status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis artinya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial
maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat
menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu (Hidayat, 2007).
b. Citra Tubuh
Merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang membentuk persepsi seseorang
tentang tubuhnya baik secara internal maupus eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter &
Perry, 2005).
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak
sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang
ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004).
(b) Usia.
Pada tahan perkembangan remaja, citra tubuh (body image) menjadi penting (Papalia
& Olds, 2003). Hal ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol berat
badan. umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri dari pada remaja putra. Remaja putri
mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang
penampilan dan hal ini dapat menyebabkan remaja putri mengalami gangguan makan (eating
disorder). Ketidakpuasan remaja putri pada tubuhnya meningkat pada awal hingga
pertengahan usia remaja sedangkan pada remaja putra yang semakin berotot juga semakin
tidak puas dengan tubuhnya (Papalia & Olds, 2003).
(c) Media Massa .
Tiggemann (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media yang muncul
dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang
dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Tiggemann (dalam Cash &purzinsky, 2002)
juga menyatakan bahwa media massa menjadi pengaruh yang paling kuat dalam budaya
sosial. Anak-anak dan remaja lebih bahyak menghabiskan waktunya dengan menonton
televisi. Konsumsi media yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi tayangan media
sering menggambarkan bahwa standart kecantikan perempuan adalah Tubuh yang kurus
dalam hal ini berarti dengan level kekurusan yang dimiliki, kebanyakan perempuan percaya
bahwa mereka adalah orang-orang yang sehat. Media juga menggambarkan gambaran ideal
bagi laki-laki adalah dengan memiliki tubuh yang berotot.
(d) Keluarga.
Menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang paling penting dalam
proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh anak anaknya melalui modeling,
feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Strack (dalam Cash & Pruzinsky, 2002)
menyatakan bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana orangtua menerima keadaan
bayinya baik terhadap jenis kelamin bayinya dan bagaimana wajah bayinya kelak. Ketika
bayi lahir, orangtua menyambut bayi tersebut dengan pengharapan akan adanya bayi ideal
dan membandingkannya dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi
adalah disayangi lingkungan yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik
bayi oleh orangtua sama seperti harapan oanggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh. Ikeda
and Narworski (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa komentar yang dibuat
orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam gambaran tubuh
anak- anak. Orang tua yang secara konstan melakukan diet dan berbicara tentang berat
mereka dari sisi negatif akan memberikan pesan kepada anak bahwa menghawatirkan berat
badan adalah sesuatu yang normal.
(e) Hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan
orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi
bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat orang
merasa cemas dengan penampilannya dangugup ketika orang lain melakukan evaluasi
terhadap dirinya. Rosen dan koleganya (dalam Cash & Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa
feedback terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan
interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai tubuh.
Menurut Dunn & Gokee (dalam Cash Purzinsky, 2002) menerima feedback mengenai
penampilan fisik berarti seseorang mengembangkan persepsi tentang bagaimana orang lain
memandang dirinya. Keadaan tersebut dapat membuat mereka melakukan perbandingan
sosial yang merupakan salah satu proses pembentukan dalam penilaian diri mengenai daya
tarik fisik. Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi orang lain.
Dalam konteks perkembangan, gambaran tubuh berasal dari hubungan interpersoanal.
Perkembangan emosional dan pikiran individu juga berkontribusi pada bagaimana seseorang
melihat diriya. Maka, bagaimana seseorang berpikir dan merasa mengenai tubuhnya dapat
mempengaruhi hubungan dan karakteristik psikologis (chase, 2001).
Etiologi lainnya
Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat
menimbulkan gangguan citra tubuh :
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
a. Enterostomi
b. Mastaktomi
c. Histerektomi
d. Pembedahan kardiovaskuler
e. Pembedahan leher radikal
f. Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumatik
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makan
6. Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletal
a. atritis
8. Gangguan integumen
a. Psoriasis
b. Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan
9. Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson
10. Gangguan afektif
a. Depresi
b. Skizofrenia
11. Gangguan endokrin
a. Akromegali
b. Sindroma chusing
12. Penyalahgunaan bahan kimia
13. Prosedur diagnostik
14. Kehilangan atau pengurangan fungsi
a. Impotensi
b. Pergerakan/kendali
c. Sensori/persepsi
d. Memori
15. Nyeri
16. Perubahan psikososial atau kehilangan
a. Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atau sosial
b. Dukungan orang terdekat
c. Perceraian
d. Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga, keuangan)
e. Translokasi/relokasi
17. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
Respon pasien terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan meliputi perubahan dalam
kebebasan. Pola ketergantungan dalam komunikasi dan sosialisasi.
Respon terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa:
1. Respon penyesuaian: menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian,
pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan)
2. Respon mal-adaptip: lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan dengan kelainan
bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri. Perilaku yang bersifat merusak,
berbicara tentang perasaan tidak berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
1. Respon penyesuaian: memelihara pola sosial umum, kebutuhan komunikasi dan menerima
tawaran bantuan, dan bertindak sebagai pendukung bagi yang lain.
Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu,
perasan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya. Individu merasa bahwa
hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda
kegagalan pribadi. Individu merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan badannya.
Individu merasakan canggung dan gelisah terhadap badannya (Dewi, 2009).
Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu,
individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Individu menghargai
badan/tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya
berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan
bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu untuk
mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori. Individu merasakan yakin dan nyaman
dengan kondisi badannya (Dewi, 2009).
2. Subjektif :
a. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
e. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
f. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
3. Konsep diri :
Ideal diri ; tidak realistis, ambisius
4. Sosial budaya :
a. Nilai budaya yang ada di masyarakat.
b. Nilai budaya yang dianut individu
b) Diagnosa Keperawatan
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa potensial, dan
akan dilanjutkan oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk memonitor kemungkinan diagnosa
aktual.
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang
berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan (Keliat, 1998).
Adapun Diagnosa yang mungkin Muncul diantaranya:
c) Intervensi
Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah meningkatkan
keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh, menerima perasaan dan pikirannya,
menetapkan masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber
pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri (Keliat,
1998).