GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Pembangunan, adalah sebuah upaya umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dan
dalam parameter global, pembangunan infrastruktur adalah sebuah variable positif yang berbanding lurus
terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk hal mana Indonesia sebagai salah satu negara besar di dunia yang
berpenduduk 240 juta jiwa menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama dalam
upaya meningkatkan perekonomian masyarakat yang bermuara pada perekonomian Negara.
Namun dibalik kegemerlapan pembangunan diseantero negeri, disadari bahwa dampak pembangunan
juga menyertakan secara bersamaan kerusakan lingkungan, sekaligus kontribusi terhadap pemanasan
global sebagai dampak dari akumulasi berbagai hal, di antaranya penggunaan material infrastruktur dan
termasuk di dalamnya inefisiensi berbagai aspek sebagai akibat kurangnya wawasan Pembangunan Ramah
lingkungan dikalangan pekerja konstruksi Indonesia yang secara umum terbatas dalam akses pengetahuan .
GAPEKSINDO, selaku assosiasi yang beranggotakan 25.000 badan usaha Konstruksi Indonesia, yang secara
langsung membawahi ratusan ribu pekerja konstruksi (dari sekitar 5,7 juta pekerja konstruksi Indonesia),
merasa perlu serta dalam program Nasional, bahkan Global, dalam bentuk pembinaan langsung terhadap
anggotanya, atau minimal mengawali sebuah knowledge perihal bagaimana sebuah Pembangunan Ramah
lingkungan dalam aspek implementasi terendah ditingkat pekerja tukang.
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Buku saku ini amatlah sederhana dalam berbagai aspek, namun semoga kesederhanaan inilah justru yang
akan mampu menyadarkan bahwa, kita semua memiliki kontribusi langsung/tidak langsung terhadap
kerusakan sekaligus perbaikan lingkungan hidup sebagai pekerja Konstruksi Indonesia yang bertanggung
jawab.
Wassalam,
Irwan Kartiwan
Ketum Gapeksindo
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
KATA SAMBUTAN
Penerbitan Buku saku Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan ini merupakan suatu
bentuk kreativitas penyusun dan pemrakarsa yang mencerminkan komitmen kepedulian terhadap isu
lingkungan dan upaya mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomis, efisiensi dan efektif dalam setiap
tahapan pelaksanaan pembangunan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Keunikan buku
saku ini terletak pada penyajian materinya yang mengarah pada prosedur pelaksanaan pekerjaan yang
ekonomis, efisien dan efektif serta bukan semata menyangkut pemanfaatan bahan/material yang ramah
lingkungan sebagaimana umumnya ditemukan pada buku-buku lainnya. Oleh sebab itu, Badan Pembinaan
Konstruksi sebagai suatu unit di Kementerian Pekerjaaan Umum yang mempunyai tugas membina
penyedia jasa dan tenaga kerja konstruksi tentunya sangat menyambut gembira atas diterbitkannya buku
saku ini karena niscaya akan bermanfaat untuk masyarakat dan dapat digunakan sebagai acuan praktis
para pekerja dan tukang bangunan yang bertugas di lapangan.
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Mudah-mudahan setelah terbitan Jilid 2 tentang Jenis Pekerjaan Umum dengan Alat Bantu Modern
akan disusul dengan serial selanjutnya dengan jangkauan materi yang lebih luas hingga ke semua jenis
pekerjaan dan tingkat pelaksanan lapangan.
Akhirnya, diucapkan selamat dan terima kasih kepada Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional
Indonesia, GAPEKSINDO, yang telah memprakarsai diterbitkannya buku saku ini dengan harapan semoga
buku saku ini benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas sekaligus sebagai sumbangan nyata
bagi dunia jasa konstruksi Indonesia.
Karakteristik bangunan ramah lingkungan umumnya berkaitan dengan perencanaan, proses pembangunan
dan pemanfaatan material bangunan yang mengarah pada aspek fisik konstruksi bangunan menuju
keseimbangan lingkungan hidup dan kelayakan kehidupan yang berkelanjutan. Demikian pula isu
pemanasan global juga sering dihubungkan dengan produk konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan
karena umumnya pembuatan komponen-komponen bangunan banyak memanfaatkan material yang
dalam proses produksinya turut memberi kontribusi pada pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca
dalam bentuk gas karbon, metana maupun jenis gas tertentu lainnya. Kondisi ini perlu dikendalikan untuk
meminimalisir dampak negatifnya terhadap efek pemanasan global di muka bumi.
Berdasarkan dokumen IPCC (Intergovernmental Panel and Climate Change), selama kurun waktu dari
tahun 1861 sampai 2005 telah terjadi kenaikan suhu global rata-rata 0.6 0.7 derajat celcius, sedangkan
prediksi para ahli pada tahun 2100 peningkatan suhu bumi rata-rata sekitar 1.4 5.8 derajat celcius yang
diakibatkan oleh emisi gas rumah kaca. Peningkatan yang cukup drastis ini terutama disebabkan oleh
pelepasan karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer bumi yang dikenal sebagai gas rumah kaca
terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi (yang diolah menjadi
bensin, minyak tanah, avtur, pelumnas oli) dan gas alam sejenis yang tidak dapat diperbaharui. Semakin
atmosfir bumi banyak mengandung gas-gas rumah kaca ini, maka atmosfir seakan berubah fungsi
menjadi insulator yang akan menahan lebih banyak pantulan radiasi panas matahari dari bumi ke
atmosfir,
(gambar 1).
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
NASA
Dunia internasional melalui Protokol Kyoto 1997 (gambar 2) telah menetapkan enam jenis gas rumah
kaca yaitu CO2, NH4, N2O, HFC, PFC dan SF6 yang kesemuanya diekivalensikan terhadap takaran produk
masa CO2. Ini berarti, kandungan keseluruhan emisi gas rumah kaca di atmosfir disetarakan dengan
kandungan CO2 diudara (ekivalen kg CO2). Kesepakatan internasional ini yang dijadikan standar ukuran
besar kecilnya pengaruh suatu produk terhadap lingkungan secara fisik dalam konteks pemanasan global.
Indonesia sendiri telah meratifikasi protokol Kyoto 1997 melalui UU no 17 Tahun 2004, sehingga sudah harus
menerapkan pola pembangunan berwawasan lingkungan untuk mengendalikan peningkatan pemanasan
global. Berbagai dokumen hasil kajian telah mengungkapkan bahwa bangunan dapat memproduksi emisi
gas karbon sampai lebih dari 40% di beberapa tempat di dunia. Oleh sebab itu, setiap upaya mereduksi
emisi gas karbon melalui bangunan dengan klasifikasi bangunan komersial, bangunan rumah tinggal dan
bangunan utilitas atau bangunan industri menjadi langkah strategis untuk menahan laju pemanasan
global.
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
15 tahun
PROTOKOL KYOTO (UNFCCC), 1997
10 tahun
3 bulan
7 bulan
- bijak guna lahan, - hemat air, - hemat energi, - hemat bahan / kurangi limbah,
- kualitas udara ruangan.
Kinerja tersebut menjadi tolok ukur dalam penilaian atau pemeringkatan suatu bangunan tergolong sebagai
bangunan hijau atau tidak. Hal yang senada juga perlu dilakukan dalam proses pelaksanaan konstruksi menuju
konstruksi hijau, yang akan berkontribusi besar pada pemenuhan standar bangunan hijau. Jadi dalam proses
pelaksanaan konsrtuksi juga perlu menerapkan pola bijak guna lahan, hemat air, hemat energi, kurangi
limbah/hemat bahan serta menjaga kualitas udara bersih dan
segar. GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Jumlah tukang dan pekerja bangunan di Indonesia yang kini mencapai sekitar 5,7 juta orang dalam
berbagai bidang bila diequivalensikan dapat mengurangi ceceran semen sekitar 2 kg dalam sehari
misalnya, maka secara keseluruhan dapat mengeliminasi emisi CO2 sebesar sekitar 3 juta ton CO2 per
tahun. Belum lagi apabila mereka mampu menghemat pemanfaatan air, energi listrik, bahan bakar
minyak, kayu, material alam lainnya dan energi manusia seraya dapat mengurangi limbah dalam
pelaksanaan pekerjaannya, maka total dampak kontribusinya (termasuk semen) terhadap pengurangan
emisi CO2 per tahun sekitar 10 juta ton CO2 yang setara dengan penyerapan CO2 oleh 500 ribu pohon
besar dalam setahun (asumsi 1 pohon besar rata-rata dapat menyerap 20 ton CO2/tahun).
Perlu disadari, jumlah tersebut hanya diperoleh dari optimalisasi proses pelaksanaan pekerjaan yang
tidak lebih dari 10% bila ditinjau terhadap keseluruhan pemanfaatan material dan energi dalam
pekerjaan pembangunan. Oleh sebab itu, berdirinya suatu bangunan hijau tidak berlebihan bila
dikatakan sebenarnya berawal dari peran para pekerja bidang konstruksi.
Di sisi lain, melalui optimalisasi pemanfaatan material dan energi sebesar 10% yang terbuang sia-sia
tersebut, seakan industri jasa konstruksi telah melakukan penghijauan dengan menumbuhkan 500 ribu
pohon besar yang sekaligus berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan perekonomian
industri jasa konstruksi itu sendiri seraya ikut mengurangi
bencana akibat pemanasan global. GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Dengan demikian, maka berbagai manual atau pedoman teknis bagi pekerja atau tukang bangunan yang
sudah ada saat ini perlu kiranya diadaptasikan pada upaya cita-cita menuju konstruksi hijau. Namun
demikian, bahwa upaya pengembangan SOP konstruksi hijau perlu dilakukan secara kolektif sampai pada
tingkatan tenaga ahli maupun bagi supplier bahan bangunan dan sektor terkait lainnya, karena pada
hakekatnya tindakan para pekerja untuk melaksanakan kegiatan berorientasi konstruksi hijau tidaklah
berdiri sendiri namun merupakan satu mata rantai kegiatan manajemen konstruksi yang didalamnya
meliputi peran tenaga ahli.
Sebagai penutup sekali lagi perlu ditekankan bahwa peran pelaku konstruksi cukup signifikan dalam
mewujudkan clean development mechanism yang menjadi jiwa UU No 17 tahun 2004. Apresiasi
perlu diberikan kepada para pekerja konstruksi yang senantiasa melaksanakan kegiatannya berbasis
pada konstruksi hijau yang berarti mereka juga berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon,
menghambat laju pemanasan global demi mewujudkan pembangunan berkesinambungan seraya
menjadi budaya etos kerja hijau.
Penyusun.
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
efektif.
Manfaatkan tenaga sebaik-baiknya l Gunakan tenaga secara efisien dan efektif.
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Atur tempat sesuai dengan jenis dan klasifikasi l Atur/tempatkan material/pekerjaan sesuai
material/pekerjaan jenis/klasifikasinya untuk memudahkan
pengambilan dan pengontrolan.
Manfaatkan tempat sesuai fungsinya dan l Gunakan tempat yang memadai dengan
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
Jaga kelurusan dan kerapian papan bouwplank l Kesalahan pada penentuan bouwplank
akan berdampak pemborosan dan kerugian
yang bersifat kumulatif di berbagai aspek.
Gunakan patok yang lurus l Memudahkan penyetelan sudut dan
ketinggian.
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA
GAPEKSINDO
GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA