 adalah sangat tidak puas dan 5 adalah puas sekali.

Latihan

Mengapa kita perlu memiliki kemampuan dasar pengolahan data? Apa relevansinya dengan penugasan
audit kinerja sektor publik?
Dari berbagai teknik statistik yang kita ketahui, analisis deskriptif sudah cukup mamadai untuk digunakan
dalam audit kinerja sektor publik. Mengapa demikian, jelaskan!
Dalam audit kinerja, ada dua tahap yang menggunakan metode pengumpulan dan pengolahan data yang
sama yaitu survai pegawai. Kedua tahap tersebut adalah Diagnosis Pengendalian Intern (terutama untuk
jenis softcontrol) dan penilaian IKK untuk indikator kepuasan pegawai.

Diskusikan dengan kelompok Anda bagaimana caranya agar kedua tahap tersebut dapat efektif
dilaksanakan tanpa mengurangi kualitas hasilnya
BAB IV
PENUTUP

Setelah memahami aspek-aspek pengumpulan dan cara pengolahan data, auditor diharapkan dapat
menerapkannya dalam kegiatan audit kinerja. Pemahaman terhadap teknik pengumpulan dan
pengolahan data membantu auditor dalam memilih metode yang tepat dalam menggali informasi,
sehingga simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara profesional dan secara objektif
menggambarkan kinerja instansi yang di audit.

Penerapan metode yang tepat akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi yang valid
sehingga dapat mengambil simpulan yang dapat diandalkan mengenai kinerja instansi sektor publik yang
diaudit dan mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perhatian (areas of improvement).
Daftar Pustaka

Indriantono, Nur dan Supomo (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, BPFE, Yogyakarta
Singarimbun, Masri dan Efendi (1989), Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta

Tarigan, Josep R dan Suparmoko (1999), Metode Pengumpulan Data Edisi 1 (Untuk llmu-ilmu
sosial dan ekonomi), BPFE, Yogyakarta
, Discover Secrets Your Spreadsheet Can't Tell You , SPSS Inc, USA
LAMPIRAN 1

TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI SUATU POPULASI DENGAN TARAF KEPERCAYAAN
95 % (KREJCIE DAN MORGAN 1970)

N Jumlah
(s) Jumlah
N Jumlah
(s) Jumlah
N Jumlah
(s) Jumlah
anggota
anggota
anggota
anggota
anggota
anggota
Populasi
Sampel
Populasi
Sampel
Populasi
Sampel

10
10
220
140
1.200
291

15
14
230
144
1.300
297

20
19
240
148
1.400
302
25
24
250
152
1.500
306

30
28
260
155
1.600
310

35
32
270
159
1.700
313

40
36
280
162
1.800
317

45
40
290
165
1.900
320

50
44
300
169
2.000
322

55
48
320
175
2.200
327

60
52
340
181
2.400
331

65
56
460
186
2.600
335

70
59
380
191
2.800
338

.75
63
400
196
3.000
341
80
66
420
201
3.500
346

85
70
440
205
4.000
351

90
73
460
210
4.500
354

95
76
480
214
5.000
357

100
80
500
217
6.000
361
110
86
550
226
7.000
364

120
92
600
234
8.000
367

130
97
650
242
9.000
368

140
103
700
248
10.000
370

150
108
750
254
15.000
375

160
113
800
260
20.000
377

170
118
850
265
30.000
379

180
123
900
269
40.000
380

190
127
950
274
50.000
381

200
132
1.000
278
75.000
382

210
136
1.100
285
100.000
384
LAMPIRAN 2

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

TEKNIK WAWANCARA DAN TEKNIK KUESIONER

TEKNIS SURVAI

KELEBIHAN

KELEMAHAN

1.
Menghasilkan lebih banyak data
1.
Memungkinkan terjadinya bias

pewawancaranya.

Wawancara tatap
2.
Kontak langsung dengan responden,
2.
Memerlukan biaya dan waktu yang relatif

sehingga dapat menanyakan masalah

banyak, jika jumlah responden (sample)

muka

yang lebih kompleks, sensitif atau

relatif besar dan secara geografis letaknya


kontroversial

terpencar

3.
Tingkat partisipasi responden relatif tinggi.

1.
Waktu pengumpulan data
1.
Pewawancara tidak dapat

responden relatif cepat dengan

mengamati ekspresi responden saat

tenaga dan biaya yang relatif lebih

memberikan tanggapan.

sedikit.

2.
Memperoleh tanggapan segera dari
2.
Responden setiap saat dapat

Wawancara

responden setelah pewawancara

menolak untuk menanggapi

Via Telepon

dapat menghubunginya lewat

pertanyaan dengan memutus


hubungan telepon.

telepon.

3.
Durasi wawancara relatif terbatas.

4.
Responden bukan merupakan

sample yang responsentif mewakili

semua lapisan masyarakat.

1.
Dapat memberikan penjelasan pengenai
1.
Waktu dan biaya pengumpulan data relatif

Kuesioner

tujuan survai dan pertanyaan yang kurang

banyak jika responden yang harus

dipahami oleh responden.

dihubungi secara geografis terpencar.

Secara
personal
2.
Tanggapan atas kuesioner dapat
2.
Memungkinkan terjadinya bias oleh

langsung dikumpulkan setelah selesai

survaior.

diisi oleh responden

1.
Pengumpulan data responden yang
1.
Tingkat tanggapan (response rate)

secara geografis terpencar memerlukan

responden umumnya lebih rendah

waktu dan biaya relatif sedikit

dibandingkan dengan teknik wawancara

dibandingkan dengan teknik wawancara.

dan kusioner yang dikumpulkan secara

Kuesioner
personal.

melalui Pos
2.
Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif
2.
Tanggapan responden kemungkinan tidak

lebih banyak.

sesuai dengan konteks/maksud

pertanyaan dalam kuesioner.

3.
Meminimalisasi kemungkinan terjadinya
3.
Responden kemungkinan mengisi

bias oleh peneliti

kuesioner secara tidak lengkap.

Anda mungkin juga menyukai