5185 LP BBLR
5185 LP BBLR
BBLR
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi
dengan berat badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa).
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA
NIC-NOC, 2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong,2009).
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang
dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayah,2005).
2. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
b) 2 Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
c) Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
a) Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
b) Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
c) Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
a) Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
b) Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu.
3. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi
berat badan lahir rendah,yaitu :
1) Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga
neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
Primigravidarum.
Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly
congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
LK <33 cm, LD < 30 cm.
Gerakan otot bmasih hipotonis.
Umur kehamilan <37 minggu.
Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2) Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR
pada dismatur adalah :
Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali
pusat).
Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
4. Patofisiologi (Pathway)
5. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah
adalah :
1) Sebelum lahir
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Pergerakan janin lebih lambat.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2) Setelah bayi lahir
Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
Berat badan dari 2500 gram.
Panjang kurang dari 45 cm.
LD < 30 cm.
LK < 33 cm.
Umur kehamilan < 37 minggu
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
Otot hipotonik lemah.
Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.
6. Komplikasi BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1) Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2) Hipoglikemia simtomatik.
3) Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4) Asfiksia neonetorom.
5) Hiperbulirubinemia.
7. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2) Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3) Titer torch sesuai indikasi.
4) Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5) Pemantauan elektrolit.
6) Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)
8. Penatalaksanaan BBLR
1) Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2) Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya
untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg
adalah 34c. bila tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan
sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3) Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan
sampai sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang
lebih kecil.
4) Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box.
5) Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
Mencuci tangan sampai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2
menit.
Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6) Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu
terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama,
dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril
untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan
ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat
regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan
lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan
metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak
efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan
kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang
tua.
7. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai
dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan
berharap agar bayinya cepat sembuh.
Rencana Keperawatan
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan
ketidakseimbangan metabolic.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali efektif.
Kriteria hasil:
Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik
Membran mukosa merah muda.
Intervensi Rasional
Mandiri: Membantu dalam membedakan
Kaji frekwensi dan pola periode perputaran pernapasan
pernapasan, perhatikan adanya normal dari serangan apnetik sejati,
apnea dan perubahan frekwensi terutama sering terjadi pad gestasi
jantung. minggu ke-30
Posisikan bayi pada abdomen Menghilangkan mukus yang
atau posisi telentang dengan neyumbat jalan napas
gulungan popok dibawah bahu Posisi ini memudahkan pernapasan
untuk menghasilkan dan menurunkan episode apnea,
hiperekstensi khususnya bila ditemukan adanya
Tinjau ulang riwayat ibu hipoksia, asidosis metabolik atau
terhadap obat-obatan yang akan hiperkapnea
memperberat depresi Magnesium sulfat dan narkotik
pernapasan pada bayi menekan pusat pernapasan dan
Kolaborasi : aktifitas SSP
Pantau pemeriksaan Hipoksia, asidosis netabolik,
laboratorium sesuai indikasi hiperkapnea, hipoglikemia,
Berikan oksigen sesuai indikasi
Berikan obat-obatan yang hipokalsemia dan sepsis
Intervensi Rasional
Mandiri : Menentukan metode pemberian
Kaji maturitas refleks makan yang tepat untuk bayi
berkenaan dengan pemberian Pemberian makan pertama bayi stabil
makan (misalnya : mengisap, memiliki peristaltik dapat dimulai 6-
menelan, dan batuk) 12 jam setelah kelahiran. Bila distres
Auskultasi adanya bising usus, pernapasan ada cairan parenteral di
kaji status fisik dan statuys indikasikan dan cairan peroral harus
pernapasan ditunda
Kaji berat badan dengan Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari, kemudian pertumbuhan. Bayi SGA dengan
dokumentasikan pada grafik kelebihan cairan ekstrasel
pertumbuhan bayi kemungkinan kehilangan 15% BB
Pantau masuka dan dan
lahir. Bayi SGA mungkin telah
pengeluaran. Hitung konsumsi
mengalami penurunan berat badan
kalori dan elektrolit setiap hari
Kaji tingkat hidrasi, perhatikan dealam uterus atau mengalami
Intervensi Rasional
Mandiri : Untuk mengetahui lebih dini adanya
Kaji adanya tanda tanda tanda-tanda terjadinya infeksi
infeksi Tindakan yang dilakukan untuk
Lakukan isolasi bayi lain yang meminimalkan terjadinya infeksi yang
menderita infeksi sesuai lebih luas
kebijakan insitusi Untuk mencegah terjadinya infeksi
Sebelum dan setelah menangani Untuk mencegah terjadinya infeksi
bayi, lakukan pencucian tangan Untuk mencegah terjadinya infeksi yang
Yakinkan semua peralatan yang berlanjut pada bayi
kontak dengan bayi bersih dan
steril
Cegah personal yang
mengalami infeksi menular
untuk tidak kontak langsung
dengan bayi.
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
Tujuan : cairan terpenuhi.
Kriteria hasil :
Bebas dari tanda-tanda dehidrasi
Menunjukan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
Bandingkan masukan dan sementara kebutuhan terapi cairan kira-
pengeluaran urine setiap shift kira 80-100 ml/kg/hari pada hari
dan keseimbangan kumulatif pertama, meningkat sampai 120-140
setiap periodik 24 jam ml/kg/hari pada hari ketiga postpartum.
Pantau berat jenis urine setiap
Pengambilan darah untuk tes
selesai berkemih atau setiap 2-4
jam dengan menginspirasi urine menyebabkan penurunan kadar Hb/Ht.
dari popok bayi bila bayi tidak Meskipun imaturitas ginjal dan
Intervensi Rasional
Berikan nutrisi yang maksimal Untuk menjamin penambahan berat
Berikan periode istrahat yang badan dan pertunbuhan otak yang tetap
teratur tanpa gangguan Untuk mengurangi panggunaan O2 dan
Kenali tanda stimulus yang kalori yang tidak perlu
berlebihan (terkejut, menguap, Untuk membiarkan istirahat bayi denagn
aversi aktif, menangis) tenang
Tingkatkan interaksi orang tua-bayi Sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lain.
Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.