103037-Ahmad Fadilah-Fitk PDF
103037-Ahmad Fadilah-Fitk PDF
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh :
Ahmad Fadilah
107011000818
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas IImu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh:
Ahmad Fadilah
NIM. 107011000818
Di bawah bimbinsan
q, n
Tanepii.MA
NrP. 19720712199803I 004
Mengetahui,
Pgs. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Ahmad Fadilah
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.Ag., dan Nurlena Rifai, MA, Ph.D., selaku
pengganti dan penanggung jawab sementara Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag., Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan Drs.
Sapiudin Shidiq, MA, selaku seketaris jurusan Pendidikan Agama Islam
beserta seluruh staffnya.
3. Tanenji, MA, Dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan
meluangkan waktunya dalam memberikan ilmu, bimbingan serta
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Hj. Elo al-Bugis, MA., Dosen penasehat akademik yang sudah
memberikan saran dan nasehatnya.
5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu Dosen selalu dalam
rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat.
6. Pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas
Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
7. Drs. Moh Khotim. M. Pd, Kepala SMP Negeri 66 Jakarta beserta guru dan
staff karyawan serta siswa/i yang telah ikut berpartisipasi sehingga skripsi
ini berjalan lancar dan dapat diselesaikan.
8. Kakak Syaiful Anwar, Siti Nurjanah, adikku Rifauzi Rahmat, Amelia
Rosdiana, serta ponakan Muhammad Fathurrahman yang selalu
mendorong dan memberi semangat penulis agar skripsi ini dapat segera
diselesaikan.
9. Semua saudara, nyai, encang, encing, sepupu, diantaranya (Hj. Aisyah, Hj.
Marfuah, H. Rojali, Hj. Suhana, Hj. Masanih, baba Utih, cing Adul,
Bahrudin, Heru, Yunus), dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
v
10. Sahabat-sahabati Mahasiswa UIN khususnya jurusan Pendidikan Agama
Islam angkatan 2007 wabilkhusus Che Laskar Aziz, Ridwan, Azat,
Kodry, Ozy, Aep, Ali, Dadang, Ardi, Sadid, Rahman, Ramadhan, Iful,
Sayuti, Hamdi, Umet, Fauzan, Ulfah, Uyoh, Iil, Intan, Rara, (maaf yah
tidak bisa disebutkan satu persatu, banyak banget intinya penulis bangga
bisa besama kalian).
11. Sahabat-sahabati pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM Jurusan
PAI) tahun 2010 2011, Arief Cholis, Fiqri, Yasir, Lutfi.
12. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Sahabat Hamdillah (Thile), Ozi (Booy), Yudi,
Deden, Adam, Junaedi, Dasir, Aziz, Rohim.
13. Sahabat-sahabati PPKT angkatan 2011 SMPN 66 (Nurisitiana, Cut Aja
Armasafra, Dina Rabiasari, Fifi Nur Afiah, Nur Fauziah, Siti Novianti).
14. Terimakasih untuk Ustadz Dahlan S.Ag, Abdul Ghoni Jamal, S.Pd.I, Robi
Zul Syafii, S.Pd.I, atas informasi dan sarannya pada penulis.
15. Seluruh sahabat alumni MTs dan MA Al-Hidayah Basmol angkatan 2007.
16. Seluruh sahabat Rombongan Mawar Pejuangan.
17. Seluruh sahabat karang taruna RT. 003/07 Kebon Jeruk.
Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga amal baik dari semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan
balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Demi kesempurnaan skripsi ini, penulis
harapkan dari semua pihak kritik dan sarannya dan semoga apa yang telah ditulis
dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.
Ahmad Fadilah
vi
DAFTAR ISI
vii
1. Manfaat Handphone ..........................................................40
2. Dampak Handphone ..........................................................41
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................45
E. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ............................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 29 Guru mengajar dengan metode yang bervariasi .............................81
Tabel 30 Pihak sekolah mengadakan razia handphone .................................82
Tabel 31 Pihak sekolah mensosialisasikan dampak negatif handphone .......82
Tabel 32 Siswa malas belajar akibat bermain handphone ............................83
Tabel 33 Siswa lupa membuat PR akibat bermain handphone .....................84
Tabel 34 Siswa menelepon di atas pukul 21.00 WIB ...................................84
Tabel 35 Siswa belajar kelompok di rumah ..................................................85
Tabel 36 Siswa mengaktifkan handphone 24 jam ........................................86
Tabel 37 Orang tua mendampingi siswa saat belajar di rumah.....................86
Tabel 38 Orang tua menasehati tentang dampak negatif handphone............87
Tabel 39 Indeks korelasi antara pengaruh penggunaan alat komunikasi
handphone (HP) terhadap aktivitas belajar siswa
SMP Negeri 66 Jakarta...................................................................88
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007),
Cet.VI, h.1
1
2
2
Didik M.Arief Mansur, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, (Bandung : PT
Rapfika Aditama, 2005), Cet. 1, h. 121.
3
Sulistyo Basuki, Dasar-dasar Teknologi Informasi, (Jakarta: Universitas Terbuka.Depdikbud,
1998), Cet. 1, h. 3.5
3
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja
Rosda Karya, 2010), Cet. XV, h. 87.
5
Margaret E. Bell Greadler, Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan), (Jakarta: PT.
RajaGrafinda Persada, 1994), Cet. II, h. 1
4
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI, h. 29.
7
Ketut Juliantara, Aktivitas Belajar, www.Edukasi.Kompasiana.com, 27 November 2010.
8
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993),
Cet. IV, h. 66-67.
5
9
Ahmad Mudzakir, Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.
36-37.
6
B. Identifikasi Masalah
a. Banyaknya siswa yang telah mempunyai handphone.
b. Adanya dampak yang negatif dari penggunaan handphone.
c. Adanya penyalahgunaan dalam menggunakan handphone.
d. Kurangnya peranan orang tua dan guru dalam mengontrol penggunaan
handphone bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah
a. Penggunaan handphone dikalangan siswa.
b. Aktivitas yang dimaksud adalah proses belajar siswa di rumah dan di
sekolah.
10
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995),
Cet. II, h. 32.
7
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa baik di sekolah
maupun di rumah.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh handphone terhadap aktivitas
belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah pengetahuan penulis dan memberi informasi kepada
para pembaca tentang alat komunikasi handphone dan pengaruhnya
dalam aktivitas belajar siswa.
b. Sebagai informasi dan bahan acuan bagi orang tua dan guru agar
memperhatikan siswa dalam mempergunakan handphone.
c. Untuk melengkapi perpustakaan Fakultas yang disediakan sebagai bahan
bacaan dan refrensi.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya, 2005), Cet. IX, h. 11
8
9
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Komunikasi, h. 11-16
3
Deni Darmawan, dkk, Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: UPI PRSS,
2006), Cet. I, h. 19
10
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 4
5
Ali Zaki, Memanfaatkan Beragam Perangkat Teknologi Digital, (Jakarta Salemba Infotek,
2008), h. 102
11
6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Edisi ke-III, Cet -IV, h. 27
7
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 19
8
A. Zambrana, Pengertian Handphone, www.Mokletrpl2.Blogspot.com, 23 Desember 2010.
12
9
Dewa Langit, Fungsi Handphone bagi Masyarakat Indonesian, www.Dewalangit.com, 23
Desember 2010.
13
10
Roxyhp, Merek Hp Baru, www.Roxyhp.com, 23 April 2011.
14
11
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. V, h. 18
15
12
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 25
16
13
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 26
14
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. XII, h. 41
15
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 28
17
16
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 31
18
17
Sumadi Suryabrata, Psikolgi Pendidikan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2008), h. 55
19
18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,. h. 13
19
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 37-39
20
2. Pengertian Belajar
Belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia terlahir sebagai mahluk yang lemah yang tidak mampu
berbuat apa-apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui
proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai skill
(kemahiran/keterampilan) maupun pengetahuan.
Sesungguhnya kemampuan untuk belajar dan melakukan berbagai
upaya uji coba, termasuk kemampuan adaptasi terhadap aneka situasi yang
dimiliki manusia maupun hewan. Kemampuan adaptasi inilah yang
membantu kedua mahluk tersebut bisa hidup dan berada di muka bumi.
Manusia tidak hanya mempelajari bahasa, ilmu pengetahuan, profesi,
maupun keahlian tertentu saja. Sesungguhnya dia juga mempelajari
berbagai macam tradisi, etika, moral dan kepribadian. Oleh karena itu,
belajar memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Urgensi
proses belajar telah ditegaskan semenjak diturunkanya ayat pertama dalam
al-Quran al-Karim. Ayat tersebut erat kaitanya dengan masalah baca-tulis
dan belajar. Allah SWT berfirman:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
20
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 40
21
21
Fadilah Suralaga, Dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), Cet. I, h. 59
22
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 103
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 17
22
Berikut kutipan firman Allah SWT dan Hadits Nabi SAW, baik
secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk belajar agar
memperoleh ilmu pengetahuan.
Allah SWT berfirman dalam surat al-Zumar ayat 9:
.
.Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya, orang-orang yang
berakallah yang mampu menerima pelajaran (az-Zumar: 9).24
Dalam riwayat Ibnu Ashim dan Thabrani, Rasulullah SAW
bersabda: Wahai sekalian manusia, belajarlah! Karena pengetahuan
hanya didapat melalui belajar. (Qardhawi, 1989).25
Islam memandang umat manusia sebagai mahluk yang dilahirkan
dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan
memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan
umat manusia sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam organ-organ
fisio-psikis manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan kegiatan
belajar. Seperti, 1) Indera penglihatan (mata), alat fisik yang berguna
untuk menerima informasi visual, 2) Indera pendengaran (telinga), alat
fisik untuk menerima informasi verbal, dan 3) Akal, yang merupakan
potensi kejiwaan manusia berupa psikis yang kompleks untuk menyerap,
mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan
pengetahuan (ranah kognitif).26
Dalam surat An-Nahl ayat 78 Allah berfirman:
24
R.H.A. Soenarjo, Dkk., Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: Departemen Agama RI,1971),
h.747
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja
Rosda Karya, 2010), Cet. XV, h. 99
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,. h. 99
23
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan af-idah (hati/daya nalar) agar kamu bersyukur (An-Nahl : 78).27
Untuk menjelaskan pengertian belajar, terdapat banyak definisi,
oleh karena itu penulis akan menyebutkan beberapa definisi belajar yang
dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru Menegaskan, bahwa Belajar adalah kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap jenis dan jenjang pendidikan.28
Wasty Soemanto dalam Psikologi Pendidikan, menurut James O.
Wittaker, Belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.29
Margaret E. Bell Greadler dalam bukunya Belajar dan
Membelajarkan, bahwa Belajar adalah proses orang memperoleh
berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.30
E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja dalam bukunya Pengantar
Psikologi mengemukakan, bahwa Belajar adalah suatu proses usaha atau
interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu yang baru dan
perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-
pengalaman.31
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, mendefinisikan, bahwa Belajar adalah suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
27
R.H.A. Soenarjo, Dkk., Al-Quran dan Terjemah, h. 413
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 87
29
Wasty Soemanto, psikologi pendidikan, h. 104
30
Margaret E. Bell Greadler, Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan), (Jakarta: PT.
RajaGrafinda Persada, 1994), Cet. II, h. 1
31
E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, (Jakarta: PT. Angkasa
Bandung, 1989), h. 103
24
32
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), h.34
33
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2011), Cet. XI, h. 29
34
Hoeni Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam, 1997), h. 13
35
Fadilah Suralaga, Dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 63
25
3. Teori-teori Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum
atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan
penjelasan atas fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa
belajar.
Untuk lebih memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar,
prinsip-prinsip belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi berikut ini
penulis akan mengemukakan beberapa teori belajar. Di antara sekian
banyak teori yang berdasarkan eksperimen ada tida macam yang sangat
menonjol, yakni:
1) Teori Behaviorisme
Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan
pada prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Koneksionisme,
merupakan teori yang pertama dari rumpun behaviorisme. Menurut
teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan antara
perangsang-jawaban atau stimulus-respons. Belajar adalah
pembentukan hubungan stimulus-respons sebanyak-banyaknya.
Siapa yang menguasai hubungan stimulus-respons sebanyak-
banyaknya ialah orang pandai atau berhasil dalam belajar.
Pembentukan hubungan stimulus-respons dilakukan melalui
36
ulangan-ulangan.
Dengan kata lain mereka berpendapat, bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan.
Dengan demikian, tingkah laku belajar terdapat jalinan yang kuat
dan erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusinya. Oleh
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. V, h. 168
26
37
Wasty Soemanto, psikologi pendidikan, h. 123-124
27
38
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, h. 168-169
28
39
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 128
40
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, h. 129
41
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2010), Cet. III, h. 38
29
3) Teori Humanistik
Bagi penganut teori ini, proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat
menekankan pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyatan
teori ini banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal.
Dalam praktik, teori ini antara lain terwujud dalam pendekatan
yang diusulkan oleh Ausubel (1968) yang disebut belajar
bermakna atau meaningful lerning. Teori ini juga terwujud dalam
teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk Taksonomi Bloom.42
Dari ketiga teori belajar di atas, ternyata memang terdapat
perbedaan, akan tetapi dari perbedaan tersebut terdapat persamaan
karena teori-teori tersebut sangat terkait dengan proses belajar. Di
antara persamaan teori tersebut yaitu:
1. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang
penting.
2. Halangan dan kesulitan pasti ada dalam proses belajar.
3. Dalam menghadapi kesulitan, sering terdapat kemungkinan
respons yang bermacam-macam.
4. Setiap seseorang yang belajar pasti melakukan aktivitas.
4. Tujuan Belajar
Menurut Winarno Surachman, tujuan belajar di sekolah itu
ditunjukan untuk mencapai:
a. Pengumpulan pengetahuan
b. Penanaman konsep dan kecakapan atau keterampilan
c. Pembentukan sikap dan perbuatan
Tujuan belajar dalam dunia pendidikan sekarang ini lebih dikenal
dengan tujuan pendidikan menurut Taksonowi Bloom yaitu tujuan belajar
42
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), Cet. IV, h. 13
30
43
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke II, h. 58-59
44
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, h. 14
31
45
Ahmad Mudzakir, Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, h.58
46
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, h. 157
32
47
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 130
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 131
33
49
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 132
50
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 133
34
51
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 133
52
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 134
35
53
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 135
54
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 135
36
55
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 136
37
56
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 125-127
39
57
Zakiah Dradjat, Dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. 1, h. 138
40
dipromosikan, mulai dari kelas bawah sampai atas, dan saat ini yang lagi
tren yaitu handphone blackberry.
Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih
mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu, tapi apakah tujuan ini
benar-benar tercapai dalam kehidupan kita?. Oleh dari itu di sini penulis
akan mengemukakan manfaat dan dampak dari penggunaan alat
komunikasi handphone.
1. Manfaat Handphone
1. Untuk mempermudah berkomunikasi
Handphone adalah alat komunikasi, baik jarak dekat maupun
jarak jauh dan merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang
dapat menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan
sebagai alat komunikasi karena bisa dibawa kemana saja. Sebab itulah
handphone sangat berguna untuk alat komunikasi jarak jauh yang
semakin efektif dan efisien. selain perangkatnya yang bisa dibawa ke
mana-mana dan dapat dipakai di mana saja.58
2. Untuk meningkatkan jalinan sosial
Di samping sebagai alat komunikasi handphone tersebut dapat
berfungsi untuk meningkatkan jalinan sosial karena dengan
handphone seseorang bisa tetap berkomunikasi dengan saudara yang
berada jauh, agar selalu menjaga tali silaturahmi dan kerap kali
handphone ini juga digunakan untuk menambaha teman dengan orang
lain.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang kemajuan teknologi
Karena alat komunikasi handphone merupakan salah satu buah
hasil dari kemajuan teknologi saat ini, maka handphone tersebut dapat
dijadikan salah satu sarana untuk menambah pengetahuan siswa
tentang kemajuan teknologi sehingga siswa tidak dikatakan menutup
58
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, www.edukasi.kompasiana.com,
Jakarta, 23 Desember 2011
41
mata akan kemajuan di era globalisasi saat ini, jika kita amati saat ini
feature handphone sangatlah lengkap sampai jaringan internet pun
sudah dapat diakses dari handphone. Hal tersebut dapat digunakan
siswa untuk mengetahui apa yang ada di sekeliling mereka dengan
catatan handphone itu digunakan dengan bijaksana.59
4. Sebagai alat penghilang stress
Salah satu manfaat tambahan dari handphone yaitu sebagai alat
penghilang stess. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa
hendphone saat ini sudah memliki feature yang sangat lengkap seperti
Mp3, video, kamera, permainan, televisi, radio, dan layanan internet.
Sehingga feature tersebut dapat dijadikan seseorang untuk
menghilangkan stress.
Mungkin masih banyak lagi manfaat yang dapat diambil dari
kemajuan alat komunikasi handphone saat ini, tapi sekali lagi penulis
mengatakan bahwa manfaat handphone di atas dapat diperoleh apabila
handphone tersebut dapat digunakan dengan bijaksana sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya.
2. Dampak Handphone
Memang jelas manfaat handphone terbesar yaitu sebagai alat
komunikasi agar tetap terhubung dengan teman ataupun keluarga,
yaitu sesuai dengan fungsi awalnya, dan selain fungsi di atas
handphone tersebut bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang kemajuan teknologi dan untuk memperluas jaringan.
Di samping handphone mempunyai manfaat bagi penggunanya,
handphone tersebut juga mempunyai dampak negatif, di antara
dampak negatifnya secara umum yaitu:
1. Membuat siswa malas belajar
Anak-anak yang sudah kecanduan handphone, maka setiap
saatnya hanya bermain handphone dan handphone. Merka tidak lagi
59
Uswatun, Dampak positif dan negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
42
soal akhirnya mendapat nilai yang buruk, dan hal itulah yang
menyebabkan proses belajar gagal.60
3. Melupakan tugas dan kewajiban
Handphone sebenarnya sangatlah bermanfaat jika dipergunakan
sebagaiman mestinya. Tetapi yang terjadi khususnya para pelajar
menyalahgunakan handphone tersebut untuk keperluan lain. Anak-
anak terlalu asyik bermain handphone dengan feature handphone yang
semakin canggih selain untuk menelepon dan sms, handphone
tersebut sudah ada feature permainan (games), Mp3, video, kamera,
radio, televisi bahkan jaringan internet. Tidak sedikit siswa melupakan
tugas dan kewajiabannya akibat bermain handphone.
Mereka tidak lagi memperhatikan tugas dan kewajibannya sebab
disibukkan oleh handphone yang mereka punya. Akibatnya siswa
tidak menguasai materi belajarnya dan tidak sedikit siswa yang lupa
mengerjakan tugas dari guru karena sibuk memainkan handphone.
dengan bermain handphone saat pelajaran berlangsung atau tidak
mengerjakan PR, itu berarti siswa telah mengabaikan dan melupakan
tugas dan kewajibannya. Hal itu tentunya tidak boleh terjadi oleh
karena itu di sini memerlukan peranan dan perhatian dari guru dan
orang tua.
4. Mengganggu perkembangan anak
Dengan perkembangan alat komunikasi handphone maka tercipta
feature canggih yang tersedia di handphone seperti yang telah
disebutkan sebelumnya akan mengganggu siswa dalam menerima
pelajaran di sekolah, tidak jarang mereka disibukkan dengan
menerima panggilan, sms, misscall dari teman mereka bahkan dari
keluarga mereka sendiri, lebih parah lagi ada yang menggunakan
handphone untuk mencontek (curang) dalam ulangan, bermain game
saat guru menjelaskan pelajaran di samping itu karena saat ini
60
Bunga Kehidupan, Pengaruh Handphone terhadap Pelajar, www.bbawor.blogspot.com,
Jakarta, 23 Desember 2010
44
61
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
62
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
63
Uswatun, Dampak Positif dan Negatif HP bagi Pelajar, Jakarta, 23 Desember 2011
45
D. Kerangka Berfikir
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian
cepat sehingga tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan
manusia, dan dewasa ini produk teknologi sudah menjadi kebutuhan sehari-
hari dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Penggunaan televisi, telepon
fax, celluler phone, dan internet sudah bukan menjadi hal yang aneh ataupun
baru lagi, khususnya di kota-kota besar.
Alat komunikasi handphone merupakan salah satu barang atau benda
yang dipakai sebagai sarana komunikasi baik itu berupa, lisan maupun
tulisan, untuk penyampaian informasi atau pesan dari suatu pihak kepihak
lainnya secara efektif dan efesien karena perangkatnya yang bisa dibawa
kemana-mana dan dapat dipakai di mana saja.
Dalam alat komunikasi handphone tersebut memang terdapat manfaat
bagi kehidupan manusia antara lain: untuk berkomunikasi jarak jauh dengan
keluarga, saudara atau teman. Akan tetapi dibalik manfaat tersebut mungkin
terdapat dampak negatif dalam kehidupan manusia khususnya bagi para
pelajar, hal tersebut dikarenakan handphone bukan saja barang yang dimiliki
oleh orang dewasa tetapi handphone tersebut sudah menjelajah para pelajar.
Dengan kondisi seperti itu maka banyak merugikan bagi para pelajar
contohnya dalam aktivitas belajar siswa. Bisa saja para pelajar asyik
memainkan handphone yang mereka miliki pada saat guru sedang
menjelaskan materi pelajaran dan bisa juga siswa melupakan tugas sekolah
karena asyik memainkan handphone, baik itu berupa menelepon, sms,
memutar Mp3, mendengarkan radio, menontong televisi, bahkan internetan
seperti yahoo, facebook, twitter, dan sebagainya.
Dalam kegiatan belajar sangatlah berkaitan dengan yang namanya
aktivitas, tidak ada suatu pekerjaan tanpa adanya aktivitas. Oleh karena itu
aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar baik itu di sekolah maupun di
rumah. Dari aktivitas yang dilakukan seorang itulah yang merupakan salah
satu diantara yang mempengaruhi hasil dan prestasi belajar siswa.
47
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis diajukan untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan
penulis mengenai adanya pengaruh negatif handphone terhadap aktivitas
belajar siswa.
Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodologi Penelitian
menjelaskan bahwa: Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah
penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi tingkat
kebenarannya.64
Jadi, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara, karena
dugaan itu bisa benar, bisa juga salah, oleh karena itu perlu diteliti.
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis nol, disingkat (Ho)
Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara
penggunaan alat komunikasi handphone terhadap aktivitas belajar
siswa.
2. Hipotesis kerja atau disebut dengan Hipotesis alternatif (Ha)
Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan
alat komunikasi handphone terhadap aktivitas belajar siswa.
Maka penulis mengajukan hipotesis penelitian bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi
handphone terhadap aktivitas belajar siswa. Dengan kata lain menerima
hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho).
64
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995),
Cet. IX, h. 69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif yakni
penyelidikan tentang masalah kemasyarakatan atau kemanusiaan yang
didasarkan pada pengujian suatu teori yang tersusun atas variabel-variabel,
diukur dengan bilangan-bilangan dan dianalisis dengan prosedur statistik.
Bertujuan menentukan apakah generalisasi-generalisasi prediktif dari teori
tertentu yang diselidiki terbukti kebenarannya (Creswell, 1994). Adapun
dalam penulisan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode statistik deskriptif analisis yaitu metode yang
ditujukan untuk mendesrifsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik berupa alami maupun rekayasa manusia dengan sifat kajiannya
menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi.1 Dan yang ditunjang oleh data-
data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu
mengumpulkan data dari objek yang diteliti.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarta, 2006), Cet. II, h.72
48
49
C. Variabel Penelitian
Menurut Anas Sudijono, dalam bukunya Pengantar Statistik
Pendidikan, mengartikan kata variabel berasal dari bahasa Inggris variable
dengan arti ubahan, faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubah-
ubah.2
Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan Praktik, menegaskan bahwa: Variabel adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.3
Dalam penelitaian ini terdapat dua variabel antara lain yaitu:
1. Variabel penggunaan alat komunikasi handphone yang merupakan
variabel X sebagai variabel bebas.
2. Variabel aktivitas belajar siswa merupakan variabel Y sebagai
variabel terikat.
2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), h.
36
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1992), Cet. Ke X, h. 161
4
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 49
50
menjadi subyek atau obyek penelitian.5 Jadi disini sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Penulis mengambil sampel sebanyak 55
siswa dari seluruh jumlah populasi. Pengambilan sampel penelitian ini
berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu: Apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat
diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih.6 Penulis memilih kelas VIII untuk
dijadikan sampel penelitian yang nantinya akan diberikan kuesioner atau
angket.
Dalam pemilihan sampel penulis menggunakan metode random
sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak adalah pemilihan ukuran
sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk menjadi sampel.
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 252
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 107
7
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h.
76
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 198
51
9
Cholid Narbuka dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.
VI, h. 76
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 278
52
Tabel 1
Skor item alternatif jawaban responden
Positif Negatif
Jawab Skor Jawab Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
Tabel 2
Klasifikasi skor angket
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 285
53
( ()) ( ())
Keterangan:
rxy : Angka indeks r product moment (antara variabel X dan Y)
N : Number of cases
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y
12
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 180.
55
G. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan data
melalui pedoman tertulis tentang pengamatan wawancara, dan daftar
pertanyaan (angket) yang disiapkan untuk mendapatkan informasi dari
responden.13
Adapun kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan)
tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Kisi-kisi instrument angket
- Apakah kamu
membawa
handphone saat
pergi ke sekolah
- Apakah kamu
menelpon dalam
sehari lebih dari satu
jam
- Apakah kamu
menghabiskan pulsa
lebih dari Rp
25.000,- dalam satu
bulan
13
Ronny Kountur, Metode Untuk Penulisan Skripsi & Tesis, (Jakarta: CV.Taruna Grafika
2003), Cet ke-1, h. 113
56
- Apakah kamu
memberi kabar pada
orangtua melalui
handphone
- Apakah kamu
menambah
teman/berkenalan
menggunakan
handphone
- Apakah kamu
berbicara dengan
bahasa sopan
dihandphone
- Apakah kamu
meminta maaf
dengan
menggunakan
handphone apabila
punya salah
- Apakah kamu
merasa sombong
dengan mempunyai
handphone
- Apakah kamu
mengancam
seseorang dengan
menggunakan
handphone
- Apakah kamu
memainkan
handphone saat
pelajaran di dalam
kelas berlangsung
- Apakah kamu
meminta jawaban
ujian ulangan
dengan menggunkan
SMS
- Apakah kamu
membuka
facebook/twitter
melalui handphone
saat pelajaran
berlangsung
- Apakah guru
memainkan
handphone saat
mengajar di dalam
kelas
- Apakah guru
mengajar dengan
metode (cara
belajar) yang
bervariasi/bermacam
-macam
- Apakah pihak
sekolah mengadak
razia handphone
58
- Apakah kamu
menelpon di atas
pukul 21.00 WIB
- Apakah kamu
belajar kelompok di
rumah
- Apakah handphone
kamu aktif 24 jam
- Apakah orangtua
kamu menasehati
agar tidak
menggunakan
handphone secara
berlebihan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1
Moh. Khotim, Wawancara, Jakarta, 04 Oktober 2011
59
60
2
Moh. Khotim, Wawancara, Jakarta, 04 Oktober 2011
61
2. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 66 Jakarta
2. Nomor Statistik Sekolah : 201.016.305.086
Nomor Induk Sekolah : 200 040
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 2010 2491
3. Tipe Sekolah :C
4. Alamat Sekolah : Jl. Masjid AnNur III Rt.13/01 No.1
Kelurahan : Grogol selatan
Kecamatan : Kebayoran Lama
Kota Administrasi : Jakarta Selatan
Provinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 12220
5. Telepon : 021 7262921
Faximile : 021 7262921
Email : smpn66jkt@yahoo.co.id
6. Status Sekolah : Negeri
Tanggal Berdiri / Beroperasi : 30 Mei 1965
7. Nilai Akreditasi Sekolah : A
Tahun Akreditasi : 2009
8. Pendidik dan Tenaga Kependidikan :
a. Pimpinan Sekolah.
Tabel 5
Pimpinan Sekolah
b. Guru.
1. Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin dan jumlah
Tabel 6
Pendidikan, status, jenis kelamin guru
Tabel 7
Nama-nama guru, karyawan sekolah beserta jabatannya
NO Nama Jabatan
Tabel 8
Jumlah siswa tahun ajaran 2011 - 2012
Jumlah kelas 5 5 4
3
Moh. Khotim, Wawancara, Jakarta, 04 Oktober 2011
65
B. Deskripsi Data
Telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket yang telah disebarkan kepada para siswa.
Angket yang telah disebarkan pada siswa yaitu sebanyak 55 angket
yang telah dipilih secara acak. Kemudian data yang telah diperoleh dari
angket tersebut diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi
dengan prosentase dengan menggunakan rumus:
= %
4
Siti Rohmah, Wawancara, Jakarta, 03 Oktober 2011
66
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Number of cases
Tabel 9
Siswa yang mempunyai handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 10
Siswa memaksa orang tua untuk dibelikan Handphone
1 Selalu 1 2%
2 Sering 1 2%
3 Kadang-kadang 29 53%
4 Tidak Pernah 24 43%
Jumlah 55 100%
Tabel 11
Siswa membawa handphone ke sekolah
Jumlah 55 100%
Tabel 12
Siswa menelepon lebih dari satu jam sehari
Jumlah 55 100%
Tabel 13
Siswa menghabiskan pulsa Rp 25.000,- dalam sebulan
Jumlah 55 100%
Tabel 14
Siswa menggunakan handphone untuk hal positif
1 Selalu 30 54%
2 Sering 13 24%
3 Kadang-kadang 12 12%
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 55 100%
Tabel 15
Siswa memberi kabar pada orang tua melalui handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 16
Siswa menambah teman melalui handphone
Jumlah 55 100%
1 Selalu 19 35%
2 Sering 20 36%
3 Kadang-kadang 16 29%
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 55 100%
Tabel 18
Siswa minta maaf melalui handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 19
Siswa melihat gambar/video porno di handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 20
Siswa membohongi teman melalui handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 21
Siswa merasa sombong mempunyai handphone
Jumlah 55 100%
75
Tabel 22
Siswa minta uang pada orang tua untuk dibelikan pulsa
Jumlah 55 100%
Tabel 23
Siswa mengancam seseorang melalui handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 24
Siswa menonaktifkan handphone saat di dalam kelas
Jumlah 55 100%
Tabel 25
Siswa memainkan handphone saat pelajaran belangsung
Jumlah 55 100%
Tabel 26
Siswa menyontek dengan mengunakan handphone
1 Selalu - -
2 Sering 2 4%
3 Kadang-kadang 7 13%
4 Tidak Pernah 46 83%
Jumlah 55 100%
Tabel 27
Siswa bermain facebook/twitter di handphone saat pelajaran berlangsung
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa (4%) siswa menyatakan selalu
bermain facebook/twitter melalui handphone saat pelajaran berlangsung,
(15%) siswa menyatakan sering bermain facebook/twitter melalui handphone
saat pelajaran berlangsung, kemudian (27%) siswa menyatakan kadang-
80
Tabel 28
Guru memainkan handphone saat mengajar
Jumlah 55 100%
Tabel 29
Guru mengajar dengan metode yang bervariasi
Jumlah 55 100%
Tabel 30
Pihak sekolah mengadakan razia handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 31
Pihak sekolah mensosialisasikan dampak negatif handphone
Jumlah 55 100%
83
Tabel 32
Siswa malas belajar akibat bermain handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 33
Siswa lupa membuat PR akibat bermain handphone
Jumlah 55 100%
Tabel 34
Siswa menelepon di atas pukul 21.00 WIB
1 Selalu 3 5%
2 Sering 6 11%
3 Kadang-kadang 19 35%
4 Tidak Pernah 27 49%
Jumlah 55 100%
Tabel 35
Siswa belajar kelompok di rumah
Jumlah 55 100%
Tabel 36
Siswa mengaktifkan handphone 24 jam
Jumlah 55 100%
Tabel 37
Orang tua mendampingi siswa saat belajar di rumah
Jumlah 55 100%
Tabel 38
Orang tua menasehati tentang dampak negatif handphone
Jumlah 55 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa (38%) siswa menyatakan orang tua
selalu menasehati tentang dampak negatif handphone, (24%) siswa
menyatakan orang tua sering menasehati tentang dampak negatif handphone,
kemudian (25%) siswa menyatakan orang tua kadang-kadang menasehati
88
tentang dampak negatif handphone, dan (13%) siswa menyatakan orang tua
tidak pernah menasehati tentang dampak negatif handphone.
Berdasarkan jawaban responden tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa sebagian besar orang tua selalu menasehati tentang dampak negatif
handphone kepada anaknya.
C. Analisis Data
Seperti yang penulis ungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah antara variabel X (penggunaan alat komunikasi
handphone) dan variabel Y (aktivitas belajar siswa) terdapat hubungan positif
yang signifikan. Untuk itu menggunakan rumus korelasi product moment
untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signigfikan atau tidak
diantara kedua variabel tersebut.
Adapun untuk mencari angka indeks korelasi r product moment
tersebut, maka langkah yang ditempuh adalah:
1. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (X) penggunaan
alat komunikasi handphone.
2. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (Y) aktivitas
belajar siswa.
3. Scoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukan kedalam tabel kerja
atau tabel perhitungan yang terdiri dari enam kolom.
Tabel 39
Indeks Korelasi
Antara Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP) terhadap
Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan
No X Y XY X Y
Responden
1 40 32 1280 1600 1024
rxy = N XY (X)(Y)
( ()) ( ())
Keterangan:
Rxy : Angka indeks r product moment (antara variabel X dan Y)
N : Number of cases
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y
rxy = N XY (X)(Y)
( ()) ( ())
= 5802280 5753178
6156645 6081156 (5491695 5442889)
= 49102
75489 (48806)
= 49102
3684316134
= 49102
60698,57
= 0, 808
D. Interpretasi Data
Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan dua
macam cara, yaitu:
a. Memberi interpretasi sederhana
Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana
dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r
product moment. Ternyata besarnya rxy (0,808) yang besarnya berkisar
antara 0,70 0,90 berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi kuat atau tinggi.
b. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan jalan berkonsultasi pada nilai
r product moment dengan jalan:
93
lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,297 dan 0,361). Karena rxy
lebih besar dari r tabel, dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima
dan hipotesis nol (Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif yang
signifikan antara penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap
94
aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa
mempergunakan alat komunikasi handphone maka semakin berdampak
negatif terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 66 Jakarta Selatan.
Adapun penghitungan Koefisien Determinasi (KD) yang digunakan
untuk mengetahui kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus:
KD = r x 100%
Keterangan:
KD = Koefiensi Determinasi ( kontribusi variabel X terhadap Variabel Y)
r = Koefiensi korelasi antara variabel X dengan variabel Y
KD = r x 100%
= 0,808 x 100%
= 0,652864 x 100%
= 65,28%
Dari perhitungan tersebut diperoleh KD 65,28% maka dapat diketahui
bahwa penggunaan alat komunikasi handphone mempengaruhi aktivitas
belajar siswa sebesar 65,28% yang artinya handphone mempunyai pengaruh
yang cukup buruk terhadap aktivitas belajar siswa.
Selain itu dari narasi perhitungan manual yang penulis lakukan yaitu
dari data yang tertera dalam nilai tabel di atas, setelah dianalisis antara
variabel X (sebagai angket penggunaan alat komunikasi handphone) dan
variabel Y (sebagai angket aktivitas belajar siswa) hasilnya yang memiliki
angka lebih tinggi yaitu penggunaan alat komunikasi handphone sebesar 38
responden dan hasil yang lebih rendah adalah aktivitas belajar siswa yaitu
sebesar 15 responden dan yang memiliki hasil sama besar antara penggunaan
alat komunikasi handphone dan aktivitas belajar siswa hanya 2 responden.
Maka berdasarkan analisis tersebut dapat diambil kesimpulan juga bahwa
penggunaan alat komunikasi handphone dikalangan pelajar mempunyai
pengaruh yang kuat atau tinggi terhadap aktivitas belajar siswa baik itu di
sekolah ataupun di rumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yatitu yang berjudul
pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap aktivitas
belajar siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan. Akhirnya penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
Ada hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat
komunikasi handphone terhadap aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dari hasil yang diperoleh yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, diperoleh angka indeks korelasi sebesar 0,808 yang berkisar antara
0,70 0,90, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y yaitu korelasi yang Kuat atau tinggi.
Kemudian dengan memeriksa tabel nilai r product moment ternyata
dengan df sebesar 50 pada taraf signifikan 5% diperoleh r tabel sebesar
0,297, selanjutnya pada taraf signifikan 1% diperloleh angka sebesar 0,361.
jika dilihat pada angka r tabel tersebut maka rxy jauh lebih besar daripada
r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,808 > 0,297) maupun pada taraf
signifikan 1% (0,808 > 0,361). Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif
yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap
aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa
95
96
B. Saran
Sebagaimana yang penulis telah ungkapkan pada bagaian awal
penelitian bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
aktivitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah dan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh handphone terhadap aktivitas belajar
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan saran,
sebagai berikut:
1. Dengan dibuktikannya bahwa penggunaan alat komunikasi handphone
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap aktivitas belajar siswa,
berarti penggunaan alat komunikasi handphone dikalangan pelajar
harus mendapatkan perhatian yang lebih dari semua pihak.
2. Kepada para guru agar lebih memperhatikan para siswa yang
membawa handphone dalam lingkungan sekolah terlebih lagi di dalam
kelas jangan sampai siswa menyalahgunakan fungsi handphone
kepada fungsi negatif seperti memainkan handphone saat pelajar
berlangsung yang dapat dipastikan hal tersebut akan mempengaruhi
97
Dradjat, Zakiah. Dkk., Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. 1, 1995.
Effendi, E. Usman dan Praja, Juhaya S., Pengantar Psikologi, Jakarta: PT.
Angkasa Bandung, 1989.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Komunikasi, Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya, Cet. IX, 2005.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, Cet. XI,
2011.
Narbuka, Cholid. Ahmad, Abu., metodologi penelitian Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
VI, 2004.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet II, 1996.
Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. X
2003.
Soenarjo, R.H.A. Dkk. Al-Quran dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama RI,
1971.
_____, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, Cet. II,
2006.