Anda di halaman 1dari 16

A.

Konsep dasar

1. Pengertian

Bayi baru lahir (neonatus) normaladalah bayi dari kehamilan 37 minggu


sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram.
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode
neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi
mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Mary
Hamilton, 1995 : 217).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir
akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan
atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).

B. Adaptasi Fisiologis

Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:

1. Sistem pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui


plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor
pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit
sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan
ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah
beberapa saat kelahiran yaitu 30 60 x / menit.

2. Jantung dan Sirkulasi Darah

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-
sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,
foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena
pemotongan tali pusat.

3. Saluran Pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air
ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam
kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan
dalam 24 jam pertama.

4. Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam


metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin
Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat
Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga
neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.

5. Metabolisme

Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan


pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100
ml.

6. Produksi Panas

Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan


penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu
dengan pembakaran Brown Fat (lemak coklat) yang memberikan lebih
banyak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui
konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang
lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi
yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari
paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak
secara langsung.

7. Kelenjar Endoktrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak
beberapa bulan sebelum lahir.

8. Keseimbangan Air dan Ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur
belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas
permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran
darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang
dewasa.

9. Susunan Saraf

Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan
menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan
gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya.

10. Imunologi

Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2


bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat
pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah
bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan
kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.

11. Sistem Integumen

Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis
tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan
epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi
berwarna merah muda.

12. Sistem Hematopoiesis.

Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari
nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 22,5 gr/dl, Ht 44 72%,
SDM 5 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir
mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55%
pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.

13. Sistem Skelet

Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara


keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap
ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan
bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.

Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir
tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris,
terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah
terlihat pada bayi cukup bulan.
2. Reflex pada Bayi Baru Lahir
a) Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya
kerusakan atau ketidakmatangan otak.
b) Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi
akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap
untuk menghisap.
c) Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan
dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan
gizi yang memadai.
d) Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
e) Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di
dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat.
Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah
tumit (genggam telapak kaki).
f) Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang
rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
g) Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh
kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
h) Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke
belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke
arah depan

a. Penanganan Bayi Baru Lahir


Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi
segera sesudah lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10%
serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau
setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan
bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya
perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara
hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum.
Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam
pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik

a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat


sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila
ada sepsis).
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).

c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih


menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal).

d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar


8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.

e. Golongan darah RH.

(Marllyn. E, Doenges, 2001).

2. Terapi

a. Non Farmakologi
1) Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit
kelima setelah dilahirkan)

2) Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila

3) Penimbangan BB setiap hari

4) Jadwal menyusui

5) Higiene dan perawatan tali pusat

b. Farmakologi

1) Suction dan oksigen

2) Vitamin K

3) Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%,


perak nitral atau neosporin).

4) Vaksinasi hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat


yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir
adalah muskulus vastus lateralis.

(Bobak, M Irene, 2005)

e. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
1) Baru lahir sebelum usia 6 jam
2) Usia 6-48 jam
3) Usia 3-7 hari
4) Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
1) Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
2) Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
3) Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi
Pemeriksaan Fisik yang Keadaan Normal
Dilakukan
Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dengan lengan fleksi
Bayi sehat dan bergerak aktif
Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lender, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul
Hitung pernapasan dan lihat tarikan Frekuensi normal 40-60x/menit
dinding dada bawah ketika bayi Tidak ada tarikan dinding dada
sedang tidak menangis bawah yang dalam

Hitung denyut jantung dengan Frekuensi denyut jantung normal


meletakkan stetoskop di dada kiri 120-160x/menit
setinggi apeks kordis
Lakukan pengukuran suhu ketiak Suhu normal adalah 36,5-37,5C
dengan thermometer
Lihat dan raba bagian kepala Bentuk kepala terkadang asimetris
karena penyesuaian pada saat proses
persalinan, umumnya hilang dalam
48 jam
Ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol, dapat sedikit menonjol
saat bayi menangis
Lihat mata Tidak ada kotoran/secret
Lihat bagian dalam mulut Bibir, gusi, langit-langit utuh dan
tidak ada bagian terbelah
Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
Masukkan satu jari yang mengisap kuat jari pemeriksa
menggunakan sarung tangan ke
dalam mulut, raba langit-langit
Lihat dan raba perut Perut bayi datar, teraba lemas
Lihat tali pusat Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat, atau
kemerahan sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas dan Tidak terdapat sindaktili, polidaktili,
bawah siemenline, dan kelainan kaki (pes
equino varus da vagus)
Lihat lubang anus
Hindari memasukkan alat atau jari Terlihat lubang anus dan periksa
dalam memeriksa anus apakah mekonium sudah keluar
Tanyakan pada ibu apakah bayi Biasanya mekonium keluar dalam
sudah BAB 24 jam setelah lahir
Lihat dan raba alat kelamin luar Bayi perempuan kadang terlihat
cairan vagina berwarna putih atau
Tanyakan kepada ibu apakah bayi
kemerahan
sudah BAK
Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
pada ujung penis. Teraba testis di
skrotum
Pastikan bayi sudah BAK dalam 24
jam setelah lahir
Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin, missal.hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda
Timbang bayi Berat lahir 2,5-4 kg
Dalam minggu pertama, BB
Timbang bayi dengan menggunakan
mungkin turun dahulu (tidak
selimut, hasil peimbangan dikurangi
melebihi 10% dalam waktu 3-7 hari)
berat selimut
baru kemudian naik kembali
Mengukur panjang dan lingkar Panjang lahir normal 48-52 cm
kepala bayi Lingkar kepala normal 33-37 cm
f. Penilaian Bayi Baru Lahir Normal

APGAR SCORE
APGAR 0 1 2
Biru/pucat Badan merah, Seluruh tuubuh
Appearance/ warna kulit
seluruh tubuh ekstremitas biru merah
Pulse/denyut jantung Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
Gerakan
Grimace/reflek iritability Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawan
Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:
03 : asfiksia berat
46 : asfiksia sedang
7 10 : asfiksia ringan

g. Penilain Untuk Tanda Kegawatan


1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda tanda berikut :
1) Sesak nafas
2) Frekuensi pernafasan 60 X/mnt
3) Gerak retraksi dada
4) Malas minum.
5) Panas atau suhu badan bayi rendah.
6) Bayi kurang aktif.
7) Berat lahir rendah ( 1500 2500 gram ).
2. Tanda tanda bayi sakit berat
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda tanda berikut ini :
1) Sulit minum.
2) Sianosis sentral ( lidah biru ).
3) Perut kembung.
4) Periode apneu.
5) Kejang / periode kejang kejang kecil.
6) Merintih.
7) Perdarahan.
8) Sangat kuning.
9) Berat badan lahir < 1500 gram.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1. Pengkajian
a. Identitas: nama ayah-ibu, alamat
b. Riwayat persalinan: BB/TB ibu, tempat persalinan
c. Keadaan bayi saat lahir: tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, kelahiran
(tunggal/gemeli)
d. Nilai APGAR
e. Pengkajian fisik
f. Status neurologi
g. Nutrisi
h. Data lain yang menunjang

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipotermia
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien
dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.


Keperawatan Maternitas.Jakarta: EGC
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta: EGC
Kusuma Hardi, Huda Amin, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. MediAction: Jogjakarta

http://www.academia.edu/ (diakses pada tanggal 29 Januari 2017)

http://wikipedia.id/ (diakses pada tanggal 29 Januari 2017)

Anda mungkin juga menyukai