2017 I. JUDUL : Penentuan Tetapan Kalorimeter II. TUJUAN : 1. Mengetahui sifat-sifat kalorimeter 2. Menentukan tetapan kalorimeter
III. DASAR TEORI
Kalorimeter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur panas. Kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah. Setiap kalorimeter mempunyai sifat khas dalam mengukur panas. Teknik penggunaan kalorimeter dikembangkan oleh Lavoiser dan ahli kimia lainnya dan telah diperbaiki hingga dewasa ini berkecermatan tinggi, dalam laboratorium seperti Biro Standar Nasional Amerika Serikat (keenam, 1980). Kalor pembakaran biasanya diukur dengan menempatkan senyawa yang massanya diketahui dalam wadah baja yang disebut dengan kalorimeter bom volume-konstan, yang diisi dengan oksigen pada tekanan 30 atm. Bom tertutup itu dicelupkan kedalam air. Sampel itu dihubungkan ke listrik dan kalor yang dihasilkan dari reaksi pembakaran dapat dihitung secara tepat dengan mencatat kenaikan suhu air. Kalor yang dilepas oleh sampel diserap oleh air dan bom. Kalorimeter yang dirancang secara khusus ini memungkinkan kita untuk mengasumsikan bahwa tidak ada kalor (atau massa) yang hilang ke lingkungan sewaktu pengukuran. Jadi, dapat dikatakan bahwa bom dan air tempat pencelupannya sebagai sistem terisolasi. Karena tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan sistem selama proses berlangsung, perubahan kalor sistem (qsistem) harus nol, dan dapat dituliskan sebagai berikut qsistem = qkal + qreaksi =0 yangmana qkal dan qreaksi berturut-turut adalah perubahan kalor untuk kalorimeter dan reaksi (chang, 2003). Pada dasarnya kalorimeter didesain agar pertukaran kalor hanya terjadi di dalam bejana kalorimeter dan menghindari pertukaran kalor kelingkungan sekitarnya. Namun, dan penggunaannya, kalorimeter juga menyerap panas sehingga tidak semua panas dapat terukur (Tony Bird, 1987). Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. Untuk menetukan jumlah panas yang diserap oleh kalorimeter beserta termometernya dan pengaduknya, sebelum digunakan maka terlebih dahulu perlu diketahui konstanta atau tetapan kalorimeter yang digunakan dalam percobaan. Tetapan kalorimeter adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1oC pada air dengan massa 1 gram. Pengukuran besaran kalor dengan metode mencampur menggunakan prinsip bahwa bila terjadi pertukaran kalor antara dua benda yang suhu awalnya berbeda, besarnya kalor yang hilang oleh benda yang lebih dingin dan akhirnya tercapai suatu suhu keseimbangan antara keduanya. Hal ini benar bila tidak ada kalor yang diperoleh atau hilang oleh sistem ke sekelilingnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetukan tetapan kalorimeter adalah dengan mencampurkan volume tertentu air dingin (massa m 1 suhu T1) dengan volume tertentu air panas (massa m2 dan T2) didalam kalorimeter yang ditentukan tetapannya. Harga tetapan kalorimeter dapat diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur pada kalorimeter. Dengan demikian, satuan dari tetapan kalorimeter adalah JK-1 (Tony Bird), 1987). Untuk menaikan suhu benda dari suhu awal (t 1) sampai suhu akhir (t2), diperlukan kalor yangmana kalor adalah salah satu bentuk energi. Banyaknya kalor yang diperlukan suatu benda untuk menaikan suhunya bergantung pada kapasitas kalor (C) dari bahan benda tersebut. Secara matematis dituliskan : C= dQ/dT Kalor jenis adalah kapasitas kalor bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = C/m kalor jenis merupakan salah satu sifat termometrik benda. Untuk selang suhu yang tak terlalu besar, biasanya c dapat dianggap konstan, sehingga apabila suatu benda bermassa m, kalor jenis biasanya c dan suhunya T 1 maka untuk menaikkan suhunya menjadi T2, diperlukan kalor sebesar : Q= m.c.(T2-T1) Bila sebuah benda dengan suhu tertentu disinggungkan benda lain yang suhunya lebih rendah maka dalam selang waktu tertentu suhu kedua benda tersebut akan menjadi sama (setimbang). Berdasarkan hukum kekekalan energi jumlah panas diberikan sama dengan jumlah panas yang diterima oleh benda bersuhu lebih rendah (asas black). Dalam percobaan ini, sejumlah air yang telah diketahui massanya, dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik. Air yang suhunya lebih tinggi ini dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air, massa air dingin sudah ditimbang terlebih dahulu. Dalam hal ini air dingin dan kalorimeter adalah dua benda yang bersuhu sama yang akan menerima panas dari air panas. Menurut asas black diperoleh bahwa: Kalor yang dilepas (air panas) = kalor yang diterima (air dingin + kalorimeter) m2.c.(T2-Ta) = m1.c.(Ta-T1) + C. t keterangan : m1 : massa air dingin dengan suhu T1 m2 : massa air panas dengan suhu T2 c : kalor jenis air (4,18J/g oC) Ta : suhu akhir sistem C : kapasitas kalor kalorimeter (petrucci, 1987) t : perubahan suhu pada kalorimeter
IV. ALAT DAN BAHAN
Tabel Alat
Nama Alat Ukuran Jumlah
Kalorimeter - 1 set Gelas ukur 50 mL 1 buah Pemanas magnetik - 1 buah Batang pengaduk - 1 buah Gelas kimia 100 mL 2 buah Pipet tetes - 1 buah Termometer 100oC - 1 buah
Tabel Bahan
Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
Air dingin - 50 mL Air panas - 50 mL
V. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan
1. Alat praktikum dirangkai seperti gambar dibawah
2. Sebanyak 50 mL air dimasukkan ke
dalam kalorimeter sambil diaduk dan suhu air di dalam kalorimeter di catat setiap 30 detik hingga menit keempat. Tepat pada setengah menit keempat ditambahkan 50 mL air panas (35oC- 45oC) ke dalam kalorimeter. 3. Suhu air dalam kalorimeter dicatat tiap 30 detik dan kalorimeter diaduk. Pencatatan suhu dihentikan pada menit ke-8 (sampai diperoleh 3 titik pada suhu yang konstan). 4 Kurva hubungan antara waktu dengan suhu dibuat untuk memperoleh suhu pencampuran melalui ekstrapolasi.