Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Adapun gangguan pada sistem
pencernaan seperti gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan maag.Masalah pencernaan
dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi jika tidak akan dapat memperburuk
keadaan.Salah satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi obat ,
yang termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor
antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa inhibitor,
Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam pelayanan kesehatan, obat
merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan
baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah
penyakit bahkan obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu,
penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?
3. Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari obat pencernaan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari obat sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan obat sistem pencernaan dengan tepat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi obat sistem pencernaan.
3. Mahasiswa dapat memahami efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan
Obat Sistem Pencernaan adalahm obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
menerima makanan
memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan


Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya : Antitukak,
Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare ,
Laksatif.

2.2.1 ANTITUKAK
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian
bawah, dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak lambung
ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan mencegah kambuh. Adapun
pembagian dari antitukak contohnya antasida.Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan
rasa terbakar di hulu hati karena hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.Antasida yang diberikan
peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna mempercepat distribusi dan
mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+), Aluminium (Al+
++
), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal dari bahasa lemah, yang jika bereaksi
dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam. Karena ION H + membentuk air (H2O)
menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga keasaman lambung menurun atau pH meningkat.
Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam
mengurangi iritasi mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga
pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya
penambahan zat-zat tertentu. Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga
pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya
penambahan zat-zat misalnya penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan dalam
kesediaannya berfungsi mendorong flatus (dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi
terjadinya forasi pada tukak.Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian
kecil dari zat aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan
dengan asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Disamping itu, antasida
juga dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan bersamaan sehingga
dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya jika ada obat yang harus diminunm
bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1 jam.Sodium Bikarbonat (NaHCO 3)
dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida sistemik yang sekarang sudah sangat jarang
digunakan. Obat ini dapat menyebabkan alkalisis karena Na + dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan
Ca (O2)2 menyebabkan urine bersifat basa, kelebihan Na + menyebabkan retensi cairan yang
berakibat udem dan tekanan darah naik.Selain itu, penggunaan NaHCO 3 dapat meningkatkan
CO2 disaluran pencernaan yang berakibat distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi
(memperparah penutup tukak yang ada.

2
Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,

Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2 H2O


CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
NaHCO3 + 2HCl NaCl + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung almunium (Al) dan
kalsium (Ca) karena dapat menghambat absorpsi air dan fosfat. Sedangkan diare merupankan
efek samping antasida yang mengandung magnesium (Mg). oleh karena itu, kebanyakan antasida
mengandung kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan efek samping utamanya. Antasida
jika digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi sekitar 30 menit tetapi jika di gunakan
1 jam setelah makan aktivitasnya dapat berlangsung sekitar 2-3 jam. Hal ini di sebabkan karena
makanan berfungsi sebagai baffer dan menghambat kekosongan lambung. Golongan Obat
Antitukak :

TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini
mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi ansiolitik
klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam mengobati tukak.
Adapun Golongan Obat Penenang :
1. Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini mempercepat relaksasi
mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.Tetapi benzodiazepin bisa
menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.Obat
cemas dari golongan benzodiazepin adalah alprazolam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide),
lorazepam, oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas ini
nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan alkohol.
Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.Efeknya baru timbul setelah 10-
15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine.Hydroxyzine diindikasikan
untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang berhubungan dengan psikoneurosis
atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan kecemasan.Hydroxyzine dapat
menyebabkan kantuk dan menghilangkan kesadaran, sehingga dianjurkan untuk tidak
mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.Hydroxyzine dapat menyebabkan
kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua
minggu anda harus periksakan ke dokter anda atau dokter gigi karena kekeringan yang lama
dapat menyebabkan penyakit gigi.

2.2.2 ANTISPASMODIK

3
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek anti kolinelgik (lebih tepatnya
anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik dapat
mengurangi spasme usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom usus
irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan tambahan. Manfaat
klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif kecil, karena dosisnya
dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain itu, keberadaannya telah digantikan
oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni antagonis reseptor-H2 histamin
dan anti muskarinik selektif piren zevin.Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi
kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan
sebagainya.Beberapa contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan
mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide
digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati
kram perut dan abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang
diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot
polos, emboli perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
GASTRITIS/MAAG

1. Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel
penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung bismuth atau antibiotik
misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh
penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam lambung) dan
anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung).
Perdarahan hebat : menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-obatan, terutama
aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn , alkoholik, dll diobati
dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin, Ranitidian
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis anti
ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.

2.2.3 ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan
frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90%
air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut
untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik
(opium tinctur) atau loperamide.
untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan
pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai

4
indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem
tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus
dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri, serta
rotavirus.

2.2.4 OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)


Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air
besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah
gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum
merupakan sumber serat yang baik.Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :
1. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa
menambahkan serat pada tinja.
2. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
3. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
4. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar,
sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan
dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat,
sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
5. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau
minyak kastor.
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram
perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja
setelah 15-60 menit.jangka panjang menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang
bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel
Syndromes).
Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau
mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar
(misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan oleh
masyarakat luas adalah DULCOLAX.

DULCOLAX
Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi
sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.
Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus
buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui
hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.

5
Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit
L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax,
shellac..
Cara Kerja Obat:
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai
laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan
peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan
alektrolit dalam lumen usus besar.
Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria
anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada
esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-
sama dengan susu atau antasida.
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.

2. Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi


Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen
atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi
dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus.
Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1
sipositoria pada esok paginya.
Peringatan dan Perhatian:
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam
waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab
terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat
mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien
yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan
terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan
respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang
mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan
DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal,
kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.

6
Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan.
Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus
dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak.
Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram,
sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid
juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko
ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan.
Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.
Overdosis:
Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya
kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia,
hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan
otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat
dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini
mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat
diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda.
Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya.

2.2.5KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR


Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih
kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang menstimulasi aliran empedu ke
duodenum disebut Kolagogum.Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan untuk penyakit
hepatitis yang kronis karena virus.Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah ini ,
seperti di bawah ini :
Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus enterohepatik pada
efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulate.
AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri dari asam
amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau sirosis hati kadar
AARC ini akan menurun.
Chenodeoxycholic adalah asam empedu, satu dari empat asam organik utama yang diproduksi
oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien
yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong dengan pembedahan sama sekali

7
atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu
dengan pembedahan).
Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun
tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati.

2.2.6 OBAT HEMOROID


Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik
(vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut
hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal
(wasir luar). Wasir bisa terjadi karena mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar,
sehingga tinja mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar
mandi. Darahnya bisa membuat air di kakus menjadi merah. Lama kelamaan wasir dapat
menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat atau anemia sehingga
memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali
dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat membengkak
dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya terbentuknya
pembekuan darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya lendir dan
menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau
jebol karena banyak tinja yang tertahan akibat takut mengalamai rasa sakit saat buang air besar.
Gatal pada daerah anus (pruritus ani) bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa gatal ini terjadi karena
keadaan wasir yang terkeluar itu menghambat pembersihan anus secara efisien, dapat
menyebabkan partikel-partikel kecil dari feses menumpuk pada kulit perianal dan bekerja
sebagai iritan. Iritan ini dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak segera ditangani. Ada juga
yang mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang bagian bawah. Biasanya, gejala itu di alami
oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium 2.Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan
darah pada vena portal dan kadang-kadang menyebabkan terbentuknya wasir. Pengobatan
Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala.
1. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya.
2. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan. Dengan
suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
3. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita
karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa
sakit.
4. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali pengobatan.
5. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah
(fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
6. Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal.
Kandungan obat hemoroid / wasir
Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).Senyawa bismuth dan kombinasinya, Kombinasi
Hydrokortison, suppositoria.Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum pictum, Sophora
japonica , dllSenyawa flucortolone dan kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink,
hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim.

2.2.7 OBAT DIGESTAN

8
Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berguna memperbaiki
fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna
makanan.
Sediaan digestan :
Enzim pankreas
Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin
(protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipase relatif lebih tinggi
dari pankreatin.
Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi batu kolesterol kandung
empedu.
2.2.8 ANTASIDA
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan
mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi
mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium menyebabkan
diare karena bersifat pencahar, sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat
menyebabkan sembelit maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan
molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit.

2. Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit
gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan
hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan
mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam, dan
mengurangi H. pylori.

3. Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi adalah
sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan
mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan
vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi
antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan
hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam
rendah).Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan
amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan
aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga
kekurangan fosfat.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2).Bekerja dengan cara mengurangi sekresi
asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.
Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :

9
a. Antasida
Aluminium Hidroksida
Al Oksida
Magnesium Karbonat
Mg Trisilikat
Mg Oksida
Mg Hidroklorida
Natrium Karbonat
Bismuth Subnitrat
Bismuth Subsitrat
Kalsium Karbonat
Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )

b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )


Ranitidin
Simetidin
Famotidin
Nizatidin
# Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor
H2.
c. Penghambat Pompa Proton
Omeprazol
Lansoprazol
Pantoprazol
# Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim
adenosin trifosfat hidrogen-kalium (pompa proton dari sel parietal lambung)
d. Anti Kolinergik / anti muskarinik
Pirenzepin
Fentonium
Ekstrak Belladon
# Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan melawan kejang
e. Analog Prostaglandin
Misoprostol
# Anti sekresi dan proteksi
f. Pelindung mukosa
Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
g. Penguat motilitas
Metoklorpramid
Domperidon
h. Zat pembantu
Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)

10
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah
masuk angin, kembung dan kentut
i. Penenang
Diazepam
Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung

2.2.9 ANTIKOLINERGIK
Antikolinergi (antimuskarinik, parasimpatolitik) menghilangkan nyeri dengan
menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal; obat-obat ini bekerja dengan menghambat
asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida. Antikolinergik berfungsi memperlambat waktu
pengosomgam lambung, sehingga lebih sering dipakai untuk tukak duodenum daripada tukak
lambung.Antikolinergik harus diminum sebelum makan untuk mengurangi sekresi asam yang
timbul saat makan. Antasid dapat memperlambat absorbsi antikolineregik sehingga harus
diminum 2 jam sesudah pemberian antikolinergik. Namun saat ini diangap obsolet dan sudah
ditinggalkan seluruhnya.

11
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima makanan, memecah makanan menjadi zat-
zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah,
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik ,
Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Dari sekian obat yang
disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda sesuai dengan golongan
obat tersebut.
3.3 Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat menyediakan ataupun
memberikan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.

12
Daftar Pustaka
http://meidinasinaga.wordpress.com/2009/11/12/obat-antitukak/
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/obat-anxietas
http://id.scribd.com/doc/42559346/OBAT-SISTEM-PENCERNAAN
http://hmkuliah.wordpress.com/2011/04/30/obat-sistem-pencernaan/
http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html

13

Anda mungkin juga menyukai