PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Adapun gangguan pada sistem
pencernaan seperti gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan maag.Masalah pencernaan
dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi jika tidak akan dapat memperburuk
keadaan.Salah satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi obat ,
yang termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor
antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa inhibitor,
Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam pelayanan kesehatan, obat
merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan
baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah
penyakit bahkan obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu,
penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?
3. Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari obat pencernaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari obat sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan obat sistem pencernaan dengan tepat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi obat sistem pencernaan.
3. Mahasiswa dapat memahami efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan
Obat Sistem Pencernaan adalahm obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
menerima makanan
memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
2.2.1 ANTITUKAK
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian
bawah, dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak lambung
ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan mencegah kambuh. Adapun
pembagian dari antitukak contohnya antasida.Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan
rasa terbakar di hulu hati karena hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.Antasida yang diberikan
peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna mempercepat distribusi dan
mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+), Aluminium (Al+
++
), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal dari bahasa lemah, yang jika bereaksi
dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam. Karena ION H + membentuk air (H2O)
menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga keasaman lambung menurun atau pH meningkat.
Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam
mengurangi iritasi mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga
pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya
penambahan zat-zat tertentu. Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga
pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya
penambahan zat-zat misalnya penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan dalam
kesediaannya berfungsi mendorong flatus (dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi
terjadinya forasi pada tukak.Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian
kecil dari zat aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan
dengan asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Disamping itu, antasida
juga dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan bersamaan sehingga
dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya jika ada obat yang harus diminunm
bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1 jam.Sodium Bikarbonat (NaHCO 3)
dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida sistemik yang sekarang sudah sangat jarang
digunakan. Obat ini dapat menyebabkan alkalisis karena Na + dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan
Ca (O2)2 menyebabkan urine bersifat basa, kelebihan Na + menyebabkan retensi cairan yang
berakibat udem dan tekanan darah naik.Selain itu, penggunaan NaHCO 3 dapat meningkatkan
CO2 disaluran pencernaan yang berakibat distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi
(memperparah penutup tukak yang ada.
2
Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,
TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini
mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi ansiolitik
klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam mengobati tukak.
Adapun Golongan Obat Penenang :
1. Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini mempercepat relaksasi
mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.Tetapi benzodiazepin bisa
menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.Obat
cemas dari golongan benzodiazepin adalah alprazolam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide),
lorazepam, oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas ini
nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan alkohol.
Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.Efeknya baru timbul setelah 10-
15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine.Hydroxyzine diindikasikan
untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang berhubungan dengan psikoneurosis
atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan kecemasan.Hydroxyzine dapat
menyebabkan kantuk dan menghilangkan kesadaran, sehingga dianjurkan untuk tidak
mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.Hydroxyzine dapat menyebabkan
kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua
minggu anda harus periksakan ke dokter anda atau dokter gigi karena kekeringan yang lama
dapat menyebabkan penyakit gigi.
2.2.2 ANTISPASMODIK
3
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek anti kolinelgik (lebih tepatnya
anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik dapat
mengurangi spasme usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom usus
irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan tambahan. Manfaat
klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif kecil, karena dosisnya
dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain itu, keberadaannya telah digantikan
oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni antagonis reseptor-H2 histamin
dan anti muskarinik selektif piren zevin.Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi
kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan
sebagainya.Beberapa contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan
mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide
digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati
kram perut dan abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang
diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot
polos, emboli perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
GASTRITIS/MAAG
1. Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel
penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung bismuth atau antibiotik
misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh
penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam lambung) dan
anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung).
Perdarahan hebat : menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-obatan, terutama
aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn , alkoholik, dll diobati
dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin, Ranitidian
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis anti
ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.
2.2.3 ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan
frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90%
air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut
untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik
(opium tinctur) atau loperamide.
untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan
pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai
4
indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem
tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus
dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri, serta
rotavirus.
DULCOLAX
Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi
sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.
Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus
buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui
hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.
5
Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit
L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax,
shellac..
Cara Kerja Obat:
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai
laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan
peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan
alektrolit dalam lumen usus besar.
Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria
anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada
esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-
sama dengan susu atau antasida.
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.
6
Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan.
Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus
dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak.
Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram,
sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid
juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko
ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan.
Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.
Overdosis:
Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya
kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia,
hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan
otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat
dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini
mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat
diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda.
Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya.
7
atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu
dengan pembedahan).
Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun
tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati.
8
Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berguna memperbaiki
fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna
makanan.
Sediaan digestan :
Enzim pankreas
Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin
(protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipase relatif lebih tinggi
dari pankreatin.
Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi batu kolesterol kandung
empedu.
2.2.8 ANTASIDA
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan
mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi
mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium menyebabkan
diare karena bersifat pencahar, sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat
menyebabkan sembelit maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan
molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit.
2. Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit
gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan
hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan
mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam, dan
mengurangi H. pylori.
3. Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi adalah
sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan
mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan
vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi
antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan
hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam
rendah).Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan
amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan
aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga
kekurangan fosfat.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2).Bekerja dengan cara mengurangi sekresi
asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.
Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :
9
a. Antasida
Aluminium Hidroksida
Al Oksida
Magnesium Karbonat
Mg Trisilikat
Mg Oksida
Mg Hidroklorida
Natrium Karbonat
Bismuth Subnitrat
Bismuth Subsitrat
Kalsium Karbonat
Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )
10
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah
masuk angin, kembung dan kentut
i. Penenang
Diazepam
Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung
2.2.9 ANTIKOLINERGIK
Antikolinergi (antimuskarinik, parasimpatolitik) menghilangkan nyeri dengan
menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal; obat-obat ini bekerja dengan menghambat
asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida. Antikolinergik berfungsi memperlambat waktu
pengosomgam lambung, sehingga lebih sering dipakai untuk tukak duodenum daripada tukak
lambung.Antikolinergik harus diminum sebelum makan untuk mengurangi sekresi asam yang
timbul saat makan. Antasid dapat memperlambat absorbsi antikolineregik sehingga harus
diminum 2 jam sesudah pemberian antikolinergik. Namun saat ini diangap obsolet dan sudah
ditinggalkan seluruhnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima makanan, memecah makanan menjadi zat-
zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah,
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik ,
Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Dari sekian obat yang
disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda sesuai dengan golongan
obat tersebut.
3.3 Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat menyediakan ataupun
memberikan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
12
Daftar Pustaka
http://meidinasinaga.wordpress.com/2009/11/12/obat-antitukak/
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/obat-anxietas
http://id.scribd.com/doc/42559346/OBAT-SISTEM-PENCERNAAN
http://hmkuliah.wordpress.com/2011/04/30/obat-sistem-pencernaan/
http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html
13