Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial ini
sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan
tutorial pada Blok 21, Blok Kedokteran Keluarga
Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan
dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan
dengan skenario 3 ini serta Learning Objective yang kami cari. Karena ini semua
disebabkan oleh keterbatasan kami.
Tak lupa terimakasih kami ucapkan kepada dr.Erwin Kresnoadi, Sp.An
dan dr. Reditya Novianni selaku tutor kami atas masukan-masukan beliau selama
proses diskusi. Kami berharap laporan ini dapat memberi pengetahuan serta
manfaat kepada para pembaca.
( Kelompok Tutorial VI )
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................2
I. Pendahuluan
II. Pembahasan
Daftar Pustaka................................................................................................24
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Pasi Pusk
Def
en esm Fung
nisi
as Ko Tuju
si
Azaz
nse an
-
Man
lin ajem
azaz
Def en
g Tata
nisi
Def Ham
nisi Ruj cara
Jenis bata
Tata uka n
cara
Ham
Alur n
bata
n
1.3 Learning Objective
a. Manajemen Puskesmas
b. Konseling
c. Sistem Rujukan
BAB II
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
PEMBAHASAN
Definisi
Sosialisasi program
Mengenalkan tim fasilitator kepada masyarakat, menjelaskan tujuan
program yang akan dilaksanakan beserta dengan waktu pelaksanaan dan
batas waktunya. Membuka peluang partisipasi dan partisipasi masyarakat
beserta pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Menggunakan metode yang tepat dalam pelaksanaan kajian seperti:
pemetakan sosial, transek, kalender musim, kajian kebijakan, kajian pasar
dll. Penekanan penggunaan instrument tersebut berpangku pada upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
pembangunan kehutanan
3. Asas keterpaduan
Asas ini menjadikan puskesmas dapat menyatukan program kerja dari sektor
yang satu ke sektor yang lain. Artinya selain puskesmas menjalankan program
kesehatan, puskesmas dapat juga menjalankan program lain selain kesehatan.
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu :
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Fungsi Puskesmas
1 Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
- Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan
- Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya
- Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan
2 Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga&
masyarakat:
- Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat
- Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan
- Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan
3 Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
- Pelayanan kesehatan perorangan
- Pelayanan kesehatan masyarakat
Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja
secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan Puskesmas membentuk fungsi-
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
fungsi manajemen. Ada 3 (tiga) fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni
Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan
Pertangungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara
terkait dan berkesinambungan.
Fungsi manajemen yang digunakan oleh Puskesmas diadaptasi dari fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh Terry dengan penambahan fungsi evaluating
(Penilaian), sehingga fungsi-fungsi manajemen Puskesmas adalah sebagai
berikut :
a. Planning (Perencanaan);
b. Organizing (Pengorganisasian);
c. Actuating (Penggerakan Pelaksanaan);
d. Controlling (Pengawasan/Pembimbingan);
e. Evaluating (Penilaian).
Planning (Perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan Puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan
untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan Puskesmas, tidak ada
kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan
Puskesmas. Melalui fungsi perencanaan Puskesmas akan ditetapkan tugas-tugas
pokok staf dan dengan tugas-tugas ini pimpinan Puskesmas akan mempunyai
pedoman supervisi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk
menjalankan tugas-tugasnya.
Organizing (Pengorganisasian) adalah serangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya yang dimiliki Puskesmas dan memanfaatkan
secara efisien untuk mencapai tujuan Puskesmas. Atas dasar pengertian tersebut,
fungsi pengorganisasian juga meliputi proses pengintegrasian semua sumber daya
yang dimiliki Puskesmas.
Actuating (directing, commanding, motivating, influencing) atau fungsi
penggerakan pelaksanaan Puskesmas adalah proses pembimbingan kepada staf
agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya
sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, dan dukungan sumber
daya yang tersedia. Kepemimpinan yang efektif, pengembangan motivasi, fungsi
manajemen ini memerlukan perumusan standar kinerja (standard performance).
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Evaluating (Penilaian) adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau
tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah
ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta memberikan saran-
saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.
Meskipun kelima fungsi manajemen tersebut terpisah satu sama lain, tetapi
sebagai suatu kesatuan proses, dimana kelimanya merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Kelima fungsi ini sifatnya sekuensial,
artinya fungsi yang satu mendahului fungsi yang lainnya, dimana aktivitas
manajerial dimulai dengan planning dan berakhir pada evaluating. Jika
perencanaan (planning) telah disusun, kemudian struktur organisasi dirancang
sedemikian rupa agar setiap tugas dan hubungan antar unit kerja dalam organisasi
dapat merealisasikan rencana (organizing). Jika struktur organisasi telah
dirancang, maka pimpinan memilih dan menetapkan personalia dengan kualifikasi
yang tepat untuk menempati posisi dalam struktur organisasi dan mengerjakan
berbagai tugas. Kemudian individu atau tim yang bekerja dalam organisasi
digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak atau bekerja efektif untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan (actuating). Akhirnya semua aktivitas
atau operasi organisasi dikontrol untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai
sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan (controlling), kemudian hasil
yang dicapai dibandingkan dengan tolok ukur atau kriteria kinerja yang telah
ditetapkan, dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran-saran yang dapat dilakukan
pada setiap tahap pelaksanaan program (evaluating).
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Keterangan :
: garis lini
: garis koordinasi fungsional
: garis konsultasi
2.2 Konseling
Definisi
Konseling telah lama dikenal sebagai salah satu upaya untuk membantu
individu memecahkan masalah yang dihadapinya. Konseling telah banyak
digunakan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, psikologi, psikiatri
dsb. Rogers menyebutkan bahwa konseling terutama ditujukan untuk memberikan
bantuan dalam merubah sikap dan tingkah laku seseorang. Sementara itu literatur
yang lain menyebutkan bahwa konseling merupakan proses pertukaran informasi,
pemberikan dukungan dan rujukan pada klien melalui dialog atau wawancara.
Wawancara atau dialog merupakan alat utama dalam konseling. Tanggung jawab
dalam pengambilan keputusan sepenuhnya berada dalam tangan klien.
Konseling adalah suatu komunikasi tatap muka, untuk membantu penderita
menetapkan pilihan atas dasar pemahaman yang lengkap tentang dirinya serta
masalah kesehatan yang sedang dihadapi secara mandiri.
Menurut Stefflre dan Grant, dalam pengertian konseling terdapat empat hal
yang mereka tekankan, yaitu:
a. Konseling Sebagai Proses
Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat.
Butuh proses yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam
memecahkan masalah mereka, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Permasalahan klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat
dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan.
b. Koseling Sebagai Hubungan Spesifik
Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam
konseling. Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda
dengan hubungan sosial lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan
yang diantaranya perlu adanya keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara
positif tanpa syarat, dan empati.
c. Konseling adalah Membantu Klien
Hubungan konseling bersifat membantu (helping). Membantu tetap
memberikan kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi
permasalahan mereka. Hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan
pekerjaan klien pada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya.
d. Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup
Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan
diri, proses belajar dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan pemahaman
yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya membuat know about
tetapi juga how to sejalan dengan kualitas dan kapasitasnya. Tujuan akhir
konseling pada dasarnya adalah sejalan dengan tujuan hidupnya yang oleh
Maslow (1968) disebut aktualisasi diri.
Batasan Konseling adalah hubungan antara dua orang (konselor dan klien) yang
bersifat saling membantu, untuk menyelesaikan masalah tertentu. Konseling
merupakan proses kolaborasi yang bertujuan memberdayakan klien dalam
menanggapi masalah kehidupan. Konseling bertujuan mengembangkan
mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi masalah kehidupan. Dasar
pendekatan konseling adalah pendekatan humanistik, yaitu keyakinan bahwa
seseorang mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menentukan bagi
dirinya, mempunyai potensi untuk berkembang yang pada dasarnya baik.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Konselor berperan sebagai fasilitator yang mendorong diwujudkannya potensi
yang baik itu, dan ia menghargai klien sebagai individu yang unik dan bebas serta
bertanggung jawab.
Tujuan
Secara umum, konseling bertujuan untuk :
a. Memberikan Pemahaman Yang Lebih Baik Terhadap Diri Individu Itu
Sendiri Dan Permasalahan Yang Dihadapinya Membantu Terbentuknya
Sikap Dan Perilaku Penting Untuk Menghadapi Masalah Secara Optimal
Sesuai Dengan Potensi Yang Dimiliki.
b. Mengurangi Kecemasan Dan Memfasilitasi Terbentuknya Pemahaman
Yang Lebih Baik Dan Mekanisme Coping Yang Sesuai Membentuk
Individu Merencanakan Dan Menetapkan Pilihan Atau Langkah-Langkah
Di Masa Mendatang.
c. Memberikan Rujukan Untuk Memperoleh Informasi Yang Lebih Spesifik
Tentang Kesehatan Individu Tersebut Atau Untuk Pemeriksaan Lebih
Lanjut.
Dengan demikian, konseling dapat membantu klien menggali permasalahan
yang dihadapi secara mendetail, memahami dan mengambil langkah-langkah
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melalui konseling diharapkan terjadi
perubahan yang bersifat fundamental dalam diri klien, terutama perubahan dalam
sikap dan tindakan.
Tatacara Konseling
Dalam menjalankan konseling, pendekatan-pendekatan berikut dapat
digunakan, meliputi pendekatan tidak langsung (non-directive), pendekatan
langsung (directive) dan pendekatan eklektik.
A. Pendekatan Tidak Langsung (non-directive)
Pendekatan ini awalnya dipelopori oleh Carl Rogers sehingga dikenal sebagai
Rogerian Approach. Pendekatan ini menekankan pentingnya terjalin rasa percaya
klien pada konselor sebelum konseling berjalan sehingga memungkinkan klien
untuk mengungkapkan diri. Melalui proses wawancara, konselor mencoba untuk
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
membuka wawasan klien terhadap perilaku dan pemahamannya tentang suatu
permasalahan dan mengenali adanya ketidaksesuaian antara perilaku dan
pemahaman tersebut dengan pengalaman atau realita yang dihadapi oleh klien.
Dengan demikian klien sendirilah yang menjadi penilai dari pengalamannya, dan
kemudian memperbaiki kesalahan-kesalahannya kearah perkembangan yang
positif. Pendekatan ini bersifat klien-centered, yang memiliki pengertian bahwa
peranan dan kendali utama terhadap keputusan yang akan diambil berada di
tangan klien.
C. Pendekatan Eklektik
Pendekatan ini merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut di atas.
Respon konselor yang nondirektif member kesempatan kepada klien untuk
berperan dalam wawancara. Sedangkan respon konselor yang direktif bertujuan
mengendalikan arah konseling dan isi wawancara konseling. Dengan demikian
diperlukan kemahiran konselor dalam membaca suasana konseling sehingga dapat
memutuskan kapan akan menggunakan pendekatan tidak langsung dan kapan
menggunakan pendekatan langsung.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Selain tata cara konseling yang sudah disampaikan di atas, menurut sumber
lainnya ada tata cara konseling yang baik dijelaskan sebagai GATHER, yaitu
G : Greet
A : Ask and Assest
T : Tell
H : Hellp
E : Explain
R : Refer and Return
A. Greet (Menyampaikan Salam)
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menyampaikan salam kepada pasien
pada waktu pasien pertama kali memasuki ruangan konseling. Sambutlah pasien
dengan hangat dan ramah. Tujuannya adalah agar timbul kepercayaan (rapport)
sehingga komunikasi akan lebih mudah dilakukan. Jangan lupa mengamati sikap
dan perilaku pasien, baik pada waktu memasuki ruangan, menjawab salam dan
ataupun pada waktu duduk. Sering melalui pengamatan yang pertama ini akan
dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang keadaan pasien.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
C. Tell (Menyampaikan Uraian Sesuai Dengan Kebutuhan Pasien)
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Pelayanan kedokteran yang dimaksud dapat dilaksanakan sendiri oleh dokter
keluarga, atau kalau tidak mampu dirujuk (refer) ke sarana pelayanan kedokteran
lainnya.
Selanjutnya perlu pula disampaikan tentang jadual kunjungan ulang (return)
yang harus dilakukan oleh pasien sehubungan dengan pelayanan kesehatan yang
telah diperolehnya.
B. Suasana Konseling
Untuk dapat menjamin keberhasilan pelayanan konseling perlulah diciptakan
suasana konseling yang baik sehingga dapat membantu munculnya kepercayaan
dan keterbukaan pasien terhadap dokter. Pelayanan konseling yang dilaksanakan
dalam suasana tertekan, marah-marah atau tidak bersungguh-sungguh, bukanlah
pelayanan konseling yang baik. Pelayanan konseling yang dilaksanakan dalam
suasana yang seperti ini tidak akan membantu munculnya kepercayaan dan
keterbukaan pasien terhadap dokter.
C. Pelaksana Konseling
Untuk menjamin keberhasilan pelayanan konseling perlulah dipersiapkan
tenaga pelaksana yang baik sehingga di samping dapat menimbulkan kepercayaan
dan keterbukaan pasien, juga dapat menyampaikan berbagai penjelasan tentang
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
masalah kesehatan, tanpa maksud menggurui, sesuai dengan kebutuhan pasien.
Tenaga pelaksana konseling yang baik mrmang harus memiliki beberapa
persyaratan khusus. Persyaratan yang dimaksud adalah : Mempunyai minat yang
besar untuk menolong orang lain. Bersikap terbuka dan bersedia menjadi
pendengar yang baik terhadap pendapat orang lain. Mampu menunjukkan empati
dan menumbuhkan kepercayaan serta peka terhadap keadaan dan kebutuhan
pasien. Mempunyai daya pengamatan yang tajam serta memiliki kemampuan
untuk mengenal dan mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
Definisi
Referral System adalah suatu usaha pelayanan kesehatan antara pelbagai tingkat
unit-unit pelayanan medis dalam suatu daerah tertentu ataupun untuk seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Jenis Rujukan
1. Rujukan Medis
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Merupakan bentuk pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
untuk masalah kedokteran. Tujuannya adalah untuk mengatasi problem
kesehatan, khususnya kedokteran serta memulihkan status kesehatan
pasien. Jenis-jenis rujukan medis :
Rujukan Tenaga
Merupakan pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang
kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat atau sebaliknya, untuk pendidikan dan latihan.
Rujukan Sarana
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata pelayanan
kesehatan yg lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau
sebaliknya untuk tindak lanjut
Rujukan Operasional
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau
sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Alur Perujukan
RSU KelasA/Khusus/
Jakarta /Surabaya
Dokter/Bidanpraktekumum
RSU Kelas C/Swata Di Kabupaten/Kota Di Mataram
Catatan:
Untukrujukanpasiengawat/darurat/khususdibolehkantidakmengikutialurini.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Rumah Sakit umum daerah Kabupaten/Kota sebagai tujuan rujukan dari
Puskesmas. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten/Kota sudah
mempunyai 4 spesialis utama diharapkan dapat menjadi tujuan rujukan
dari RSUD Kabupaten/Kota terdekat yang belum mempunyai spesialis
yang dituju.Puskesmas sebagai tujuan rujukan utama puskesmas, Polindes,
Desa siaga, dan kader dan masyarakat diwilayahnya.
c. Koordinasi unsur-unsur pelaksana tehnis
Unsur-unsur tehnis pelaksana tehnis rujukan lain sebagai sarana tujuan
rujukan yang dapat dikoordinasikan di tingkat propinsi NTB , antara
lain:Balai laboraorium kesehatan daerah(labkes),Rumah sakit jiwa, Balai
Kesehatan Matra Masyarakat (BKMM), kantor kesehatan
pelabuhan(KKP).
Hambatan
1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter
serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat
menimbulkan rasa kurang percaya pasien terhadap dokter.
2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan
pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter, namun
seharusnya dokter tidak menolak permintaan pasien tersebut.
3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban,
melainkan mengambil alih wewenang dan tanggung jawab penanganan
pasien, atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut
setelah dilakukan tindakan.
4. Apabila dokter yang melakukan konsultasi dan atau rujukan tidak
sependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan.
5. Apabila ada pembatasan dalam melakukan konsultasi dan ataupun
rujukan. Pembatas yang dimaksud banyak macamnya. Pembatas yang
berasal dari dokter, misalnya sikap dan perilaku yang tidak menunjang.
Yang berasal dari pasien misalnya tidak bersedia dan ataupun tidak cukup
biaya atau kesulitan transportasi.
6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
DAFTAR PUSTAKA
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1
Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di
Puskesmas. FK Universitas Sumatera Utara. Medan.
S k e n a r i o 3 K e l o m p o k Tu t o r i a l 6 Page 1