Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR

1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat
badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi
dengan berat badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa).
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, NANDA
NIC-NOC, 2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong,2009).
BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang
dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayah,2005).

2. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
b) 2 Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
c) Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
a) Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
b) Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
c) Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
a) Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
b) Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu.

3. Etiologi
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi
berat badan lahir rendah,yaitu :
1) Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga
neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
Primigravidarum.
Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly
congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
LK <33 cm, LD < 30 cm.
Gerakan otot bmasih hipotonis.
Umur kehamilan <37 minggu.
Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.

2) Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR
pada dismatur adalah :
Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali
pusat).
Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.

4. Patofisiologi (Pathway)
5. Manisfestasi Klinis
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah
adalah :
1) Sebelum lahir
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Pergerakan janin lebih lambat.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2) Setelah bayi lahir
Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
Berat badan dari 2500 gram.
Panjang kurang dari 45 cm.
LD < 30 cm.
LK < 33 cm.
Umur kehamilan < 37 minggu
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
Otot hipotonik lemah.
Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

6. Komplikasi BBLR
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1) Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2) Hipoglikemia simtomatik.
3) Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4) Asfiksia neonetorom.
5) Hiperbulirubinemia.
7. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2) Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3) Titer torch sesuai indikasi.
4) Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5) Pemantauan elektrolit.
6) Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

8. Penatalaksanaan BBLR
1) Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2) Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam incubator maka suhunya
untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg
adalah 34c. bila tidak ada incubator hanya dipakai popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan
sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3) Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukan bayi kedalam incubator. Incubator terlebih dahulu dihangatkan
sampai sekitar 29,4 C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang
lebih kecil.
4) Pemberian oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box.
5) Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
Mencuci tangan sampai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2
menit.
Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang bayi.
6) Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk membantu
terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama,
dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 mllarutan glucose 5% yang steril
untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.

9. Rencana Asuhan Keperawatan


Pengkajian
a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.
b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan dan
alamat.
c. Riwayat kesehatan :
Riwayat antenatal :
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT, gizi buruk,merokok,
ktergantungan obat-obatan, DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple,kelainan congenital.
Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan permasalahan pada bayi baru lahir.
Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan system pusat pernafasan.
Riwayat post natal :
Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3),
asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500
gram, LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap
BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis psikotropika, kebiasaan
ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, dan kebiasaan ibu melakukan diet
ketat atau pantangan makanan tertentu.
Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir dilakukan
rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan.
Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan
hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap
rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya
tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos
yang baik.
Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n
(36 C-37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal
pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial.
Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap
cahaya.
Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lender.
Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara
wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul
1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract
belum sempurna.
Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia
mayir dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang
perdarahan.
Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta
warna dari feces.
Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan
serta jumlahnya.
Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan
ketidakseimbangan metabolik
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat
regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan
lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan
metabolik buruk)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak
efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan
kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang
tua.
7. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai
dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan
berharap agar bayinya cepat sembuh.

Rencana Keperawatan
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau kelemahan, dan
ketidakseimbangan metabolic.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali efektif.
Kriteria hasil:
Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik
Membran mukosa merah muda.

Intervensi Rasional
Mandiri: Membantu dalam membedakan
Kaji frekwensi dan pola periode perputaran pernapasan
pernapasan, perhatikan adanya normal dari serangan apnetik sejati,
apnea dan perubahan frekwensi terutama sering terjadi pad gestasi
jantung. minggu ke-30
Posisikan bayi pada abdomen Menghilangkan mukus yang
atau posisi telentang dengan neyumbat jalan napas
gulungan popok dibawah bahu Posisi ini memudahkan pernapasan
untuk menghasilkan dan menurunkan episode apnea,
hiperekstensi khususnya bila ditemukan adanya
Tinjau ulang riwayat ibu hipoksia, asidosis metabolik atau
terhadap obat-obatan yang akan hiperkapnea
memperberat depresi Magnesium sulfat dan narkotik
pernapasan pada bayi menekan pusat pernapasan dan
Kolaborasi : aktifitas SSP
Pantau pemeriksaan Hipoksia, asidosis netabolik,
laboratorium sesuai indikasi hiperkapnea, hipoglikemia,
Berikan oksigen sesuai indikasi
Berikan obat-obatan yang hipokalsemia dan sepsis

sesuai indikasi memperberat serangan apnetik


Perbaikan kadar oksigen dan
karbondioksida dapat meningkatkan
fungsi pernapasan

2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat


regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan
lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan
metabolik buruk).
Tujuan : termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan.
Kriteria hasil :
Mempertahankan suhu kulit atau aksila (35 37,50C).
Intervensi Rasional
Mandiri : Hipotermia membuat bayi cenderung
Kaji suhu dengan memeriksa
merasa stres karena dingin, penggunaan
suhu rektal pada awalnya,
simpanan lemak tidak dapat diperbaruai
selanjutnya periksa suhu
bila ada dan penurunan sensivitas untuk
aksila atau gunakan alat
meningkatkan kadar CO2 atau penurunan
termostat dengan dasar
kadar O2.
terbuka dan penyebar hangat. Mempertahankan lingkungan termonetral,
Tempatkan bayi pada
membantu mencegah stres karena dingin
inkubator atau dalam keadaan Hipertermi dengan peningkatan laju
hangat metabolisme kebutuhan oksigen dan
Pantau sistem pengatur suhu ,
glukosa serta kehilangan air dapat terjadi
penyebar hangat
bila suhu lingkungan terlalu tinggi.
(pertahankan batas atas pada Penurunan keluaran dan peningkatan berat
98,6F, bergantung pada jenis urine dihubungkan dengan penurunan
ukuran dan usia bayi) perfusi ginjal selama periode stres karena
Kaji haluaran dan berat jenis
rasa dingin
urine Ketidakadekuatan penambahan berat
Pantau penambahan berat
badan meskipun masukan kalori adekuat
badan berturut-turut. Bila
dapat menandakan bahwa kalori digunakan
penambahan berat badan
untuk mempertahankan suhu lingkungan
tidak adekuat, tingkatkan
tubuh, sehingga memerlukan peningkatan
suhu lingkungan sesuai
suhu lingkungan.
indikasi. Tanda-tanda hip[ertermi ini dapat berlanjut
Perhatikan perkembangan
pada kerusakan otak bila tidak teratasi.
takikardia, warna kemerahan, Stres dingin meningkatkan kebutuhan
diaforesis, letargi, apnea atau terhadap glukosa dan oksigen serta dapat
aktifitas kejang. mengakibatkan masalah asam basa bila
bayi mengalami metabolisme anaerobik
Kolaborasi : bila kadar oksigen yang cukup tidak
Pantau pemeriksaan
tersedia. Peningkjatan kadar bilirubin
laboratorium sesuai indikasi indirek dapat terjadi karena pelepasan asam
(GDA, glukosa serum, lemak dari meta bolisme lemak coklat
elektrolit dan kadar bilirubin) dengan asam lemak bersaing dengan
Berikan obat-obat sesuai
bilirubin pada pada bagian ikatan di
dengan indikasi :
albumin.
fenobarbital Membantu mencegah kejang berkenaan
dengan perubahan fungsi SSP yang
disebabkan hipertermi
Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi
pada hiportemia dan hipertermia
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks
lemah.
Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.
Kriteria hasil :
Bayi mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuat.
Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan dalam kurva
normal dengan penambahan berat badan tetap, sedikitnya 20-30 gram/hari.

Intervensi Rasional
Mandiri : Menentukan metode pemberian
Kaji maturitas refleks makan yang tepat untuk bayi
berkenaan dengan pemberian Pemberian makan pertama bayi stabil
makan (misalnya : mengisap, memiliki peristaltik dapat dimulai 6-
menelan, dan batuk) 12 jam setelah kelahiran. Bila distres
Auskultasi adanya bising usus, pernapasan ada cairan parenteral di
kaji status fisik dan statuys indikasikan dan cairan peroral harus
pernapasan ditunda
Kaji berat badan dengan Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari, kemudian pertumbuhan. Bayi SGA dengan
dokumentasikan pada grafik kelebihan cairan ekstrasel
pertumbuhan bayi kemungkinan kehilangan 15% BB
Pantau masuka dan dan
lahir. Bayi SGA mungkin telah
pengeluaran. Hitung konsumsi
mengalami penurunan berat badan
kalori dan elektrolit setiap hari
Kaji tingkat hidrasi, perhatikan dealam uterus atau mengalami

fontanel, turgor kulit, berat penurunan simpanan lemak/glikogen.


Memberikan informasi tentang
jenis urine, kondisi membran
masukan aktual dalam hubungannya
mukosa, fruktuasi berat badan.
Kaji tanda-tanda hipoglikemia; dengan perkiraan kebutuhan untuk

takipnea dan pernapasan tidak digunakan dalam penyesuaian diet.


Peningkatan kebutuhan metabolik
teratur, apnea, letargi, fruktuasi
dari bayi SGA dapat meningkatkan
suhu, dan diaphoresis.
kebutuhan cairan. Keadaan bayi
Pemberian makan buruk,
hiperglikemia dapat mengakibatkan
gugup, menangis, nada tinggi,
gemetar, mata terbalik, dan diuresi pada bayi. Pemberian cairan
aktifitas kejang. intravena mungkin diperlukan untuk
Kolaborasi : memenuhi peningkatan kebutuhan,
Pantau pemeriksaan
tetapi harus dengan hati-hati
laboratorium sesuai indikasi :
ditangani untuk menghindari
Glukas serum. Nitrogen urea
kelebihan cairan
darah, kreatin, osmolalitas Karena glukosa adalah sumber utama
serum/urine, elektrolit urine dari bahan bakar untuk otak,
Berikan suplemen elektrolit
kekurangan dapat menyebabkan
sesuai indikasi misalnya
kerusakan SSP
kalsium glukonat 10%
permanen.hipoglikemia secara
bermakna meningkatkan mobilitas
mortalitas serta efek berat yang lama
bergantung pada durasi masing-
masing episode.
Kolaborasi :
Hipoglikemia dapat terjadi pada awal
3 jam lahir bayi SGA saat cadangan
glikogen dengan cepat berkurang dan
glukoneogenesis tidak adekuat
karena penurunan simpanan protein
obat dan lemak.
Mendeteksi perubahan fungsi ginjal
berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrien dan kadar cairan
akibat malnutrisi.
Ketidakstabilan metabolik pada bayi
SGA/LGA dapat memerlukan
suplemen untuk mempertashankan
homeostasis.

4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak


efektif.
Tujuan : pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi.
Kriteri hasil :
Suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Leukosit 5.000-10.000

Intervensi Rasional
Mandiri : Untuk mengetahui lebih dini adanya
Kaji adanya tanda tanda tanda-tanda terjadinya infeksi
infeksi Tindakan yang dilakukan untuk
Lakukan isolasi bayi lain yang meminimalkan terjadinya infeksi yang
menderita infeksi sesuai lebih luas
kebijakan insitusi Untuk mencegah terjadinya infeksi
Sebelum dan setelah menangani Untuk mencegah terjadinya infeksi
bayi, lakukan pencucian tangan Untuk mencegah terjadinya infeksi yang
Yakinkan semua peralatan yang berlanjut pada bayi
kontak dengan bayi bersih dan
steril
Cegah personal yang
mengalami infeksi menular
untuk tidak kontak langsung
dengan bayi.

5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
Tujuan : cairan terpenuhi.
Kriteria hasil :
Bebas dari tanda-tanda dehidrasi
Menunjukan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.

Intervensi Rasional
Mandiri : Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
Bandingkan masukan dan sementara kebutuhan terapi cairan kira-
pengeluaran urine setiap shift kira 80-100 ml/kg/hari pada hari
dan keseimbangan kumulatif pertama, meningkat sampai 120-140
setiap periodik 24 jam ml/kg/hari pada hari ketiga postpartum.
Pantau berat jenis urine setiap
Pengambilan darah untuk tes
selesai berkemih atau setiap 2-4
jam dengan menginspirasi urine menyebabkan penurunan kadar Hb/Ht.
dari popok bayi bila bayi tidak Meskipun imaturitas ginjal dan

tahan dengan kantong ketidaknyamanan untuk

penampung urine. mengonsentrasikan urine biasanya


Evaluasi turgor kulit, membran mengakibatkan berat jenis yang rendah
mukosa, dan keadaan fontanel pada bayi preterm ( rentang
anterior. normal1,006-1,013). Kadar yang rendah
Pantau tekanan darah, nadi, dan menandakan volume cairan berlebihan
tekanan arterial rata-rata (TAR) dan kadar lebih besar dari 1,013
Kolaborasi :
Pantau pemeriksaan menandakan ketidakmampuan masukan

laboratorium sesuai dengan cairan dan dehidrasi.


Kehialangan atau perpindahan cairan
indikasi Ht
Berikan infus parenteral dalam yang minimal dapat dengan cepat

jumlah lebih besar dari 180 menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh

ml/kg, khususnya pada PDA, turgor kulit yang buruk, membran

displasia bronkopulmonal mukosa kering, dan fontanel cekung.


Kehilangan 25% volume darah
(BPD), atau entero coltis
mengakibatakan syok dengan TAR < 25
nekrotisan (NEC)
Berikan tranfusi darah. mmHg menandakan hipotensi.
Dehidrasi meningkatkan kadar Ht diatas
normal 45-53% kalium serum
Hipoglikemia dapat terjadi karena
kehilangan melalui selang nasogastrik
diare atau muntah.
Penggantian cairan darah menambah
volume darah, membantu
mengenbalikan vasokonstriksi akibat
dengan hipoksia, asidosis, dan pirau
kanan ke kiri melalui PDA dan telah
membantu dalam penurunan komplikasi
enterokolitis nekrotisan dan displasia
bronkopulmonal.
Mungkin perlu untuk mempertahankan
kadar Ht/Hb optimal dan menggantikan
kehilangan darah.
6. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan
kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan dengan orang
tua.

Intervensi Rasional
Berikan nutrisi yang maksimal Untuk menjamin penambahan berat
Berikan periode istrahat yang badan dan pertunbuhan otak yang tetap
teratur tanpa gangguan Untuk mengurangi panggunaan O2 dan
Kenali tanda stimulus yang kalori yang tidak perlu
berlebihan (terkejut, menguap, Untuk membiarkan istirahat bayi denagn
aversi aktif, menangis) tenang
Tingkatkan interaksi orang tua-bayi Sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal

7. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai


dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan
berharap agar bayinya cepat sembuh.
Tujuan: keluarga mendapat informasi tentang kemajuan kondisi bayinya.
Kriteria hasil:
Orang tua atau keluarga mengekspresikan perasaan dan keprihatinan mengenai
bayi dan prognosis serta memperlihatkan pemahaman dan keterlibatan dalam
asuhan.
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pemahaman klien Belajar tergantung pada emosi dan
berikan instruksi /informasi pada kesiapan fisik dan diingatkan pada
klien maupun keluarga tentang tahapan individu
penyakitnya, baik tertulis atau Menurunkan ansietas dan dapat

lisan. menimbulkan perbaikan partisipasi pada


Jelaskan proses penyakit rencana pengobatan.
individu. Dorong orang terdekat Meningkatkan kerjasama dalam program

menanyakan pertanyaan pengobatan dan mencegah penghentian


Jelaskan tentang dosis obat, obatsesuai perbaikan kondisi pasien.
frekwensi, tujuan pengobatan dan Mencegah/menurunkan ketidaknyaman
alasan tentang pemberian obat sehubungan dengan terapi dan
kepeda keluarga meningkatkan kerjasama.
Kaji potensial efek samping obat

Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lain.

Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.

Anda mungkin juga menyukai