Anda di halaman 1dari 10

3

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)


Konsentrasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan antara mineral
yang berharga dengan mineral tak berharga/pengotornya (gangue mineral)
dalam suatu bijih/material yang memanfaatkan sifat fisik atau sifat kimia-
fisika permukaan mineral yang akan dipisahkan. Sifat fisik yang sering
digunakan sebagai dasar pemisahan adalah warna; kilap; bentuk kristal, berat
jenis, sifat kemagnetan (magnetic susceptibility), sifat konduktor dan non
konduktor, dan sifat permukaan mineral senang tidaknya terhadap gelombang
udara. (Sudaryanto, 2006)
Menurut Setiadi, 2012., konsentrasi gravitasi (gravity concentrartion)
merupakan proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan berat jenis
mineral dalam suatu media fluida, dan bisa juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral.
Pemisahan mineral berdasarkan berat jenisnya dalam suatu medium
fluida dengan menggunakan perbedaan kecepatan pengendapan. Berdasarkan
gerakan fluida, ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi :
1. Fluida Tenang, contoh : DMS (Dense Medium Separation) atau HMS
(Heavy Medium Separation),
2. Gerak Fluida Horizontal, contoh : Sluice Box, Meja Goyang (Shaking
Table), Spiral Concentration,
3. Aliran Fluida Vertikal, contoh Jigging.
Konsentrasi gravitasi pada mineral-mineral yang mempunyai perbedaan
massa jenis yang besar sehingga terbentuk kelompok mineral dengan massa
jenis tinggi dan kelompok mineral dengan massa jenis rendah dan salah satu
dari kelompok mineral tersebut akan menjadi konsentrat. Apabila jumlah
partikel (mineral) di dalam fluida relative sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling), tetapi apabila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahapan, sebagai berikut :
4

a) Hindered Settling Classification, yaitu klasifikasi pengendapan terhalang


b) Differential Acceleration, yaitu terjadi pada awal pengendapan, yang
dimana partikel yang berat akan mengendap terlebih dahulu
c) Consolidation Trickling, yaitu terjadi pada akhir pengendapan, yang
dimana partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri diantara partikel-
partikel besar sesuai dengan berat jenisnya
Sedangkan, produk yang dapat dihasilkan dari proses konsentrasi
gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
a) Konsentrat (Concentrate), yang terdiri dari kumpulan mineral berharga
dengan kadar tinggi
b) Amang (Middling), yaitu konsentrat yang masih kotor
c) Ampas (Tailing), yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang

II.2 Peralatan Konsentasi Gravitasi (Gravity Concentration)


Dalam kegiatan konsentrasi gravitasi dapat menggunakan beberapa
peralatan, seperti Jigging, DMS/HMS, Shaking Table, Sluice Box, dan
Humprey Spiral Concentration.
1. Jigging
Merupakan operasi pengerjaan mineral berdasarkan atas perbedaan
kecepatan mengendap antara mineral berharga dengan gangue
minerals.
Prinsip kerja jig dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Perbedaan Percepatan, dalam waktu yang relative singkat
partikel dengan berat jenis lebih besar akan mempunyai jarak
tempuh yang lebih besar dari pada partikel yang berat jenisnya
lebih kecil. (Differential Acceleration)
b. Hindered Settling, bukan pengendapan bebas dari satu partikel,
melainkan dari sekelompok partikel yang menjadi satu
c. Interstitial Tricling, partikel kecil dapat lolos di antara partikel
besar
5

(Achmad, 2010)
Gambar 1. Tiga Mekanisme Kerja Jig

(Achmad, 2010)
Gambar 2. Skematik Siklus Proses Pemisahan dengan Jig
a. Pulsion
b. Differential Acceleration
c. Hindered Settling
d. Interstitial Trickling

(Achmad, 2010)
Gambar 3. Aliran dan Distribusi Partikel dalam Jig
6

Terdapar 2 (dua) proses pengambilan produk pada proses jigging,


yaitu :
a. On the screen jigging (Jerman) : tidak lolos, stratifikasi
b. Through the screen jigging (Inggris) : lolos screen

(Achmad, 2010)
Gambar 4. Pengambilan Produk-Over the Screen

(Achmad, 2010)
Gambar 5. Pengambilan Produk Through the Screen

(Achmad, 2010)
Gambar 6. Denver Mineral Jig

2. Shaking Table (Meja Goyang)


a. Prinsip Kerja Shaking Table
Pada shaking table, bekerja efek sluicing yang dikombinasikan
dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus arah aliran.
7

(Achmad, 2010)
Gambar 7. Skematik Shaking Table

(Achmad, 2010)
Gambar 8. Gerak Partikel dalam Shaking Table

(Achmad, 2010)
Gambar 9. Pengaruh Riffle dalam Shaking Table

b. Variabel-variabel yang Berpengaruh


1) Riffle : macamnya dan tingginya
2) Material Pelapis Deck : kekasaran permukaan
8

3) Mekanisme Head Motion : percepatan/perlambatannya


4) Cara Pengumpanan (Feeding)
5) Amplitudo/Frekuensi
6) Variabel yang saat bisa diatur : kemiringan meja, %-solid
umpan, wash water, posisi produk

3. Spiral Concentrator
Pada spiral concentrator, bekerja efek sluicing (peluncuran) yang
dikombinasikan dengan gerakan memutar semua komponen yang ada
didalam umpan.

(Achmad, 2010)
Gambar 10. Gerak Partikel dalam Spiral Concentrator

(Achmad, 2010)
Gambar 11. Irisan Melintang Suatu Spiral
9

(Achmad, 2010)
Gambar 12. Kenampakan Suatu Model Spiral Concentrator

4. Dense Medium Separation (DMS)


a. Prinsip Pemisahan
Dense Medium Separation (DMS) merupakan proses
konsentrasi yang bertujuan memisahkan mineral berat dari
pengotornya, biasanya mineral ringan dengan menggunakan media
pemisahan yang tidak hanya terdiri dari air saja. Dua produk yang
dihasilkan beruoa apungan (float) dan endapan (sink).

(Achmad, 2010)
Gambar 13. Skema Pemisahan pada Proses DMS
Teknik pemisahan antara apungan dan endapan ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain :
Medium yang diam
Medium yang selalu diaduk
Memakai dua medium yang berbeda densitasnya
Pemisahan dengan bantuan gaya sentrifugal
Digunakan cairan berat sebagai medium
Autogenous media (mineral itu sendiri sebagai media)
b. Media Pemisahan
Secara umum media pemisahan yang akan digunakan harus
memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
Stabil/tidak bereaksi
Mudah diperoleh kembali (di-recovery)
Mudah dipisahkan dari produk sink/float
Media pemisahan ini bisa berupa campuran antara air dengan
mineral-mineral (padatan) tertentu yang mempunyai berat jenis
cukup tinggi dan berukuran sangat halus sehingga membentuk
suspense atau berupa larutan berat yang mempunyai berat jenis yang
cukup tinggi. Persyaratan mineral agar dapat digunakan sebagai
10

media pemisahan, diamping syarat-syarat yang telah disebutkan


diatas adalah :
Mempunyai kekerasan tertentu
Tidak mudah mengendap
Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan
Sifat kimia stabil
Berat jenis tinggi
c. Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam proses konsentrasi dengan Dense
Medium Separation (DMS) ini secara skematik dapat dilihat, seperti:

(Achmad, 2010)
Gambar 14. Skematik dari Drum-Type Vesse; Separator (Wemco)

5. Sluice Box
Prinsip kerjanya adalah memisahkan antara mineral berharga
dengan yang tidak berharga mendasarkan atas gaya beratnya. Alat ini
berbentuk box atau kotak yang bagian dalamnya dilengkapi dengan
riffle, yang gunanya untuk menahan material yang mempunyai berat
jenis relative besar dibandingkan dnegan material lain, sehingga dapat
mengimbangi gaya dorong dari aliran air.

Yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan operasi


pemisahan menggunakan peralatan ini adalah :
Kecepatan aliran dan ketebalan aliran fluida
Apabila kecepatan dan ketinggian fluida terlalu besar maka
mineral yang ada baik itu mineral berat maupun ringan dan
ketebalan yang besar dari fluida akan membuat arus turbulen
yang besar dan ini yang membuat material melompat dari riffle.
Berat jenis material yang akan dipisahkan
11

Berat jenis dari material cukup besar karena material itu harus
dapat mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga
material itu akan data terhalangi oleh riffle. Apabila material itu
mempunyai berat jenis yang kecil, akan hanyur terbawa oleh
aliran air.
Banyaknya air/fluida
Apabila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya
sedikit, maka mineral tersebut tidak akan dapat terpisahkan atau
hasilnya adalah heterogen.
Ketinggian riffle
Ketinggoam riffle harus sebanding dengan ketebalan aliran air,
paling tidak harus melebihi 0,5 cm dari permukaan riffle.
Panjang box
Panjang box sangat menentukan karena makin panjang akan
semakin besar kemungkinan material itu untuk tersangkut pada
riffle sehingga hasilnya akan semakin besar.
Dalam sluice box ini terdapat 2 macam riffle, yaitu :
1. Riffle memanjang
2. Riffle melintang
Sedangkan tahapan dalam kegiatan sluicing, adalah :
Pemasukan umpan
Pencucian
Pengambilan konsentrat, dimana riffle diangkat atau dibuka,
kemudian disemprot dengan air, maka material yang
dikehendaki itu dapat diambil dari sluice box tersebut.

(prepareidiot,2014)
Gambar 15. Sluice Box
12

Anda mungkin juga menyukai