Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Demam dengue (DD) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak

remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau

nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati,

demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa

mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan

(petekie) spontan. Indonesia merupakan negara endemik dengue dan merupakan

negara dengan kasus dengue tertinggi di Asia Tenggara. 1

Di Asia Tenggara, hingga tahun 2009, tingkat morbiditas dengue

meningkat sangat pesat. Di Indonesia, dimana 35% penduduk tinggal di pedesaan,

156.052 kasus infeksi dengue ditemukan pada tahun 2009. Pada tahun 2007

sebanyak 157.442 kasus infeksi dengue dilaporkan sebagai angka kejadian

tertinggi yang pernah dicatat. Tingkat mortalitas dengue di Indonesia

diperkirakan 1%.

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan

oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus

(Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili

Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,

DEN-4. Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan pada

penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus

dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. 2


Diagnosis infeksi dengue saat ini dapat ditegakkan dengan dua cara yaitu

melalui gejala klinis dan melalui diagnosis laboratorium. Diagnosis laboratorium

merupakan gold standart yang menjadi pijakan diagnosis infeksi penyakit ini.

Pengobatan DBD bersifat suportif. Tatalaksana didasarkan atas adanya

perubahan fisiologi berupa perembesan plasma dan perdarahan. Deteksi dini

terhadap adanya perembesan plasma dan penggantian cairan yang adekuat akan

mencegah terjadinya syok. Pemberian cairan plasma, pengganti plasma, tranfusi

darah, danobat-obat lain dilakukan atas indikasi yang tepat.


LAPORAN KASUS

Seorang pasien Nn.AS, 28 tahun, Suku Minahasa, alamat Ranowangko

Jaga 2, agama Kristen Protestan, pekerjaan Ibu Rumah Tangga masuk rumah sakit

Prof Dr. R. D. Kandou 24 Oktober 2013 dengan keluhan utama demam 3 hari

sebelum masuk rumah sakit. Demam terus menerus hampir sepanjang hari.

Demam turun dengan obat penurun panas, kemudian demam naik lagi. Demam

tidak disertai dengan menggigil. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan mual,

tapi tidak sampai muntah dan juga disertai penurunan nafsu makan. Sakit kepala

terutama disekitar mata dan juga sakit semua otot tubuh juga dirasakan pasien.

Pasien tidak ada keluhan batuk, sesak nafas dan muntah. Buang air kecil dan

buang air besar seperti biasa. Riwayat penyakit jantung, paru-paru, liver, ginjal,

kencing manis dan darah tinggi tidak ada. Dalam keluarga hanya pasien yang sakit

seperti ini. Pasien tidak merokok dan minum alkohol. Tetangga pasien ada yang

sakit demam berdarah.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit sedang

dengan kesadaran compos mentis, berat badan 59 kg, tinggi badan 165 cm, indeks

massa tubuh (IMT) 21,6 kg/m2. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92 x/menit,

pernafasan 22 x/menit dan suhu badan 38,30C. Pada pemeriksaan kepala didapati

rambut tidak rontok, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lidah tidak kotor,

tonsil besarnya normal dan faring tidak hiperemis. Tidak ada pembesaran kelenjar

getah bening dan trakea letak di tengah. Pada pemeriksaan dada tampak simetris

dalam keadaan statis dan dinamis, stem fremitus normal kiri sama dengan kanan,

sonor kiri dan kanan, batas paru hati pada sela iga VI kanan dengan peranjakan
diafragma 2 cm, tidak terdapat ronkhi serta tidak terdapat wheezing. Pemeriksaan

jantung iktus kordis tidak tampak dan tidak teraba, batas kiri jantung pada 2 jari

medial dari sela iga V garis midklavikula kiri dan batas kanan jantung pada sela

iga IV garis parasternalis kanan, suara jantung I dan II dalam batas normal,

teratur, tidak ada bising dan gallop. Pada pemeriksaan abdomen datar, lemas,

tidak ada nyeri tekan pada epigastrium, hati dan limpa tidak teraba, bising usus

normal. Ekstremitas hangat, tidak ada edema, tes rumple leede positif, tidak ada

petekie.

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 24 Oktober 2013 didapatkan Hb

11,4 g/dL, hematokrit 33,1%, eritrosit 4,68 x 106/L; leukosit 5.400/L;

trombosit 78.000/L. SGOT 22; SGPT 31; dan pemeriksaan DDR malaria negatif.

Pada pemeriksaan IgM anti dengue negatif dan IgG antidengue positif.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium pasien

didiagnosis sebagai demam dengue. Dan pasien di terapi dengan pemberian IVFD

Ringer lactat 32 tetes/menit, paracetamole 500 mg tablet setiap 8 jam, dan

ranitidine tablet setiap 12 jam. Pasien direncanakan untuk pemeriksaan darah

lengkap kontrol, DDR serial dan urinalisis lengkap.

Pada perawatan hari kedua, demam hari ke-4, pasien masih panas. Mual

dan muntah tidak ada. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit

sedang dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90

x/menit, pernafasan 22 x/menit dan suhu badan 38,0 0C. Hasil pemeriksaan

laboratorium didapatkan Hb 11,2 g/dL; hematokrit 33,1%; eritrosit 4,44 x 10 6/L;

leukosit 4.600/L; trombosit 99.000/L. Pada pemeriksaan DDR malaria negatif.


Dan pasien di terapi dengan pemberian IVFD Ringer lactat 32 tetes/menit,

paracetamole 500 mg tablet tiap 8 jam dan ranitidine tablet setiap 12 jam.

Pada perawatan hari ketiga, demam hari ke-5, pasien sudah tidak panas.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan

kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78 x/menit,

pernafasan 20 x/menit dan suhu badan 36,80C. Dan pasien di terapi dengan

pemberian IVFD Ringer lactat 32 tetes/menit, paracetamole 500 mg kalau panas.

Pada perawatan hari kelima pasien sudah tidak panas, bisa makan dan

minum seperti biasa. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit

sedang dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72

x/menit, pernafasan 20 x/menit dan suhu badan 36,6 0C. Pasien boleh rawat jalan

dan kemudian disarankan untuk kontrol di poliklinik penyakit dalam.


PEMBAHASAN

Definisi

Demam dengue dan demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic

fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai

leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.3,4,5,6,7,8.

Hal ini sesuai dengan yang ditemukan pada pasien ini, dan memenuhi beberapa

kriteria, yaitu demam akut (3 hari), sakit kepala, manifestasi perdarahan berupa uji

tourniquet positif, tidak ditemukan bukti adanya kebocoran plasma. Hasil

laboratorium trombositopenia yaitu trombosit 78.000/L, Hb 11,4 g/dL,

hematokrit 33,1%, eritrosit 4,68 x 106/L; leukosit 5.400/L.

Etiologi

Demam dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus. Dari pemeriksaan

laboratorium pada pasien ini ditemukan IgG anti dengue positif pada saat demam

hari ke-3, hal ini menandakan bahwa pasien telah terinfeksi virus dengue

sebelumnnya dan bila terdapat peningkatan empat kali lipat menandakan bahwa

pasien ini terinfeksi sekunder oleh virus dengue.3,4,5,7

Manifestasi Klinis

Diagnosa probable dengue fever dapat ditegakkan dari anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis ditemukan demam akut, sakit kepala terutama di sekitar mata

dan nyeri otot. Pemeriksaan fisik ditemukan tes rumple leede positif,.
Pemeriksaan penunjang, trombositopenia 78.000/mm3, IgG anti dengue positif.

Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosa probable dengue fever yaitu demam akut

yang diikuti oleh dua atau lebih kriteria seperti sakit kepala, nyeri retro-orbital,

myalgia, nyeri tulang, rash, manifestasi perdarahan, leukopenia ( 5000 uL/mm3),

trombositopenia (<150.000/mm3), peningkatan hematokrit (5-10%), dan juga

diikuti pemeriksaan IgG dan IgM positif, serta berasal dari daerah endemik

dengue fever. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan ditemukan adanya peningkatan

IgG anti dengue empat kali lipat.3,4,5,7

Tabel diagnosis dengue fever.3,4,5,7

Diagnosis probable, yaitu demam yang diikuti oleh dua atau lebih:
Gejala Klinis Laboratorium
Sakit kepala Leukopenia ( 5000 uL/mm3)

Nyeri retro-orbital Trombositopenia (<150.000/mm3)

Myalgia Peningkatan hematokrit (5-10%)

Nyeri Tulang

Rash

Manifestasi perdarahan
Diikuti minimal satu dari dibawah ini:
Terjadi di daerah dimana Tes serologi suportif dari satu sampel serum: titer antibody

terdapat kasus dengue fever IgG 1280 pada tes inhibisi hemaglutinasi, yang dapat

terkonfirmasi dibandingkan dengan tes ELISA, atau tes antibody IgM

yang positif
Untuk konfirmasi diagnosis dengue fever, kasus probable diikuti minimal satu di bawah

ini:
Isolasi virus dengue dari serum, CSS, atau sampel otopsi
Deteksi virus dengue atau antigen dalam jaringan, serum atau cairan serebrospinal dengan

immunochemistry, immunofluorescence atau ELISA


Deteksi virus dengue menggunakan PCR
Peningkatan empat kali lipat dari serum IgG (dari tes inhibisi hemaglutinasi) atau

peningkatan IgM antibody virus dengue


Tabel klasifikasi infeksi dengue dan derajat DBD.2,3,4,5

DF / DHF Grad Gejala dan Tanda Laboratorium

e
DF Demam dengan dua dari hal berikut: leukopenia (WBC 5000

Sakit kepala. sel/mm3).

Nyeri Retro-orbital. Trombositopenia (trombosit

myalgia. <150 000 sel/mm3).

Arthtralgia / nyeri tulang. Meningkatnya hematokrit

Ruam. (5% - 10%).

manifestasi perdarahan. Tidak ada bukti kehilangan

Tidak ada bukti kebocoran plasma. plasma


DHF I Demam dan manifestasi perdarahan (uji Trombositopenia <100 000 sel /

tourniquet positif) dan bukti kebocoran mm3; HCT meningkat 20%

plasma
DHF II Seperti derajat I ditambah pendarahan Trombositopenia <100 000 sel /

spontan mm3; HCT meningkat 20%


DHF III Seperti derajat I atau II ditambah Trombositopenia <100 000 sel /

kegagalan peredaran darah mm3; HCT meningkat 20%

(nadi lemah, tekanan nadi sempit

( 20 mmHg), hipotensi, gelisah).


DHF IV Seperti derajat III ditambah syok yang Trombositopenia <100 000 sel /
mendalam dengan tekanan darah dan mm3; HCT meningkat 20%

nadi tidak dapat diukur

Spektrum klinis infeksi virus dengue:1

Penatalaksanaan

Pada pengobatan dengue fever dapat diobati secara simptomatik untuk

panas yang dialami pasien,5 pada pasien ini diberikan paracetamol 3x500 mg

diberikan pada pasien tiga kali setiap 8 jam, pasien juga diberikan domperidon

syrup tiap 6 jam. Pemberian cairan kristaloid berupa NaCl 0,9% karena terjadi

trombositopenia dan juga untuk mengganti cairan karena sebelumnya pasien

muntah, diberikan tetesan 32 gtt untuk maintenance dengan menggunakan rumus

1500 + 20(BB-20).

Prognosis

Diagnosis cepat terhadap ada atau tidaknya infeksi dengue pada pasien

yang menderita demam sangat penting karena menentukan prognosis penyakit.


Penatalaksanaan suatu penyakit infeksi dimulai dengan pemeriksaan penunjang

laboratorium.3

Prognosis demam dengue dapat beragam, dipengaruhi oleh adanya

antibodi yang didapat secara pasif atau infeksi sebelumnya. Pada DBD, kematian

telah terjadi pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi dengan penanganan intensif

yang adekuat kematian dapat di tekan <1% kasus. Keselamatan secara langsung

berhubungan dengan penatalaksanaan awal dan intensif. Pada kasus yang jarang,

terdapat kerusakan otak yang disebabkan syok berkepanjangan atau perdarahan

intrakranial. 9

Pada Pasien ini prognosis dubia ad bonam karena penanganan yang segera

pada pasien ini, saat pasien terdiagnosis demam dengue dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., dan Setiowulan, W.,

2001. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2, ed. Ketiga. Jakarta: Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.


2. Sutaryo. 1999. Perkembangan patogenesis DBD. Dalam: Hadinegoro SRH,

Satari HI, editor. Demam berdarah dengue: Naskah Lengkap. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

3. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. FKUI. Jakarta. 2007.

4. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan

Pelayanan Medik. FK UI. Jakarta. 2006.

5. Harijanto, P .N. Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Bahan Ajar.

FK UNSRAT. Manado. 2011.

6. WHO. Comprehensive Guidlines for Prevention and Control of Dengue and

Dengue Haemorrhagic Fever. 2011.

7. WHO. Dengue Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.

2009.

8. WHO. Guidlines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Haemorrhagic

Fever in Small Hospitals. 2009.

9. Depkes RI. Tatalaksana Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Available from : http://www.depkes.go.id/downloads. Accessed 2

November 2013.
10. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan

Pelayanan Medik. FK UI. Jakarta. 2006.


Responsi Umum

DEMAM DENGUE

Oleh:

Alfrid Robot 070111220

Vivi Mamangkey 070111255

Pembimbing:

dr. Eko Surachmanto, Sp.PD-KAI

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN

BLU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2013

Anda mungkin juga menyukai