Anda di halaman 1dari 3

ERMA MAULANA PUTRI

21040114130113
REVIEW JURNAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Aksesibilitas, Keterjangkauan dan Kualitas Permukiman bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Permukiman kumuh merupakan wajah buruk masyarakat miskin


5 perkotaan yang termaginalisasi akibat kebijakan pembangunan kota maupun
perumahan rakyat yang kurang pro rakyat. Banyaknya urbanisasi
menyebabkan tingginya kebutuhan lahan permukiman, terutama pada lahan
yang tidak sesuai untuk kawasan permukiman seperti di rel kereta api,
diperkampungan, daerah sempadan sungai, serta ditempat-tempat
10 pemakaman.
Kendala bagi pemerintah dalam menjalankan program Kemenpera untuk
perumahan rakyat yaitu masalah penyediaan lahan. Masalah yang mendasar
adalah kurangnya keperpihakan pihak pemerintah terhadap kepentingan
umum sehingga lahan publik cenderung dialokasikan sebagai komoditas yang
15 mempunyai nilai jual dibandingkan untuk keperluan warga masyarakat
kurang mampu. Beberapa rekomendasi, yang ditawarkan mengenai
penyediaan perumahan berdasarkan studi Kasus di Kota Semarang,
diantaranya :
1. Perlunya pemerintah merealisasikan pengadaan "Rumah Layak Huni"
20 seperti apa yang telah
didesain oleh PusLitBangKim yang haraganya murah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
(MBR).
2. Penyiapan sebagian lahan publik untuk lokasi permukiman dan tidak
25 hanya untuk dipasarkan
sebagai komoditas yang memmpunyai nilai profit yang tinggi.
3. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat yang menempati lokasi
illegal pentingnya arti
menjaga komunitas dan lingkungan yang sehat.
30 4. Melakukan pengawasan dan pencegahan tumbuhnya hunian baru secara
intensif
5. Merelokasi atau penataan kembali dengan pola vertikal (susun) sehingga
didapatkan open
space yang menunjang persyaratan kesehatan lingkungan perumahan.
ERMA MAULANA PUTRI
21040114130113
REVIEW JURNAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Aksesibilitas perumahan yang terjangkau merupakan salah satu masalah
utama yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta dan
Surabaya. Pemerintah telah melakukan subsidi secara tidak langsung kepada
kepemilikan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Namun,
5 perumahan bertaraf rendah terletak pada lahaan dengan harga yang lebih
rendah, yang jauh dari pusat kota.
Perumahan yang terjangkau selama beberpa dekade terakhir, secara
umum didominasi oleh sektor non-publik, termasuk perumahan formal dan
informal, dan koperasi. Hal yang paling sering terjadi, dalam penyediaan
10 perumahan yang terjangkau yaitu kurangnya kualitas hunian. Hunian yang
disediakan memiliki karakteristik ukuran kecil, kurangnya kualitas desain, dan
pelayanan yang tidak tersedia untuk permukiman. Pada studi kasus di
Sarbagita, Bali, proyek pembangunan perumahan yang terjangkau tidak
dijamin dengan kualitas permukiman yang baik. Kebanyakan proyek
15 perumahan baik dari pemerintah dan pihak swasta memiliki kurangnya
kualitas fisik, infrastruktur dan fasilitas publik. Beberapa perbedaan terkait
proyek perumahan publik dan perumahan swasta, diantaranya :
Proyek Publik Proyek Swasta
Material bangunan yang buruk Ukuran lahan dan bangunan yang
terutama lebih baik
pada dinding dan lantai Material bangunan yang buruk
Ukuran ruangan, biasanya terlalu terutama
kecil atau pada lantai dan atap
dengan ukuran kamar yang tidak
memadai
Hal-hal yang direkomendasikan terkait bagaimana langkah yang dilakukan
untuk mengoptimalkan proyek perumahan untuk masyarakat berpenghasilan
20 rendah bagi proyek swasta dan publik, diantaranya :
1. Monitoring and evaluation of project (Pengawasan dan evaluasi proyek)
2. Norms, standards and regulations enforcement (Penegakan norma,
standar, dan peraturan)
3. Support for developer (Dukungan terhadap pengembang)
25 4. Financial Support (Dukungan finansial)
ERMA MAULANA PUTRI
21040114130113
REVIEW JURNAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
DAFTAR PUSTAKA

New, S., Connie, S., & Sutoto, Y. (2010). QUT Digital Repository: This is the
accepted version of this article . To be published as: This is the author s
version published as: Proceedings of 2010 International Conference On
5 Construction & Catalogue from Homo Faber 2007 New Affordable Strata ,
(December).

Republik, N., & Pasal, H. (1945). DAN PERMUKIMAN KUMUH TERHADAP TATA
RUANG WILAYAH. 94101.

Dwijendra, A. (2013). Quality of affordable housing projects by public and


10 private developers in Indonesia: The case of Sarbagita Metropolitan Bali.
Journal of Geography and Regional Planning, 6(3), 6981.
https://doi.org/10.5897/JGRP12.050

Anda mungkin juga menyukai