Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa cukup banyak. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia memiliki luas wilayah yang cukup besar. Seiring dengan
tidak meratanya jumlah kelahiran dan persebaran penduduk pada setiap wilayah
atau pulau yang ada di Indonesia mengakibatkan konsentrasi kepadatan penduduk
hanya terdapat pada beberapa tempat saja, secara khusus hanya terdapat pada
kota-kota besar saja.
Inilah yang menyebabkan kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat
dibutuhkan. Banyaknya pembangkit listrik yang ada seperti PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap) harus menghasilkan jumlah tenaga lisrik dalam jumlah yang
cukup besar. Seperti yang dicanangkan oleh PLN bahwa melalui PLTU
ditargetkan dapat tercapai produksi tenaga listrik sebesar 10.000MW dengan
membangun PLTU sebanyak 35 buah yang nantinya akan ditempatkan di jawa
dan luar jawa
Kebutuhan energi primer Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan ekonomi.Hal ini menyebabkan peningkatan pada
kebutuhan energi primer dan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut sebagian
disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak bumi,
gas alam 26,5%, batubara 14,1 % dan sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
Saat ini panas bumi (geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa
pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak negara
seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman,
Selandia Baru,Australia, Jepang. Bahkan, sejak 2005 AS sudah sibuk dengan riset
besar mereka di bidang geotermal, yaitu Enhanced Geothermal Systems (EGS).
Saat harga minyak bumi melambung seperti saat ini, panas bumi menjadi salah
satu energi alternatif yang tepat bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi
di Indonesia mudah didapat secara kontinu dalam jumlah besar,tidak terpengaruh
cuaca,dan jauh lebih murah biaya produksinya daripada minyak bumi atau batu
bara.Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW),pembangkit listrik berbahan dasar

1
minyak bumi,memerlukan 105 juta barel minyak bumi, sementara pembangkit
listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan
di reservoir perut bumi.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian PLTU ?
2. Bagaimana Perkembangan PLTU ?
3. Bagaimana Cara Kerja PLTU ?
4. Bagaimana Siklus PLTU ?
5. Bagaimana Keuntungan Dan Kerugian PLTU ?
6. Apa PLTPB ?
7. Bagaimana Skema PLTPB ?
8. Apa Saja Komponen PLTPB ?
9. Apa Saja Macam-macam Teknologi PLTPB ?
10. Apa Kelebihan Dan Kekurangan PLTPB ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari masalah sebagai berikut :
1. Ingin Mengetahui Apa Pengertian PLTU;
2. Ingin Mengetahui Bagaimana Perkembangan PLTU;
3. Ingin Mengetahui Bagaimana Cara Kerja PLTU;
4. Ingin Mengetahui Bagaimana Siklus PLTU;
5. Ingin Mengetahui Bagaimana Keuntungan Dan Kerugian PLTU;
6. Ingin Mengetahui Apa PLTPB;
7. Ingin Mengetahui Bagaimana Skema PLTPB;
8. Ingin Mengetahui Apa Saja Komponen PLTPB;
9. Ingin Mengetahui Apa Saja Macam-macam Teknologi PLTPB;
10. Ingin Mengetahui Apa Kelebihan Dan Kekurangan PLTPB.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian PLTU


PLTU adalah pembangkit yang menggunakan uap untuk memutar turbinnya
yang akan menggerakkan generator dan akhirnya menghasilkan listrik. Uap ini

2
dihasilkan oleh proses pemanasan yang terjadi di Boiler. Uap yang dihasilkan oleh
boiler tentu saja tidak sama dengan uap yang keluar pada saat kita memasak air di
dapur. Pemanasan di boiler pada pembangkit ini demikian panasnya sehingga uap
yang dihasilkan akan berada pada fase superheated, uap yang penuh energi inilah
yang dihantamkan ke bilah-bilah turbin, sehingga turbin akan berputar dan
menghasilkan listrik melalui generatornya.
Karena rumitnya proses dari mulai memanaskan uap sampai dengan mulai
memutar turbin selain juga karena adanya inersia termodinamika dalam
sistemnya, maka PLTU yang di hot start baru mulai berproduksi setelah kurang
lebih 5 jam. Bila proses pembangkitan dimulai dengan cold start, maka bisa
ditebak, kurang lebih butuh 16 jam untuk mulai menghasilkan listrik.
2.2. Perkembangan PLTU di Indonesia
PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962
dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 Co, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih
menggunakan pipa biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara.
Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding
dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun kapasitasnya masih
25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya harus
dilengkapi super heater, ekonomizer dan tungku tekanan.Kemudian turbinnya bisa
melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih
menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan
mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540Co dan bahan bakarnya masih
menggunakan minyak bumi. Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW
maka bahan bakarnya sudah tidak menggunakan minyak bumi lagi melainkan
batu bara. Batu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian
yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. Bila batu bara
yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur
berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara
yang dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya
seperti Sulfur, Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna
maka akan dihasilkan pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna
menjadi rendah.

3
PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di
Suryalaya pada tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian
PLTU Bukit Asam dengan kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun
1993-an beroperasi pula PLTU Paiton 1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas
400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan
kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun 1994 kapasitasnya sudah
mencapai 2.130 MW (16% dari total daya terpasang). Pada tahun 2003
kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai
24.570 MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu
pemakaian batu bara pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi
listrik sebesar 17,3 TWh dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada
tahun 2005 pemakaian batu bara diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan
energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 TWh.
Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya
pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya
(Kcal/Kg), artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1% pertahun.
Sedang nilai panas ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang
beracun, jadi pada pembangkit harus dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah
yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih tinggi sampai 20% dari pada
PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah kandungan SOx-nya
maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx dengan
demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembangkit ini
adalah bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya
tersedia dalam jumlah besar serta tersebar di seluruh Indonesia.
2.3. Cara Kerja PLTU
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan
ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut

4
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust). Secara umum proses yang terjadi pada
suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan.

2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang


bakar dengan udara kemudian di bakar.

3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke


luar melalui nozel (nozzle).

4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat


saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb

5
Gambar 2.1 Skema PLTU
Keterangan :
1. Stack 18. MFO Tank
2. Boiler 19. MFO Pump
3. FD Fan 20. MFO Heater
4. Air Heater 21. Burner
5. Steam Drum 22. Circulating Water Pump
6. Primary 23. Desalination Plant
24. Distillate Water Pump
Superheater
25. Make Up Water Tank
7. Economizer
26. Make Up Water Pump
8. Header
27. Demin Water Tank
9. Water Wall
28. Demin Water Pump
10. Secondary
29. Condensate Pump
Superheater 30. LP Heater
11. Reheater 31. Deaerator
12. Wind Box 32. Boiler Feed Pump
13. HP Turbine 33. HP Heater
14. IP Turbine 34. 18 kV/150kV Switch Yard
15. LP Turbine 35. Transmission
16. Generator
17. Condenser

2.4. Siklus Rankine Ideal


Siklus di PLTU menggunakan siklus rankine dengan superheater dan
reheater.

6
Gambar 2.2 Skema PLTU
Keterangan gambar :
a) Proses 11: Penaikan tekanan pada air menggunakan condensate extraction
pump.
b) Proses 1 2: Pemanasan air pada low pressure heater.
c) Proses 2 2: Penaikan tekanan air menggunakan boiler feed pump.
d) Proses 23: Pemanasan air pada high pressure heater dan pada economizer.
e) Proses 3 4: Pemanasan air menjadi uap air pada wall tube dan downcomer
di dalam boiler.
f) Proses 45: Pemanasan uap air menjadi uap panas lanjut (superheated
steam) pada superheater.
g) Proses 5 6 : Ekspansi uap di dalam high pressure turbine.
h) Proses 6 7: Pemanasan kembali uap yang keluar dari high pressure turbine
yang terjadi dalam reheater.
i) Proses 7 7: Ekspansi uap yang keluar dari reheater di dalam intermediate
pressure turbine.
j) Proses 7 8: Ekspansi uap di dalam low pressure turbine tanpa mengalami
pemanasan ulang.
k) Proses 8 1: Pendinginan uap menjadi air di dalam condenser
2.5. Keuntungan dan Kerugian PLTU
2.5.1. Keuntungan PLTU :
a Kapasitas bisa sampai ratusan MW
b Effisiensi tinggi jika beban mendekati full load.
c Efisiensi tinggi dengan memggunakan waste heat utilization
d Hasil pembangkitan steam dapat digunakan untuk proses produksi
e Biaya bahan bakar lebih murah
f Biaya pemeliharaan lebih murah

7
2.5.2. Kerugian PLTU :
a Respon beban lambat.
b Start-up lama dan harus ada cadangan berputar spining reserve utuk
mempercepat start-up
c Tidak ramah lingkungan.
d Investasi mahal
e Pembangunan konstruksi yang lama
f Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam boiler
g Menghasilkan limbah batu bara yang memerlukan penanganan khusus
h Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi
i Membutuhkan area yang lebih luas
j Kurang terhadap fluktuasi beban
2.6. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena
banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya
pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi. Keuntungan
teknologi ini antara lain : bersih, dapat beroperasi pada suhu yang lebih rendah
dari pada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih
dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong
ramah lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila
pembangkit listrik tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit
dengan skala besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah
kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan
penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam
reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup
kemungkinan bahwa pembangkit ini akan diterima oleh semua pihak. PLTP juga
membawa pengaruh yang kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus
diminimalisasi, antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan
permukaan tanah.
Energi panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM berupa
sumber air panas untuk pengobatan yang sampai saat ini juga masih banyak
dilakukan orang, terutama sumber air panas yang banyak mengandung garam dan
belerang. Sedangkan energi panas bumi digunakan sebagai pembangkit tenaga

8
listrik baru dimulai di Italia pada tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai
dipikirkan secara komersial untuk pembangkit tenaga Isitrik.
Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang
diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air.
Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas)
dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sedangkan cadangan energi
panas bumi di Indonesia relatif lebih besar bila dibandingkan dengan cadangan
energi primer lainnya, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. Selain dari
pada itu panas bumi adalah termasuk juga energi yang terbarukan, yaitu energi
non fosil yang bila dikelola dengan baik maka sumberdayanya relatif tidak akan
habis, jadi amat sangat menguntungkan. Energi panas bumi yang ada di Indonesia
pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Energi panas bumi "uap basah"
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi
kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan
antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin
untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali
ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

2. Energi panas bumi "air panas"


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis
ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas
sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas
(heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.
Energi panas bumi "air panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal

9
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis
lainnya.
3. Energi panas bumi "batuan panas"
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut
bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas
bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan
panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat
diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan
panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya
cukup tinggi.
2.7. Skema PLTPB

Gambar 2.3 Skema PLTPB

Keterangan gambar :
1. Sumur uap, mengambil uap panas yang didapatkan dari kantung uap di
perut bumi
2. Steam receiving header
3. Separator
4. Demister
5. Governing valve
6. Turbine, mengubah energi uap menjadi energi gerak yang memutar
generator

10
7. Generator, menghasilkan energi listrik
8. Main transformer
9. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen
10. Condenser, mengembunkan uap menjadi air
11. Sumur reinjection, menyuntikkan air kembali ke perut bumi (tanah).
12. Tanah

11
2.8. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
A. Reservoir Panas Bumi
Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan
yaitu yang ber-suhu rendah (low temperature) dengan suhu <1500>high
tempera-ture) dengan suhu diatas 1500C. Yang paling baik untuk digunakan
sebagai sumber pem-bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kate-gori high
temperature. Namun dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi
dengan kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya
melebihi 500 C.
B. Pembangkit (Power Plants)
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi
dapat beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d
4820 F (50 s/d 2500 C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan
beroperasi pada suhu sekitar 10220 F atau 5500 C. Inilah salah satu
keunggulan pembangkit listrik geothermal.
Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida geothermal
menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan
power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator,
turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan
sebagainya.
2.9. Macam-macam teknologi pada PLTPB
Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal
power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik,
yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada
dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.
1. Dry Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas
(steam) langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk
bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well
dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe
tertua ini pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat
ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power

12
masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara. PLTP sistem
dry steam mengambil sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem ini
dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap.
Uap tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian
turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan
memutar generator untuk menghasilkan energi listrik.
2. Flash Steam Power Plants
PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling umum
digunakan. Pembangkit jenis ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang
berisi air dengan temperatur lebih besar dari 82C. Air yang sangat panas ini
dialirkan ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya sendiri.
Karena mengalir keatas, tekanannya menurun dan beberapa bagian dari air
menjadi uap. Uap ini kemudian dipisahkan dari air dan dialirkan untuk
memutar turbin. Sisa air dan uap yang terkondensasi kemudian disuntikkan
kembali melalui sumur injeksi kedalam reservoir, yang memungkinkan sumber
energi ini berkesinambungan dan terbarui (lihat Gambar 3). Contoh dari Flash
Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants
di Coso Geothermal field, California, USA.
3. Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi
sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. PLTP sistem Binary Cycle
dioperasikan dengan air pada temperatur lebih rendah yaitu antara 107-
182C.Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi
(production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan
untuk memanaskan apa yang disebut dengan working fluid (biasanya senyawa
organik seperti isobutana, yang mempunyai titik didih rendah) pada heat
exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap
berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk
memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan
sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang
disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini
sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.

13
Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu 90-
1750C. Contoh pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific
Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field, USA.
Diper-kirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak
digunakan dimasa yang akan datang.
2.10. Kelebihan dan Kelemahan PLTP
Adapun keuntungan dan kelebihan PLTP adalah sebagai berikut,
A. Keuntungan:
1. Bebas emisi (binary-cycle).
2. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam
3. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya
(angin, Solar cell dll)
4. Tidak memerlukan bahan bakar
5. Harga yang kompetitive
B. Kelemahan :
1. Cairan bersifat Korosif
2. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga
effiensi tidak merupakan faktor yg sangat penting.
3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau
sangat kecil.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
PLTU adalah pembangkit yang menggunakan uap untuk memutar turbinnya
yang akan menggerakkan generator dan akhirnya menghasilkan listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena
banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya
pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi.
3.2. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan di atas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan
sesudahnya kami haturkan banyak terima kasih.

15
DAFTAR REFERENSI

http://startlight99.blogspot.co.id/2012/05/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu.html
http://irmawidiyanti.blogspot.co.id/2011/04/makalah-pltu-untuk-mata-kuliah-
ostl.html
http://www.bagustris.tk/2008/07/steam-power-plant-atau-pembangkit.html
http://joe-proudly-present.blogspot.co.id/2010/11/pembangkit-listrik-tenaga-
panas-bumi.html
http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/3418-mengenal-teknologi-
pembangkit-listrik-panas-bumi.html?tmpl=component&print=1&page=

Anda mungkin juga menyukai