Anda di halaman 1dari 25

Pembangunan Ruang Genset RS.

Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

SPESIFIKASI TEKNIS

PERATURAN UMUM

Pasal 1
Jenis Pekerjaan

1.1 Jenis dan lingkup Pekerjaan adalah :

Nama Proyek : Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi dan Mulut


Universitas Hasanuddin Makassar
Lokasi Pekerjaan
Kota/Kabupaten : Kampus Tamalanrea Kota Makassar
Propinsi : Sulawesi Selatan

Lingkup Pekerjaan Pemborongan


Lingkup pekerjaan adalah pembangunan sesuai dengan item 1.1 pasal ini yang terletak di Kampus
Tamalanrea Kota Makassar dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk
pula pengadaan tenaga kerja, bahan bahan, alat alat dan segala keperluan yang berhubungan
dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Hal ini meliputi :

Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pasal 2
Setting Out

2.1. Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana bagunan di lapangan, Kontraktor harus
melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan kondisi lapangan
seperti ditunjukkan dalam gambar.

2.2. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran, maka
Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.

2.3. Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan di luar dan di
dalam Kompleks.

Pasal 3
Pekerjaan Persiapan

3.1. Pembersihan Lapangan


Untuk tempat kerja, penumpukan bahan bahan bangunan gudang sementara, Direksi Keet
dll.Kontraktor harus terlebih dahulu membersihkan serta membenahi lapangan.

3.2. Penerangan, Pagar dan tanda-tanda pengaman.


Kontraktor harus menyediakan penerangan di daerah kerja, pagar dan tanda-tanda pengaman
yang diperlukan.

1
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Pasal 4
Pekerjaan Pendahuluan

4.1. Kontraktor akan diberikan petunjuk mengenai gudang penyimpanan bahan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.
4.2. Kontraktor harus membatasi operasinya dilapangan yang betul betul diperlukan untuk pekerjaan
tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi.

Pasal 5
Material

5.1. Bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam Negeri yang memenuhi pesyaratan teknis yang
ditentukan.

5.2. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan , maka mutunya minimal harus
sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender. Untuk pemesanan bahan itu harus
diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas serta kuantitas dari bahan
yang dipesan untuk mendapat persetujuan.

5.3. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratan-
persyaratannya akan dicantumkan di dalam pasal-pasal berikut.

Peraturan-peraturan khusus antara lain, yaitu:

NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)


PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-4 : Persyaratan cat Indonesia
NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia
NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-2007: Peraturan Umum Instalasi Listrik
SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton
SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan dgn Agregat Ringan.
SNI 2834 : Standar Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
Standar Industri Indonesia (SII)

a. Air
Air yang digunakan sebagai bahan pengikat spesi maupun adukan campuran beton adalah
air yang tidak mengandung zat asam, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak mutu campuran spesi maupun agregat beton.

b. Pasir
Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai PBI-1971 /
NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar tumbuhan, ataupun bahan lain.

Pasir untuk plesteran disyaratkan pasir yang halus dengan ketentuan sperti diatas, bila
bercampur dengan agregat yang lebih besar harus diayak.

2
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Pasir untuk campuran beton disyaratkan pasir dengan butiran kasar atau Pasir Beton.
Tidak diperkenankan memakai pasir yang berasal dari muara sungai atau yang
mengandung air asin maupun payau.

c. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan, maupun beton disyaratkan sesuai
ASTM atau SNI -15-0302-1994, Type Semen yang disyaratkan adalah setara dengan
Semen Portland Type I, jenis A. atau Semen Portland Pozoland untuk penggunaan umum
yang tidak memerlukan persyaratan khusus.

d. Cat
Cat dasar pada bagian atau bidang kayu yang baru menggunakan cat dasar meni kayu,
Untuk pengecatan kembali bidang kayu, kusen, pintu dan jendela menggunakan cat kualitas
baik dan mengkilap, disyaratkan setara Dulux. Penggunaan Cat untuk tembok dan plafond
disyaratkan setara Dulux.

e. Kayu
Bahan kayu yang dipakai untuk penggantian konstruksi maupun konstruksi baru adalah
Kayu Klas I setara Bayam.
Penggunaan untuk struktur pendukung, gording, rangka atap juga menggunakan kayu Klas
II atau setara Samarinda.
Kualitas kayu disyaratkan yang kering, tidak pecah dan dengan serat yang baik.

5.4. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh. Kontraktor harus
mengajukan usul perubahan pada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama dan apa yang
disyaratkan.

5.5. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-
bahan produksi dalam negeri.

Pasal 6
Aksebilitas

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan, Kontraktor
harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran aksebilitas atau menimbulkan
kerusakan terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya.

Pasal 7
Cuaca

Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, penundaan pekerjaan tersebut harus
tercatat dan atas instruksi konsultan pengawas dengan pertimbangan apabila pekerjaan dilanjutkan
dapat mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan, misalnya pada saat pengecoran, plesteran dinding
bangunan dll.

Pasal 8
Peralatan Survei

Kontraktor harus menyediakan peralatan survey yang akan dipakai, dan alat-alat tersebut harus disetujui
oleh Direksi. Setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada
Kontraktor.

3
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan pengukuran, sebelum pekerjaan dimulai dilakukan pengukuran dengan menggunakan


alat ukur sehingga di dapat hasil ukur yang akurat.

Penyediaan peralatan P3K yang berisi obat-obatan yang diperlukan untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan

Air kerja untuk keperluan pekerjaan sehingga tidak mengalami keterlambatan pelaksanaan
dikarenakan kekurangan air.

Listrik Kerja digunakan untuk keperluan penggunaan alat bantu dari mesin seperti mesin pemotong,
mesin bor dll dan penerangan ruangan .

Konsultan pengawas berhak untuk menolak dipekerjakannya tukang-tukang yang menurut


penilaiannya tidak memiliki keahlian/keterampilan yang cukup untuk mengerjakan Pekerjaan
ini.Dalam hal seperti itu, Pemborong harus dengan segera mengganti tukang tersebut dengan
tukang-tukang lain yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan. Dalam hal pengambilan
tindakan tersebut, maka tetap akan menjadi tanggungan Pemborong sepenuhnya.

PEKERJAAN TANAH
A. Pengukuran Tapak Kembali
1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
bangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas untuk dimintakan
keputusan.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alat-alat
waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemborong harus menyediakan theodolit/waterpas beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Pemberi Tugas/Pengawas selama pelaksanaan proyek
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azaz segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Pemberi Tugas/Pengawas

B. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)


1. Letak dan tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/Pengawas
2. Tugu paokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm,
tertancap kuat didalam permukaan tanah sedalam 1 M, dengan bagian yang menonjol di atas
permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di ats tanah
3. Tugu patokan dasar harus dibuat permanent, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/Pengawas untuk
membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi tanggung jawab
pemborong
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan),
pemborong wajib membuat Shop Drawing terlebih dahulu sesuai keadaan lapangan

4
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

C. Papan dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Kayu Kls II dengan ukuran kaso
(5/7 cm) yang tertancap di bawah tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau di ubah-
ubah berjarak max 1,5 M satu sama lain
2. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dibuat dari kayu Meranti Merah dengan ukuran tebal
3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas)
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainya, kecuali dikehendaki lain
oleh Pemberi Tugas/Pengawas
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cn dari sisi luar galian tanah oleh pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilakukan
5. Pada Papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua as-as
bangunan dan peil 0,00 atau peil reference lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak
boleh hilang apabila kena air/air hujan
6. Setelah selesai pemasangan Papan dasar pelaksanaan Pemborong harus melaporkannya
kepada Pemberi Tugas/Pengawas
7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan Papan dasar pelaksanaan menjadi tanggung
jawab pemborong

PEKERJAAN GALIAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub-struktur, seperti
yang disebutkan/ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan Pemberi Tugas/Pengawas
3. Juga termasuk didalamnya adalah pekerjaan galian untuk saluran-saluran dan pekerjaan-
pekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan pekerjaan galian
4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas/Pengawas

B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Galian untuk reservoir, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan
peil-peil yang tercantum digambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu ,
jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat di bagian galian yang akan
dilaksanakan dibongkar dan dibuang
2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan,kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan maka pemborong harus secepatnya memberitahukan kepada Pemberi
Tugas/Pengawas atau kepada penguasa/instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan-
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut
3. Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa pekerjaan yang telah sedang berlangsung tersebut tidak terganggu
4. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka pemborong
harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang sejenis untuk
daerah ang bersangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali, pengisian/pengurug
kelebihan galian harus dilakukan dengan pondasi batu kali
5. Pengisian/pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan
ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang diisyaratkan mengenai Pekerjaan Urugan dan
Pemadatan. Pekerjaan pengisian/pengurug kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pengawas
6. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih terdapat akar-
akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali ke luar sedangkan lubang-
lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar ang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal lapisan 15 cm
lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur
7. Apabila terdapat air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu
pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa

5
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya
air dan lumpur pada dasar galian
Sebelum pekerjaan dewatering dimulai, Pemborong wajib menyerahkan perhitungan yang
mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan dipergunakan serta kedalaman
dan jumlah pit/sumur, dengan memperhatikan data tanah yang tersedia termasuk penyediaan
pompa cadangan untuk mengganti yang rusak.
Pemborong akan mendapatkan laporan pumping test Direksi/ Pengawas/Perencana Struktur.
Permukaan air tanah pada setiap saat harus ada pada 50 cm di bawah muka galian yang
terendah. Pengawasan terhadap dewatering harus oleh orang yang berpengalaman, untuk itu
harus dilakukan 24 jam dan dibuatkan daftar pengalaman yang setiap saat dapat diperiksa.
8. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan
atas petunjuk direksi/pengawas.
9. Pemborong harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah yang ditemui
selama pekerjaan galian.
Kecuali ditujukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri.
10. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galianharus
dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan
urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas

B. Persyaratan Pekerjaan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari
lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Jenis tanah adalah Silty Clay atau pasir urug.
2. Tanah harus bersih berarti tidak menggandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

4. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum dan hasilnya
harus secara tertulis diserahkan kepada Direksi/Pengawas.
Direksi/Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum tiap-
tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada
Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan. Test
Kepadatan Optimum harus mengikuti STM.D-1557-70.
2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian rencana.
Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu
pula.
3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, pemborong harus membuat saluran-saluran
sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa
air.
4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari Lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya.

6
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

5. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/ Pengawas maka pemadatan
tersebut tidak boleh dibasahi dengan air. Pemadatan urugan dilakukan dengan mamakai
alat Stemper/Compactor yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
6. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan kecuali untuk
daerah galian pondasi harus mengikuti spesifikasi mengenai Pekerjaan Galian.
7. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah
50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua Drainase darurat harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Cara kerja yang dilakukan oleh pemborong harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus di test di laboratorium, untuk
mendapatkan nilai Standard Proctor/Kepadatan Maksimum Pada Kadar Air Optimum
Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
9. Untuk bahan yang sama, untuk setiap lapis tanah tebal 20 cm ang sudah dipadatkan
harus ditest juga di lapangan, yaitu 1 (satu) test untuk setiap 750 m2, yaitu dengan Sand
Cone Test dengan hasil kepadatan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Untuk lapisan yang didalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya
95% dari Standard Proctor.
b. Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya
90% dari Standard Proctor.
10. Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/Pengawas. Semua hasil-
hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui
samapi di mana kedudukan permukaan tanah tersebut.
11. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air huajn,
panas matahasri dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi
permukaan dengan plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup setelah hasil test
memenuhi sarat dan mendapat persetujuan tertulis Direksi/Pengawas.
12. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur
dengan cara menggaruk atau sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya
sama. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai lapisan berikutnya.
13. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa
melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai lapisan berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut
harus diulang l kembali pekerjaannya atau duganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang
telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus
diajukan oleh pemborong kepada Direksi/Pengawas/Perencana Struktur.
14. Setelah Pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ke tempat tertentu yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
15. Pemborong harus mangadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan
drainase.

PEKERJAAN URUGAN/LAPISAN PASIR URUG


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan
lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah
seperti pondasi, lantai basement, pile cap, dll.

7
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

B. Persyaratan Pekerjaan
1. Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti diisyaratkan dalam NI-3 (PUBI
tahun 1982) pasal 14 ayat 3.
2. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam NI-3 hal 10. Apabila dipandang perlu, Direksi/Pengawas dapat minta
kepada Pemborong, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan syah, atau biaya Pemborong.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas
dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Lapisan pasir urug dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 10 cm, hingga
mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
2. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui Direksi/Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang
dari 95% dari kepadatan optimum hasil laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada
kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik.
Kondisi galian yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
yang bersangkutan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak terpenuhi.
3. Tebal lapisan pasir urug minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
4. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi/Pengawas.

PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas galian, yaitu bekas galian
pondasi, septictank dan semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar struktur atau sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas.

B. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal terdahulu.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang dibangun yang
akan ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksakan dahulu oleh
Direksi/Pengawas.
2. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu
pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Direksi/Pengawas.
3. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pekerjaan urugan tanah.

PASANGAN BATU GUNUNG


1. Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua pondasi batu
gunung dan lainnya yang ukurannya sesuai dengan gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas.
2. Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan :
NI 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di indonesia

8
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

NI 8 Peraturan semen portland Indonesia


3. Material
1). Batu
Bahan untuk pondasi batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan P.U.B.I.,
NI 3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal
umum dilokasi.
Batu gunung harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
2). Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 3 pasir.

4. Pelaksanaan
Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjuk dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan massa yang kuat
dan integral.

PEKERJAAN BETON

Beton
a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa dengan mutu
beton K.350 untuk struktur utama (kecuali ditentukan lain), beton bertulang dengan
penulangannya, bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan.
b. Referensi
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti
yang tertera dalam :
NI 2 (1971) Peraturan beton bertulang indonesia
NI 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di indonesia
NI 5 (1961)
NI 8 (1972) Peraturan semen portland Indonesia
c. Material
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :

Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar dan harus sesuai dengan
persyaratan di dalam NI 2 Bab 3.3, Bab 3.4 dan Bab 3.5.
Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi oleh bahan-bahan yang
dapat merusak. Agregat halus (pasir) dan agregat kasar (koral atau split) harus disimpan dalam
tempat-tempat yang terpisah.
Semen
Semen yang dipakai harus dari mutu terbaik seperti disyaratkan dalam NI 8 Bab 3.2.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan
beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat yang tidak terkena air (dengan lantai
terangkat) dan ditumpuk dalam urutan pengiriman.
Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 m. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak
boleh dipakai.

9
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari
hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah, aspal, oli/minyak gemuk (fat).
Juga besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.
Besi penulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI 2 Bab 3.7 yang dinyatakan sebagai
U 32 (Besi Ulir), untuk diameter diatas 13 mm sedangkan untuk dibawah 13 mm adalah U-24
(Besi Polos), sesuai dengan keterangan pada gambar perencanaan.
Kawat pengikat harus berukuran minimal garis tengah 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI 2
Bab 3.7.
Penggunaan besi ulir atau besi polos harus memperhatikan gambar detail pada gambar rencana.

Air
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan persyaratan dalam NI 2 Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium
Penelitian Masalah Air.

d. Pelaksanaan
1. Proporsi
Kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa sehingga mencapai
kekuatan beton karakteristik 250 kg/cm2 kecuali disebutkan lain pada gambar.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan trial test yang dapat membuktikan
bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil trial test tersebut ditentukan oleh
Direksi Pengawas Deviasi Standard yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan, sesuai dengan syarat-syarat PBI 71 Pasal 4.6 dan 4.7.
2. Pengecoran Beton
Kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting. Alat-alat pengaduk
(beton molen) dan alat pembawa harus bersih.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya dan diperiksa sebelum pengecoran dilakukan.
Direksi Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran
dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pelaksanaan Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 kecuali
dipersyaratkan lain.
Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan segera sesudah pengecoran,
lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator). Tidak
diperbolehkan melakukan pengetokan untuk hal ini. Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap
dan lebih besar dari 7000 impuls per menit. Penggunaan alat penggetar tidak boleh mengenai besi
penulangan. Pemadatan dengan penggetaran ini harus dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab
6.4.
3. Penyambungan Beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang lama
dibersihkan dan dikasarkan, bekisting harus dikencangkan kembali dan penyambungannya
dengan menggunakan air semen, jika umur beton lebih dari 3 hari penyambungannya harus
menggunakan Bonding Agent yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
4. Slump
Slump yang diizinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah sesuai dengan PBI
1971 Bab 4.4.
Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : untuk
daerah-daerah yang pembesiannya rapat menggunakan slump yang tinggi.
5. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberikan pasir 10 cm dan
lantai kerja minimal 5 cm, dengan adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi beton tersebut.
Sebelum pengecoran lantai kerja dilakukan, lapisan pasir tersebut harus dipadatkan terlebih
dahulu.

10
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

6. Kolom dan Balok Praktis


Kontraktor harus memberikan/merencanakan kolom-kolom praktis untuk pemasangan dinding
seluas 10 m2 atau dimana dianggap perlu harus dipasang kolom praktis.
7. Pemeliharaan Beton
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup
beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara rutin, sehingga beton berumur satu
minggu. Pada umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran
dan sinar matahari.
8. Masa Pelaksanaan
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat benda uji untuk ditest di
laboratorium.
Penyerahan dan pengambilan benda uji harus disertai Direksi Pengawas. Jumlah benda uji yang
dibuat sesuai dengan permintaan Direksi Pengawas. Setelah berumur 7 (tujuh) hari, benda uji
harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium. Ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971
Bab 4.7 harus dipenuhi.
9. Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan pada Bab 4.7 PBI 1971 masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk
meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada, sesuai pasal 4.8 PBI 1971.
Biaya pekerjaan dalam pasal-pasal ini menjadi tanggungan Kontraktor. Hal-hal yang bersangkutan
dengan mutu beton hendaknya mengikuti NI 2 pasal yang bersangkutan.
e. Bahan Additive
Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang
baik yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau
JIS.
f. Bekisting
1. Umum
Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu
pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun
perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi daripada beton
yang dicor. Perencanaan pelaksanaan, serta pembongkaran bekisting harus sesuai dengan cara-
cara yang disarankan dan kriteria di dalam NI 2 Bab 5.8.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum
digunakan.
Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan
bekisting. Bekisting beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga dapat mencegah
kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus
disediakan di dalam bekisting untuk memungkinkan pembersihan bekisting.

2. Referensi
Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi NI 2 dan NI 3.

3. Material
Bekisting untuk Beton.
Seluruh bekisting untuk beton harus terbuat dari papan minimal kls II, Multiplex 9 mm dan balok
ukuran 5/10 digunakan pada rangka utama dan kayu 5/7 untuk rangka pengisi, kecuali
dipersyaratkan lain oleh Direksi Pengawas.
Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan bekisting
secara lengkap untuk disetujui Direksi Pengawas.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekisting beton adalah sebagai berikut :
a. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau dengan bahan kimia.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

11
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

d. Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang disetujui oleh Direksi
Pengawas.
e. Ukuran jarak harus disesuaikan dengan rencana dalam gambar.

4. Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keselamatan
penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan
minimum sebagai berikut : Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya setelah 7
hari, dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran
tersebut.
Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar, sebelum betonnya
mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan
atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 hari,
demikian juga bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh
dibongkar sebelum beton ditentukan matang.

5. Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, lebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.

6. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi


Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan letak-letak
instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

TULANGAN WIRE MESH


Tulangan structural decking adalah dengan menggunakan baja wire mesh yang spesifikasinya harus
mengikuti kriteria sebagai berikut :
Diameter : 8 mm
Tegangan leleh Karakteristik : 5000 kg/cm2
Tegangan geser kampuh las : 2500 kg/cm2
Kemampuan tekuk : 0- 135
Bentuk permukaan kawat : polos
Spasi / jarak antara : 150 mm x 150 mm
Produk : Union mesh

Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka


atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini
meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa
Rangka Atap Baja ringan,

12
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional
(instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai
dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit
(Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak
meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai
sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng
dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada
saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-
pengaku dan reng.
Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Cold
formed code for structural steel(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan strukural berdasarkan Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & Wind load(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan Screws-self drilling-for the building and construction
industries(Australian Standard 3566).

PEKERJAAN FINISHING ATAP

Pekerjaan Penutup Atap


1. Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap, Pemborong harus memeriksa
terlebih dahulu apakah seluruh rangka telah selesai dipasang dan sudah sesuai menurut
ketentuan dalam persyaratan teknis ini.
b. Pelaksana pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah diijinkan Pengawas.
c. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyiapan bagian-bagian yang akan dipasang, menyediakan material alat-alat
bantu dan pemasangan penutup atap.

2. Bahan
a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya, atau cacat lainnya.
Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flashing arah memanjang dan
melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording baja profil, sekrup dengan hak, sealant, dan
aksesoris lainnya sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
Adapun spesifikasinya adalah
Tipe /Merk : ex. trimdeckf
Bahan : Zincalume Clean Colorbond

13
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Tebal : 0.40 mm (TCT Total Coating Thickness)


Warna : ditentukan kemudian
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan pemasangan.

3. Pelaksanaan
a Sebelum pemasangan, semua material harus disetujui konsultan pengawas.
b Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.
c Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris ke arah atas,
kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas dan seterusnya hingga atap tertutup
semua.
d Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup lembaran bawahnya
sama dengan arah angin.
e Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
f Puncak atap harus ditutup nok atap model U dengan bahan yang sama dan sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuatannya.
g Pada sambungan atap di daerah jurai dipasang flashing yang terbuat dari bahan yang sama

PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

Pekerjaan Dinding

1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan
bata sesuai gambar rencana dan RKS.

2. Contoh-contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh bahan
yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
Blok beton Hebel B-2 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Ukuran : 100 x 200 x 600 mm
Berat Jenis Kering ( ) : 500 kg/m3
Berat Jenis Normal ( ) : 575 kg/
Kuat Tekan ( ) : 4,0 N/mm2
Konduktivitas Termis ( ) : 0,16 W,mK
Adukan
Adukan pemasangan Blok beton Hebel B-2 dengan menggunakan mortar khusus, yaitu semen instan :

Untuk Pengikat antara Blok Hebel dengan lantai, sloof, kolom praktis, ringbalk praktis
menggunakan PRIME MORTAR PM 200 yaitu Ready Mix Plaster.
Tebal aplikasi : 10 20 mm

Untuk Pengikat/Siar antara Blok Hebel menggunakan PRIME MORTAR PM 110 yaitu Thin
Bed Mortar.
Tebal aplikasi : 2 3 mm
Pemakaian : 4,8 kg/m2

14
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Pelaksanaan
Semua pasangan blok hebel dibuat dengan ketebalan yang ditentukan sesuai spek bahan, Pekerjaan
dinding harus dipatok (diukur) dan dibangun sesuai ukuran, ketebalan dan ketinggian yang tercantum
dalam gambar-gambar serta memberi bidang yang rata.

Siar-siar untuk mengikat lantai, sloof, kolom praktis, ringbalk praktis menggunakan PRIME MORTAR
PM 200 yaitu Ready Mix Plas yang mempunyai tebal 10 20 mm yang merata serta padat.

Untuk Pengikat/Siar antara Blok Hebel menggunakan PRIME MORTAR PM 100 yaitu Thin Bed
Mortar, dengan tebal aplikasi 2 3 mm.

Pengerukan Siar ;
Semua dinding siar harus dikeruk dengan menggunakan pecahan blok hebel atau dengan papan
amplas, untuk menjamin melekatnya plesteran ke dinding dengan baik.

Perlindungan ;
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bilamana hujan perlu diberi
perlindungan pada bagian atasnya.

Pemeliharaan ;
Dinding harus dijaga agar tetap lembab selama min. 7 hari setelah dilaksanakan.

Angker dan Ikatan ;


Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus tertanam dalam pertemuan blok hebel dengan
beton setelah membersihkan angker-angker tersebut dari kerak-kerak, karat dan kotoran lainnya.

Pemasangan angker dipasang setiap 3 (tiga) susun blok hebel sampai ke batas ringbalk yang telah
ditentukan.

Permukaan beton harus dibuat kasar pada sambungan-sambungan tegak dengan tembok supaya
terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.

Kolom Praktis
Pada tiap jarak 3 meter dalam blok hebel (atau pada sambungan-sambungan antara, sehingga luas
bidang blok hebel max. 12 m2) dan pada semua pertemuan dinding, harus dibuat kolom praktis dari
beton dengan lebar 15 cm setebal blok hebel. Kolom ini harus dibuat sesuai dengan kemajuan
pekerjaan blok hebel, diberi tulangan pokok 4 dia. 8 mm serta beugel dia. 6 pada tiap jarak 20 cm, atau
seperti tercantum dalam gambar.

Pekerjaan Plesteran

1. B a h a n.
1.1. Adukan untuk plesteran blok hebel menggunakan mortar khusus, yaitu semen instan PRIME
MORTAR PM 210 yaitu Ready Mix Plaster.
1.2. Adukan untuk acian menggunakan PRIME MORTAR PM 310

2. Persiapan
Permukaan dinding blok hebel harus diberi waktu cukup untuk mengering dan semua pipa,
saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya. Siar-siar sudah harus dikeruk.

3. Pelaksanaan.
Tebal plesteran 10 mm dan harus menghasilkan permukaan sesuai persetujuan Direksi. Harus
dipasang aduk-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata.
Plesteran diratakan dengan menggunakan papan kayu yang lurus. Plesteran harus dijaga agar
tetap dalam keadaan lembab selama minimum 7 hari setelah dipasang. Pembasahan permukaan

15
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

plesteran harus segera dimulai pasa saat plesteran mulai mengeras untuk mencegah terjadinya
cacat-cacat pada keadaan cuaca panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang
tidak merata atau berlebihan.

4. Memperbaiki dan Membersihkan.


Pemborong wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk persegi panjang serta diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak-retak, noda dan cacat lain.
Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai semua plesteran
yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

PEKERJAAN PLAFOND

1. Rangka Plafond
Bahan;
Untuk rangka plafond Calciboard dipakai rangka Hollow , dimana terdiri dari :
Suspension Rod
Suspension Clip
Suspension Bracket
Wall Angle
Main Runner
Panel

Pemasangan ;
Sebelum dilaksanakan pemasangan plafon, pekerjaan lain yang berada di atasnya harus
sudah terpasang seperti misalnya pipa, kabel dan lain-lain.
Bilamana dikehendaki, Pemborong wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk
Pengawas sebelum pekerjaan mulai dipasang.
Penyimpanan bahan rangka, gypsum board dan material lain di tempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak
terkena cuaca langsung.
Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut, angkur dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapian terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
Semua unit plafond gypsum harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan pola gambar
rencana.
Penyambungan plafond gypsum atau celah pada pertemuan antara gypsum, dilakukan dengan
joint compound, joint tape, uniflot dan lain-lain atau sesuai standard dan rekomendasi dari
pabrik gypsum/petunjuk Pengawas, sehingga permukaannya rata, rapih dan bebas dari bekas-
bekas sambungan.

2. Plafond Gypsum

Bahan;
Plafond yang dipergunakan adalah Plafond Gypsum 9 mm merk Jayaboard harus berkualitas baik.
Contoh dari bahan yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari MK/Konsultan Pengawas.

Pemasangan ;
Sebelum dilaksanakan pemasangan plafon, pekerjaan lain yang berada di atasnya harus
sudah terpasang seperti misalnya pipa, kabel dan lain-lain.
Bilamana dikehendaki, Pemborong wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk
Pengawas sebelum pekerjaan mulai dipasang.

16
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Penyimpanan bahan rangka, gypsum tile dan material lain di tempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak
terkena cuaca langsung. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos,
baut, angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
Semua unit plafond gypsum tile harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan pola gambar
rencana.
Penyambungan plafond gypsum tile atau celah pada pertemuan antara panel, dilakukan
dengan joint compound, joint tape, uniflot dan lain-lain atau sesuai standard dan rekomendasi
dari pabrik gypsum tile/petunjuk Pengawas, sehingga permukaannya rata, rapih dan bebas dari
bekas sambungan.

PEKERJAAN LANTAI

1. Pekerjaan Keramik Lantai

Bahan:
a. Bahan
Lantai Keramik yang digunakan di Lantai Ruangan Teknis dan Teras :
Jenis: Keramik
Ukuran : Menyesuaikan gambar-gambar
Produk : Asia Tile Kw.1
Ketebalan Minimum : 7 mm atau sesuai gambar
Ukuran : 40 x 40 cm
Warna : ditentukan kemudian

Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat, keramik yang
cacat akibat pemasangan harus diganti. Warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas.
Keramik yang dipakai adalah keramik non slip kualitas terbaik .
Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat, keramik yang
cacat akibat pemasangan harus diganti. Warna akan ditentukan kemudian oleh MK/Konsultan
Pengawas.

Pemeriksaan ;
Sebelum pemasangan keramik, pemborong wajib memeriksa persiapan-persiapan lapisan dasarnya
terutama lapisan pasir serta menjamin dasar yang rata dan padat. Semua pipa-pipa, saluran dan lain
sebagainya harus terpasang pada tempatnya dan diperiksa sebelum pemasangan keramik.
Adukan ;

- Adukan untuk ruang basah 1 PC : 3 Pasir dan untuk ruangan kering 1 PC : 5 Pasir, dengan
ketebalan 3 cm
- Untuk siar/nat digunakan semen khusus untuk ini dengan dicampur air.

Cara Pemotongan ;
Pemotongan keramik sedapat mungkin dihindari dan bila terpaksa, pemotongan jangan jauh lebih kecil
dari ukuran, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar. Pemotongan harus rata, tanpa pinggiran yang
menonjol dan gompel.

Cara Pemasangan ;
Keramik dipasang diatas adukan setengah kering dengan tebal adukan sesuai butir diatas. Sambungan-
sambungan (siar/nat) harus rata, lurus, untuk mendapatkan lantai jadi yang sempurna. Siar tebal 6 mm

17
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

diisi dengan adukan 1 PC : 1 Pasir setelah adukan pertama memenuhi secara padat. Segera setelah
pemasangan keramik selesai lantai dibersihkan.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan dan Syarat-syarat ;


Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui MK/Konsultan Pengawas. Pengerjaan
pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang bersangkutan. Sebelum
pengecatan, maka cat dalam kaleng harus diaduk secara baik sebelum dituangkan dalam tempat
cat yang disediakan. Tanpa petunjuk dari pabrik maka penggunaan zat-zat pengering dan lain-
lain tidak dibenarkan.

2. Jenis Bahan
Cat Tembok
Cat tembok untuk tembok dalam adalah cat jenis emulsi merk Mowilex dan luar jenis emulsi
dengan kandungan Acrylic 100% Weathercoat merk Mowilex..

3. Daftar Bahan
Secepat setelah penandantanganan kontrak, tetapi paling lambat 2 bulan sebelum pekerjaan
cat dimulai, pemborong wajib menyerahkan kepada MK/Konsultan Pengawas, daftar bahan
yang akan dipergunakan, semua bahan yang dipakai harus disetujui oleh MK/Konsultan
Pengawas.

4. Pemilihan Warna
Semua jenis warna yang dipakai akan ditentukan dan disetujui oleh MK/Konsultan Pengawas.

5. Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat mungkin
dicegah. Semua permukaan yang akan di cat harus dipersiapkan sesuai dengan bestek tertulis
dan sesuai dengan persyaratan pabrik.

6. Pekerjaan Permulaan
Cat Dasar Kayu ;
Pemborong wajib memeriksa sebelum pengecatan serta menjamin permukaan kayu licin, serta
siap untuk dicat. Permukaan harus dibersihkan dari debu dan kotoran lain. Selanjutnya
pengerjaan Wood Stain atau Water Stain, Wood Filler dan Ultran Politur sesuai petunjuk pabrik.

Cat Dasar Besi ;


Segera setelah besi dibersihkan permukaan besi diberi cat dasar meni sebanyak dua lapis
dengan tebal 30-35 micron. Besi yang telah diberi cat dasar sebelum pengiriman harus
diperiksa terhadap cacat. Cat dasar yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan dengan
sikat baja sampai bersih. Semua pengecatan yang cacat harus dikerok dan semua karat
dilepaskan dengan sikat baja sampai bersih. Semua besi yang menjadi terbuka harus segera
ditutup dengan cat dasar seperti disebut diatas. Besi galvanis dicat dengan zinchromat tanpa
dimeni lebih dahulu.

Cat Dinding Tembok

Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum pengecatan
dimulai. Semua plesteran atau dasar semen yang cacat harus dibuang dan diperbaiki dahulu
dengan plesteran yang sejenis. Retak-retak kecil harus ditutup sedang retak besar harus
dibongkar dan diisi kembali rata permukaan sekitarnya. Sebelum permukaan diberi satu cat
dasar (tahan alkali), semua kotoran pada permukaan harus dibersihkan. Sebaiknya jangan
menggunakan plamur setelah acian dilaksanakan.

18
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Pengecetan (Finishing)

Pengecetan harus dilakukan sebagai berikut:


Tembok
Dua Lapis cat emulsi untuk dinding dalam dan luar, untuk dinding harus menggunakan cat
khusus untuk luar

PEKERJAAN KUSEN DAN RANGKA PINTU/JENDELA ALUMINIUM

1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

PEKERJAAN SANITAIR

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Komponen Panel
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama
banyak ragamnya, antara lain ;
a) Pemutus tenaga MCCB, 3 phasa, 45 kA, 36 kA, 25 kA, dan 18 kA, pemutus tenaga mini MCB, 3
phasa, 15 kA, 10 kA, dan 8 kA, MCB 1 phasa, 8 kA dan 5 kA yang telah memenuhi persyaratan SPLN
108/SLI,175/IEC 989, dan IEC 947-2, LMK, PLN.
Produksi : setara Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.

Busbar dan sepatu kabel serta perekatnya (Mur dan Baut) adalah jenis tembaga dengan
konduktifitasnya sebesar 99,99 % yang dilengkapi dengan warna phasa, netral dan pembumian sesuai
persyaratan BS 1977, DIN 46235, LMK, PLN.
Produksi : setara Catu, Unibell, Voksel.

SPESIFIKASI PEKERJAAN PENERANGAN

Umum
1. Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
a) Menyediakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna

Teknik Instalasi
Instalasi Kabel/Wiring
Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi semua persyaratan PUIL/LMK.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nimir dan
jenis pintalannya. Semua kawat kawat dengan penampang 6-10 mm2 keatas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
Untuk instalasi penerangan adalah NYM. Semua instalasi penerangan dan stop kontak
menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan.
Pentahanan disatukan didalam panel.
Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel NYFGbB, NYY.
Semua kabel harus berada didalam conduit PVC super high impact yang disesuaikan dengan
ukurannya, cable tray, cable trench, cable crack dan harus diklem. Digunakan flexible conduit
dengan bahan yang sama untuk menghubungkan instalasi ke masing-masing fixture lampu.

19
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Splice / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bias dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electris
dengan cara-cara compression atau solidered. Dalam membuat splice konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik, demikian sehingga semua konduktor tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bias lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik didalam
junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga
yang diisolasi dengan porselin atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.

Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape
sintetis, resin, splice case, composition, dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus
(misalnya junction box, dll), untuk itu Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai
cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencanaan dan MK.
Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-masing dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.
Penyambungan kabel tembaga harus menggunakan penyambungan-penyambungan dari
ukuran-ukuran yang sesuai.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita PVC/protein yang khusus
untuk listrik.
Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti misalnya temperature-
temperatur pengecoran dan semua lubang udara harus terbuka selama pengecoran.
Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa
baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.

Saluran Penghantar dalam Bangunan


Untuk instalasi penerangan didaerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar
(conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas ceiling.
Setiap saluran kabel dalam dinding bangunan dipergunakan pipa conduit PVC minimum .
Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction
box.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan socket/lock
nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel
yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa.
Dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

Instalasi Saklar dan Stop Kontak (outlet)


Saklar-saklar
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, saklar pada umumnya
dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, saklar-saklar tersebut
bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai

20
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

kecuali ditentukan lain . Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring (standart).
Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
Kotak Kontak
Kotak kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A, 25 A, 250
V AC. Semua pasangan kotak kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Kotak kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai yang sudah selesai atau wali outlet sesuai gambar rencana atau petunjuk Pengawas.

Instalasi Fixtures Penerangan


Umum
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang sesuai
dan bentuknya harus menarik dan pengerjaannya harus rapi dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk
housing fixture minimum 0,7 mm Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang
akan dipasang kepada Perencana/ Pengawas untuk disetujui.

Kabel-Kabel untuk Fixture


Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk fixture harus ditutup asbestos dan tahan
panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm2, kawat-kawat harus dilindungi dengan tape
atau tubing disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Untuk instalasi tegangan rendah kabel
penerangan dan stop kontak digunakan jenis NYM dengan tegangan kerja 0,6/1 KV. Kabel yang
digunakan produk KABELINDO , METAL, TRANKA atau SUPREME.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan / perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada
sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus-menerus utuh mulai dari
kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel
harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.

Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan
gambar. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus dilengkapi
dengan capasitor. Dalam spesifikasi ini besarnya microfarad dari capasitor untuk setiap lampu tidak
terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-
kurangnya 0,95.

Kabel Tegangan Rendah (NYY, NYFGbY, NYM) 380 V


Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi persyaratan
kemampuan melakukan arus pada temperatur 35 C, temperatur maximum kabel dalam keadaan
berbeban tidak boleh melebihi 70 C dan temperatur maximum kabel untuk arus hubung singkat tidak
boleh lebih 250 C.

Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga compacted
yang dipilin.
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan pengisi ruangan
diantara kawat phasa.
d. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan IEC
(NYFGbY).
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

21
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Penandaan / Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :
a. Phasa : merah, kuning, hitam
b. Netral : biru

Peralatan Listrik
Material untuk Instalasi
Saklar Tunggal/Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 V AC
Type : single gang, double gang dan multiple gang
Plates : Steel
Kotak Kontak dan Switch Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e.220 V AC, 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch.

Fixtures Dan Armature


a. Lampu RM Gloss type M1 4 x 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
b. Lampu DL RD 150 11 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
c. Lampu DL RD 175 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
d. Lampu GEO 1 x 18 watt ACR, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
e. Lampu BL 1 x 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

Testing dan Commissioning


Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem
Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka harus
dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/Pengawas dan Perencana minimum 1 minggu
sebelumnya diberitahukan secara tertulis. Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban
Pemborong disertai dengan Berita Acara Testing dan Commissioning.
Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan
Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik Proyek/Pengawas dan
Perencana dengan kapsitas beban maksimum dan secara terus-menerus selama 1x24 jam.
Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan, Pemborong harus
mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas beban/tanggungan
pelaksana pekerjaan.

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS


1. MATERIAL / BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
Pemipaan
a. Untuk pipa-pipa jaringan/instalasi sistem air bersih, pipa air kotor, air buangan, ventilasi, dan pipa
air hujan dari lantai atap digunakan pipa-pipa PVC Kelas AW (10 kg/cm) ex Vinilon dan harus
memenuhi standard-standard yang disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas. .
b. Klasifikasi jenis pipa dan ketebalan pipa PVC yang digunakan
Diameter dalam Tebal dinding minimum
dia. 50 s/d 75 mm 3,00 - 4,15 mm
dia. 100 s/d 125 mm 4,50 - 5,40 mm
dia. 150 s/d <200 mm 6,40 - 8,40 mm

22
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

dia. 200 s/d <250 mm 8,40 - 10,30 mm


Seluruh jenis pipa uPVC utamanya yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi Standard Industri
Indonesia (SII) 0344-82/ISO-4065, JIS.K.6741-1975 dan JIS.K.6742-1979.

INSTALASI PEMIPAAN
Sistem Penyambungan Pipa
Pipa Air Bersih, Pipa Air Kotor/Buangan, Ventilasi dan Air Hujan:
Digunakan sistem lem/solvent cement untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang atau pipa
yang berdiameter kecil, khusus instalasi air kotor/buangan dan pipa ventilasi.
Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101-1967, dimana untuk ukuran
nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm keatas
menggunakan solvent cement Joint.
Khususnya untuk pemakaian di-lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus memenuhi
standard antara lain :
Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimal sebanyak 25 gram pada setiap
penyambungan.
Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvent cement minimal sebanyak 120 gram pada
setiap penyambungan.
Pemakaian bahan perekat pada sistem penyambungan pipa uPVC ini harus benar-benar mengikuti
petunjuk pabrik dan minimal pada pelaksanaannya dilapangan, Pelaksana Pekerjaan harus
menyertakan tenaga ahli/supervisor dari pabrik pembuatnya.

Penggantung / Penumpu Pipa


Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibout dengan kuat lengkap dengan penggantung atau
angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
Standard yang dipersyaratkan harus buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai
gambar rencana.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum
tidak lebih dari 250 cm.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga + 1 mm. Rongga pipa
karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis, atau fire stop dari
bahan Mortar yang memenuhi standard BS 476 Part 4.
Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem
pemipaan vertikal.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.
Penggantung atau penumpu pipa adalah standart product dan harus disekrup/terikat pada
konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan
Ramset.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem/ clamp dan dibuat dengan
jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap clamp.

Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya


Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.

23
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam


kelengkapan jaringan instalasi plumbing. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk,
dipasang balok-balok dari beton dengan campuran yang kuat (K.255) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

Pipa-pipa Dalam Tanah


Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan ke dalaman 60 cm diukur dari garis tengah pipa
untuk pipa diameter 100 mm ke bawah dan 80 - 100 cm untuk pipa diameter 125 mm ke atas
sampai ke permukaan tanah.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu
dengan baik.
Sebelum ditanam pipa harus dicoating/pelapis anti karat, pekerjaan coating dilakukan pada pabrik
pembuat pipa atau bila dilakukan proteksi anti karat di lapangan bisa digunakan jenis
pelapis/pembungkus dari bahan bitumen yang diperkuat dengan lapisan polyethylene untuk
mendapatkan jaminan kwalitas yang lebih baik.
Cara pekerjaannya harus mengikuti standar produk yang akan digunakan. Untuk pipa-pipa air
bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang sama.
Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun
kembali dengan baik, pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan bahan yang ditentukan
Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana dengan mendapatkan izin tertulis.
Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa (as
pipa) sampai kepermukaan jalan/tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan
persyaratan minimal menurut buku petunjuk Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 1979 untuk
dalamnya galian.
Pipa-pipa yang melewati jalan, ditambah lapisan beton bertulang tebal 15 cm dengan mutu beton
(K.225-U.24 dengan komposisi 250 kg besi/m3 beton).
Pada jalur pipa harus dibuat tanda-tanda dari balok beton di atas tanah untuk memudahkan
Indentifikasi pipa di dalam tanah.

PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN


Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 12 kg/cm
untuk pipa air bersih, sedangkan untuk pipa air kotor dengan tekanan + 8 kg/cm tanpa mengalami
kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya
pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.

PENGECATAN
Semua pipa yang terlihat/exposed harus dilakukan pengecatan.
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda/warna cat pada setiap jarak + 4 m
dengan arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu
pemeriksaan. Standard merk Cat yang digunakan minimal product ICI atau Dana paint atau setara.

Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :


- Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
- Jaringan pipa air kotor dipakai warna hijau.
- Jaringan pipa air buangan atau drain dipakai warna abu-abu.
- Jaringan pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran di luar pipa (warna arah
panah putih). Pipa-pipa non exposed diberi tanda-tanda di tempat-tempat control / pemeriksaan.
Atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.

24
Pembangunan Ruang Genset RS. Gigi & Mulut Universitas Hasanuddin Tahun Anggaran 2012

PENUTUP

Hal-hal yang belum dijelaskan dalam penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat akan diatur dan
ditentukan kemudian, semua ketentuan dalam RKS sepanjang tidak ada perubahan atau kesepakatan
lain yang diatur baik dalam Berita Acara Aanwijzing ataupun kontrak Pelaksanaan Pekerjaan adalah
mengikat dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak pelaksanaan pekerjaan.

Makassar, 2012

25

Anda mungkin juga menyukai