Anda di halaman 1dari 8

Sampel dan populasi

a. Populasi
Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data. Namun, dalam kegiatan
penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tidak mungkin
dlakukan. Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau sensus. Arti
darisensus yaitu cara untuk mendapatkan keterangan (informasi) dari
semua anggota populasi dan tanpa terkecuali.
Unit populasi (Study Unit) adalah setiap individu atau objek yang
berada di dalam populasi, dan yang menjadi sumber data dari penelitian
yang dimaksud. Unit penelitian memiliki karakterisyik tertentu, yang
nantinya akan digunakan dalam penelitian sebagai variabel penelitian.
Variabel penelitian dalam unit penelitian ini bisa terdiri dari satu variabel,
atau mungkin lebih banyak variabel, tergangtung dari besar penelitian
yang dikehendaki (Zaluchu, 2012).
Macam populasi, antara lain adalah populasi terhingga dan tak
terhingga. Yang dmaksud dengan populasi terhinga yaitu sekumpulan
objek yang akan dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang
jumlahnya tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan populasi tak
terhingga adalah sekumpulan objek yang akan diteliti berjumlah tidak
terhingga banyaknya.

b. Sampel
Sampel adalah sebagian dar individu yang diselidiki dari
keseluruhan individu penelitian.Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari
populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel
yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representetif
artinya menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi
secara maksimal tetapi mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari
populasi.
Bagi penelitian yang menggunakan seluruh populasi penelitian,
maka seluruh unit penelitian menjadi sampel penelitian. Hal tersebut erat
disebut total population. Semenetara itu, bagi penelitian yang tidaak
menggunakan seluruh populasi penelitian, maka berlakulah yang disebut
sebagai teknik sampling (Zaluchu, 2012).
Teknik sampling adalah prosedur untuk menentukan unit
penelitian. Hal penting yang harus diperhatikan di dalam melakukan
teknik sampling adalah keterwakilan (representativeness). Prinsip
keterwakilan ini adalah mutlak karena sampel harus sebenar-benarnya
menggambarkan sebuah populasi.
Jadi penelitian hanya dilakukan pada sampel tidak pada populasi.
Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan
dikenakan ataudigeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari
sampel ke populasi ini mengandung resiko bahwa akan terdapat
kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak kan menerminkan
secara tepat keadaan populasi.

c. Petunjuk-Petunjuk Pengambilan Sampel


Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan terlebih dahulu luas
populasinya sebagai daerah generalisasi, setelah itu barulah
menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Disamping
itu yang terpenting adalah jika yang dselidiki hanya satu kelas saja,
jangan diperluas sampai ke kelas lain, apalagi sampai
menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain.
Penetapan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-
batasnya
Bila luas populasi telah ditentukan, maka segera diikuti penegasan
tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat
penting., bila menginginkan adanya validitas dan realibilitas bagi
penelitinya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas
dan sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas,
barulah kemudian menetapkan sampelnya. Jangan sebaliknya yaitu
menetapkan sampelnya terlebih dahulu baru kemudian menyusul
populasinya.
Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui cir-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh
melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi
tersebut. Seperti, dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi dan
organisasi.
Menetapkan besar kecilnya sampel
Seringkali para peneliti dihadpakan pada persoalan yang sulit untuk
mendapatkan ukuran sampel yang dapat dikatakan mewakili
populasinya, hal ini lebih disebabkan karena banyanya perbedaan
persepsi satu pemikiran dan pemikiran lainnya. Pada intinya
penetapan ukuran sampel tersebut sesungguhnya sangat
tergantung dari karakteristik elemen populasinya (homogeny atau
tidak).
Menetapkan teknik sampling
Didalam sampel ada yan disebut dengan biased sample,
artinya sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga
dengan sampel yang menyeleweng. Pengambilan sampel
yang menghasilkan sampel menyeleweng disebut biased
sampling.Biased sampling adalah pengambilan sample yang
tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu
golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan
kepada seluruh populasi.

d. Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Kuantitatif


Metode Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Metode acak sederhana diterapkan pada populasi yang sangat
homogen.Itu sebabnya, dimanapun dan siapapun yang terpilih tidak akan
mempengaruhi hasil yang akan didapatkan. metode yang digunakan
biasanya adalah mendaftar seluruh populasi lalu dengan menggunakan
system lotere, didapatkan sampel sesuai dengan besar sampel yang telah
ditetapkan sebelumnya. Cara lain yang digunakan adalah dengan
menggunakan tabel bilangan random. Tabel bilangan random biasanya
tersedia dibuku yang membahas metodelogi penelitian.
Contoh seperti di bagian belakang banyak buku penelitian,
misalnya pada salah satu lembarannya, dicuplik sebagian
tabel bilangan random.
10 09 73 25 33
37 54 20 48 05
03 42 26 89 53
99 01 90 25 29
12 80 79 99 70
Tabel diatas memperlihatkan cuplikan bilangan random, yang
dipakai untuk kebutuhan praktis nanyinya dapat dimulai dari halamn
mana saja dan dari bagian mana saja. Jika jumlah sampel terdiri jumlah
puluhan, maka sampel terpilih 09, 73, 25, 33, 37, demikian seterusnya
akan terpilih menjadi sampel penelitian. Misalnya jumlah sampel yang
harus dipenuhi adalah sebanyak 20 unit sampel, maka 10, 09, 20, 05,
03,01 dan 12 adalah sebagian dari sampel yang terpilih dari daftar diatas.
Metode pemilihan bilangan acak ini juga bisa menggunakan
kalkulator yang banyak menyediakan angka bilangan random.

Metode Sistematis (Systematic Sampling)


Metode ini adalah sebuah metode yang sistematis. Asumsi yang
digunakan sama dengan metode yang sebelumnya, yaitu bahwa terdapat
distribusi yang homogeny didalam populasi. Dengan meggunakan jarak
yang merupakan pembagian antara populasi dengan sampelnya, maka
ditemukan sebuah pola. Misalnya jika pada populasi yang terdiri atas 100
orang sementara jumlah sampel adalah 10 orang, maka sampel yang
terpilih adalah urutan yang sesuai dengan 100/10=10, maka sampel yang
diambil adalah sampel dengan nomor urut 1, 10, 20 dan seterusnya.

Metode Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)


Metode ini digunakan jika di dalam populasi terdapat perbedaan
atau strata tertentu. Misalnya jika populasinya adalah sekelompok siswa di
sebuah sekolah menengah, maka terdapat siswa di kelas I. kelas II, dan
kelas III.
Terdapat dua metode untuk memperoleh sampelnya. Cara
pertama disebut sebagai metode proporsional, metode ini menggunakan
proporsi masing-masing tingkatan. Jika di kelas I terdapat 100 orang
siswa, di kelas II terdapat 150 siswa dan di kelas III terdapat 75 siswa,
maka jumlah sampel akan tersebar secara proporsional di masing-masing
kelas, yaitu sebesar :
Di kelas I Jumlah siswa 100 - Jumlah sampel
=100/325
Di kelas II Jumlah siswa 150 - Jumlah sampel =
150/325
Di kelas III Jumlah siswa 75 - Jumlah sampel =
75/325
Jumlah siswa 325
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan kuota. Jika di
dalam populasi ditemukan bahwa tingkatan tedapat 3, maka untuk setiap
tingkatan diputuskan untuk membagi jumlah sampelnya sama besar.
Untuk contoh di atas, jika berdasarkan perhitungan sampel ditemukan
bahwa besar sampel adalah 75 orang, maka untuk setiap tingkatan
ditentukan ditentuak masing-masing 25 orang siswi sebagai sampel
peneltian.

Metode Kelompok/Gugus (Cluster Sampling


Metode cluster sampling adalah metode dimana di asumsikan
bahwa populasi memliki kelompok-kelompok yang satu sama lain memiliki
karakteristik yang hampir sama. Itu sebabnya penelitian terhadap satu
kelompok saja dianggap merupakan penelitian terhadap populasi
tersebut.

Metode Bertahap (Multistage Sampling)


Dalam keadaan dimana terdapat populasi yang sangat besar
dengan tingkat sebaran yang luas disertai karakteristik yang sangat
berbeda-beda, maka diperlukan metode pengmbilan sampel yang
mengkombinasikan seluruh metode. Metode ini disebut sebagai
multistage sampling.
Memilih teknik sampling yang paling tepat tentunya tidak
mudah. Diperlukan pengetahuan terhadap populasi. Semakin homogeny
populasi semakin mudah kita menentukan teknik samplingnya karena
diasumsikan bahwa teknik sampling tidak akan memepengaruhi kualitas
data. Akan tetapi semakin homogeny sebuah populasi diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang harus dikombinasikan dengan
kemampuan peneliti, waktu,dana, tenaga serta ketersediaan data-data
dipopulasi itu sendiri.
Sering sekali seorang peneliti harus membuat sendiri daftar
populasi yang di akibatkan tidak memadainya pencatatan seperti di
Kantor Kelurahan, Kecamatan atau Kabupaten, Badan Pusat Statistik,
Medical Record atau lain sebagainya. Itu berarti peneliti harus berkerja
berkerja dengan lebih keras lagi. Maka jika diperharapkan pada situasi
yang mendesak dan amat terbatas, peneliti dapat menggunakan non-
probability sampling. Akan tetapi kesimpulan yang dihasilkan nantinya
tetap akan sangat terbatas dibandingkan dengan menggunakan
probability sampling.
Menurut defenisinya, probability sampling technique
mempertimbangkan representativeness. Representativeness/ Keterwakilan
yang baik, tentunya akan meghasilkan kesimpulan yang baik pula.
Meski tidak dapat menjamin representativeness-nya, metode
non-probability sampling bukan tidak mungkin dilakukan. Beberapa
metode yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :
a. Purposive Sampling
Purposive Sampling merupakan sebuah cara untuk mendapatkan
sampel dengan memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki oleh peneliti.
b. Concecutive Sampling
Cara ini diterapkan dengan memilih sampel setelah sebelumnya
sudah ditetapkan criteria yang harus dipenuhi. Sampel diambil dalam
suatu kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peneliti sampai jumlah
sampel terpenuhi.
c. Convinience Sampling
Metode ini menggunakan subjektifitas peneliti. Jika peneliti
menilai bahwa sebuah subjek memenuhi krtiteria dan kesempatan peneliti
juga ada, maka pengambilan data dilakukan. Tetapi jika peneliti merasa
bahwa penelitian harus dihentikan, maka penelitian pun harus dihentikan.
d. Quota Sampling
Quota sampling adalah cara untuk menetapkan sampel
berdasarkan jatahnya sesuai dengan maksud dan kapasitas yang
dimungkinkan oleh penelti.
e. Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Kualitatif
Selain istilah probability sampling dan non-probability, dikenal
pula istilah khusus dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif. Prinsip
penelitian kualitatif adalah pada upaya menggambarkan dinamika
sejumlah kecil informasi, lalu kemudian mendalami informasi dari mereka.
Metode pengambilan sampel yang representative tentuny tentunya juga
tidak perlu terlalu diperhitungkan, karena itu sampelnya sering disebut
sebagai purposive sampling.
Beberapa teknik pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut :
Extream Case Sampling
Pada model ini, peneliti memilih dua kelompok atau lebih yang
berbeda secara ekstrim, misalnya dari kelompok yang berbeda secara ekstrim,
misalnya dari kelompok yang kaya dan kelompok yang miskin. Dengan
membandingkan dua kelompok yang ekstrim ini, maka peneliti bisa
mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang dipehatikan atau menjadi
penentu dari keadaan kesehatan kedua kelompok.
Maximum Variation Sampling
Penenliti ingin mendapatkan informasi menyeluruh dari seluruh
kemungkinan kelompok yang mungkin mengalami masalah kesehatan,
harus mengumpulkan data yang menggunakan maximum variation
sampling. Jika misalnya seorang peneliti ingin melihat dampak
pengobatan pada pasien TB, maka peneliti harus menyertakan pasien
yang sedang berobat, termasuk juga yang sudah sembuh. Jika peneliti
ingin memperoleh informasi mengenai stigma penyakit AIDS di
masyarakat, yang harus diteliti bukan hanya kelompok terdidik-tidak
terdidik, tetapi juga mungkin yang tinggal di desa-kota, perempuan-laki-
laki, dan atau kelompok-kelompok lain.
Homogenous Sampling
Jika peneliti ingin memperoleh informasi hanyaa dari satu
kelompok saja, dimana sebuah masalah ingin diketahui penyebab atau
akibatnya, maka teknik ini bisa digunakan. Jika peneliti misalnya ingin
mengetahui mengenai kebiasaan merokok lebih banyak pada laki-laki,
maka peneliti bisa mengkonsentrasikan penelitiannya pada kelompok ini
saja.
Typical Case Sampling
Teknik ini mengasumsikan bahwa beberapa kelompok memiliki
masalah khusus yang khas. Misalnya pada perempuan yang menyusui,
perlu diteliti khusus perseoalan yang dialami oleh mereka yang berkerja.
Mereka yang berkerja barangkali memiliki persoalan khusus yang tidak
sama dengan mereka yang tidak berkerja, dalam hal menyusui. Atau,
persoalan perilaku lingkungan yang mungkin hanya ada pada keompok
yang bertempat tinggal di wilayah tertentu. Hail-hal ini diperlukan untuk
melihat ke-khasan masalah yang mereka hadapi.
Critical Case Sampling
Dalam teknik ini, penelitian dilakukan hanya pada kelompok
kritis yang kemungkinan besar adalah kelompok yang paling sulit di ubah.
Jika kita ingin meluncurkan sebuah program kampanye ASI misalnya,
maka uji coba dilakukan terlebih dahulu pada kelompok ibu-ibu yang tidak
berpendidikan dan bertempat tinggal jauh dari jalan raya, karena mereka
adalah kelompok yang kemungkinan sulit mencari perubahan.

Snowball or Chain Sampling


Pendekatan teknik ini menggunakan beberapa orang informasi
saja terlebih dahulu untuk kemudian memberikan informasi mengenai
informasi lain yang mungkin dapat memberikn informasi baru atau
tambahan

Anda mungkin juga menyukai