PENDAHULUAN
1. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri;
2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan tarifnya dilakukan
oleh Pemerintah Daerah;
Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasilnya diberikan
kepada, dibagihasilkan, atau dibebani pungutan tambahan (opsen) oleh Pemerintah Daerah
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Pengertian Pajak Daerah
Pajak Daerah, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. (Pasal 1 angka 10 UU Nomor 28 Tahun 2009)
Menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 Perubahan Atas Undang-Undang No. 18
tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Pajak Daerah
adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan untuk membiayai penyelenggaraan pemerinta daerah dan pembangunan daerah.
Menurut Davey (1988:39-40) ada beberapa pengertian tentang pajak daerah antara lain :
1. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri;
2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan tarifnya dilakukan
oleh Pemerintah Daerah;
3. Pajak yang ditetapkan dan dipungut oleh Pemerintah Daerah;
Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasilnya
diberikan kepada, dibagihasilkan, atau dibebani pungutan tambahan (opsen) oleh Pemerintah
Daerah
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, pengertian Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak daerah oleh
pemerintah kota/kabupaten kepada masyarakat pada dasarnya bertujuan untuk membiayai
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
secara berdaya guna dan berhasil guna dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pajak merupakan komponen penerimaan yang sangat penting. Menurut Mikesell and Hay
2
(1969,75)
Taxes are of special importance because :
1. they provide a verry large portion of the revenue of governmental units on all levels,
2. they are compulsory contributions to the cost of government, whether the affected
taxpayer approves or disapproves of the levy.
1. Pajak memberikan bagian yang sangat besar bagi pendapatan pemerintah disemua
tingkatan, dan
2. (Pajak wajib memberikan kontribusi kepada biaya pemerintah, meskipun para wajib
pajak setuju atau tidak setuju terhadap pajak tersebut) .
1. Pembagian hasil pajak-pajak yang dikenakan dan dipungut oleh Pemerintah Pusat;
2. Pemerintah Daerah dapat memungut tambahan pajak diatas suatu pajak yang dipungut
dan dikumpulkan oleh pemerintah pusat;
Dari segi kewenangan pemungutan pajak atas objek pajak di daerah, Pajak Daerah
dibagi menjadi dua, yakni:
3
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah tanah dan Air Permukaan.
2) Pajak Reklame;
3) Pajak Hiburan;
4) Pajak Parkir;
1. Pajak Hotel
Menurut peraturan daerah No. 26 tentang Pajak Hotel (2002:1) : pajak hotel di
sebut pajak daerah pungutan daerah atas penyelenggaraan hotel.
Hotel adalah : Bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap/istirahat, memperoleh pelayanan atau fasilitas lainnya dengan di pungut
bayaran, termasuk bangunan yang lainnya yang mengatur,di kelolah dan dimiliki
oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
4
Pengusaha hotel ialah : Perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha
hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang
menjadi tanggungannya.
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran
atas pelayanan hotel. Wajib pajak hotel adalah : Pengusaha hotel. Dasar
pengenaan adalah : Jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel dan tarif
pajak ditetapkan sebesar 10%, Masa pajak I (satu) bulan takwim, jangka waktu
lamanya pajak terutang dalam masa pajak pada saat pelayanan di hotel.
2. Pajak Restoran
5
pelayanan restoran, Wajib pajak rastoran yaitu Pengusaha restoran dan tarif pajak
di tetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
3. Pajak Hiburan
Menurut Peraturan Daerah No.28 tentang Pajak Hiburan (2002:1) : Pajak Hiburan
atau di sebut pajak adalah pajak hiburan di Kabupaten Musi Banyuasin. Hiburan ialah
semua jenis pertunjukan permainan dengan nama dan bentuk apapun yang di tonton
atau di nikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran di Kabupaten Musi
Banyuasin.
Subjek pajak hiburan orang pribadi atau badan yang menonton atau menikmati
hiburan, Wajib pakak hiburan orang pribadi atau badan penyelenggara hiburan
4. Pajak Reklame
6
susunan dan corak raganya untuk tujuan komersial di pergunakan untuk
memperkenalkan,mengajukan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang
di tempatkan atau di dengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang di lakukan
oleh pemerintah.
1) Reklame Kain
4) Reklame Udara
5) Reklame Suara
6) Reklame Film/Slide
7) Reklame Peragaan
Pajak pusat dan pajak daerah mulai muncul di Indonesia sejak diberlakukannya
sistem otonomi daerah . Otonomi Daerah dapat diartikan sebagai kewajiban yang diberikan
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam r an gk a
p el a ya n an te rh ad a p ma s ya r a k a t d an p el a ks an a an pe mb an gu n an s es ua i
7
d en ga n pe ra t ur an perundang-undangan. dalam konteks otonomi di Indonesia , daerah
otonom tersebut merupakan provinsi provinsi di Indonesia.
Semangat desentralisasi Fiskal pun mulai disebarluaskan dan menjadi program
ambisius pemerintah Indonesia sejak awal decade 2000, tepatnya mulai tahun fiskal 2001.
Pada tahun itu, pemerintah daerah mulai dari provinsi, kabupaten, dan kota diberikan
wewenang yang lebih luas un tu k me ng a tu r da n be rt an gg un g j aw ab t er ha d ap
p e mb el a nj aa n d i be be r ap a s ek to r b a r.
k on s e ku en s i l og is da ri p er lu a s an w ew en a ng it u ad a l ah me n i ng k at n ya
p en ge l ua r an d ae r ah . Peningkatan itu dapat terlihat jelas ketika pada tahun 2001,
jumlah belanja daerah mencapai kurang lebih 30% dari total belanja nasional.
D es e nt r al i s a s i F is k al i n il a h ya n g me n j ad i hu bu ng a n a nt a ra p aj a k
p us a t d en g an paj ak da e ra h d i In do ne s i a . P er lu as an w ew en an g k eu an g a n
p e me ri n ta h pu s a t da l a m ha l me n ga tu r ke u an ga n te rs eb u t pe rl u di i mb a n gi
d en g an p er lu a s a n o to ri t as d ae r a h un t u k me m pe r ol eh pendapatan daerahnya
sendiri yaitu dengan perluasan otoritas pemerintah daerah untuk menambah objek pajak
daerahnya sendiri. Dari sinilah tercipta adanya pajak pusat yang dipungut untuk
pendapatan APBN dan Pajak Daerah yang dipungut untuk pendapatan APBD.
Kedua nya merupakan pungutan sebagai pendapatan pada anggaran hanya saja pajak pusat
mengambil porsi lebih luas secara skala anggaran nasional dan pajak daerah hanya
berfokus pada pendapatan daerahya saja.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pajak Daerah, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. (Pasal 1 angka 10 UU Nomor 28 Tahun 2009)
Dari segi kewenangan pemungutan pajak atas objek pajak di daerah, Pajak Daerah dibagi
menjadi dua, yakni: Pajak Daerah Propinsi dan Pajak Daerah Kabupaten/Kota (menurut UU
34/2000).
D es e nt r al i s a s i F is k al a da l ah ya n g me n j ad i hu bu ng a n a nt a ra p aj a k pus at
d en g an paj ak da e ra h d i In do ne s i a
9
REFERENSI :
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/10-08-16,%20NK%20dan%20RUU%20APBN
%202011_BabV.pdf
http://hendriologi.blogspot.com
http://www.scribd.com/doc/221108967/Hubungan-Pajak-Pusat-Dengan-Pajak-Daerah#scribd
10