KETIDAKBERDAYAAN
PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI RUANG ANTASENA RUMAH SAKIT MARZOEKI
MAHDI BOGOR
Ners
ASEP HIDAYAT
1106129594
Ners
ASEP HIDAYAT
1106129594
Tanda Tangan :
Tanggal : 14 Juli 2014
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 14 Juli 2014
Asep Hidayat
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini.
Penulisan karya imiah akhir ners ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
2. Dr Erie Dharma Irawan, SpKJ, selaku Pimpinan RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor yang telah menyediakan tempat untuk pembuatan karya ilmiah akhir
ners ini
3. Ibu Iceu Yulia Wardhani , Skp. M.Kep.,Sp.Kep.J , selaku ketua koordinator
Program Profesi Keperawatan Peminatan Jiwa
4. Ibu Dr.Novy Helena C.D.,S.Kp., M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
5. Ibu Linggar Kumoro SKp, selaku Kepala Ruangan Antasena RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor
6. Teman sejawat di Ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan karya ilmiah ini.
7. Ibunda tercinta dan almarhum Ayahanda yang telah melimpahkan kasih
sayang serta memberikan doa yang tak ada putusnya kepada penulis
8. Istriku tercinta Sarohni dan kedua Jagoan hatiku Fahri Rafadian dan Fawaz
Maulana yang telah memberikan cinta, doa, dan semangat dalam setiap
langkah perjalanan hidupku.
9. Teman-teman khususnya yang tergabung dalam peminatan jiwa yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulisan karya ilmiah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : Juli 2014
Yang menyatakan
(Asep Hidayat)
Masalah kesehatan perkotaan dapat di pengaruhi oleh gaya hidup, pola makan,
serta adanya tuntutan hidup. Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular
namun bisa mematikan bila individu tidak bisa mengatur tatanan dalam hidup,
individu yang terindikasi penyakit Diabetes melitus menjadi sangat rentang
terhadap komplikasi penyakit tersebut, masalah yang dapat ditimbulkan
mengharuskan individu mampu mengatur prilaku dan pola kognitif menjadi lebih
baik, masalah psikososial ketidakberdayaan merupakan masalah kesehatan yang
dapat ditimbulkan diabetes melitus tipe 2, individu yang menderita penyakit
kronis ini memerlukan perawatan psikososial. Dengan komunikasi untuk
meningkatkan harapan hidup serta berpikir positif. Karya ilmiah ini menganalisa
asuhan keperawatan psikososial ketidakberdayaan pada Tn H dengan diagnosa
medis diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci:
Urban health problems can be influenced by lifestyle, diet, as well as the demands
of life. Diabetes Mellitus is a disease is not contagious but can be deadly if an
individual can not set the order in life, individuals who indicated Diabetes
mellitus become very vulnerable to the complications of the disease, a problem
that can arise requiring the individual to regulate behavior and cognitive patterns
for the better, psychosocial problems powerlessness is a health problem that can
arise with type 2 diabetes mellitus, individuals who suffer from this chronic
disease requires psychosocial treatment. With communications to improve life
expectancy and positive thinking. This paper analyzes the psychosocial nursing
care powerlessness on Mr. H with a medical diagnosis of type 2 diabetes mellitus.
DAFTAR REFERENSI
Penderita diabetes mellitus di daerah bogor saat ini telah mencapai 2.1 %
menurut data yang ditampilkan Rikesdas, (2013). Prilaku yang kurang sehat
ditimbulkan oleh gaya hidup yang tidak baik bagi masyarakat Bogor, peningkatan
Perawatan bagi penderita diabetes melitus menurut Depkes RI, (2011) mencapai
2.6 %, sedangkan rawat inap 2.81 %. Rumah sakit Marzoeki Mahdi yang
melakukan perawatan bagi penderita diabetes melitus khususnya di ruang
antasena pada Januari 2014 sebanyak 17.6 % penderita menjalani perawatan
karena penyakit riwayat penyakit diabetes melitus. Menurut Aujoulat.,
Deccache.Luminet, (2007) beberapa klien yang menderita penyakit kronis
mengalami ketidakberdayaan terhadap harapan kesembuhan dan penanganan akan
penyakit yang diderita sehingga menimbulkan keputusan yang tidak bisa
dilakukan oleh penderita penyakit kronis.
Kondisi kesehatan yang dialami dapat membuat penderita menjadi tidak fokus dan
kurang mampu berpikir positif secara realistis. Masalah psikososial yang timbul
dari respon individu terhadap penyakit yaitu ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan
adalah pengalaman tentang kurangnya kontrol seseorang terhadap situasi
termasuk persepsi bahwa sesuatu tidak akan bermakna mampu mempengaruhi
terhadap hasil yang ingin dicapai (NANDA, 2012). Seseorang yang mengalami
ketidakberdayaan kehilangan kontrol terhadap kejadian dalam hidupnya dan
merasa segala sesuatu tidak bermakna bagi dirinya.
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah fisik dan psikososial yang dapat terjadi pada
klien dengan Diabetes Melitus.
b. Menganalisis tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita Diabetes Melitus.
c. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
Tn. H dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait.
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu, aplikatif, dan metodologi.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori dan penelitian terkait Diabetes Melitus.
Yang berhubungan dengan masalah psikososial akibat dari penyakit fisik
diantaranya ansietas dan ketidakberdayaan.
2.1.1 Defenisi
a. Faktor Genetik
b. Faktor imunologi
c. Faktor Lingkungan
2.1.3.1 Pengkajian
2.2 Ketidakberdayaan
2.2.1 Pengertian
2.3 Ansietas
2.3.1 Defenisi
Stuart dan Sundeen (1998) dalam Stuart dan Laraia (2005) membagi
ansietas menjadi 4 tingkat yaitu:
a. Ansietas ringan
b. Ansietas sedang
c. Ansietas berat
Menurut Stuart dan Laraia, (2005) individu dapat menilai serta mengatasi
ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. sumber
koping yang bisa digunakan sebagai pendukung dalam segi ekonomi,
kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial, serta keyakinan
budaya yang dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman
yang menimbulkan stres dan belajar mengadopsi strategi koping yang
berhasil/efektif.
Tujuan intervensi keperawatan pada klien ansietas sedang dalam Stuart dan
Laraia, ( 2005) Klien dapat mengidentifikasi dan menggambarkan
kecemasan yang dirasakan, klien dapat mengidentifikasi kejadian
sebelumnya yang menyebabkan ansietas, klien dapat menggambarkan
respon koping adaptif dan maladaptif dan klien dapat
mengimplementasikan atau mempraktekkan dua respon adaptif untuk
mengatasi ansietas. Intervensi keperawatan pada klien dengan ansietas
antara lain:
Dalam bab ini menyajikan hasil pengkajian fisik dan psikososial serta masalah
keperawatan. Penyajian dalam bentuk deskriptif dan menggambarkan bagaimana
pengkajian, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi
keperawatan yang diberikan terhadap klien.
3.1 Pengkajian
Menurut klien orang yang berarti dalam kehidupannya adalah istri dan anak-
anaknya. Klien berpenampilan rapi, memakai baju sesuai ukurannya. Saat
berbicara klien tampak tenang, terkadang tampak termenung dan sedih saat
menceritakan masa lalunya yang menurut klien sangat menyedihkan dan
sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap penyakitnya,
klien tak mengerti mengapa menderita penyakit diabetes melitus kenapa bukan
orang lain saja, klien merasa selama ini tak pernah mengontrol pola
- Ketidakberdayaan
Mahasiswa juga melibatkan keluarga khususnya istri dan anak pertama klien
dengan menjelaskan kondisi klien, kondisi penyakit, dan bagaimana
mengontrol ketidakberdayaan klien dengan memberikan dukungan penuh
untuk klien dalam menjalani perawatan setelah selesai dirawat
Bab ini akan membahas ruang praktek, berdasarkan analisa hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan teori, jurnal, serta
penelitian sebelumnya yang terkait dengan karya ilmiah ini. Hal yang akan
dipaparkan meliputi hasil asuhan keperawatan, intervensi keperawatan utama
serta serta alternatif pemecahan masalah keperawatan yang dilakukan pada klien
Tn H di ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Ruang yang digunakan oleh mahasiswa profesi FIK UI sebagai lahan praktik
mata ajar Karya Ilmiah Akhir Ners Peminatan Jiwa adalah ruangan Antasena
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Ruangan ini merupakan ruang rawat
inap pasien fisik dengan kekhususan pada pasien denga penyakit dalam dan
bedah, dengan perawatan kelas 2 dan 3. Ruang Antasena dipimpin oleh satu
orang Kepala Ruangan (Karu) dan dibantu dengan adanya dua orang Ketua
Tim (Katim) serta terdapat 24 perawat pelaksana, Ruangan Antasena
berusaha untuk mencapai misi rumah sakit untuk memberikan pelayanan
keperawatan secara komprehensif.
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor terletak di pusat kota Bogor. Bogor
sebagai kota yang berkembang memiliki masyarakat yang mempunyai tingkat
mobilitas yang lumayan tinggi seperti perkotaan, masyarakat kota Bogor
mempunyai pekerjaan secara heterogen dan menguasai dalam beberapa
bidang yang ada didaerah perkotaan besar khususnya daerah ibukota Jakarta.
Masala yang dihadapi dalam perkotaan kaena mobilitas yang tinggi beresiko
terhadap gaya hidup kuran sehat bagi masyarakat kota bogor. Beberapa
masalah tersebut merupakan batasan dalam keperawatan psikososial dan
memerlukan penanganan keperawatan perkotaan yang terarah, khususnya
didaerah kota Bogor. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan psikososial bagi pasien yang sedang dirawat khususnya
di ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat tersebut terjadi pada komunitas yang
tidak sadar karena tuntutan dan kondisi kehidupan dari individu itu sendiri,
sebanyak 90 % penyebab diabetes adalah perubahan gaya hidup yang
cenderung kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, dan tidak seimbang serta
konsumsi tembakau (DepKes, 2008). Respon yang ditimbulkan akibat
penyakit diabetes mellitus dalam masalah psikososial bisa berdampak pada
penerimaan diri yang negatif sehingga terjadi penolakan terhadap status
penyakitnya yang akan berakibat pada ketidakmampuan individu dalam
menata harapan hidupnya dengan dukungan terhadap kesehatannya sendiri
serta berpikir secara positif tentang kondisi penyakitnya, Darmono (2005)
Pemberian motivasi yang positif sangat diperlukan oleh klien yang mengalami
persepsi yang salah terhadap penyakit yang dideritanya penguatan positif juga
harus diberikan pada kelurga klien agar mampu memberikan semangat dalam
membangun kembali harapan berdasarkan komitmen untuk menjadi lebih baik.
Dorong klien menggunakan bicara diri positif saya bisa mengatasi masalah ini .
Setelah klien dapat mengendalikan semua gejala, eksplorasi konflik dan stessor
yang menyebabkan timbulnya gejala bersama klien. Ajarkan teknik relaksasi
kepada klien untuk mengurangi ketegangan dalam perasaan klien. Oleh karena itu
juga diperlukan kerjasama dengan perawat spesialis jiwa dalam menentukan
tindakan keperawatan psikososial khususnya dalam merawat klien yang
mengalami ketidakberdayaan.
Karya ilmiah ini sesuai dengan tujuan telah dapat menggambarkan asuhan
keperawatan klien dengan ketidakberdayaan pada Tn.H di ruang Anatasena
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Berdasarkan uraian penjelasan dari bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut.
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil karya ilmiah maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
7.2 Saran
Terkait dengan kesimpulan hasil karya ilmiah, terdapat beberapa saran yang
mungkin dapat dijadikan acuan dalam pengembangan hasil karya ilmiah ini.
MASALAH PSIKOSOSIAL
INFORMASI UMUM
Inisial klien : Tn H P
Usia : 44 (tahun)
Suku : Sunda
KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri ulu hati dan dada terasa sesak, mual ( + ), muntah ( - ),
pusing ( + ), riwayat penyaki DM Tipe 2
Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang
ditampilkan)
Panik
PERILAKU PERILAKU
Tenang Menarik diri
Ramah Bingung
Pasif Disorientasi
Waspada Ketakutan
Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi
Kooperatif Halusinasi/ delusi
KELUARGA
Genogram
Tipe keluarga
() nuclear family diad family
Pengambilan keputusan
() kepala keluarga istri
orang tua bersama-sama
RIWAYAT SOSIAL
Pola sosial
Teman/ orang terdekat
Klien dekat dengan tetangga sekitar walaupun klien sudah mulai
mengurangi intensitasnya karena tak mau berkumpul terlalu lama
Tingkah Laku
Tingkah Laku Jelaskan
Resah Klien mengatakan tak tahu dengan masa
depan anaknya karena takut penyakitnya
dapat menghancurkan masa depan anak-
anaknya
Agitasi
Letargi
Sikap Klien tak mau menentukan tujuan dan
pilihan tempat terapi injeksi yang di
diskusikan
Ekspresi wajah Klien tampak sering termenung
Lain-lain
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan
Pola komunikasi
POLA KOMUNIKASI POLA KOMUNIKASI
Jelas Aphasia
Koheren Perseverasi
Bicara kotor Rumination
Inkoheren Tangensial
Neologisme Banyak bicara/ dominan
Asosiasi longgar Bicara lambat
Proses Pikir
PERILAKU
Jelas
Logis
Mudah diikuti
Relevan
Bingung
Bloking
Delusi
Arus cepat
Asosiasi lambat
Curiga
Memori jangka pendek Hilang Utuh
Persepsi
PERILAKU JELASKAN
Halusinasi Tidak ada kelainan
Ilusi Tidak ada kelainan
Depersonalisasi Tidak ada kelainan
Derealisasi Tidak ada kelainan
Halusinasi Jelaskan
Pendengaran Tidak ada kelainan
Penglihatan Tidak ada kelainan
Perabaan Tidak ada kelainan
Pengecapan Tidak ada kelainan
Penghidu Tidak ada kelainan
Lain-lain: Tidak ada kelainan
MasalahKeperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Kognitif
1. Orientasi realita
2. Memori
Gangguan jelaskan
gangguan daya ingat Tidak ada kelainan
jangka panjang
gangguan daya ingat Tidak ada kelainan
jangka pendek
gangguan daya ingat saat Tidak ada kelainan
ini
MasalahKeperawatan : Ketidakberdayaan
Ya Tidak ()
Jelaskan:
DO:
- Klien tampak sedih dan murung
saat menceritakan masalahnya
- klien tampak sering termenung
2 DS:
- khawatir dengan tindakan Ansietas Ringan Sedang
penusukan pada daerah dada
- klien merasa mual jika
membayangkan obat-obat yang
harus dikonsumsi setiap harinya
- Klien khawatir dan takut
penyakitnya bertambah parah
- klein menyebutkan merasa tak ada
keinginan untuk beraktivitas
dilingkungan rumah klien
DO:
- Klien tampak murung
- Klien terlihat gelisah
- Klien sulit berkonsentrasi dengan
pembicaraan tentang prosedur
tindakan
3 DS : Nyeri Akut
- Klien mengatakan sakit bila
digerakan pada daerah penusukan
- Klien mengatakan dalam skala 4
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak mempertahankan
posisi badannya, secara tegak
DIAGNOSA
NO TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Ketidakberdayaan Tujuan : klien mampu Sp 1 Pasien
mengontrol - Kaji ketidakberdayaan klien - Untuk menentukan intervensi
ketidakberdayannya - Bantu klien menguraikan selanjutnya
Kriteria hasil : perasannya - Agar klien dapat mengungkapkan
- Klien mampu berpartisipasi penyeba ketidakberdayaannya
dalam pengambilan - Latih klien untuk berpikir - Berpikir positif membawa perubahan
keputusan. positif baik dalam fisik dan mental individu
- Klien mampu termotivasi - Latih klien untuk - Untuk menegaskan bahwa klien
untuk aktif mencapai tujuan mengembangkan harapan mampu lebih baik
yang realistis positif (afirmasi positif)
Sp 2 Pasien - Untuk mengetahui perkembangan
- Evaluasi kondisi respon ketidakberdayaannya
ketidakberdayaan - Agar dapat mengendalikan situasi
- Latih klien untuk mengontrol tertentu
ketidakberdayaan
Sp 1 keluarga - Agar keluarga mengetahui kondisi
- Jelaskan kondisi klien dan klien dan mampu berperan dalam
cara merawat perawatan
Sp 2 Keluarga - Untuk melihat sejauh mana peran
- Evaluasi peran keluarga keluarga dalam merawat klien
merawat klien
2. Ansietas Ringan Sedang Umum : ansietas berkurang
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan Tanggal 03 juni -2014 S : klien mengatakan saat ini merasa bingung, merasa
Jam 15.00 Sp 1,2 klien tidak bisa melakukan apa-apa, tidak mengerti harus
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasaannya berbuat apa, pekerjaannya juga jadi terbengkalai
- Mendiskusikan dengan klien tentang masalah yang dihadapinya karena sering merasa tak mampu.
- Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat O : klien masih tampak sedih, bicara dan gerakan lamban
mempengaruhi ketidakberdayaannya A : ketidakberdayaan belum teratasi
- Membantu klien mengidentifikasi hal yang negatif dan bantu P : latih klien mengontrol ketidakberdayaan
menurunkan dengan cara meningkatkan pemikiran yang positif
Ansietas Ringan Sedang Jam 16 : 45 S : Klien mengatakan khawatir akan tindakan
- Mengkaji kebutuhan rasa aman klien penusukan pada dirinya
- Menyediakan ekpress feeling perasaaan klien - Klien takut bila sakitnya bertambah parah
- Melatih teknik relaksasi napas dalam dan distraksi - Klien bersedia ketika ditawarkan teknik relaksasi.
- Masukan dalam jadwal harian O : klien tampak termenung
klien terlihat bersedih ketika bercerita tentang
rencana tindakan punksi
- Klien tampak mau mempraktekan teknik napas
dalam dan distraksi
A : Ansietas Ringan Sedang belum Teratasi
Resiko nutrisi kurang dari Jam : 17 : 30 WIB S: klien mengatakan makan mulai berselera setiap makan
kebutuhan tubuh - Mengobservasi texture, turgor kulit. nasi tim.
- Mengobservasi intake out put - klien mengatakan kadang masih terasa mual
- Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. O : Turgor kulit cukup.
- Menganjurkan klien makan-minum adekuat sesuai diet. Porsi makan malam habis porsi
- Mengidentifikasi perubahan pola makan. Klien tampak makan dengan piring dan sendok dari
- Bekerjasama dengan keluarga dalam penyediaan alat kesehatan rumah
- Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian diet A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
rendah serat tubuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan tim kesehatan lain untuk
pemberian diet rendah serat
Ansietas Ringan Sedang Tanggal 05 juni - 2014 S : klien mengatakan mulai mengerti kenapa harus
Jam 15.10 WIB Sp 3 klien dilakukan tindakan punksi
- Mendiskusikan persepsi dan perasaannya klien - klien mau melakukan latihan napas dalam sehari tiga
- Mendiskusikan latihan teknik relaksasi napas dalam dan kali
distraksi - klien akan melakukan hypnosis lima jari bila lagi
- Mendiskusikan latihan hypnosis lima jari sedang cemas
- Menanyakan latihan teknik relaksasi napas dalam dan hypnosis O : klien tampak sedih, sering termenung
lima jari dalam kekeseharian klien sesuai jadwal yang telah - klien tanpak konsentrasi dalam hypnosis lima jati
disepakati - klien tanpak konsentrasi dalam latihan relaksasi
napas dalam
A : Ansietas Ringan Sedang belum teratasi
P :.
P: Bantu klien latihan teknik relaksasi napas dalam dan
Resiko nutrisi kurang dari Jam : 17 : 40 Wib S : klien mengatakan makannya habis dan berselera
kebutuhan tubuh - Mengobservasi texture, turgor kulit. dengan diet nasi Tim
- Mengobservasi intake out put - klien mengatakan sekarang sudah ada rasa nasi.
- Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. O : Turgor kulit cukup,.
- Menganjurkan klien makan-minum adekuat sesuai diet. Porsi makan malam habis porsi.
- Mengidentifikasi perubahan pola makan. Klien tampak senang dengan menu hari ini.
- Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian diet A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
rendah serat dan mengganti bubur dengan nasi tim tubuh teratasi
P : Pertahankan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
Nyeri Tanggal 06 juni 2014 S : klien mengatkan nyeri berkurang sesaat setelah
jam 16:10 WIB melakukan teknik relaksasi nafas dalam
- memonitor keadaan umum dan tanda tanda vital O : klien tampak lebih tenang,
- mengkaji skala nyeri 5 (skala 1 10 ) - klien mempraktekkan teknik nafas dalam dan guide
- memberikan posisi yang nyaman bagi klien imagery
- melatih klien teknik nafas dalam untuk mengurngi nyeri dan A : nyeri belum teatasi
guide imagery P : P: latih teknik relaksasi dan distraksi
- kolaborasi untuk pemberian terapi analgesik K; Latihan teknik nafas dalam