S Tidak selalu STD Hampir selalu STD Tidak selalu STD
Gatal + Gatal ++ Gatal +++ Berbau amis Berbau tidak enak Immunocompremised Pemakaian IUD Douching vagina O Discharge putih kekuningan Discharge kehijauan, Discharge putih Serviks normal berbusa bergumpal, seperti susu Strawberry servix pecah appearance Serviks normal A Sediaan basah (sitetesi Ns): Kultur Sediaan basah (ditetesi clue cell > 20% Pewarnaan giemsa (sulit) KOH): sel ragi, Pewarnaan gram: batang blastospora, pseudohifa gram negatif Tes amin/Whiff test : positif Tes lakmus pH > 4,5 P Oral: Oral: Oral: Metronidazole 2x500 mg Metronidazole dosis Ketokonazol 2x200 mg selama 7 hari tunggal 2 gram atau 3x500 selama 5 hari Tinidazole 2x500 mg mg selama 7 hari Itrakonazol dosis selama 5 hari Niromazole dosis tunggal tunggal 2x200 mg atau Amphicillin 4x500 mg 2 gram 2x100 mg selama 3 hari selama 5 hari Tinidazole dosis tunggal 2 Klikonazol dosis tunggal Klindamisin 2x300 mg gram 150 mg selama 7 hari Omidazole dosis tunggal Topikal: 1,5 gram Metronidazole gel sebelum Topikal : tidur selama 5 hari Irigasi H2O2 1-2% dan Klindamisin krim sebelum larutan asam laktat 4% tidur selama 7 hari Intralesi steroid injeksi Steroid yang sering dipakai triamcinolone acetonide 10 mg/mL atau 40 mg/mL dan betametason suspension Indikasi: Alopecia areata Hipertrofi liken planus Diskoid lupus eritematosus Neurodermatitis Keloid Psoriasis terlokalisasi Granuloma anulare Necrobiosis lipoidica Sarcoidosis Acne cyst Small infantite hemangioma Keuntungan sebagai antiinflamasi: o Bypass barrier stratum korneum o Menurunkan peluang terjadinya atropi dermal o Konsentrasi steroid di tempat tujuan tinggi Fungsi lain triamcinolone aceonide untuk menggnatikan terapi oral steroid (misal dermatitis atopi dan liken planus). Administrasi per IM. Dosis 0,5-1 mg/kgBB atau pada dewasa 40-80 mg dapat diulangi tiap 30 hari selama 3-6 bulan. Dapat juga diberikan pada tendinitis, arthritis, dan synovitis. Kontraindikasi: infeksi kulit seperti impetigo, herpes simpleks, alergi, jika untuk menggantikan steroid oral, maka: KI pada TB aktif, infeksi jamur sistemik, psoriasis plak yang luas, pustular soriasis, eritroderma psoriasis, ulkus peptic yang berat, diabetes mellitus, penyakit jantung kongestif, hipertensi, depresi, dan psikosis. Administrasi: o Diinjeki intralesi menggunakan jarum fine needle, setelah sebelumnya dibersihkan dengan alcohol o Injeksi intradermal, bukan subkutan mencegah cekungan di kulit o Dosis awal tergantung luas lesi, secara umum 0,1-0,2 ml/injeksi/cm2, total dosis maksimal 1-2 ml/dosis, dapat diulang 4-8 minggu o Kortikosteroid dapat tidak diencerkan ataupun diencerkan dengan Ns atau local anastesi: o 40 mg/ml keloid kecil o 10 mg/ml luka hipertrofi sedang-tebal o 10 mg/ml discoid lupus erithematosus/ agranuloma annulare o 5 mg/ml alopecia areata Efek samping: o Awal nyeri, perdarahan, memar, infeksi, dermatitis kontak, gangguan penyembuhan luka, steril abses o Lanjut kutan atau subkutan lipoatropi atau adanya cekungan sekitar injeksi selama beberapa minggu setelahnya atau bisa juga menetap. Leukoderma, karena pigmentasi post inflamasi pada lokasi injeksi. Telangiektasis. Meningkatkan pertumbuhan rambut sekitar lokasi injeksi. Steroid acne, steroid meningkatkan pertumbuhan rambut sehingga membuat produksi sebum meningkat dan mudah terkena akne steroid. o Sistemik urtikaria, anafilaksis