Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

A. Definisi

Pada kurun waktu 5 tahun terakhir ini, penyakit di Indonesia didominasi oleh
penyakit endemis yang mudah menular dan dapat mengakibatkan peningkatan jumlah
penderita dan kematian akibat penyakit menular. Untuk dapat melakukan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di rumah sakit diperlukan kegiatan yang
merupakan sikap tanggap darurat terhadap kejadian luar biasa penyakit menular (KLB)
yaitu melalui kegiatan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Salah satu
sumber data pada kegiatan kewaspadaan dini KLB adalah surveilans epidemiologi rumah
sakit. Kegiatan surveilans epidemiologi rumah sakit meliputi kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data epidemiologi yang bersumber dari laporan
surveilans epidemiologi rumah sakit. Kegiatan surveilans epidemiologi rumah sakit
memerlukan data dan informasi epidemiologi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan
aksesibilitas untuk dapat menghasilkan informasi kejadian luar biasa (KLB) penyakit
menular di rumah sakit dan wilayah disekitarnya. Informasi tersebut akan digunakan untuk
kegiatan sistem kewaspadaan dini SKD- KLB dan menjadi dasar penentuan kegiatan
pemantauan penyakit menular di rumah sakit. Permasalahan sistem surveilans epidemiologi
di rumah sakit Gading Pluit yang lalu berjalan adalah data dan informasi yang dihasilkan
dari laporan surveilans belum lengkap, belum akurat, tidak tepat waktu dan belum
tersedianya basis data, mengakibatkan kesulitan memperoleh kembali data dan informasi
surveilans epidemiologi yang terjadi di rumah sakit Gading Pluit.
Tujuan panduan ini adalah untuk menghasilkan sistem informasi surveilans
epidemiologi terhadap kejadian luar biasa penyakit menular dan dapat memberikan
informasi yang lengkap guna mendukung kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB)
penyakit menular di rumah sakit Gading Pluit dan wilayah disekitarnya.

B. Ruang Lingkup

Di rumah sakit Gading Pluit pengumpulan data kejadian penyakit menular


dikumpulkan melalui surveilans epidemiologi oleh IPCN. Informasi hasil surveilans
epidemiologi ini menunjukkan sebaran penyakit-penyakit menular menurut penyebab
penyakit menular (diagnosa), data pasien yang terkena penyakit (jenis kelamin dan umur),
tempat penyebaran penyakit (daerah tempat tinggal/alamat pasien), waktu (periodisasi)
kejadian penyakit menular (masa awal gejala infeksi) dan hasil data peringatan (warning)
terjadinya suatu KLB penyakit menular. Adapun karakteristik penyakit yang berpotensi KLB
terdiri atas:
1. Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat.
2. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan.
3. Mempunyai masa inkubasi yang cepat.
4. Terjadi di daerah dengan padat hunian.
Penyakit menular yang dilakukan surveillance epidemiologi di rumah sakit Gading
Pluit diantaranya penyakit demam berdarah dengue, demam tifoid, pneumonia, TB paru,
varicela atau cacar air, gastroenteritis atau diare, morbili atau campak, hepatitis B dan
keracunan makanan dan bahan kimia. Kriteria KLB menurut Permenkes 1501 Tahun 2010
tentang KLB yaitu:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam,
hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.

C. Tatalaksana.

Di rumah sakit Gading Pluit sistem pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data surveilans epidemiologi dilakukan oleh IPCN. Dalam pelaksanaannya :
1. IPCN akan mendata dan mencatat pasien-pasien berpenyakit menular melalui formulir
pengisian setiap harinya berdasarkan diagnosis penyakit menular.
2. Data-data yang diperoleh akan dikumpulkan selama sebulan, kemudian diolah dan
dianalisis serta di interpretasikan jumlah dan sebaran penyakit menular berdasarkan
data pasien, wilayah dan waktu atau periode terjangkitnya penyakit menular.
3. Hasil data yang didapat nantinya akan dibandingkan dengan hasil data periode
sebelumnya atau periode berikutnya yang sama untuk menilai apakah ada peningkatan
yang sesuai dengan kriteria KLB.
4. Hasil penyelidikan surveilans epidemiologi yang didapat akan dilaporkan kepada
Komite PPI dan Dinas Kesehatan setempat.
5. Komite PPI akan membuat cara penanggulangan sementara baik melalui perawatan,
pengobatan dan isolasi pasien maupun dengan penyuluhan tentang pentingnya
penerapan kewaspaadaan standart dan transmisi.

D. Dokumentasi

Berikut ini merupakan lampiran-lampiran formulir surveillance epidemiologi yang


dilakukan di rumah sakit Gading Pluit

Anda mungkin juga menyukai