PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan dibidang kesehatan terutama yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu
Anak dan Keluarga Berencana merupakan suatu hal yang sangat mendapatkan perhatian
besar dan menjadi sorotan di dunia kesehatan. Tidak hanya menjadi persoalan dan
permasalahan yang di hadapi di Indonesia, namun juga menjadi permasalahan dihadapai di
berbagai belahan dunia.
WHO mencatat bahwa Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih
merupakan kejadian yang sangat tinggi di dunia kesehatan, sedangkan untuk program
Keluarga Berencana, terjadinya pembludakan jumlah populasi penduduk dunia seiring
dengan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, berbagai instansi dan juga program yang mampu mengendalikan
permsalahan yang sedang di hadapi utnuk menangani kasus tersebut telah banyak di
keluarkan, baik oleh badan kesehatan dunia maupun oleh dinas kesehatan di negara masing-
masing dalamupaya menurunkan kejadian Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
yang sangat tinggi, serta untuk menanggulangi pembludakan jumlah Populasi penduduk di
dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil Rumusan Masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan KIA dan KB ?
2. Apakah tujuan dari KIA dan KB ?
3. Bagaimanakah prinsip pengelolaan program KIA dan Kb ?
4. Bagaimanakah batasan dan indikator program KIA dan KB ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas Asuhan
Kebidanan V, dan juga makalah ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mahasiswa. Serta makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi
penulisan makalah selanjutnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam,
telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam
pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat
serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-
kanak
B. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas,
melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.
2. Khusus
a. Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur
(bulanan) dan terus menerus.
b. Menilai kesenjangan antara target dengan pencapaian.
c. Menentukan urutan daerah prioritas yang akan ditangani secara intensif.
d. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
e. Membangkitkan peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi
sumber daya.
2
f. Peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak balita sesuai
standar dan menjangkau seluruh sasaran.
g. Peningkatan pelayanan KB berkualitas.
h. Peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan penanganannya sesuai standar pada bayi
baru lahir, bayi dan anak balita.
i. Peningkatan penanganan bayi baru lahir dengan komplikasi sesuai standar
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus
(sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
a. Timbang berat badan dan ukur Tinggi badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Ukur Tinggi fundus uteri
d. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan
e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
f. Test laboratorium (rutin dan khusus)
g. Tata laksana kasus
h. Temu wicara (konseling).
2. Pertolongan Persalinan
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pencegahan infeksi
b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
d. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
3
e. Memberikan pada bayi baru lahir : Vit K 1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B0
(Hep B0).
4. Deteksi Dini dan penanganan risiko/komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir.
Penjaringan dini kehamilan berisiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil dengan risiko/komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses
reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh
karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya risiko dan
komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan
penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Anak lebih dari 4.
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan skarang kurang dari 2 tahun.
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
gizi buruk dengan Indeks massa tubuh.
e. Anemia : Hemoglobin
f. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: Tuberkulosis, Kelainan
jantung-ginjal-hati, Psikosis, Kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus
Eritematosus dll), Tumor dan Keganasan
i. Riwayat kehamilan buruk: Keguguran berulang, Kehamilan Ektopik Terganggu, Mola
Hidatidosa, Ketuban Pecah Dini, Bayi dengan cacat kongenital
j. Riwayat persalinan berisiko: Persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi vakum/
forseps
k. Riwayat nifas berisiko: Perdarahan pasca persalinan, Infeksi masa nifas, Psikosis post
partum (post partum blues)
l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
4
kongenital.
Pelayanan Kesehatan Bayi Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada
bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan
stimulasi tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan
terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
7
8. Pelayanan kesehatan anak balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang
pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif
dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Dilain pihak upaya deteksi
dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting
agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat .
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan terhadap anak yang
berumur 12 - 59 bulan yang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain, yang meliputi :.
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan yang tercatat dalam Buku
KIA/KMS, dan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) serta mendapat Vitamin A, 2 kali dalam setahun. Pemantauan pertumbuhan
adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku
KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan
anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan
9. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB yang sesuai dengan standar dengan
menghormati hak individu sehingga diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan dan
menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan). Pelayanan KB bertujuan untuk menunda,
menjarangkan dan/atau menghentikan kehamilan, dengan menggunakan metode kontrasepsi.
Metode kontrasepsi meliputi:
a. KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi).
b. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
c. Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).
2. Indikator Pemantauan
Indikator pemantauan terdiri dari 2 kelompok yaitu indikator pemantauan tehnis dan
non tekhnis.
a. Indikator Pemantauan Teknis
1) Akses Pelayanan Antenatal (Cakupan KI)
a) Cakupan K1 adalah persentase ibu hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan oleh tenaga kesehatan.
b) Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.
c) Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui :
Cacah jiwa dilakukan pendataan menyeluruh di lapangan (apabila
memungkinkan).
Proyeksi dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan
menggunakan rumus 1,10 X angka kelahiran kasar (CBR) X jumlah
penduduk.
Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir
kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat
Statistik di kabupaten/kota.
10
pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan.
c) Kunjungan ibu hamil sesuai standar
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara
lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang
ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu
wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun
kelangsungan program KIA.
3) Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) yang memiliki kompetensi
kebidanan.
a) Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
b) Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai dari
kala I sampai dengan kala IV persalinan.
c) Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai dengan
standar.
d) Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan
manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar.
11
b) Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun dihitung berdasarkan jumlah perkiraan
(angka proyeksi) bayi dalam suatu wilayah tertentu.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Dalam suatu Keluarga
Berencana, pengendalian terhadap pembludakan jumlah populasi penduduk sangatlah
penting.
Pemantauan-pemantauan program Kesehatan Ibu dan Anak serta program Keluarga
Berencana dapat dipantau dengan mengguanakan indikator-indikator yang akanmenilai
sejauh mana program KIA dan KB ini berjalan, dengan adanya indikator-indikator tersebut
diharapkan program KIA dan KB akan mencapai hasil yang maksimal.
B. Saran
Pada dasarnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, sangat diharapkan
dari dosen pembimbing dan teman-teman sekalian, demi kelancaran dan juga perbaikan
dalam penulisan makalah selanjutnya.
13