38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
Published September 18, 2015 | By kesehatan
Oleh: Rikamto,S.Kep,Ns,MM
Ketua PPNI Kabupaten Kebumen
Hari Kamis Tanggal 25 September 2014 adalah hari yang bersejarah bagi perawat Indonesia.
Pada hari tersebut sidang paripurna DPR RI mengetukkan palu tanda pengesahan Undang-
Undang Keperawatan yang selama ini dinanti dan ditunggu-tunggu perawat di Indonesia.
Pada BAB I :
BAB II :
Jenis Perawat memuat pasal 4 bahwa jenis perawat terdiri atas perawat profesi dan perawat
vokasi. Perawat profesi adalah ners, ners spesialis dan untuk ketentuan lebih lanjut mengenai
jenis perawat, Undang-Undang ini mengamanatkan untuk diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB III :
Pendidikan Tinggi Keperawatan pada pasal 5 membagi pendidikan tinggi keperawatan terdiri
atas pendidikan vokasi, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi. Pendidikan vokasi
dalam pasal 6 disebutkan merupakan program diploma keperawatan dan paling rendah
diploma tiga keperawatan. Pasal 7 mengenai pendidikan akademik yang terdiri dari
pendidikan sarjana keperawatan, program magister keperawatan dan program doktor
keperawatan. Sedangkan program profesi dimuat pada pasal 8 yang terdiri program profesi
keperawatan dan program spesialis keperawatan. Pasal 9 sampai pasal 16 mengatur tentang
pendidikan tinggi keperawatan.
BAB IV :
Registrasi, Izin Praktik, dan Registrasi Ulang memuat pada bagian pertama pasal 17 umum,
bagian kedua registrasi pasal 18 tentang kewajiaban memiliki STR, persyaratan, masa
berlaku dan ketentuan tentang hal tersebut diamanatkan untuk diatur dalam peraturan konsil
keperawatan. Bagian ketiga izin praktik dimuat pada pasal 19 tentang kewajiban perawat
yang menkjalankan praktik keperawatan wajib memiliki izin dalam bentuk SIPP, tata cara
mendapatkan dan masa berlaku. pasal 20 memuat tempat berlakunya SIPP hanya 1 tempat
dan diberikan paling untuk 2 tempat. Pasal 21 memuat kewajiban memasang papan nama
praktik keperawatan dan ketentuan tentang hal tersebut akan diatur dalam peraturan menteri (
pasal 23 ). pasal 24 27 memuat tentang ketentuan perawat warga negara asing yang akan
menjalankan praktik keperawatan di Indonesia.
BAB V :
Praktik keperawatan memuat bagian kesatu umum pada pasal 28 ayat 1 menyebutkan praktik
keperawatan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat lainnya yang terdiri
atas praktik keperawatan mandiri dan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan
( ayat 2 ) yang harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan
standar prosedur operasional ( ayat 3) serta prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dann atau
keperawatan masyarakat dalam suatu wilayah ( ayat 4 ) yang ketentuan lebih lanjutnya akan
diatur dengan peraturan menteri (ayat 5). Bagian kedua memuat tugas dan wewenang pada
pasal 29 bahwa perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan
konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas
berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu.
BAB VI :
Hak dan Kewajiban. Bagian Kesatu memuat Hak dan Kewajiban perawat yang dimuat pada
pasal 36 tentang hak perawat dan pasal 37 tentang kewajiban perawat. Bagian kedua memuat
hak dan kewajiban klien pada pasal 38 tentang hak klien, pasal 39 tentang dasar
pengungkapan rahasia klien dan pasal 40 tentang kewajiban klien.
BAB VII :
Organisasi Profesi Perawat. Pasal 41 memuat tentang tujuan organisasi profesi perawat
sedangkan fungsinya dimuat pada pasal 42. Lokasi organisasi perawat di Ibukota RI dan
perwakilannya di daerah disajikan pada pasal 43.
BAB VIII:
BAB IX :
BAB X :
BAB XI:
Sanksi Adminitrasi. Pasal 58 mengatur tentang ketentuan bagi pelanggar pasal 18 ayat(1),
pasal 21 ayat(1), dan pasal 27 ayat (1) dikenai sanksi administratif yang dapat berupa teguran
lisan, peringatan tertulis, denda adminitrasi dan/atau pencabutan izin dan ketentuan lebih
lanjytnya akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XII :
Ketentuan Peralihan. Pasal 59 menyebutkan STR dan SIPP yang telah dimiliki oleh perawat
sebelum UU Keperawatan diundangkan dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR
dan SIPP berakhir, dan untuk permohonan memperoleh STR yang masih dalam proses
diselesaikan dengan prosedur yang berlaku sebelum UU Keperawatan diundangkan ( pasal
60). Pasal 61 mengatur untuk lulusan SPK yang telah melakukan praktik keperawatan
sebelum UU Keperawatan diundangkan masih diberi kewenangan selama jangka waktu
6(enam) tahun setelah diundangkannya UU Keperawatan.
BAB XIII :
Undang-Undang ini disahkan di Jakarta pada Tanggal 17 Oktober 2014 oelh Presiden RI
DR.H.SUSILO BAMBANG YUDHOYONO dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 17
Oktober 2014 oleh Menteri Hukum dan HAM Ri yaitu Amir Syamsudin.
Demikian sekilas tentang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
KEPERAWATAN, dan agar seluruh perawat di Kabupaten Kebumen memahami isi dari UU
ini sebaiknya seluruh Perawat memiliki Buku UU Keperawatan yang sudah banyak beredar
di toko-toko buku. Semoga bermanfaat.