Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Gigi Tiruan Lengkap

Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan seluruh gigi
pada rahang atas dan bawah (edontolus) serta jaringan pendukung atau mukosa serta
memperbaiki system stomatogonatik.

Gigitiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli yang sudah hilang dan
hilangnya jaringan lunak dan tulang, yang dibuat untuk merestorasi fungsi yang tidak
seimbang dan hilang serta untuk penampilan. Pembuatan gigitiruan penuh mencakup
prosedur klinis dan labor, dimana penghitungan cermat merupakan hal sangat penting untuk
mencapai keberhasilan pada pembuangan gigitiruan. Keberhasilan juga sangat dipengaruhi
oleh profil psikososial pasien.

2.2 Indikasi GTL

1. Edentulous ridge

2. Pasien yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut

3. Pasien yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan gigi yang
masih ada dan tidak mungkin diperbaiki

4. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya (prognosis
GTSL buruk)

5. Keadaan mulut dan kondisi pasien baik

6. Resorbsi tulang berlebihan

7. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, prognosa yang akan diperoleh

2.3 Kontra indikasi GTL

1. Pasien yang tidak kooperatif


2. Pasien dengan usia lanjut, harus mempertimbangkan sifat dan kondisi pasien tersebut

3. Adanya penyakit sistemik yang diderita pasien

4. OH yang buruk

5. Riwayat alergi bahan GTL

2.4 Faktor Keberhasilan dalam GTL

Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan
lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTL:

1. Faktor anatomi, yang meliputi:

a. Ukuran denture bearing area

b. Kualitas denture bearing area

2. Faktor fisiologis Viskositas saliva menentukan retensi gigitiruan penuh. Saliva yang
kental yang terakumulasi diantara permukaan jaringan gigitiruan penuh dan palatum
menyebabkan kehilangan retensi. Sementara saliva yang encer akan mempengaruhi
retensi gigitiruan penuh.

3. Faktor fisis, yang meliputi:

a. Adhesi merupakan daya tarik fisik pada molekul yang berbeda antara yang satu
dengan lainnya. Pada gigitiruan penuh didapati antara saliva dengan permukaan
gigitiruan penuh dan mukosa.

b. Kohesi adalah daya tarik fisik pada molekul yang sama antara satu dengan
lainnya.9,40 Gaya kohesif ini terdapat pada lapisan tipis saliva, dimana viskositas
saliva memainkan peranan penting terhadap kohesi tersebut.

c. Tegangan permukaan interfasial merupakan daya tahan terhadap pemisahan


yang dipengaruhi oleh lapisan cairan antara dua permukaan yang beradaptasi dengan
baik.
d. Daya tarik kapiler adalah gaya yang dihasilkan dari tekanan permukaan yang
dapat menyebabkan naik turunnya permukaan cairan saat berkontak dengan benda
padat.

e. Tekanan atmosfer berperan dalam melawan gaya yang melepas gigitiruan


penuh jika memiliki seal yang efektif disekeliling batas gigitiruan penuh.
Retensi oleh tekanan atmosfer secara langsung sebanding dengan area yang
ditutupi oleh basis gigi tiruan penuh.

Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek
retensi dari tekananatmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi
tiruan yaitu pada permukaan bukal gigitiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan
bawah.Peripherial seal bersambung dengan Postdam padarahang atas menjadi sirkular
seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapatmasuk ke
dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di
dalamnya tetapterjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak
utuh/terputus) maka protesa akan mudahlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan
menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam pembuatanprotesa gigi tiruan
lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle
dekatfovea palatina.

4. Faktor mekanis, yang meliputi:

a. Undercut /gerong b. Pegas retentif

c. Gaya magnetik

d. Gigi tiruan adesif

e. Suction chambers dan suction disc

1. Faktor otot

Dapat digunakan untuk meningkatkan retensi pada gigitiruan penuh. Otot


buksinator, orbikularis oris, otot instrinsik dan ekstrinsik dari lidah merupakan otot yang
dimanfaatkan dokter gigi untuk mencapai tujuan ini dengan bantuan teknik
mencetak.Terdapat keseimbangan antara aksi gaya dari otot-otot bukal dan lidah
yang disebut dengan neutral zone. Neutral zone merupakan ruangan antara lidah, bibir
dan pipi dalam rahang yang edentulus.

Beresin dan Schisser menganjurkan agar gigi tiruan penuh sebaiknya disusun
dalam neutral zone untuk mencapai retensi yang baik Dengan memanfaatkan konsep
neutral zone, daya melepaskan dari otot akan dengan mudah menjadi gaya retensi pada
gigitiruan penuh. Selama aktifitas fungsional mulut, tekanan dari lidah dinetralkan
menggunakan tekanan pipi dan bibir dalam neutral zone ini.38 Sebaliknyaposisi
lidah yang menyentuh permukaan lingual dari gigi merupakan aksi lidah untuk
menetralkan tekanan yang berasal dari pipi maupun bibir. Lidah memiliki beberapa
bentuk dan posisi selama berbicara, mengunyah serta menelan dan seluruh fungsi ini
konstan terhadap kontak dengan permukaan lingual gigi, prosesus alveolar dan
palatum. Oleh karena kontak inilah lidah menjadi faktor yang dominan dalam
menetapkan neutral zone. Lidah yang berkontak dengan sayap lingual anterior pada
gigi tiruan penuh rahang bawah merupakan hal yang sangat penting terhadap retensi
gigi tiruan penuh.

Selain itu ketika posisi lidah rendah dihubungkan dengan puncak linggir rahang
bawah atau posisi yang retracted dihubungkan dengan linggiranterior maka retensi dari
gigitiruan penuh rahang bawah akan buruk.Ukuran dan posisi gigi geligi gigitiruan
penuh serta kontur permukaan poles memberikan pengaruh terhadap stabilitas gigitiruan
penuh rahang bawah apabila dihadapkan pada gaya tidak stabil yang dihasilkan lidah,
bibir dan pipi.
Faktor yang berpengaruh terhadap stabilisasi gigitiruan penuh adalah:

a. Hubungan dari permukaan eksternal dan batas luar gigitiruan terhadap otot orofasial
sekitar.

b. Hubungan basis gigitiruan terhadap jaringan-jaringan dibawahnya.

c. Hubungan antara permukaan oklusal yang berlawanan.

Pemeriksaan dan Rencana Perawatan GTL

2.8.1 Pemeriksaan Subjektif

Bertujuan untuk :

1. Mengumpulkan masalah pasien


2. Mencari gejala penyakit
3. Membina hubungan dokter dengan pasien
4. Mengenal perilaku pasien
Pemeriksaan subjektif yang dilakukan meliputi data-data pribadi,
informasi ini dapat memberikan petunjuk tentang keadaan social
ekonomi, pasien serta harapan pasien. Diantaranya adalah :

a. Nama,alamat,umur dan pekerjaan


b. Alasan kunjungan, pasien datang atas keinginan sendiri atau orang
lain.
c. Keadaan ini dapat mempengaruhi motivasi.
d. Riwayat Kesehatan Umum :
e. Kelainan sistemik,hormonal.
f. Penyakit infeksi berat,kronis
g. Penyakit kelainan darah dan kardiovaskuler
h. Penyakit alergi dan kulit.
i. Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut :
j. Dokter gigi harus mengetahui riwayat kesehatan gigi pasien,dapat
ditentukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
benar yang bersifat umum dan pertanyaan lain yang bersifat
khusus
k. Kelainan yang pernah diderita
l. Perawatan yang pernah diterima
m. Motivasi Terhadap Kesehatan gigi dan mulut
n. Motivasi terhadap dokter gigi
o. Motivasi terhadap prosthodonti
p. Pasien harus diberikan kesempatan untuk menceritakan masalah
yang dihadapinya dengan gigi tiruan lama,penting untuk
memperoleh petunjuk untuk pembuatan gigi tiruan lengkap

2. 8. 2 Pemeriksaan Objektif
1. Ekstra Oral

a. Wajah

Bentuk wajah sesuai dengan bentuk lengkung rahang yang


berhubungan dengan pemilihan dan penyusunan gigi,tipe
wajah terdiri atas :

Square (persegi)
Oval ( lonjong)
Tapering (lancip)

b. Mata

Warna mata menentukan pemilihan warna gigi serta pupil


simetris untuk pedoman bidang oklusal sejajar dengan oklusal
bitre plane

c. Telinga

Simetris dengan garis chamfer


Letak bagian oklusal rahang bawah lebih kurang 2/3
retromolar pad

d. Profil wajah

Pengamatan profil wajah memberikan petunjuk tentang


ukuran rahang atas dan rahang bawah serta hubungan
vertikalnya.profil cembung dengan dagu yang mundur
menujukkan rahang atas lebih besar dari rahang bawah, dan
dalam keadaan posisi sentrik menunjukkan cirri-ciri oklusi
kelas II. Dagu menonjolkan ,profil akan tampak cekung
( kelas III) pada pasien edentoulus dapat disebabkan jarak
vertical antar rahang terlalu pendek, dimensi yang rendah
terjadi karena hilangnya tulang dari jaringan pendukung atau
kesalahan dalam pembuatan gigi tiruan yang lama. Jika profil
normal atau lurus penyusunan gigi lebih gampang dan nilai
estetik baik.

e. Sendi temporomandibula

Tanda tanda serta gejala yang berkaitan dengan gangguan


sendi temporomandibula merupakan masalah gangguan fungsi
mandibula. Gejala yang dihubungkan dengan ganguan fungsi
sendi temporomandibula :

Keluhan bunyi kletuk sendi

Keluhan nyeri pada wajah, rahang , telinga dan sering


sakit kepala.

Nyeri waktu mulut dibuka, terjadi artralgia pada sendi


temporomandibula

Sulit membuka mulut lebar dan mengunyah, temuan


klinis gangguan dalam mobilitas rahang pada gerak
membuka mulut menyimpang atau tidak lancar
( mandibula seperti terkunci ).

f. Bibir
Dukungan bibir

Jika jaringan sekitar mulut berkerut, bagian wajah yang lain


tidak berkerut perbaikan dapat dilakukan pada penyusunan gigi
anterior, apabila kerut-kerut ini sudah lama hal ini sulit untuk
dihilangkan. Akibat kurangnya dukungan bibir sehingga
menyebabkan garis-garis vertical akibat menurunnya tonus
jaringan pada usia tua.

Ketebalan bibir

Pasien dengan bibir yang tipis lebih sulit dalam penyusunan gigi
jika dibandingkan dengan bibir yang tebal, karena perubahan
kecil pada posisi gigi dalam arah labiolingual dapat
menimbulkan perubahan pada kontur bibir.

Panjang bibir

Pasien dengan bibir atas yang pendek akan memperlihatkan


semua gigi anterior atas dan sebagian dari sayap labial ketika
tertawa . perhatian khusus harus diberikan kepada warna serta
bentuk sayap gigi tiruan

2. Pemeriksaan Intraoral

a. Mukosa

Warna mukosa menggambarkan kesehatan, warna mukosa


yang normal dan merah meradang tampak sangat jelas,lesi
patologis termasuk lesi mukosa atau jaringan dibawahnya ,
yang perlu diperhatikan pada mukosa adanya jaringan
hyperplasia (flabby), dan kekenyalan mukosa. Jaringan flabby
dibuang dengan bedah karena dapat mengganggu stabilisasi .

b. Ketahanan jaringan

Jaringan pendukung ideal dengan ketebalan lebih kurang dari


2mm dengan warna normal. Jaringan hyperplasia sering terlihat
pada maksila bagian anterior. Jaringan yang ideal harus cukup
kokoh tetapi sedikit kenyal . jika jaringan yang menutupi tulang
tipis, mudah terluka karena tekanan dari gigi tiruan. Jika
jaringan terlalu tebal dan lunak maka gigi tiruan dapat lebih
mudah bergerak karena pengaruh tekanan oklusal. Ketebalan
dan kekenyalan mukosa yang menutupi processus alveolaris

c. Lidah

Hilanganya gigi dapat menyebabkan lidah melebar karena


perkembangan yang berlebihan dari beberapa bagian otot-otot
intrinsic. Kebiasan untuk selalu menjaga agar gigi tiruan atas
yang longgar tidak jatuh dapat menimbulkan perubahan-
perubahan pada

lidah, efek yang ditimbulkan pada gigi tiruan dengan besarnya


ukuran lidah mempengaruhi pada pembuatan cetakan serta
kemampuan pasien menggunakan gigi tiruan. Posisi lidah
menurut wright, waktu istirahat dan buka mulut terdiri atas:

Kelas I : Ujung lidah terletak dipermukaan


lingual processus alveolaris rahang bawah.

Kelas II : Ujung lidah tertarik ke posterior

Kelas III : Ujung lidah tertarik kebelakang atau


distal , dalam keadaan aktif lidah bergerak atau
diam.

d. Vestibulum

Vestibulum dangkal atau rendah pada processus aveolaris


yang rendah atau datar dapat dilakukan tindakan menaikkan
vestibulum dengan teknik vestibulloplasty yang bertujuan
untuk menambah retensi.

e. Frenulum
Jika frenulum tinggi dilakukan frenulektomi pendalaman atau
pemotongan frenulum supaya menjauhi puncak processus
alveolaris

f. Bentuk linggir alveolaris

Linggir alveolar yang lebar dan lereng sejajar ( bentuk U atau


square ) akan mendapatkan retensi dan stabilisasi yang baik
pada gigi tiruan. Bentuk linggir sisa atau tajam ( bentuk V)
menyebabkan tidak dapat menahan tekanan dibandingkan
dengan linggir alveolar yang lebar. Bentuk linggir sisa disertai
adanya undercut bentuk jamur dapat memberikan retensi yang
baik. Tapi dapat menimbulkan rasa sakit pada saat membuka
dan memasang gigi tiruannya, bentuk linggir alveolar perlu
dilakukan perbaikan secara bedah. Bentuk lengkung rahang,
bentuk sisa alveolar sama dengan bentuk sepertiga bagian
bawah terdiri atas, square ( persegi),oval ( lonjong ) dan
tapering (lancip),bentuk linggir sisa ini dapat dilihat dari
oklusal. Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebagai pedoman
dalam penyusunan gigi. Bentuk square dapat menghasilkan
retensi dan stabilisasi yang lebih baik.

g. Palatum

Bentuk palatum mempunyai bentuk yang berbeda antara


pasien yang satu dengan pasien yang lain.

Bentuk palatum terdiri atas :

Bentuk U

Dimana bentuk ini mempunyai retensi yang baik. Karena


dapat menahan pelepasan kearah vertical dan lateral,
dimana mempunyai kedalaman yang sedang dengan rugae
yang jelas dibagian anterior.
Bentuk datar

Menimbulkan kurangnya daya tahan terhadap pergerakkan


gigi tiruan atas kearah depan selama melakukan fungsi
mastikasi.

Bentuk V

Dimana palatum tinggi dan sempit kurang menguntungkan


dari segi retensi pada gigi tiruan. Makin kuat gigi tiruan
menekan sisi palatum makin cepat gigi tiruan akan terlepas.

Bentuk palatum molle

Kelas I, Palatum molle melanjutkan diri kea rah posterior


dengan arah horizontal dan aktivitas ototnya minimal.
VLA terpisah dari vibrating line sebesar 5 sampai 12 mm
dengan arah sudutnya sebesar 30 derjat. .Pada klass I ini
paling favorable (daerah yang peka terhadap
rasa)/terbaik karena member jarak lebar untuk
penempatan posterior palatal seal dan tidak terlalu
dalam.

Kelas II, VLA-VLP= 3-5mm , arah sudut membentuk sudut


45 derajat

Kelas III, VLA-VLP=0-3mm, arah sudut 70 derajat. Pada


kelas ini paling unforeble, karena sangat sempit
sehingga penempatan posterior palatal seal kritis karena
gerakan palatum molle lebih besar dan retensinya
kurang sehingga harus cukup dalam.

i. Relasi processus alveolaris

Normal, relasi processus alveolaris rahang atas/rahang bawah


lurus. Prognati, processus alveolaris rahang atas besar dari
rahang bawah dan rahang atas lebih ke anterior. Retronati,
relasi processus alveolaris rahang bawah besar dari rahang atas
dan rahang bawah lebih ke anterior.

j. Torus palatinus

Torus palatinus adalah pembesaran tulang yang terdapat


digaris tengah palatum keras, tidak semua pasien mempunyai
torus ini. Torus palatinus ditutupi oleh selapis tipis jaringan
lunak sehingga teraba sangat keras.Jika torusnya besar hingga
melewati garis vibrasi dan sebagian mencapai palatum lunak,
maka torus ini dibuang atau di kurangi. Torus palatinus di
bebaskan dari tekanan dengan cara menempatkan kertas timah
diatas daerah torus pada model

k. Saliva

Jumlah saliva yang encer sangat baik sekali untuk retensi pada
gigi tiruan dibandingkan dengan pasien xerostomia seperti
pasien manula sering adanya gangguan sistemik sehingga
retensi kurang dan pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi
ini. Saliva kental sering menimbulkan adanya lapisan tipis yang
masih kontak dengan mukosa saat pencetakan sehingga basis
gigi tiruan tidak kontak dengan mukosa sehingga berkurangnya
retensi dan stabilisasi.

Pencetakan

Mencetak adalah suatu tindakan membuat suatu bentuk negatife


dari gigi atau jaringan lain dari rongga mulut menggunakan bahan
plastis yang relative menjadi keras atau mengeras pada saat berkontak
dengan jaringan tersebut,yang berfungsi sebagai pendukung gigi tiruan
yang akan dibuat.Kemudian gips putih atau gips keras dituangkan ke
dalam cetakan guna mendapatkan model atau bentuk positif dari
jaringan pendukung gigi tiruan.
Cetakan GTL adalah cetakan negatife dari seluruh jaringan
pendukung dan daerah tepi rahang atas dan rahang bawah pasien
yang telah kehilangan semua gigi geligi , yang nantinya akan menjadi
pendukung bagi gigi tiruan lengkap.Apabila diinginkanmodel dengan
kecermatan maksimal ,perlu dilakuakan suatu prosedur pencetakan
dua tahap.Mula-mula dibuat cetakan pendahuluan dengan
menggunakan sendok cetak siap pakai;dan kedua ,cetakan kerja yang
lebih akurat menggunakan sendok cetak khusus yang dibauat dengan
ukuran masing-masing pasein,pada model yang didapatkan dari
cetakan pendahuluan.

Tujuan pembuatan cetakan rahang atas dan rahang bawah adalah


untuk mencatat semua permukaan yang mempunyai potensi untuk
mendukung gigi tiruan. Dan dukungan bagi gigitiruan dan cetakan juga
berperan sebagai dasar untuk meningkatkan estetis bibir dan
mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Tujuan mencetak juga
untuk memperoleh retensi,stabilisasi. Teknik mencetak harus dipilih
berdasarkan faktor biologis. Faktor biologis dari kesehatan jaringan
mulut harus diikuti sebelum cetakan akhir dibuat antara lain adalah :

Cetakan meluas meliputi seluruh daerah pendukung dalam batas


kesehatan dan fungsi jaringan pendukung dan jaringan pembatasnya

Tepi tepinya sesuai dengan batas-batas anatomis dan


fisiologis jaringan mulut .
Fisiologis dari peosedur pembentukan tepi dilakukan oleh
dikter gigi dengan pasien
Sediakan ruangan yang cukup anatara sendok cetak dengan
bahan cetak yang akan digunakan.
Teknik tekanan digunakan pada daerah pendukung waktu
cerakan akhir.
Cetakan dapat dilepas dari dalam mulut tanpa melukai
membran mukosa sisa alveolar
Sendok cetak dan cetakan akhir dibuat dari bahan dengan
dimensi yang stabil
Bentuk luar dari cetakan akhir sama dengan bentuk luar dari
gigitiruan yang telah selesai.

Keberhasilan Pencetakan

Keberhasilan mencetak dengan memperhatikan beberapa faktor antara


lain :

a. Memelihara linggir alveolaris

Memelihara sisa ridge adalah tujuan utama pembuatan gigi


tiruan ,dusamping mengembalikan sistim stomatognatik.secara
fisiologis dapat diterima bahwa dengan hilangnya stimulasi gigi
asli,prosesus alveolaris mengalami resorbsi.Proses ini bervariasi
untuk masing masing individu. Teknik dan bahan cetak dapat
berpengaruh pada bentuk dan kecekatan basis gigitiruan, hal ini
dapat berpengaruh pada kelanjutan kesehatan jaringan lunak dan
keras rahang.

b. Memberi dukungan

Merupakan ketahanan jaringan oebdukung terhadap gaya


mastikasi.Makin luas jaringan pendukung gigitiruan ,maka makin
luas daerah yang menerima gaya mastikasi,sehingga beban yang
diterima oleh jaringan pendukung perunit area menjadi makin
kecil.Keadaan ini akan membantu kestabilan dan retensi
gigitiruan,yang sekaligus juga membantu pemeliharaan kesehatan
jaringan pendukung.

c. Memberikan penampilan wajah

Penampilan yang alami dapat diperoleh mulai dari saat mencetak.


Ketebalan tepi gigitiruan yang dapat mengembalikan dukungan bai
otot-otot bibir dan pipi,ketebalanya bervariasi tergantung pada
hilamgnya sisa alveolar. Ketebalan optimal dapat diperoleh waktu
melakukan border moulding / muscle trimming.Forniks vestibulum
harus tercetak penuh tercetak penuh untuk memperbaiki bentuk
wajah,dan dapat diperoleh waktu melakukan cetakan terakhir.

Stabilisasi dan Retensi

Cetakan yang cermat sesuai dengan permukaan mukosa jaringan


pendukung, penting sekali untuk stabilisasi terutama untuk melawan
tekanan dalam arah horizontal. Stabilisasi atau tekanan terhadap
gerakan horizontal dan berkurang dengan kurangnya tinggi prossesus
alveolaris atau bertambahnya jaringan mukosa yang mudah bergerak
atau flabby.Kehilangan stabilisasi menyebabkan gigitiruan bergerak bila
menerima tekanan horizontal. Hal demikian secara vertahap akan
menyababkan kerusakn jaringan lunak dan perubahan tulang
dibawahnya.

Retensi Adalah,kekuatan yang menahan gigitiruan terhadap gaya


yang arahnya berlawanan dengan arah pemasangan. Retensi sangat
dibutuhkan oleh hubungan antara basis gigitiruan dengan jaringan
pendukung dibawahnya. Kontak yang rata dan baik antara basis
gigitiruan dan mukosa sangat diperlukan untuk retensi yang optimal.

Batas-Batas Anatomis

a. Rahang atas

Frenulum Labialis

Terlihat sebagai lipatan dari membrane mukosa meluas dari


lapisan mukosa bibir kearah puncak sisa ridge permukaan
labial.frenulum ini dapat sempit atau lebar,pada hasil cetakan
terliahat sebagai cekungan berbentuk V.

Vestibulum labialis
Terletak disebelah kiri dan kanan dari frenulum labialis.Disebelah
distal dibatasi oleh frenulum bukalis.Daerah ini harus terisi dengan
sempurna untuk mendapatkan retensi tetapi tidak boleh
berlebihan sehingga mengubah penampilan pada hasil cetakan
akan terlihat sebagai suatu penonjolan yang memanjang.

Frenulum bukalis

Terletak disebelah bukal prossesus alvolaris,di sebalah anterior


vestibulum bukalis dan disebelah posterior vestibulum labialis
frenulum ini akan bergerak kearah anterior dan posterior otot
otot anguli oris,buksinator dan obricularis oris.Cekungan yang
terbentuk pada hasil cetakan akan memberikan kebebasan gerak
otot-otot wajah untik mencegah lepasnya gigitiruan.

Vestibulum bukalis

Terletak disebelah distal dari frenulum bukalis dan mesial dari


hamular notch.

Proccecus alveolaris

Resobsi alveolaris setelah pencabutan gigi dapat merubah bentuk


sisa alveolar,terjadinya resorbsi secara progresif pada sisa
elveolar menjadi terjadi lebih sempit dan lebih pendek sedangkan
sisa alveolar yang ideal mempunyai yang lebar dan lereng yang
sejajar.Menyempitnya sisa alveolar puncak menjadi lebih tajam
akibatnya tidak mampu menahan tekanan kunyah.jika tulang
alveolar sempit sebaiknya gunakan teknik mencetak dengan
sedikit tekanan .

Tuber maxilaris

Suatu penonjolan pada bagian posterior rahang atas yang terletak


pada regio M1,M2 dan M3 yang berfungsi sebagai retensi pada
rahang atas. Pemeriksaan juga mengggunkan kaca mulut untuk
melihat sedang dan dangkal.

Alveolar tuberkel
Terletak disebelah disebelah distal dari sisa ridge.di sayap bukal
didaerah disto bukal dari tuberkel,kadang terletak perlekatan otot
yang kecil.di dapat bila pasien membuka mulut dan menggerakan
rahang ke lateral, akan terbentuk sayap disto bukal oleh tepi
anterior dari prossesus koronoideus, dihasil cetakan terlihat
sebagai suatu peninjolan yang halus sesuai dengan besar/lebar
vestinulum

Fossa pterygo-maxillaris /hamular notch

Terletak disebelah distal alv.tuberkel.suatu cekungan yang sempit


terdiri dari jaringan ikat kendor.Dihasil cetakan akan terliahat
sebagai suatu tonjolan disebelah distal dari alveolar
tuberkel.Hamular notch berfungsi untuk memberikan kenyamanan
dan retensi pada pasien .pemeriksaan dapat menggunakan kaca
mulut dengan menekan palatum lunak.

Posterior palatal seal


Batas posterior viting survace adalah vibrating line(AH Linekan
garis khayal yang menandai batas akhir permukaan palatum.
Vibrating line ada 2 regio

Vibrating line anterior(VLH)


Garis khayal terletak pada batas palatum durum dan palatum
molle.

Vibrating line posterior(VLP)


Merupakan batas atau garis khayal antara bagian palatum
molle yang gerakanya sedikit(kecil dan terbatas ) dengan
bagian palatum molle yang jelas waktu gerakan
fungsional(aktif)

a. Rahang bawah
Frenulum labialis
Terlihat sebagai lipatan dari membrana mukosa.dihasil cetakan
berupa suatu cekungan sisa ridge dihasil cetakan terlihat sebagai
cekungan.

Frenulum bukalis

Merupakan lipatan membrane mukosa yang meluas dari refleksi


membrana mukosa sebelah bukal ke lereng atau puncak sisa ridge
di daerah sebelah distal tonjolan kaninus.

Retromolar pad

Daerah berbentuk buah per kecil,hasil cetakanya terlihat sebagai


cekungan berbentuk per disebelah distal alveolar groove.

Ruang retromylohioid

Terdapat pada bagian distal dari sulkus lingualis. Ruangan ini


menjadi satu di bagian mesial dengan bagian anterior pilar
tonsilar,dibagian posterior oleh retromilohyoid yang dibentuk
dibagian posterior oleh konstriktor superior, bagian lateral oleh
mandibula dan raphe mandibulla,dianterior oleh tuberositas
lingualis,disebelah inferior oleh oto t mylohioyd. Di hasil cetakan
ruangan retromilohyoid terlihat sebagai suatu eminentia atau
tonjolan.

Frenulum lingualis

Bila ujung lidah diangkat,dapat terlihat lipatan membran mukosa yang


terletak diatas otot glenioiglosus dan origo nya dibagian atas dari spina
genial mandibula. Dihasil cetakan terlihat sebagai cekungan.

Anda mungkin juga menyukai