Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

(NORMA KESUSILAAN; NORMA


Berpakaian DAN NORMA
berkomunikasi)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9:

DWI PRATIWI
HESTY MUFIDAH NASUTION
PUTRI RIZKI ALIYAH
UCOK BONA VENTURA PARHUSIP
D-III V-B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN GIZI
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan. Terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesain tugas ini, dan terima
ksaih kepada sumber-sumber yang membantu penyelesain tugas ini.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengawasan Mutu Pangan di tahun ajaran 2016/2017. Dengan membuat
tugas ini diharapkan untuk memahami dan mengetahui tentang Higiene Perorangan
dalam Pengolahan Pangan dan Kontaminasi Pangan.

Kami sadar sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikz dan saran yang membangun perbaikan makalah ini.
NORMA KESUSILAAN
A. Pengertian Norma Kesusilaan

Pengertian norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari


hati nurani yang menghasilkan perilaku atau akhlak, sehingga seseorang dapat
membedakan sesuatu yang dianggap baik dan sesuatu yang dianggap buruk.
Norma kesusilaan termasuk dalam norma yang tidak tertulis, tetapi dilakukan
karena berdasarkan hati nurani. Norma kesusilaan ini merupakan norma yang
paling tua karena lahir bersamaan dengan kelahiran manusia atau keberadaan
manusia, sejak manusia pertama (Adam). Norma ini terdapat dalam jiwa setiap
manusia tanpa mengenal batas wilayah, bangsa, dan masyarakat. Barangsiapa
yang melanggar norma ini berarti dianggap sebagai orang yang asusila atau
tidak bermoral. Oleh sebab itu, norma kesusilaan disebut juga norma moral
karena bersumber dari kesusilaan, yang juga moral manusia.

B. Contoh Norma Kesusilaan

Contoh norma kesusilaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari,


antara lain sebagai berikut:

1. Bertindak dan Berprilaku Jujur


Bertindak dan berprilaku jujur merupakan salah satu contoh norma
kesusilaan. Contoh bertindak dan berprilaku jujur misalnya; ketika
seseorang menemukan barang atau benda milik orang lain, jika ia
berprilaku jujur tentu akan mengembalikan benda yang ditemukan
kepada pemilikny.
2. Meminta Maaf Bila Melakukan Kesalahan
Meminta maaf bila melakukan kesalahan adalah salah satu bentuk
norma kesusilaan. Bersegera meminta maaf bila melakukan
kesalahan dan tidak bersikap seperti pecundang yang lari dari
kesalahan atau balik menyalahkan pihak lain. Bersikap jantan dan
kesatria untuk meminta maaf akan membuat seseorang menjadi
pribadi dewasa yang bertanggung jawab dan bisa dipercaya.
3. Berpakaian sesuai dengan situasi
Norma kesusilaan mencakup juga cara berpakaian. Berpakaian
hendaknya disesuaikan dengan bentuk tubuh, warna kulit, warna baju,
situasi, waktu, dan tempat ataupun acara yang dihadiri. Pakaian yang
dipakai membentuk keserasian dengan penampilan. Berpakaian
secara sembarangan akan menjadi pusat perhatian atau keanehan
dalam pergaulan.
4. Berbicara hal-hal yang baik
Berbicara merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Berbicara baik akan memberikan dampak yang baik,
Sebaliknya, bicara hal-hal negatif akan memberikan dampak negatif.
Jika seseorang berbicara baik tentang orang lain, maka perkataan
yang baik itu akan kembali kepada dirinya. Jika memang tidak ada hal-
hal yang baik untuk dibicarakan, jangan berbicara. Itu akan
menyelamatkan banyak 'jiwa'.
5. Menghormati orang yang lebih tua dan menghargai yang muda
Norma kesusilaan hendaknya dihadirkan dalam tata cara pergaulan.
Dalam pergaulan sopan santun yang muda harus menghormati yang
lebih tua umur pada waktu bertemu, yang muda terlebih dahulu hormat
kepada yang tua. Begitupun sebaliknya, meskipun umur kita lebih tua
dari teman sepergaulan, tetapi kita harus menghargainya. Jika ini
dilakukan, maka akan tercipta keharmonisan.
6. Tidak boleh mengambil hak orang lain
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain. Dalam
hidup bersama, tentu seorang manusia tidak dapat bertindak
sesukanya. Mengambil hak orang lain merupakan perbuatan yang
sangat merugikan bagi orang yang diambil haknya.

C. Sanksi Norma Kesusilaan

Setiap orang dianggap mempunyai bisikan hati yang mengarah kepada


kebenaran yang merupakan dasar norma kesusilaan. Oleh karena itu, sanksi
terhadap norma kesusilaan pun bersifat individual. Bentuk pelanggaran
kesusilaan merupakan pengingkaran terhadap hati nurani. Sanksi atas
pelanggaran norma ini muncul dalam bentuk pengucilan secara fisik (dipenjara,
diusir) atau batin (penyesalan, rasa malu, dan kegelisahan).

Dari uraian diatas, norma berkomunikasi dan berpakaian merupakan


penjabaran dari norma kesusilaan. Berikut akan dijelaskan norma dalam
berkomunikasi dan berpakaian.

NORMA BERPAKAIAN
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang.(NilaIsmani,2001). Mencari gaya pribadi bukan hal yang mudah
untuk setiap orang. Namun begitu jika Anda menemukanya, anda bari akan
menyadari bahwa lewat pakaian, anda bisa mengekspresikan diri dan menunjukan
diri anda. Tanpa sadar banyak hal diluar sana yang bias memepengaruhi cara kita
berpakaian dan bergaya.Percaya Atau tidak ,gaya personal seseorang bias
mengubah perspektif seseorang. Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan
tempat tinggal (papan) dan makanan (pangan). Pakaian dapat memberikan
keindahan, proteksi dari penyakit, kenyamanan, dan lain sebagainya. Tanpa pakaian
dapat mengakibatkan seseorang dikatakan gila. Oleh karena itu, dalam berpakaian
seharusnya kita memerhatikan etika dalam berpakaian.

A. Tata Cara Berbusana yang Baik


1. Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak menutup aurat
dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada
kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang
tertutup dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan
perempuan. Seharusnya pemerintah memberikan teguran dan
hukuman bagi orang-orang yang mengumbar tubuhnya.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan
pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu
di luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan
memakai pakaian tipis.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih,
disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan.
Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri
maupun kepada oang lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu akivitas
maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun wanita
dengan ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di
tempat seperti di bus umum.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di
dalam maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang
bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di
tempat tersebut. Di mana bumi di pajak, di situ langit di junjung.
B. Cara Berpakaian Sesuai dengan Kondisi

Busana yang pantas di pakai dan sesuai dengan kesempatan, akan


memudahkan seseorang dalam pergaulan seharihari. Hal ini akan membuatnya
tidak canggung dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat
menimbulkan rasa percaya diri.

Pada umumnya setiap orang memerlukan busana untuk berbagai macam


kesempatan antara lain :

1. Busana Rumah.
Busana yang pantas di pakai di rumah. Busana rumah mempunyai
kesan sportif, bahan sederhana, bentuk dan desain tidak terlalu rumit,
dan warna tidak menyolok.
2. Busana kerja
Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan dalam dunia kerja
semakin beragam. Situasi kerja yang penuh persaingan, membutuhkan
kegesitan dalam bergerak agar dapat meraih setiap peluang yang ada.
Mereka yang ingin sukses, tentu harus memperhatikan busana yang
akan dikenakannya. Wanita aktif membutuhkan busana yang nyaman
dipakai dan menjamin keleluasaan, agar dapat bebas bergerak dalam
segala kesibukan sejak pagi sampai malam hari. Dengan tuntutan
kenyamanan dan keleluasaan beraktifitas, maka setelan atasan
dengan celana panjang bisa menjadi pilihan.
3. Busana olah raga
Bentuk busana olah raga disesuaikan dengan jenis dan bentuk
olahraganya. Olah raga senam memakai pakaian senam, olah raga
renang memakai baju renang atau bikini, olah raga tennis dapat
memakai short atau kulot dengan perlengkapannya, yakni topi dan
sepatu. Denagn kata lain, setiap olah raga memakai seragam pakaian
tersendiri (khusus).
4. Busana rekreasi
Busana rekreasi adalah busana yang dikenakan pada kesempatan
santai/ bertamasya. Misalnya, rekreasi ke pantai, ke gunung, ke taman
taman hiburan, ke lokasi bersejarah dan tempat tempat yang
banyak di kunjungi orang. Dalam desain busana rekreasi, pilihlah
bahan yang enak untuk di pakai bergerak, warna bahan dan desainnya
dapat dibuat secara bervariasi disesuaikan dengan waktu dan
kesempatan. Contohnya, bahan, warna, corak, desain, dan pelengkap
busana untuk rekreasi ke gunung berbeda dengan rekreasi ke pantai.
5. Busana pesta
Busana pesta adalah busana yang di kenakan pada kesempatan
pesta. Sebelum menentukan pilihan desain busana pesta, sebaiknya
pelajari dahulu hal hal yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang berkaitan dengan pesta tersebut, seperti sebagai berikut :
Siapa yang mengundang pesta ?
Kapan dilaksanakan, siang atau malam ?
Di mana pelaksanaan resepsinya seperti apa ?
Di dalam rancangan desainya, sebaiknya disesuaikan dengan suasana
lingkungan kedaan resepsi, agar mendapatkan kesan yang baik, dan
jangan mengenakan busana yang terlalu berlebihan.

6. Busana berkabung
Dalam menghadiri penghormatan terakhir untuk seseorang atau
kematian, sebaiknya pilihlah warna yang tidak mencolok / warna gelap
seperti abu abu, putih, biru dan hijau tua atau motif yang tidak terlalu
meriah. Demikian juga dengan desainnya, pilihlah yang sederhana,
sopan dan bersih.

NORMA BERKOMUNIKASI
Berikut di bawah ini adalah beberapa norma dalam berkomunikasi antar
manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik
A. Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik

1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan


lingkungan.
2. Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara.
3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut.
4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.
5. Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar.
6. Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara.
7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon.
8. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara.
9. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi.
10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai
dengan karakteristik lawan bicara.
11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara
yang baik.
12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang
berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki
(cium pipi kanan - cium pipi kiri)

B. Etika Etika Yang Lazimnya Ada Dalam Masyarakat Indonesia

1. Membuka Pintu Komunikasi

Hubungan antar manusia didalam masyarakat dibina atas dasar hal-


hal kecil yang mengakrabkan persahabatan yang terbit dari kata hati yang
tulus ikhlas. Etika menyimpan segudang pemikat untuk menyatakan perhatian
kepada orang lain sekaligus untuk dapat membuka pintu komunikasi. Jadilah
seseorang yang apabila ada kesempatan untuk membuka pintu komunikasi,
maka lakukanlah. Sebabb hal tersebut mudah untuk dilakukan selama
seseorang memilki kemauan dan keikhlasan.

Berikut ini contoh membuka pintu komunikasi yang lazimnya dilakukan :

Lambaikan tangan
Senyum yang tulus dan simpatik
Ucapkan kata sapaan : Hei! Hallo! Selamat Pagi, Assalamualaikum,dll.
Cobalah mengajak berjabat tangan. Kebiasaan ini sudah cukup lazim di
masyarakat kita. Cara berjabat tanganpun bervariasi. Ada yang berjabat
tangan sambil menepuk bahu. Di Jepang pada umumnya orang yang
berkenalan atau berjumpa tidak saling berjabat tangan, rmemeluk dan
menempelkan pipi atau saling mencium. Ada yang saling merapatkan
tangan tangan dan menaruhnya di dada. Ada yang saling menyentuhkan
ujung jari kemudian menariknya ke arah hidung dan sebagainya. Ada
banyak kebiasaan, tetapi tujuannya sama, membuka komunikasi.
Tanyakan keadaannya ; apa kabar ? Berapa anakmu? Sehat bukan?
Mintalah maaf dan permisi ; Maaf nama saya Agus, siapa nama anda ?
Bolehkah aku tahu alamatmu?
Ucapkan terimakasih.

Demikianlah, ada berbagai cara untuk mengawali komunikasi. Memang


kelihatannya sepele, tetapi manfaatnya sungguh sangat besar. Kita akan
mendapat penilaian yang baik dari orang lain dalam kantor kita.

2. Etika Komunikasi Tetap Muka

Komunikasi tatap muka, berarti mempertemukan orang-orang yang terlibat


dalam proses komunikasi. Norma etika mesti kita perhatikan, karena apabila kita
melakukan kesalahan meskipun tidak disengaja, sangat mungkin menyebabkan
orang lain sakit hati. Pepatah kita mengatakan, berkata peliharalah lidah. Hati-
hatilah dalam berbicara dengan siapapun, terutama dengan orang yang lebih
senior, agar tidak mendatangkan akibat kurang menyenangkan di kemudian hari.
Memang lidah tidah bertulang. Sekali terlontar kata-kata yang tidak berkenaan
bagi orang lain, dengan apa kita menangkapnya kembali? Baiklah, disini di
sampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita berkomunikasi
secara tatap muka :

a. Waktu berbicara hendaklah kita tenang, sekali-kali boleh saja


menegaskan pembicaraan dengan gerak tangan secara halus dan
sopan. Gerak tangan hendaklah tidak terlalu banyak, dan janganlah
menggunakan telunjuk untuk menunjuk lawan bicara.
b. Janganlah kita bicarakan sesuatu yang ingin dilupakan orang lain.
c. Janganlah mempergunjingkan orang lain.
d. Janganlah memborong seluruh pembicaraan. Biasakanlah
mendengarkan orang lain, dan jangan memotong pembicaraan orang
lain.
e. Hendaklah kita berdiam dan memperhatikan ketika kita pimpinan atau
atasan sedang berbicara.
f. Waktu berbicara hendaknya kita mengambil jarak yang sesuai dengan
orang yang kita ajak bicara, dalam arti tidak terlalu dekat agar lawan
bicara tidak terganggu dengan bau mulut.
g. Suara hendaklah disesuaikan, jangan terlalu keras.
h. Kalau hendak batuk, bersin, atau menguap, hendaklah mulut ditutup
dengan tangan.
i. Kalau pembicaraan selesai hendaklah mengucapkan terimakasih.

3. Etika Berkomunikasi dengan Media Telepon

Dewasa ini telepon, baik telepon kabel maupun seluler sudah menjadi media
komunikasi yang sangat diperlukan untuk efisiensi penerimaan dan penyampaian
informasi. Jika cara menelepon maupun menerima telepon tidak mengikuti tata
karma maka nama baik diri kita atau perkantoran kita akan dinilai kurang baik.
Oleh karena itu sejumlah perinsip etika berkomunikasi dengan telepon sangat
perlu dipahami dan dilaksanakan. Menelepon pada hakikatnya sama dengan
bertamu ke rumah orang lain, dan menerima telepon sama dengan menerima
tamu. Apabila hendak menelepon hendaklah mempertimbangakan waktu yang
tepat, jangan menelepon pada saat orang sedang istirahat (malam hari), atau
sedang jam makan, kecuali pesan yang hendak kita sampaikan benar-benar
sangat penting dan tidak bisa ditunda. Beberapa perinsip di bawah ini perlu
diperhatikan.

a. Berbicaralah dengan tenang, jelas, dan langsung ke sasaran ( to the


point).
b. Ketika sedang berbicara, berilah perhatian sepenuhnya kepada lawan
bicara.
c. Janganlah berbicara dengan orang lain yang berada di dekat kita,
berilah isyarat secara halus kalau ada orang lain sedang mengajak
bicara.
d. Siapkanlah kertas dan pensil untuk mencatat seperlunya.
e. Pada akhir pembicaraan hendaklah mengucapkan terimakasih.
f. Setelah mengakhiri pembicaraan janganlah membanting gagang
telepon.
g. Kalau telepon di kantor kita bordering, segera kita angkat gagang
pesawat karena dering telepon akan mengganggu ketenangan dan
menandakan kurangnya perhatian.
h. Kalau kita menerima telepon sebaiknya langsung menyebutkan
instansi atau perkantoran kita agar segera diketahui betul tidaknya
sambungan
i. Cara mudah untuk menghindari pembicaraan telepon yang menyalahi
etika, ialah dengan membayangkan seolah-olah lawan berbicara
bertatap muka dengan kita.

4. Etika Menyambut Tamu

Ada berbagai cara yang ditunjukkan oleh sebuah perkantoran untuk


menunjukkan tindakan menghormat tamu. Kemampuan menerima dan
menyambut tamu dengan baik, akan berhubungan dengan penilaian si tamu
terhadap perkantoran itu. Dengan demikian, cara menyambut tamu perkantoran
akan mempengaruhi citra perkantoran. Ada berbagai cara unik yang dilakukan
oleh perkantoran dalam menyambut tamu, antara lain :

a. Menjemput tamunya di bandara, atau di tempat kedatangan lainnya.


b. Menyediakan akomodasi dan transportasi.
c. Berjabat tangan dan/atau saling memeluk.
d. Mengalungkan bunga kepada tamu.
e. Mengadakan jamuan penghormatan disertai toast atau angkat gelas.
f. Mengkomunikasikan dam memgkompromikan jadwal acara.

Demikian cukup banyak alternative untuk menyambut dan menghormati


tamu kantor. Kita mesti berkeyakinan bahwa ketika kantor kita menghormati
tamu, maka para tamu pun akan menghormati kantor kita.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmusiana.com/2015/04/norma-kesusilaan-pengertian-dan-
contoh.html#

http://ayoberbagiceria.blogspot.co.id/2013/12/makalah-etika-berbusana.html

http://ermawatirahma.blogspot.co.id/p/komunikasi-etika-dalam-komunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai