TINJAUAN PUSTAKA
4
Secara garis besar, biaya langsung pada proyek konstruksi sesuai dengan
definisi di atas dibagi menjadi lima (Asiyanto, 2005):
1. Biaya bahan/ material
2. Biaya upah kerja (tenaga)
3. Biaya alat
4. Biaya subkontraktor
5. Biaya lain-lain
Biaya lain-lain biasanya relatif kecil, tetapi bila jumlahnya cukup berarti
untuk dikendalikan dapat dirinci, menjadi misalnya:
1. Biaya persiapan dan penyelesaian
2. Biaya overhead proyek
3. Dan seterusnya
5
selalu ditambah dengan pembebanan biaya tetap perusahaan (dimasukkan
dalam mark up proyek). Biasanya pembebanan biaya ini ditetapkan dalam
presentase dari biaya langsung proyeknya. Biaya ini walaupun sifatnya tetap,
tetapi tetap harus dilakukan pengendalian, agar tidak melewati anggarannya.
6
3. Sumber dari proyek
Berasal dari proyek sendiri yaitu biasanya berupa uang muka dan pembayaran
oleh owner yaitu sesuai dengan prestasi proyek dan berdasarkan waktu atau
termin pembayaran.
7
2.4 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan atau scheduling adalah kegiatan untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat
diselesaikan dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan
dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pelaksanaan evaluasi proyek (Ervianto, 2003).
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk
mengelola waktu dan sumber daya proyek. Pertimbangan penggunaan metode-
metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap
kinerja penjadwalan.
8
2. Kurva S
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan,
waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif
dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi
mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana.
Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan
proyek. Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat
berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan
dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase
sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
9
3. Lag, jumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan j terhadap kegiatan i
telah dimulai, pada hubungan SS dan SF.
4. Lead, jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan j
sesudah kegiatan i belum selesai, pada hubungan FS dan FF.
5. Dangling, keadaan dimana terdapat beberapa kegiatan yang tidak
mempunyai kegiatan pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang
mengikuti (successor). Agar hubungan kegiatan tersebut tetap terikat oleh
suatu kegiatan, dibuatkan dummy finish atau dummy start.
Secara garis besar PDM mempunyai 4 macam hubungan aktivitas, yaitu:
1. FS (Finish to start): mulainya suatu kegiatan bergantung pada selesainya
kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
No keg No keg
EST EFT EST EFT
Jenis keg Jenis keg
LST LFT LST LFT
durasi durasi
lead
No keg No keg
EST EFT EST EFT
Jenis keg Jenis keg
LST LFT LST LFT
durasi durasi
lag
10
3. FF (Finish to finish): selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai
kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
No keg No keg
EST EFT EST EFT
Jenis keg Jenis keg
LST LFT LST LFT
durasi durasi
lead
No keg No keg
EST EFT EST EFT
Jenis keg Jenis keg
LST LFT LST LFT
durasi durasi
Lag
Catatan :
EST = Earliest Start Time (mulai paling awal)
EFT = Earliest Finish Time( berakhir paling awal)
LST = Latest Start Time (mulai paling lambat)
LFT = Latest Finish Time (berakhir paling lambat)
LFT - EST = Durasi Kegiatan
11
2.4.1 Float Time
Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam
suatu kegiatan sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat ditunda atau
diperlambat secara sengaja atau tidak disengaja. Akan tetapi, penundaan tersebut
tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya (Ervianto,
2003). Setelah nilai float dihitung, maka dapat diketahui kondisi EST dan LST.
12
penerimaan pada umumnya sudah diatur pada surat perjanjian, sehingga untuk
mengatur ulang jadwal penerimaan tidaklah mudah, walaupun masih bisa
ditempuh dengan jalan negosiasi. Sedangkan jadwal pengeluaran sepenuhnya ada
pada kendali perusahaan, namun tetap mengacu pada program kerja yang ada.
Kebijakan operasional disinipun dapat mengatur jadwal pengeluaran, yaitu antara
Cash (tunai) dengan Credit (pembayaran berjangka waktu). Sementara itu, unsur
lain dalam cash flow adalah kas awal, finansial dan kas akhir. Unsur finansial
disini, dimaksudkan untuk mengatasi bila cash flow mengalami defisit.
13
Gambar 2.5 Grafik Penerimaan
(sumber : Asiyanto, 2005)
14
3. Prestasi 75% dicapai pada minggu ke 26, maka termin ketiga
cair pada minggu ke 30 (pertengahan bulan kedelapan), sebesar
25%.
4. Prestasi 100% dicapai pada minggu ke 40 (bulan ke sepuluh),
maka termin keempat cair pada minggu ke 44 (bulan
kesebelas), sebesar 25%.
5. Waktu pemeliharaan satu bulan sehingga selesai pemeliharaan
pada minggu ke 44 (bulan kesebelas), maka termin kelima cair
pada minggu ke 48 (bulan kedua belas) sebesar 5%.
Dengan demikian, sesuai kondisi pada contoh tersebut, maka grafik
penerimaan berupa garis bertangga seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 di atas.
Tentunya grafik tersebut bentuknya dapat berubah-ubah, tergantung dari tiga
variabel yang mempengaruhinya, yaitu:
- Kurva S
- Cara Pembayaran
- Proses pencairan tagihan
15
Untuk pembayaran tunai yang umumnya didukung dengan pinjaman dari
bank, kelebihannya adalah harga beli relatif murah, tetapi kelemahannya harus
membayar bunga pinjaman. Sebaliknya untuk pembayaran kredit, kelebihannya
tidak memerlukan pinjaman yang konsekuensinya bunga tetapi kelemahannya
harga beli barang/ jasa relatif tinggi. Porsi kedua cara pembayaran masing-masing
diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak tambahan biaya yang
terkecil.
Grafik biaya terjadi sebagai akibat kebijakan pelaksanaan proyek yang
dilakukan di lapangan. Grafik ini berbentuk C sehingga dapat disebut kurva
C. Grafik ini diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik biaya yang
terjadi pada tiap bulan secara komulatif. Oleh karena itu bentuknya tergantung
biaya yang terjadi pada tiap bulan pelaksanaan contohnya pengadaan tenaga kerja
pada tahap awal atau sebelum proyek dimulai, pengadaan peralatan kerja dan
pengadaan material proyek.
Grafik ini ada hubungannya dengan grafik prestasi, karena atas
pembiayaan yang terjadi akan menghasilkan prestasi pekerjaan. Tetapi hubungan
kedua grafik ini tidak dapat disimpulkan secara jelas (Asiyanto, 2005). Hal
tersebut disebabkan karena adanya beberapa kemungkinan, yaitu :
- Pembiayaan yang seluruhnya menyebabkan prestasi pekerjaan.
- Pembiayaan yang tidak menyebabkan prestasi pekerjaan
- Pembiayaan yang sebagian menyebabkan prestasi pekerjaan
16
Tanpa melihat tiga macam kejadian pembiayaan tersebut di atas, grafik
biaya dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3.
17
2.5.6 Finansial
Finansial adalah keputusan tentang keuangan untuk mengatasi dan
menyesuaikan kondisi kas sesudah kas awal. Bila kondisi kas setelah selesai kas
awal defisit maka perlu dicarikan jalan keluar seperti memasukkan dana pinjaman
dan bila sudah surplus cukup besar dapat dipergunakan untuk mengembalikan
pinjaman (bila ada pinjaman). Tolok ukurnya jika melakukan keputusan untuk
melakukan dana pinjaman adalah tingkat/jumlah suku bunga pinjaman yang harus
dibayarkan (Asiyanto, 2005).
2.6 Bunga
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan akibat
pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya
merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjam
sehingga besarnya bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang
tersebut. Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah uang dengan utang semula.
18
1. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga yang
dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode
dikalikan 100% atau:
bunga yang dibayarkan per satuan waktu
Rate of interest = x100% .........(2.1)
jumlah pinjaman awal
2. Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem perhitungan bunga
yang didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode sebelumnya
yang belum dibayar tidak termasuk faktor pengali bunga.
Secara formula sistem bunga sederhana dapat dihitung sebagai berikut:
Bunga = i x P x n ...............................................................(2.2)
Dimana: i = suku bunga
P = pinjaman semula
n = jumlah periode pinjaman
3. Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan
bunga di mana bunga tidak hanya dihitung terhadap pinjaman awal, tetapi
perhitungan didasarkan atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan,
dengan kata lain bunga berbunga (Giatman, 2006).
2.7 Overdraft
Untuk mengetahui jumlah kredit bank yang harus dibuat, kontraktor perlu
untuk mengetahui overdraft maksimum yang akan terjadi selama umur proyek.
Jika bunga rata-rata dari overdraft diasumsikan satu persen per bulan, artinya
kontraktor harus membayar kepada bank 1% tiap bulan untuk jumlah overdraft
pada akhir bulan. Yang dimaksud overdraft adalah selisih antara pengeluaran
pada suatu proyek dengan pembayaran dari owner kepada kontraktor, sehingga
merupakan kebutuhan dari kontraktor untuk menyediakan dana terlebih dahulu
sebelum menerima pembayaran dari owner (Halpin, 1998).
19