Anda di halaman 1dari 12

4.1.

2 Data Hasil Pengamatan di Stasiun Klimat


A. Periodisitas
Tanggal Kertas Lubang Noda Periodisitas Periodisita
Terbakar Dikelilingi Tidak RM (jam) s RM (%)
Hangus (0,9 Tembus
cm)
05-11-2013 10.20-13.00 6 5 5.57 46,42

06-11-2013 09.50-13.50 2 4 5.1 42.5

07-11-2013 11.37-12.51 6 3 4.03 33.61

08-11-2013 12.19-13.46 4 2 3.35 27.91

09-11-2013 12.34-13.59 5 3 3.77 31.42

10-11-2013 10.20-13.00 6 5 5.57 46.42

11-11-2013 09.50-13.50 2 4 5.1 42.5

Pada tabel diatas dijelaskan hasil pengamatan periodisitas pada stasiun


klimat pada tanggal 5 bulan November tahun 2013 didapati hasil bahwa pada
pukul 10.20-13.00 kertas terbakar, lubang dikelilingi hangus 6, noda tidak
tembusnya adalah 5, perodisitas RM 5.57 jam atau 46,42 %, pada tanggal 6
hasilnya adalah bahwa pada pukul 09.50-13.50 kertas terbakar, lubang dikelilingi
hangus 2, noda tidak tembusnya adalah 4, perodisitas RM 5.1 jam atau 42.5 %,
pada tanggal 7 hasilnya adalah bahwa pada pukul 11.37-12.51 kertas terbakar,
lubang dikelilingi hangus 6, noda tidak tembusnya adalah 3, perodisitas RM 4.03
jam atau 33.61 %, pada tanggal 8 hasilnya adalah bahwa pada pukul 12.19-13.46
kertas terbakar, lubang dikelilingi hangus 4, noda tidak tembusnya adalah 2,
perodisitas RM 3.35 jam atau 27.91 %, pada tanggal 9 hasilnya adalah bahwa
pada pukul 12.34-13.59 kertas terbakar, lubang dikelilingi hangus 5, noda tidak
tembusnya adalah 3, perodisitas RM 3.77 jam atau 31.42 %, pada tanggal 10
hasilnya adalah bahwa pada pukul 10.20-13.00 kertas terbakar, lubang dikelilingi
hangus 6, noda tidak tembusnya adalah 5, perodisitas RM 5.57 jam atau 46.42 %,
dan pada tanggal 11 hasilnya adalah bahwa pada pukul 09.50-13.50 kertas
terbakar, lubang dikelilingi hangus 2, noda tidak tembusnya adalah 4, perodisitas
RM 5.1 jam atau 42.5 %.
B. Suhu Udara
Data suhu udara
Tanggal Unsur Pengamatan
T. Min T. Max Termometer
06.00 12.00 16.00
15-11-2013 19,8 30,0 20,3 29,3 28,8
16-11-2013 21,4 29,5 22,2 29,3 27,0
17-11-2013 20,0 25,0 20,5 24,2 22,3
18-11-2013 19,9 31,5 20,3 30,9 23,0
19-11-2013 19,5 30,0 20,9 30,3 23,5
20-11-2013 20,0 25,9 20,6 25,0 22,4
21-11-2013 20,0 30,8 10,4 19,8 22,5
Pada tabel dijelaskan hasil pengamatan suhu udara, menggunakan termometer
max-min, pada tanggal 15 november 2013 didapatkan hasil pengukuran pada pukul
06.00 bersuhu 20,3C, 12.00 bersuhu 29,3C, dan pada pukul 16.00 bersuhu
28,8C, kemudian pada tanggal 16 didapatkan hasil pengukuran pada pukul 06.00
bersuhu 22,2 C, 12.00 bersuhu 29,3C, dan pada pukul 16.00 bersuhu 27,0C,
pada tanggal 17 didapatkan hasil pengukuran pada pukul 06.00 bersuhu 20,5C,
12.00 bersuhu 24,2C, dan pada pukul 16.00 bersuhu 22,3C, pada tanggal 18
didapatkan hasil pengukuran pada pukul 06.00 bersuhu 20,3 C, 12.00 bersuhu
30,9C, dan pada pukul 16.00 bersuhu 23,0C, pada tanggal 19 didapatkan hasil
pengukuran pada pukul 06.00 bersuhu 20,9 C, 12.00 bersuhu 30,3C, dan pada
pukul 16.00 bersuhu 23,5C, pada tanggal 20 didapatkan hasil pengukuran pada
pukul 06.00 bersuhu 20,6 C, 12.00 bersuhu 25,0C, dan pada pukul 16.00 bersuhu
22,4C, dan pada tanggal 21 didapatkan hasil pengukuran pada pukul 06.00
bersuhu 10,4 C, 12.00 bersuhu 19,8C, dan pada pukul 16.00 bersuhu 22,5C.

Hasil suhu rata-rata harian


Tanggal Suhu Rata-Rata (oC) Suhu Rata-Rata
Harian(oC)
T. Max-Min Termometer
15-11-2013 24,90 26,13 25,74

16-11-2013 25,45 26.17 25.85

17-11-2013 22.50 22.33 22.37

18-11-2013 25.70 24.73 25.02

19-11-2013 24.75 24.90 24.64

20-11-2013 22.95 22.67 22.73

21-11-2013 25.40 17.57 22.43

Pada tabel didapatkan data suhu harian rata-rata hasil pengukuran dari tanggal
15 november 2013 hingga 21 november 2013, pada tanggal 15 diketahui bahwa suhu
rata-rata hariannya adalah 25,74 oC, kemudian pada tanggal 16 diketahui bahwa suhu
rata-rata hariannya 25,85 oC, pada tanggal 17 diketahui bahwa suhu rata-rata
hariannya 22,37 oC, pada tanggal 18 diketahui bahwa suhu rata-rata hariannya 25,02
o
C, pada tanggal 19 diketahui bahwa suhu rata-rata hariannya 24,64 oC, pada tanggal
20 diketahui bahwa suhu rata-rata hariannya 22,73oC, dan pada tanggal 21 diketahui
bahwa suhu rata-rata hariannya 22,43 oC
C. Kelembaban
Tanggal Kelembaban (%) Kelembaban Rata-Rata
(%)
06.00 12.00 16.00
05-11-2013 83 87,5 91 85.92

06-11-2013 80,5 88,5 97,5 88.75

07-11-2013 79 97,5 92 88.75

08-11-2013 88,5 94 97,5 92.50

09-11-2013 87,5 84 84 86.75

10-11-2013 85 84 84 86.00

11-11-2013 69 66,5 74,5 71.84

Pada tabel diatas didapatkan data hasil pengukuran kelembapan dari tanggal
5 november 2013 hingga 11 november 2013, diketahui bahwa pada tanggal 5
didapatkan hasil pada pukul 06.00 memiliki kelembapan 83%, pukul 12.00 87,5%,
pukul 16.00 91%, dan kelembapan rata-ratanya adalah 85,92%, kemudian pada
tanggal 6 didapatkan hasil pada pukul 06.00 memiliki kelembapan 80,5%, pukul
12.00 88,5%, pukul 16.00 97,5%, dan kelembapan rata-ratanya 88,75%, pada
tanggal 7 didapatkan hasil pada pukul 06.00 memiliki kelembapan 79%, pukul 12.00
97,5%, pukul 16.00 92%, dan kelembapan rata-ratanya 88,75%, pada tanggal 8
didapatkan hasil pada pukul 06.00 memiliki kelembapan 88,5%, pukul 12.00 94%,
pukul 16.00 97,5%, dan kelembapan rata-ratanya 92,5%, pada tanggal 9 didapatkan
hasil pada pukul 06.00 memiliki kelembapan 87,5%, pukul 12.00 84%, pukul 16.00
84%, dan kelembapan rata-ratanya 86,75%, pada tanggal 10 didapatkan hasil pada
pukul 06.00 memiliki kelembapan 85%, pukul 12.00 84%, pukul 16.00 84%, dan
kelembapan rata-ratanya 86%, dan pada tanggal 11 didapatkan hasil pada pukul
06.00 memiliki kelembapan 69%, pukul 12.00 66,5%, pukul 16.00 74,5%, dan
kelembapan rata-ratanya 71,84%
D. Evaporasi
Tanggal Pan Evaporimeter (ml) Evaporasi Harian (mm)
15-11-2013 3,57 3.12375x 10-3

16-11-2013 2,50 2.1875 x 10-3

17-11-2013 2,20 1.9250 x 10-3

18-11-2013 3,85 3.36875 x 10-3

19-11-2013 3,10 2.7125 x 10-3

20-11-2013 1,55 1.35625 x 10-3

21-11-2013 0,90 0.7875 x 10-3

Berdasarkan hasil pengamatan dari BMKG mengenai evaporasi dengan


menggunakan pan evaporimeter, pada tanggal 15-11-2013 didapatkan perhitungan
evaporasi harian sebesar 3.12375x 10-3 mm. Kemudian pada tanggal 16-11-2013
didapatkan hasil perhitungan evaporasi harian sebesar 2.1875 x 10 -3 mm. Pada tanggal 17-
11-2013 didapatkan hasil perhitungan evaporasi harian sebesar 1.9250 x 10 -3 mm. Pada
tanggal 18-11-2013 didapatkan hasil perhitungan evaporasi harian sebesar 3.36875 x 10 -3
mm. Pada tanggal 19-11-2013 didapatkan hasil perhitungan evaporasi harian sebesar
2.7125 x 10-3 mm. Pada tanggal 20-11-2013 didapatkan hasil perhitungan evaporasi
harian sebesar 1.35625 x 10-3 mm. Sedangkan pada tanggal 21-11-2013 didapatkan hasil
perhitungan evaporasi harian sebesar 0.7875 x 10-3 mm.
E. Tekanan Udara
Tanggal Barometer TekananUdara
(milibar)
06.00 12.00 16.00
05-11-2013 748 748 749 2245

06-11-2013 748 747 747 2242

07-11-2013 747 745 747 2239

08-11-2013 748 745,5 747 2240.5

09-11-2013 747,5 745 747 2239.5

10-11-2013 748 746 747 2241

11-11-2013 747 747 747,5 2241.5


Pada hasil pengamatan dari BMKG mengenai tekanan udara berdasarkan tingkat
waktu yang berbeda yaitu pukul 06.00, 12.00, dan 16.00 menggunakan barometer, pada
tanggal 05-11-2013 didapatkan perhitungan tekanan udara sebesar 2245 milibar.
Pada pada tanggal 06-11-2013 didapatkan hasil perhitungan tekanan udara sebesar 2243
milibar. Kemudian pada tanggal 07-11-2013 didapatkan hasil perhitungan tekanan
udara sebesar 2239 milibar. Pada tanggal 08-11-2013 didapatkan hasil perhitungan
tekanan udara sebesar 2240,5 milibar. Pada tanggal 09-11-2013 didapatkan hasil
perhitungan tekanan udara sebesar 2239.5 milibar. Pada tanggal 10-11-2013 didapatkan
hasil perhitungan tekanan udara sebesar 2241 milibar. Sedangkan pada tanggal 11-11-
2013 didapatkan hasil perhitungan tekanan udara sebesar 2241.5 milibar.
F. Kecepatan angin
Data kecepatan angin
Tanggal Anemometer
06.00 12.00 16.00
05-11-2013 1090,95 1102,21 1107,58
06-11-2013 1116,53 1126,85 1138,02
07-11-2013 1146,60 1156,70 1165,42
08-11-2013 1172,50 1201,25 1216,25
09-11-2013 1286,90 1335,87 1358,57
10-11-2013 1434,08 1491,76 1507,65
11-11-2013 1530,03 1556,22 1572,96
Data laju angin antar pengamatan dan rata=rata laju angin per hari
Tanggal LajuAnginAntarPengamatan (km jam-1) LajuAngin
Pagi - Siang Siang - Sore Sore - per Hari
Pagi (km jam-1)

05-11-2013 11.26 5.37 8.95 25.58

06-11-2013 10.32 11.17 8.58 30.07

07-11-2013 10.1 8.72 7.08 25.9

08-11-2013 28.75 15 70.65 114.4

09-11-2013 48.97 22.7 75.51 147.18

10-11-2013 57.68 15.89 22.38 95.95

11-11-2013 26.19 16.74 - -

Pada hasil pengamatan dari BMKG mengenai kecepatan angin berdasarkan tingkat
waktu yang berbeda yaitu pagi-siang, siang-sore, dan sore-pagi menggunakan
anemometer. Pada tanggal 05-11-2013 didapatkan perhitungan laju angin per hari
sebesar 25.58 km jam-1. Pada pada tanggal 06-11-2013 didapatkan hasil perhitungan laju
angin per hari sebesar 30.07 km jam-1. Kemudian pada tanggal 07-11-2013 didapatkan
hasil perhitungan laju angin per hari sebesar 25.9 km jam-1. Pada tanggal 08-11-2013
didapatkan hasil perhitungan laju angin perhari sebesar 114.4 km jam-1. Pada tanggal
09-11-2013 didapatkan hasil perhitungan laju angin per hari sebesar 147.18 km jam-1.
Pada tanggal 10-11-2013 didapatkan hasil perhitungan laju angin per hari sebesar 95.95
km jam-1. Sedangkan pada tanggal 11-11-2013 didapatkan hasil perhitungan laju angin
per hari sebesar 2241.5 km jam-1.

G. Awan
Nilai Awan Per Waktu Pengamatan
Tanggal 06.00 12.00 14.00
Nilai Awan Nilai Awan NilaiAwan
(Okta) (Okta) (Okta)
05-11-2013 0.59375 1.75 4

06-11-2013 3 2.5 2.125

07-11-2013 0.5 1.5 2.375

08-11-2013 2.5 1.75 1.125

09-11-2013 1.75 2.5 2.625

10-11-2013 1.75 2.5 2.75

11-11-2013 1.75 2.75 3.125

Pada tanggal 05 11 2013 nilai awan pada pukul 06.00 sebesar 4.75 Okta,
pada pukul 12.00 sebesar 3.50 Okta, pada pukul 14.00 sebesar 6.00 Okta. Pada
tanggal 06 11 2013 nilai awan pada pukul 06.00 sebesar 6.00 Okta, pada pukul
12.00 sebesar 5.00 Okta, pada pukul 14.00 sebesar 4.25 Okta. Pada tanggal 07 11
2013 nilai awan sebesar 1.00 Okta, pada pukul 12.00 sebesar 3.00 Okta, pada
pukul 14.00 sebesar 4.75 Okta. Pada tanggal 08 11 2013 nilai awan pada pukul
06.00 sebesar 5.00 Okta, pada pukul 12.00 sebesar 3.50 Okta, pada pukul 14.00
sebesar 2.25 Okta. Pada tanggal 09 11 2013 nilai awan pada pukul 06.00
sebesar 3.50 Okta, pada pukul 12.00 sebesar 5.00, pada pukul 14.00 sebesar 5.25
Okta. Pada tanggal 10 11 2013 nilai awan pada pukul 06.00 sebesar 3.50 Okta,
pada pukul 12.00 sebesar 5.00 Okta, pada pukul 14.00 sebesar 5.50 Okta. Pada
tanggal 11 11 2013 nilai awan pada pukul 06.00 sebesar 3.50 Okta, pada pukul
12.00 sebesar 5.50 Okta, pada pukul 14.00 sebesar 6.25 Okta

4.4.2 Pembahasan Pengukuran di Stasiun klimat


A. Periodisitas
Berdasarkan hasil pengukuran periodisitas didapatkan hasil yang berbeda dan
ada pula yang sama pada tiap harinya. Pengamatan dilakukan selama 7 hari dengan
media kertas pias yang diamati jejak yang ditimbulkan dari lama penyinaran
matahari. Semakin lama penyinaran matahari (periodisitas) maka semakin banyak
jejak yang ditimbulkan baik jejak terbakar yang menimbulkan lubang dengan
diameter 0,9cm maupun jejak noda tidak tembus pada kertas pias. Lama penyinaran
matahari sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Dalam
pengukuran ini digunakan satuan (jam/hari) maupun menggunakan presentase
(%/hari). Untuk hasil pengukuran tertinggi didapatkan 11 jejak yang ditimbulkan,
diantaranya 6 jejak terbakar dan menimbulkan lubang yang dikelilingi hangus
dengan diameter 0,9 cm serta 5 jejak noda tidak tembus pada kertas pias. Sedangkan
pada pengukuran lama penyinaran matahari (periodisitas) didapatkan 2,9 jam / hari
dengan presentase 24,17%/hari. Untuk hasil pengukuran ter-rendah didapatkan 6
jejak yang ditimbulkan, diantaranya 2 jejak terbakar dan menimbulkan lubang yang
dikelilingi hangus dengan diameter 0,9cm serta 4 jejak noda tidak tembus pada
kertas pias. Sedangkan pada pengukuran lama penyinaran matahari (periodisitas)
didapatkan 1,1 jam / hari dengan presentase 9,17%/hari.
Alat yang digunakan adalah Campbell Stokes Recorder, merupakan alat
pengukur lama penyinaran matahari yang secara resmi digunakan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. (BMKG, 2006)
Lama penyinaran matahari akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk
hidup, yaitu pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Penyinaran yang lebih
lama akan memberi kesempatan yang lebih besar pada tumbuhan untuk
memanfaatkannya melalui proses fotosintesis. (Triajie, 2012)
Periode satu hari disebut juga sebagai panjang hari, yaitu lamanya matahari
berada pada horizon. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis
yang dekat dengan ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka
fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar. (Lakitan, 2001)
B. Suhu Udara
Suhu udara disuatu tempat selalu berubah bersama dengan perubahan waktu.
Distribusi suhu di dalam atmosfer sangat bergantung terutama pada keadaan radiasi
matahari, oleh sebab itu suhu udara selalu mengalami perubahan. (Swarinoto,Y.
2003)
Berdasarkan data pengukuran suhu udara menggunakan termometer selama 7 hari
dan 3 kali pengukuran perharinya pada pukul (06.00); (12.00); dan (16.00),
didapatkan hasil yang berbeda-beda pada tiap waktu perharinya. Pada pagi hari
pukul 06.00, suhu udara stabil. Kemudian pada siang hari pukul 12,.00, suhu udara
naik cukup signifikan. Hal ini disebabkan posisi matahari berada pada keadaan
radiasi matahari dan mengakibatkan suhu udara naik. Sementara pada sore hari
pukul 16.00 suhu udara turun dan kembali stabil dikarenakan posisi matahari yang
condong sehingga sudut datangnya sinar matahari juga rendah

C. Kelembaban
Pengukuran kelembapan udara dilakukan selama 7 hari dengan waktu yang
berbeda. Setelah melakukan pengukuran dengan menggunakan alat hygrometer,
didapatkan kelembapan udara pada pukul 06.00 lebih rendah dibandingkan
kelembapan udara pada pukul 12.00 dan 16.00. Dapat dilihat bahwa kelembapan
udara mengalami kenaikan seiring dengan pergantian waktu pengukuran. Tetapi
tidak semua dari hasil data pengukuran selama 7 hari mengalami peningkatan
kelembapan udara setiap pergantian waktu, melainkan kelembapan udara tersebut
konstan bahkan mengalami penurunan. Menurut Hasan, B.J (2000) Hubungan
temperatur dan kelembaban udara sangat berkaitan, sehingga bila suhu/temperature
udara berubah, maka kelembaban udara pun turut berubah. Perbedaan tingkat
kelembapan udara ini dipengaruhi oleh suhu udara dimana semakin tinggi suhu
udara maka kelembapan udara juga akan meningkat.
E. Evaporasi
Berdasarkan pengukuran evaporasi selama 7 hari didapatkan hasil yang berbeda.
Evaporasi tertinggi terjadi pada hari ke-empat sebesar 3,85 ml. Sedangkan evaporasi
terendah terjadi pada hari ke-tujuh sebesar 0,90ml. Perbedaan tinggi rendahnya
evaporasi dipengaruhi oleh kenaikan dan penuruan temperatur udara pada suatu
lingkungan. Apabila temperatur pada lingkungan tinggi maka evaporasi juga tinggi.
Sedangkan jika temperatur udara pada lingkungan rendah maka evaporasi juga
rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bambang Triatmodjo (2010) Semakin tinggi
temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu
semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul
air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air.
Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah Pan Evaporimeter dengan
satuan (ml).

F. Tekanan Udara

Berdasarkan pengukuran tekanan udara menggunakan alat barometer selama


7 hari dengan 3 kali pengukuran tiap harinya pada waktu yang berbeda didapatkan
hasil konstan atau mengalami sedikit sekali perubahan. Hal ini dikarenakan pada
lokasi pengamatan tidak ada perbedaan ketinggian tempat. Sehingga pada daerah
tersebut tidak terjadi perbedaan tekanan udara yang signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tinggi dan rendahnya suatu tekanan udara dapat dipengaruhi
oleh ketinggian lokasi.
Tekanan menggambarkan gaya persatuan luas pada suatu ketinggian tertentu.
Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Dimana tekanan udara
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara
selain daripada suhu udara. (Soepangkat, 2004)
G. Kecepatan angin
Dewi Yulia Ramadani (2012) menyatakan bahwa anemometer adalah sebuah
perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin. Anemometer
merupakan salah satu instrument yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam pengukuran
kecepatan serta arah angin.
Berdasarkan pengukuran kecepatan angin dengan menggunakan anemometer
selama 7 hari di lapangan rektorat Universitas Brawijaya didapatkan data kecepatan
angin yang konstan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena tidak adanya perbedaan
tekanan udara yang signifikan yang mempengaruhi kecepatan angin pada daerah
tersebut. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Sudarto (2011) bahwa angin
bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah atau suatu tempat yang
bertekanan lebih rendah. Gerak atau laju angin tersebut disebut dengan kecepatan
angin. oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan tekanan
udara yang signifikan membuat kecepatan udara pada saat pengamatan juga tidak
mengalami perubahan yang drastis.
H.Awan
Menurut Aris (2011) Awan adalah gumpulan uap air yang terapung di
atmosfer. Awan adalah kumpulan titik air atau kristal es di udara yang terjadi karena
kondensasi uap air di udara yang melebih titik jenuh. Terbentuknya awan
dikarenakan udara yang banyak mengandung uap air mengalami proses pendinginan
sehingga mencapai titik embun. Berdasarkan hasil pengukuran awan selama 7 hari
dengan waktu yang berbeda (06.00, 12.00, 14.00) didapatkan hasil yang berbeda
pada tiap perubahan waktu. Pada pengamatan pukul 06.00 nilai okta awan lebih
rendah dibandingkan nilai okta awan pada pengamatan pukul 12.00 dan 14.00. Hal
ini disebabkan karena intensitas sinar matahari pada pukul 06.00 cukup rendah.
Berbeda dengan intenitas sinar matahari pada pukul 12.00 yang tinggi dan akan
lebih tinggi lagi pada pukul 14.00. Sesuai dengan pendapat Saleh,B dan Nur,M.S
(2000) Semakin tinggi intensitas sinar matahari yang menuju bumi maka penguapan
disekitar permukaan bumi juga akan meningkat. Penguapan disekitar permukaan
bumi yang kemudian membentuk partikel-pertikel kecil yang akan naik ke udara
membentuk awan. Semakin banyak awan yang menutupi atmosfer maka semakin
tinggi pula nilai okta awan.
DAFTAR PUSTAKA

Aris, 2011. Awan dan Jenis Jenisnya. https://arisudev.com/2011/12/19/awan-dan-


jenis-jenisnya/. 14 Desember 2016.
Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset
BMKG, 2006. Peraturan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika nomor
SK.32/TL.202/KB/BMG-2006.

Hasan, B.J. 2000. Dasar-dasar Agronomi.Rajawali Press

Lakitan, Benyamin, 2001. Dasar-dasar Klimatologi, PT Rajawali Grafindo, Jakarta.

Triajie, H., Yudhita, P., dan Mahfud Efendy, 2012. Lama Pencahayaan Matahari
terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii dengan Metode Rakit
Apung, Dipresentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi
2012, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.

Saleh,B dan Nur,M.S,2000,Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Klimatologi,,


Universitas Bengkulu,Bengkulu.

Sudarto. 2011. Pemanfaatan Pengembangan Energi Angin untuk Proses Produksi


Garam di Kawasan Timur Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro

Swarinoto, Y. & Widiastuti, M. 2003. Uji Statistika Terhadap Persamaan


Eksperimental Untuk Menghitung Nilai Suhu Udara Permukaan Rata-rata Harian,
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 3. No.3 Juli-September

Soepangkat. (2004). Pengantar Meteorologi. Badan Diklat Meteorologi dan


Geofisika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai