Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS

A. Pengertian Gastritis
Suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau
lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah.
B. Jenis Gastritis
Menurut Jenisnya gastritis dibagi menjadi 2 :
1. Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung dan setelah
terpapar pada zat iritan, Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung.
2. Gastritis Kronik, merupakan gastritis yang terkait dengan atropi
mukosa gastrik sehingga produksi HCI menurun dan menimbulkan
kondisi achlorhidria dan ulserasi peptic. Gastritis kronis dapat
diklasifikasikan pada tipe A atau Tipe B.
a. Tipe A merupakan gastritis autoimun, Adanya antibody terhadap sel
parietal menimbulkan reaksi peradangan yang akhirnya dapat
menimbulkan atropi mukosa lambung. Pada 95% pasien dengan
anemia pernisiosa dan 60% pasien dengan gastritis atropi kronik
memiliki antibody terhadap sel paietal. Biasanya kondisi ini
merupakan tendensi terjadinya Ca lambung pada fundus dan
korpus.
b. Tipe B merupakan gastritis yang terjadi akibat infeksi oleh
helicobacterpylori. Terdapat inflamasi yang difuse pada lapisan
mukosa muskularis, sehingga sering menyebabkan pendarahan dan
erosi. Sering mengenai antrum.
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik berfariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul
pendarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien
tidak menimbulkan gejala khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik
hampir sama, seprti dibawah ini :
1. Anoreksia,
2. Rasa Penuh,
3. Nyeri pada epigastrum.
4. Mual dan muntah,
5. Sendawa,
6. Hematemesis.
D. Penyebab Gastritis
1. Konsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen(aspirin),Steroid
kortikosteroid) digitalis, Asetaminofen dan kortikoteroid dapat
mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (non steroid anti
inflamasi drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis protasglandin
sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung
menjadi sangat asam sehingga menimbulkan iritasi mukosa lambung.
2. Konsumsi alkohol, Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa
gaster.
3. Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (Cuka,lada) menyebabkan
kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan pendarahan.
4. Kondisi yang stressful (trauma, Luka bakar, kemoterapi dan kerusakan
susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung.
5. Infeksi oleh bakteri seperti helicibacter pilori, escherica coli, Salmonella
dan lain-lain.
E. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting
dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCL dan pepsin. Bila
mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCL ke mukosa dan HCL akan
merusak mukosa. Kehadiran HCL di mukosa lambung menstimulasi
perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan
histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke
ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga
timbul pendarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan
regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut menghilang
dengan sendirinya.
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi
akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh
jaringan fibrin sehingga lapisan lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intriksik yang dihasilkan oleh
mukosa lambung akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin
B12), tidak dapat diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 Ini berperan
penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah merah. Pada
akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding
lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan pendarahan.

Asam dalam lumen + empedu, NSAIDs,


Epitel sawar lambung rusak
Alkohol, lain-lain

Asam kembali berdisfusi ke mukosa


lambung
Penghancuran sel mukosa

Pepsinogen -Pepsin Asam Histamin

Perangsang kolenergik

Fungsi Sawar Mobilitas Vasodilatasi kapiler


Permeabilitas terhadap
Pepsinogen
protein
Penghacuran kapiler dan vena
kecil Plasma bocor ke intestum
edema

Pendarahan

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
2. Pemeriksaan serum B12 bertujuan mengetahui adanya defisiensi B12.
3. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam
felem.
4. Analisa gester bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL
lambung, Achlorhidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
5. Test antibody serum, Bertujuan untuk mengetahui adanya anti body
sel parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap helicobacter
pylori.
6. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila
ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
7. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel
lambung.
G. Penatalaksanaan Gastritis
Pada klien yang mengalami mual dan muntah anjurkan pasien untuk
bedrest, status NPO (Nothing peroral), pemberian antimetik dan
pasang infuse untuk mempertahankan cairan tubuh klien. Pasien
biasanya sembuh spontan dalam beberapa hari.. Bila muntah berlanjut
perlu dipertimbangkan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube). Antasida
diberikan ungtuk mengatasi perasaan begah (Penuh) dan tidak enak di
abdomen dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan pH
lambung sekitar 6, Antagonis H2 (seperti rantin atau ranitidine),
simetidin) dan inhibitor pompa proton (seperti omeprazole atau
lansoprazole) mampu menurunkan sekresi asam lambung. Antibiotik
diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh helicobacter pylori.
Kombinasi dua atau tiga antibiotic dapat diberikan untuk
mengeradikasi helicobacter pylori (seperti clarithromycin dan
amoksisilin).
Bola terjadi pendarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan tranfusi darah untuk menggantikan cairan yang keluar dari
tubuh dan dilakukan lavage (bilas) lambung. Bila tidak dapat dikoreksi
maka pembedahan dapat menjadi alternatif. Pembedahan yang
dilakukan pada klien dengan gastritis adalah gastrectomi parsial,
vagatomi atau pyloroplasti injeksi intravena keperawatan cobalamin
dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus intervensi
keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi
factor penyebab gastritis antara lain anjurkan klien untuk tidak
mengkonsumsi alcohol, kafein, teh panas, atau zat iritan bagi lambung
serta mengubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan
meminimalisir stress.
H. Komplikasi gastritis
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah
hematemasis atau melena.
2. Gastritis kronik
Pendarahan saluran cerna bagian atas, Ulkus, perforasi dan anemia
karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia Pernisiosa).

Anda mungkin juga menyukai