Anda di halaman 1dari 7

BAB II.

ISI
2.1. Kelimpahan Populasi
Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok makhluk yang sama spesies
(atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik), yang mendiami
suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik
digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu
dalam kelompok itu (Odum, 1971).
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat
diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar suatu populasi adalah ukuran
besar populasi, kerapatan dan kelimpahan populasi (Odum, 1971).
2.2 Teknik Demografi dan Pentingnya Statistik
Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi
di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, kesuburan, migrasi, serta penuaan atau
adanya struktur umur (Soetjipta, 1993).
Menghitung angka kelahiran dapat dibeakan menjadi dua, yaitu angka kelahiran kasar
dan angka kelahiran tertentu. Rumus menghitung angka kelahiran kasar adalah sebagai
berikut:
b = B/N
Keterangan: b = angka kelahiran
B = jumlah individu lahir
N = jumlah individu
Angka kelahiran sendiri dapat dinyatakan sebagai jumlah individu yang lahir per 1000
individu.
Sedangkan rumus untuk menghitung angka kelahiran umur tertentu adalah sebagai
berikut:
bx = Bx/Nx
Keterangan: bx = angka kelahiran umur tertentu (x)
Bx = jumlah individu lahir pada umur tertentu (x)
Nx = jumlah individu kelas umur tertentu (x)
Menurut Soetjipto (1993), kesuburan (fekunditas) adalah suatu kemampuan induk
untuk melahirkan sejumlah anak per tahun. Kesuburuan suatu individu dapat dipengaruhi
oleh kondisi fisik populasi dan kualitas habitatnya. Rumus untuk menghitung fekunditas
sebagai berikut:
F = Bf/N
Keterangan: F = rata jumlah anak betina lahir per induk
Bf = Jumlah anak betina lahir dari induk
N = Jumlah induk
Kematian atau mortalitas adalah jumlah individu yang mati dalam suatu wilayah
setiap tahunnya. Kematian yang terjadi di wilayah tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan dua cara, yaitu menghitung angka kematian kasar (crude mortality) dan angka
kematian khusus (specific mortality). Rumus angka kematian kasar adalah sebagai berikut:
d = D/N
Keterangan: d = angka kematian pada populasi
D = jumlah individu mati pada populasi
N = Jumlah individu total populasi
Sedangkan rumus angka kematian khusus (specific mortality) adalah:
dx = Dx/Nx
Keterangan: dx= angka kematian pada umur tertentu (x)
Dx = jumlah individu mati klas umur tertentu (x)
Nx = Jumlah individu klas umur tertentu (x)
Sementara penuaan dan struktur umur merupakan penggambaran komposisi atau
strata umur dalam populasi. Struktur umur itu sendiri terbagi menjadi tua, dewasa,
remaja, dan anak.

2.3 Parameter Populasi


Menurut Darmawan (2005), setiap populasi biasanya memiliki karakter yang khas,
karakter tersebut biasanya disebut parameter populasi. Karakter populasi tersebut ada yang
bersifat genetik ada pula yang bersifat ekologis. Parameter populasi tersebut ada yang bersifat
primer dan ada yang merupakan turunan dari karakter primer. Berikut beberapa parameter
populasi:

2.3.1 Natalitas

Natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk bertambah besar, biasanya


dinyatakan dengan istilah angka kecepatan natalitas atau angka kecepatan kelahiran
atau birth rate. Ada dua konsep tentang angka kelahiran yaitu maximum natality dan
ecological natality.

1) Maximum natality ada juga yang menyebut dengan istilah lain dengan
natalitas maksimum, natalitas abosolut, natalitas fisiologis, atau fertilitas.
Natalitas maksimum adalah jumlah individu baru yang dilahirkan di bawah
kondisi optimum, baik kondisi lingkungan maupun kondisi dalam tubuh
individu tersebut. Natalitas maksimum sifatnya konstan dan merupakan
karakter khas suatu populasi.
2) Ecological natality, disebut juga natalitas yang senyatanya, maksudnya
adalah jumlah individu baru yang dihasilkan dalam kondisi yang
senyatanya, yaitu kondisi ekologis. Natalitas ekologi ini sering dituliskan
dengan satu kata saja yaitu natalitas, tanpa tambahan kata sifat atau
keterangan. Besarnya angka natalitas ekologi dapat berubah bergantung
pada banyak faktor terutama adalah ukuran populasi dan kondisi
lingkungan (termasuk ketersediaan pakan, iklim, ada tidaknya predator dan
sebagainya).
2.3.2 Mortalitas
Mortalitas merujuk pada angka kematian individu dalam suatu populasi,
biasanya dilambangkan dengan huruf d (dari kata death) tetapi tidak mutlak demikian.
Parameter ini dapat dianggap sebagai lawan kata dari angka kelahiran, jika angka
kelahiran menambah besar populasi maka angka kematian akan mengurangi jumlah
individu dalam populasi sehingga akan mengecilkan ukuran populasi.

2.3.3 Migrasi, Imigrasi, dan Emigrasi

Migrasi adalah perpindahan individu dari satu populasi ke populasi lain.


Imigrasi adalah masuknya individu ke suatu populasi, sedangkan emigrasi adalah
keluarnya atau perginya individu dari suatu populasi. Imigrasi menyebabkan
bertambahnya individu dalam populasi sedangkan emigrasi menyebabkan
berkurangnya individu.

Apabila keempat parameter ini diberi tanda matematika maka angka kelahiran
dan imigrasi memiliki tanda + (positif) sedang angka kematian dan emigrasi memiliki
tanda (negatif).
Gambar 2.1: Hubungan antar parameter populasi

Sumber: Darmawan, 2005

2.3.4 Kerapatan / Densitas Populasi

Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan


satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah)
individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi (volume) atau persatuan berat
medium lingkungan yang ditempati. kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan
dalam bentuk kerapatan mutlak (absolut) dan kerapatan nisbi (relatif). Pada penafsiran
kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran
kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu
indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode
menggunakan sample (sampling).

2.3.5 Pola Distribusi Populasi

Pola distribusi internal adalah pola penyebaran individu dalam suatu populasi.
Ada tiga jenis pola dasar penyebaran atau distribusi individu dalam populasi yaitu
teratur, berkelompok, dan random. Pola penyebaran internal suatu organisme pada
kenyataannya dapat merupakan kombinasi dari ketiganya.
2.4 Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam
populasi itu lebih besar daripada laju kematian. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan
populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk
pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S) (Soetjipta, 1993).

2.4.1. Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial adalah pertumbuhan populasi di


mana dalam suatu lingkungan terdapat kondisi yang ideal untuk bertahan hidup. Baik
meliputi ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lain yang bersifat tidak
membatasi, tidak adanya persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi
yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian
berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku. Pertumbuhan bentuk
J biasanya terjadi pada lingkungan yang daya dukungnya sangat besar atau dapat pula
dikatan tidak terbatas untuk populasi tersebut dan bentuk pertumbuhan ini juga dapat
terjadi pada masa awal-awal pertumbuhan populasi yaitu ketika jumlah individunya
masih jauh di bawah batas daya dukung lingkungan (Soetjipta, 1993).

2.4.2. Pertumbuhan Sigmoid

Pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini merupakan populasi yang


semula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet
sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera
menurun lagi secara perlahan dengan meningkatnya daya dukung pertahanan
lingkungan, misalnya berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif)
sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase
keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod,
yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi (Soetjipta, 1993).
Gambar 2.2: Kurva pertumbuhan J dan Pertumbuhan S

Sumber: Darmawan, 2005

Faktor-faktor yang membatasi keadaan dan pertumbuhan suatu populasi sangat


bervariasi diantaranya kondisi yang buruk dan ekstrim keterbatasan sumber daya, kompetisi,
predasi, parsitisme dan infeksi penyakit adalah sejumlah faktor penyebab mortalitas yang
dapat membatasi petumbuhan populasi. Adanya faktor-faktor mortalitas ini, maka hewan
mempunyai strategi untuk bertahan hidup yaitu strategi r dan K. Hewan-hewan dengan
strategi r memiliki kemampuan untuk melahirkan keturunan dalam jumlah tinggi namun
berumur pendek karena tidak mampu berkoloni di lingkungan yang baru sedangkan hewan
dengan strategi K memiliki kemampuan melahirkan keturunan dalam jumlah sedikit namun
berumur panjang karena mampu berkoloni dengan lingkungan baru (Soetjipta, 1993).
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, agus, dkk. 2005. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang Press
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of ecology. 3rd edition. Philadelpia: Saunders Book
Soetjipta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai