PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kajian Ushul Fiqh, terdapat istilah al-Hakim, al-Hukum, mahkum
fih, dan mahkum alaih. Dalam perkembangannya istilah-istilah tersebut
mempunyai pengertian yang berbeda-beda menurut para ulama, sehingga
kita perlu mengetahui serta memahami apa itu al-Hakim, al-Hukum, mahkum
fih, dan mahkum alaih. Ushul Fiqh merupakan alat dalam penetapan hukum,
maka dari itu kita perlu memahami lebih dalam penggunaannya.
Dari makalah ini, kami selaku penulis akan mencoba untuk menerangkan
dan menjelaskan tentang Ushul Fiqh, mulai dari pengertian dan permasalahan
dari al-Hakim, pengertian dan pembagian serta macam-macam dari al-
Hukum, pengertian dan permasalahan mahkum fih, dan untuk mahkum alaih
penulis akan menjelaskan pengertian, dasar-dasar, serta syarat-syarat taklif
dan ahliyya dari mahkum alaih. Dari semua konsep-konsep ini, kita sebagai
mukallaf maka perlu kita ketahui serta pahami dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan macam-macam Al-
Ahkam.
2. Untuk mengetahui pengertian Al-Hakim.
3. Untuk mengetahui pengertian, pembagian serta macam-macam Al-
Hakim.
4. Untuk mengetahui pengertian dan permasalahan Mahkum Fih.
5. Untuk mengetahui pengertian, dasar-dasar, serta syarat-syarat taklif dan
ahliyya dari mahkum alaih.
PEMBAHASAN
B. Pembagian Al-Ahkam
1 Moh. Rifai, Ushul Fiqih, (Bandung: PT Almaarif, 1994), H. 11.
Hukum wajib dibagi menjadi beberapa macam dilihat dari berbagai aspek
yaitu:
1) Dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, wajib ada 4 macam, yaitu
i. Wajib muwaqqat, yaitu kewajiban yang ditentukan batas waktu untuk
melaksanakannya, seperti shalat fardhu yang lima waktu, kapan mulai
dan berakhirnya waktu sudah ditentukan.
ii. Wajib muwassa, yaitu waktu untuk melaksanakan kewajiban
mempunyai waktu yang luas. Seperti waktu untuk melaksanakan shalat
dzuhur kurang lebih 3 jam, tetapi waktu yang diperlukan untuk
melakukan sholat tersebut cukup 5-10 menit saja.
iii. Wajib mudhoyaq, yaitu waktu yang disediakan untuk melaksanakan
kewajiban sangat terbatas. Seperti puasa Ramadhan lamanya 1 bulan.
iv. Wajib mutlak, yaitu kewajiban yang tidak ditentukan batas waktu
untuk melaksanakannya. Seperti kewajiban membayar kifarat bagi
orang yang melanggar sumpah.
2) Dilihat dari segi orang yang dituntut mengerjakan, wajib dibagi sebagai
berikut.
i. Wajib Ain, artinya kewajiban yang harus dikerjakan tiap-tiap
mukallaf. Seperti : shalat, puasa, zakat, dan lain-lain.
D. MAHKUM FIH
Artinya :
E. MAHKUM ALAIH
1. Pengertian Mahkum Alaih
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kekurangan, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah
dan khilaf. Untuk itu, demi untuk memperbaiki makalah ini penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga penulis
dalam membuat makalah bisa lebih baik lagi.
Wahab Khallaf Abdul, Ilmu Usul Fikih, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995)
Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 1, (Jakarta: PT.Logos Wacana
Ilmu, 2000)
Drs. Chaerul Umam, dkk.,Ushul Fiqih I, (Bandung: CV. Pusaka Setia, 2000)
Kamal muchtar, Dkk, Usul Fiqh, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf)
Syarifuddin, Amir.1997.Ushul Fiqh Jilid I.Ciputat:LOGOS Wacana Ilmu
http://www.rijalhabibulloh.com/2015/01/makalah-ushul-fiqih-tentang-hukum.html
diakses pada tanggal 17 march 2016