PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Acuan dan Perancah
2. Mengetahui bahan-bahan utama dan pembantu
3. Mengetahui syarat-syarat dalam Acuan dan Perancah
4. Mengetahui cara perhitungan beban pada bekisting/ formwork
1.4 Manfaat
1
Dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
wawasan pembaca tentang formwork II
BAB II
2
PEMBAHASAN
2. Kayu
3. Baja Profil
3
Pada bekisting semi konvensional dan bekisting
sistem bahan baja profil dipakai sebagai bahan
bekisting terutama sebagai support atau sabuk pada
bekisting kolom dan dinding. Penggunaan material
ini terutama digunakan pada pekerjaan dengan
pemakaian ulangnya banyak sekali. Selain Untuk
menghasilkan hasil beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka diperlukan
acuan mengenai kekuatan material dari bahan Steel, sehingga syarat kekuatan dan
kekakuan Steel masih dalam batas-batas yang diijinkan serta dengan pertimbangan
faktor ekonomis sehingga perlunya perencanaan steel dengan metode elastis.
4
3. Kayu bulat/ dolken
Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya
digunakan adalah berdiameter 6 10 dengan panjang 4 m.
4. Besi
b. Bahan Pembantu
Bahan ini digunakan dengan cara dilaburkan pada permukaan acuan dan
perancah dan waktu peleburan adalah setelah acuan selesai dan sebelum penulangan
dimulai.
Fungsi dari bahan-bahan ini adalah untuk mempermudah pelepasan atau
mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton.
Berikut ini bahan-bahan pembantu :
Kapur
Plastik
Cat meni
Minyak pelumas/oli bekas
Setiap bahan-bahan pembantu yang digunakan memiliki perbandingan antara
bahan pembantu yang satu dengan bahan pembantu yang lain. Bahan pembantu
dengan menggunakan air digunakan untuk memulas permukaan beton/ cetakan
sebelum beton dituangkan. Biasanya digunakan untuk pekerjaan beton yang masih
akan diplester penggunaannya.
Bahan pembantu dengan menggunakan release agent diantaranya ada olie
bekas. Adapun kejelekan daripada penggunaan olie bekas ini adalah bahwa olie
memiliki sifat untuk mengemulsikan benda yang ditempel sehingga pekerjaan
finishing akan sulit untuk dikerjakan.
Bahan pembantu dengan menggunakan kapur dapat mempermudah pelepasan
cetakan. Kapur hanya dapat dipergunakan pada permukaan yang sempit, pada
pembuatan tiang pancang biasanya distel selebar tiang pancang tersebut.
5
Sebelum beton mencapai umur maka seluruh beban beton muda yang disangga oleh
acuan dan perancah termasuk beban pekerja serta peralatan yang dipakai dalam
pelaksanaan atau pengerjaannya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
- Beban pelaksanaan yaitu beban vertical, horizontal dan pengaruh kejutan.
- Berat sendiri acuan dan perancah, berat manusia, berat alat dan berat beton.
- Tiang-tiang acuan harus diletakkan diata papan-papan kayu yang kokoh agar
tidak mudah mengalami penurunan akibat beban yang bekerja dan juga harus
mudah distel dengan baji-baji.
- Tiang tidak mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong kearah
samping.
4. Mudah dibongkar
Apabila acuan mudah dibongkar, pada saat pembongkaran tidak akan
merusak beton yang sudah jadi. Pembongkaran yang baik tidak akan merusak papan
acuan sehingga dapat digunakan berkali-kali.
5. Ekonomis
Diusahakan acuan dapat digunakan untuk pembuatan bentuk yang lain
sehingga dapat menekan biaya yang digunakan.
6
Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.
Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai
tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena
pasta semen keluar dari bekisting.
7
kuat.Apabila tanahmasih perlu adanya pemadatan/perbaikan tanah, serta ditambah dengan
landasan yang memadai.
1. SURVEY / MARKING
Untuk mendapatkan hasil yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan, maka
suvey merupakan hal yang penting guna merintis jalan untuk memulai pekerjaan dalam
proyek. Mengingat pentingnya survey, maka harus selalu dipilirkan cara agar dapat
memberikan pedoman ( as as ), sehingga setiap pekerja dilapangan mudah
membacanya. Untuk hal tersebut perlu adanya perencanaan yang matang. Penempatan
Bench Mark(BM) pada level 0.00 m harus bebas dari terganggunya BM tersebut, dan
diletakkan diluar bangunan
8
Yang perlu diperhitungkan adalah :
berat sendiri beton
kemungkinan tertumpukya beton pada suatu tempat
beban hidup, peralatan, perlengkapan dll.
W = x 1,5 d + 150
W= beban
= berat jenis beton (kg/m)
d= tebal beton ( m )
9
W1 = 2.400 kg/m x 0,20 m = 480 kg/m
W2 = x 480 kg/m = 240 kg/m
W3 = 150 kg/m
W1 + W2 + W3 = 870 kg/m
b. Balok
Yang perlu diperhitungkan :
Berat sendiri beton
kemungkinan menumpuknya beton disuatu tempat
W = W1 + W2 = 2.340 kg/m
Gambar 2.
Grafik untuk
pembebanan
balok
c. Kolom
dan Dinding.
Pada prinsipnya pembebanan yang harus diperhitungkan adalah tekanan dari
beton yang arahnya tegak lurus kolom/dinding.
10
Pada waktu pengecoran, beton masih berupa cairan, maka distribusi tekanan
beton saat itu bersifat cairan, yang besarnya tergantung dari tinggi cairan, yang kita
kenal sebagai x h , tetapi dengan waktu sifat beton akan berubah menjadi padat
( mengeras) maka beban yang harus diperhitungkan dipengaruhi oleh factor sebagai
berikut :
Tinggi pengecoran
Kecepatan dari pengecoran
Waktu
3. SIRKULASI MATERIAL
Sirkulasi material dimaksudkan untuk menghemat biaya. Pada prinsipnya,
sirkulasi material ditentukan oleh jangka waktu curing dari beton, dan lamanya
pelaksanaan tiap lantai.
Jangka waktu curing beton adalah tetap (disesuaikan spesifikasi), jadi untuk
mempercepat sirkulasi material jangka waktu pelaksanaan tiap lantai haruslah
dipercepat.
Untuk mengatur sirkulasi material agar diperhatikan ;
- Waktu curing beton
- Jadual pelaksanaan
- Metode pelaksanaan cetakan
bentuk Arsitektur
cara pembongkaran
Dari data diatas, maka sirkulasi material yang paling effisien adalah sebagai
11
Khusus untuk dinding Bearing Wall, sirkulasi materialnya tidak setiap lantai,
tetapi setiap tiga lantai, dibongkar setelah semua Flying shore dinaikkan kelantai
selanjutnya. Dengan demikian pembongkarannya dan transportasinya mudah.
Karena waktu pembongkaran cetakan kolom dan balok / lantai berbeda, maka
sistem sambungan antara cetakan kolom dan balok / lantai harus dapat dibongkar
terpisah, hal demikian penting untuk direncanakan demi kemudahan bekerja.
12
\
1
M = W L2
2
5W L22
=
384 EI
Menerus
2
WL
M=
10
2
WL
=
128 EI
13
PL
M=
6
11 P L3
=
684 EI
a. Kayu Lapis/Multipleks
14
W = 582 kg/m (grafik pembebanan lantai)
W 1 2
M= 8 = 883kg cm
M
= z = 61,30 kg/cm < ijin =240 kg/cm
5 W L22
= 384 EI = 0,308 cm 0,30 cm
b. Kaso/ Pipa
W = 0,0582 kg/cm
15
2
W2L
M= 10 =3,370 kg cm
M
= z = 984 kg / cm < 1600 kg / cm
22
W 2 L2
= 128 EI w2L2122/128EI = 0,217 cm < 0,30 cm
c. Balok
W =
0,0582 kg / cm
P = W x L1 x L2
= 0,0582 x 45 x 120
= 314 kg
PL 3
M= 6 = 7,070 kg cm
M
= z = = 42,42 kg / cm < 105 kg/cm
11 PL3
= 684 EI = 0,2248 cm < 0,30 cm
N =W x L2 x L3 x 1,1
=0,582 x 120 x 135x 1,1 kg
16
=1.037 kg < 1.500 kg ( N ijin )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
1. Acuan dan Perancah merupakan suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara
yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya ) pada bagian samping dan
bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki
2. Dalam pembuatan Acuan dan Perancah terdapat bahan utama dan pembantu. Bahan
bahan utama diantaranya kayu yang memiliki kelas IV dan kelas V, kayu massif, kayu
multiplek, kayu bulat/ dolken, dan besi. Sedangkan bahan pembantu diantaranya
kapur, plastic, cat meni, dan minyak pelumas.
3. Suatu Acuan dan Perancah harus memenuhi persyaratan-persyaratan, yaitu cetakan
harus kuat, cetakan harus kaku, cetakan harus bersih, mudah dibongkar, ekonomis,
cetakan harus rapat, dan hasil akhir atau Finishing
4. Dalam pembangunan gedung bertingkat , akan lebih efisien apabila bekisting
menggunakan bahan yang kuat sehingga dapat dipakai beberapa kali.
5. Untuk bangunan gedung 2 (dua) lantai dengan menggunakan plafond, dapat dipakai
dengan menggunakan papan bekisting, apabila expose (tanpa plafond) maka papan
bekisting dilapisi dengan tripleks dan plastik lembaran.
6. Bekisting balok yang dirancang dengan sistem bongkar pasang, dimana balok tersebut
dirancang khusus untuk segmen tertentu.
7. Dengan cara sewa dapat dilakukan untuk mengurangi limbah yang dapat mengganggu
lingkungan
3.2 Saran
17
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk mempelajari dan mamahami
penggunaan acuan dan perancah dengan baik, agar diharapkan dapat menciptakan suatu
konstruksi yang baik dan mampu bermanfaat bagi penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Rafijrin. Acuan dan Perancah. 08 Februari 2011.
http://rafijrin.blogspot.com/2011/02/acuan-dan-perancah.html.
Darma, Budi. Form Work/Bekisting pada Bangunan Gedung Bertingkat. April 2010.
http://core.ac.uk/download/pdf/18305183.pdf
18