MAKALAH
Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pahala yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
RobbalAlamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya
sistem politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena
masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang
demokrasi disebut negara otoriter.
2.Tujuan Penulisan
Untuk mengolah pola pikir mahasiswa mengenai Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu bangsa
Untuk mengetahui bagaiaman fungsi bahasa indonesia
Untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
Sila ke-4 yang mana berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.Sebuah kalimat yang secara bahasa membahasakan
bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara demokrasi. Dengan analisis ini
diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis yang
diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, sila ini
menjadi banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakannya.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri.Maksudnya
adalah bagaimana konsep demokrasi yang berarti setiap langkah yang diambil pemerintah
harus ada kaitannya dengan unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur
utama dalam demokrasi. Itulah yang seharusnya menjadi realita yang membangun bangsa.
Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang akan kita bahas sebagai berikut :
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari,
oleh dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang melibatkan segenap bangsa dalam
pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat
yang diutamakan.
2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan
tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan keputusan secara
bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan
kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan
pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan.Oleh karena itu kita ingin
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil
kebikjasanaan itu harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa konsekuensi
adanya kejujuran bersama.Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu
terletak pada permusyawaratan.Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan keputusan
secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan
suara.Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang
bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak.Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka
dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat
atau masyarakat.
Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang mana dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin yang berakal sehat,
rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat fisik/jasmaniah;
sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan
seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-
kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa
(bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasa profesional
dilakukan melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan.Tegasnya, sila keempat
menunjuk pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang
profesional-dewasa melalui sistem musyawarah. Sebuah kesadaran bertanggung jawab
terhadap Tuhan Yang Maha Besar menurut keyakinan beragama masing-masing, dan
menghormati nilai-nilai kemanusiaan ke atas harkat dan martabat manusia, serta
memperhatikan penguatan dan pelestarian kesatuan nasional menuju keadilan sosial.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut beberapa pakar, demokrasi merupakan system pemerintahan yang paling
baik hingga sekarang ini. Demokrasi sendiri lahir atas adanya kesadaran bahwa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara segala kebijakan dan pengambil kebijakan harus berasal
dari rakyat dan untuk rakyat. Namun apabila dilihat dari kenyataan, keterpurukan dari
berbagai sector kehidupan Negara penganut demokrasi masih sangat besar, termasuk
Indonesia.
DaftarPustaka
BidangStudiUniversitasPadjajaran
http://lintangsekarsanti.wordpress.com/2012/11/01/pancasila-sebagai-sumber-nilai/
http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/
http://krsmwn.blogspot.com/2013/06/arti-ciri-ciri-dan-prinsip-demokrasi.html
http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-1/ilmu-
kewarganegaraan/perkembangan-demokrasi-di-indonesia/