Anda di halaman 1dari 13

Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Hama Penyakit Pada Tanaman Pepaya Dengan

Menggunakan Metode Dempster-Shafer


Ahsan Fikri Al Hakim 1), Nurul Hidayat, S.Pd, M.Sc. 2), Sutrisno, Ir., M.T. 3)
Program Studi Infomatika/Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No.8 Malang, Informatika
email : ahsanfikri[at]gmail.com1), ntayadih[at]ub.ac.id2), trisno[at]ub.ac.id3)

ABSTRAK
Pepaya (Carica Pepaya L.) merupakan jenis buah tropis yang mengandung banyak vitamin dan mineral.
Indonesia menjadi salah satu Negara yang secara konsisten menjadi penghasil utama papaya di dunia. Namun
menurut data Badan Pusat Statistik, produksi buah pepaya di Indonesia pada tahun 2010 menurun sekitar 12,6%
dibanding tahun 2009, yaitu dari 772.844 ton menjadi 675.801 ton (Utari Saraswati et al. 2013).. Penurunan
hasil panen tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor iklim yang tidak menentu serta
serangan hama dan penyakit. Di sisi lain menurut pakar hama penyakit tanaman papaya dari BPTP Jawa Timur
Prof. Dr. Ir. Moh. Cholil Mahfud, M.S, penyuluh dan petani masih memiliki pemahaman yang rendah tentang
hama penyakit pada tanaman papaya meskipun sudah diberikan training karena beberapa hama penyakit
memiliki gejala yang hampir sama. Kemudian satu tanaman papaya dapat terserang lebih dari satu jenis hama
penyakit. Karena pentingnya diagnosa hama penyakit pada tanaman papaya dibutuhkan sebuah sistem pakar
untuk membantu petani dan penyuluh dalam mendiagnosa hama penyakit pada tanaman pepaya serta diharapkan
dengan adanya sistem tersebut produksi pepaya semakin meningkat. Dalam sistem pakar ini dibutuhkan sebuah
metode untuk mempermudah pengguna dalam melakukan diagnosa hama penyakit pada tanaman papaya.
Dempster-Shafer adalah salah satu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and
plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk
mengkombinasikan potongan informasi terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu
peristiwa(Dahria, 2013). Dalam sistem ini pengguna memasukkan gejala-gejala pada tanaman papaya dan
sistem akan memberikan hasil keluaran berupa diagnosa hama penyakit yang dialami oleh tanaman papaya
tersebut. Hasil pengujian menunjukkan uji validasi fungsional sistem sebesar 100% dan hasil uji akurasi sebesar
92%.

Kata Kunci : Pepaya, Diagnosa, Sistem pakar, Dempster-shafer.

ABSTRACT
Papaya (Carica Pepaya L.) is a kind of tropical fruit that contain many vitamin and minerals. Indonesia is one
of the country that consistently produces Papaya. But, according to Indonesians BPP (Badan Pusat Statistik)
production of Papaya decreased around 12.6% in 2010 from 772.844 ton to 675.801 ton[BPS-13]. This
Decrease is caused from some factor, like uncertain climate, pests, and sickness. According to Prof. Dr. Ir.
Moh. Cholil Mahfud, M.S. only have low knowledge about Papayas pests although they are already get
training because some of the sickness have similar symptoms and one Papaya can get more than one kind of
pest and sickness. Because of the importance of diagnosing Papayas pest, there is a need for Expert System
that can help farmer and instructor diagnosing Papayas pest and this expert system also expected so that it can
help increasing Papayas production. This Expert System needs a method that can help user in diagnosing
Papayas pest,. One of the Mathematic theory for proving based from belief functions and plausible reasoning
is Dempster-Shafer, that used to calculate and combine piece of separate information (evidence) to calculate
chance of event[DAH-13]. In this system, user input some symptom of Papayas pest and then system will
display the result. The result will be displayed as diagnose of the pest. Test result shows Functional Validation
Test is 100% while Accuration Test is 92%.
Keywords : Papaya, Diagnose, Expert system, Dempster-shafer.

1. PENDAHULUAN seperti fosfor, magnesium, zat besi dan


kalsium. Buah pepaya selain dikonsumsi
1.1 Latar belakang langsung juga dapat diolah menjadi produk.
salah satu produk olahan pepaya yang banyak
Pepaya (Carica Pepaya L.) merupakan
dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah
jenis buah tropis yang buahnya manis dan
manisan pepaya [FIT-13]. Selain itu pepaya
dagingnya berwarna kuning kemerahan. buah
juga banyak bermanfaat sebagai obat penyakit
pepaya mengandung banyak vitamin terutama
seperti sembelit, paru-paru lemah, bronchitis,
vitamin B9, vitamin C, dan vitamin E. Selain
kanker, dan lain-lain.
vitamin pepaya juga mengandung mineral
Berdasarkan data statistik Food & yang masuk akal), yang digunakan untuk
Agriculture Organization (FAO) mengenai mengkombinasikan potongan informasi
total produksi pepaya, Indonesia merupakan terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi
negara yang secara konsisten menjadi kemungkinan dari suatu peristiwa [DAH-13].
penghasil utama buah pepaya di dunia, setelah
India, Brazil, Meksiko dan Nigeria. Namun, Pada penilitian sebelumnya dengan judul
produksi pepaya di Indonesia tersebut Sistem pakar diagnosa hama penyakit Pada
mengalami penurunan pada tahun 2010 [FAO- Tanaman Kelapa Sawit Dengan Metode
12]. Menurut data Badan Pusat Statistik, Dempster-Shafer, sistem pakar yang
produksi buah pepaya di Indonesia pada tahun digunakan untuk mengdiagnosis penyakit pada
2010 menurun sekitar 12,6% dibanding tahun tanaman kelapa sawit menggunakan metode
2009, yaitu dari 772.844 ton menjadi 675.801 Dempster-Shafer. Hasil dari penelitian tersebut
ton [BPS-13]. Penurunan hasil panen tersebut berupa pengetahuan penyakit tanaman kelapa
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sawit, serta nilai kepercayaan berdasarkan
faktor iklim yang tidak menentu serta serangan metode Demspter-Shafer[MAR-14].
hama dan penyakit. Hema & Prasad (2004)
melaporkan bahwa produksi buah pepaya Berdasarkan penjelasan penelitian
dapat mengalami penurunan hasil panen sebelumnya, maka pada penelitian ini akan
sampai 85 90% akibat infeksi Pepaya dibuat dengan judul Pemodelan Sistem Pakar
ringspot virus (PRSV). Di sisi lain menurut Diagnosa Hama Penyakit Pada Tanaman
pakar hama penyakit tanaman papaya dari Pepaya Dengan Menggunakan Metode
BPTP Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Moh. Cholil Dempster-Shafer. Aplikasi ini akan yang
Mahfud, M.S, penyuluh dan petani masih akan dibuat ini diharapkan bisa memberikan
memiliki pemahaman yang rendah tentang informasi yang lebih lengkap dan akurat
hama penyakit pada tanaman papaya meskipun mengenai hama dan penyakit tanaman pepaya
sudah diberikan training karena beberapa kepada petani guna meminimalisir kerugian
hama dan penyakit memiliki gejala yang dan meningkatkan produktivitas tanaman
hampir sama. Kemudian satu tanaman papaya pepaya.
dapat terserang lebih dari satu jenis hama 1.2 Rumusan masalah
penyakit. Oleh sebab itu karena pentingnya
Berdasarkan uraian latar belakang
diagnosa hama penyakit pada tanaman papaya
tersebut, maka rumusan masalah adalah
dibutuhkan sebuah sistem pakar untuk
sebagai berikut:
membantu petani dan penyuluh dalam
1 Bagaimana memodelkan sistem pakar
mendiagnosa hama penyakit pada tanaman
untuk mendeteksi hama penyakit melalui
papaya serta diharapkan dengan adanya sistem
gejala yang timbul sehingga menghasilkan
tersebut produksi papaya semakin meningkat.
kesimpulan mengenai penyakit dan hama
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini yang diderita dengan menggunakan
membuat semakin banyak perangkat lunak metode Dempster-Shafer.
yang dapat membantu dan memudahkan 2 Bagaimana menguji sistem pakar
kehidupan manusia. Sistem pakar adalah menggunakan metode Dempster-Shafer
bagian dari kecerdasan buatan yang untuk mendeteksi hama penyakit dari
mengandung pengetahuan dan pengalaman implementasi hasil pengujian aplikasi
pakar yang dimasukkan ke dalam satu area sistem pakar.
pengetahuan tertentu untuk memecahkan
berbagai masalah yang bersifat spesifik [PPM- 1.3 Tujuan
11]. Pengetahuan yang akan direpresentasikan
ke dalam sistem pakar penuh dengan unsur Tujuan yang ingin dicapai dalam
ketidakpastian dan kesamaran. salah satu cara penelitian ini adalah :
untuk mengatasi permasalahan ketidakpastian
1. Memodelkan sistem pakar untuk
tersebut adalah dengan menggunakan metode
mendiagnosa hama dan penyait tanaman
Dempster-Shafer. Dempster-Shafer adalah
pepaya dengan metode Dempster-Shafer.
salah satu teori matematika untuk pembuktian
berdasarkan belief functions and plausible
reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran
2. Menguji sistem pakar diagnosa hama dan 1. Hama Kutu Sisik
penyakit tanaman pepaya dengan metode
Serangga penghisap ini mengakibatkan
Dempster-Shafer.
tanaman kehilangan cairan pada daun dan
batang yang berdampak terhadap penurunan
1.4 Manfaat
vigoritas. Serangan yang berat mengakibatkan
Berdasarkan penjelasan yang telah
penguningan dan abnormalitas bentuk daun.
dipaparkan, maka manfaat yang diharapkan
Serangan pada batang tanaman muda
dari penelitian ini antara lain:
mengakibatkan mati pucuk, sedangkan pada
1. Memberikan kemudahan kepada para
buah mengakibatkan kegagalan masak
petani pepaya dalam proses konsultasi
terutama pada bagian buah yang terserang.
kepada para pakar tanaman pepaya untuk
Selain itu ketika tanaman terserang kutu sisik,
identifikasi hama dan penyakit pada
gejala lain yang timbul adalah permukaan
tanaman mereka.
batang, buah, daun penuh dengan kutu sisik.
2. Dapat memberikan hasil yang optimal
Daun, batang, buah yang terserang hama kutu
dalam proses identifikasi karena waktu
sisik menjadi busuk.
yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit
untuk mengenali hama dan penyakit pada 2. Hama Tungau
tanaman pepaya dibandingkan dengan cara
manual. Hama ini menyerang tanaman papaya
dengan menghisap cairan sel jaringan daun,
1.5 Batasan Masalah buah dan batang. Akibat serangannya daun
menampakkan gejala klorotik keperak-
Untuk merumuskan permasalahan yang perakan, selanjutnya daun akan mengering dan
lebih terfokus dan tidak meluas maka dibuat berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan
batasan-batasan yang ditentukan pada akhirnya rontok. Jika serangan terjadi pada
penelitian ini yaitu : buah, maka buah yang dihasilkan berbrcak-
1. Data data penelitian dari pakar tanaman bercak keriput (scaring). Selain itu tungau ini
pepaya di Balai Pengkajian Teknologi juga berperan sebagai vector beberapa jenis
Pertanian (BPTP) Jl. Raya Karangploso virus.
KM.4 Malang 65152, Jawa Timur.
2. Jenis penyakit pada fokus penelitian 3. Hama Kutu Aphids
tanaman pepaya ini yaitu sebanyak 4 jenis Serangan berat mengakibatkan tanaman
hama dan 4 jenis penyakit. menjadi kerdil dan layu. Daun mengalami
3. Output yang diperoleh dari aplikasi ini nekrotis serta warnanya menjadi tidak normal.
yaitu jenis penyakit beserta penanganan Pada bagian yang terserang akan banyak
oleh pakar. terdapat embun gula di mana semut
4. Basis Data yang digunakan adalah basis bergerombol. Serangan tingkat lanjut dau
data MySQL. menjadi menggulung
5. Penggunan aplikasi ini yaitu masyarakat
umum khususnya petani tanaman pepaya. 4. Hama Lalat Buah (Toxotrypana
6. Bahasa pemrograman yang digunakan Curvicauda)
dalam aplikasi ini adalah bahasa
Pada buah yang hamper masak terdapat
pemrograman PHP.
bintik-bintik hitam bekas tusukan ovipositor
7. Pengujian yang dilakukan meliputi tingkat
lalat buah betina ketika memasukan telur ke
validasi dan akurasi.
dalam jaringan buah. Larva yang baru menetas
segera mendapat pakan yang berlimpah. Larva
2. TINJAUAN PUSTAKA menggunakan alat mulutnya yang berupa kait
2.1 Pepaya tajam untuk mengorek daging buah sambil
mengeluarkan enzim perusak atau pencerna
Pepaya merupakan salah satu komoditas buah- yang berfungsi melunakkan daging buah
buahan yang paling dicari dan dibutuhkan oleh sehingga mudah disedot dan dicerna. Enzim
semua masyarakat di Indonesia. ini juga memperkuat pembusukan, buah
2.1.1 Hama Pepaya berwarna coklat, tidak menarik dan terasa
pahit bila dimakan. Selanjutnya buah akan
mengeluarkan aroma kuat yang diduga berasal kulit buah papaya. Pada buah yang sudah
dari senyawa alcohol. Apabila aktivitas masak bercak seperti cincin ini berwarna
pembusukan sudah mencapai tahap lanjut buah orange sampai coklat gelap.
akan jatuh ke tanah bersamaan dengan
masaknya larva lalat buah yang siap memasuki 4. Penyakit Busuk Buah (Antraknose)
fase pupa.
Serangan pada buah muda ditandai
2.1.2 Penyakit pada tanaman pepaya dengan munculnya bercak kecil kebasah-
1. Penyakit Busuk Akar dan Pangkal Batang basahan. Bagian ini mengeluarkan getah yang
berbentuk bintik. Serangan pada buah muda
Mula-mula daun bawah layu, menguning
berkembang sangat lambat dan akan
dan menggantung di sekitarr batang sebelum
rontok. Seterusnya daun-daun yang agak muda berkembang cepat saat buah menjelang
juga menunjukkan gejala yang sama, sehingga masak. Pada buah yang menjelang matang
tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun muncul bercak-bercak kecil bulat kebasah-
kecil di puncaknya. Akhirnya tanaman mati. basahan berwarna coklat kemerahan. Pada
Jika digali akar lateral membusuk, menjadi waktu buah matang bercak ini membesar
masa berwarna coklat tua, lunak, dan
dengan cepat, membentuk bercak bulat
seringkali berbau tidak enak. Serangan parah
dapat merusak akar tunggang sampai pangkal berwarna coklat kemerahan agak mengendap.
batang. Jamur ini juga bisa menyerang Selanjutnya jamur membentuk masa spora
tanaman dalam pembibitan yang dikenal yang berwarna jingga/merah jambu pada
dengan penyakit semai domping off. Serangan pusat bercak. Infeksi pada daun ditandai
pada buah dimulai dari dekat tangkai yang dengan munculnya bercak kecil kebasahan
ditandai dengan adanya miselium berwarna dengan bentuk tidak teratur. Bercak
putih seperti beludru.
membesar dengan warna coklat muda.
2. Penyakit Layu bakteri Bercak-bercak ini dapat bersatu sehingga
menjadi sangat besar. Bercak yang sudah tua
Tangkai daun dan batang yang masih hijau
mempunyai pusat berwarna putih kelabu.
terdapat bercak-bercak kebasah-basahan.
Pada pusat bercak yang sudah tua terdapat
Pada tanaman muda daun menguning dan
bintik hitam yang terdiri dari badan buah
membusuk. Setelah beberapa lama bagian
(aservulusi) jamur.
tunas-tunas muda mengalami kematian. Pada
helaian daun yang besar terdapa bercak- 2.2 Teori Dempster-Shaver
bercak kering yang bentuknya tidak teratur,
selanjutnya meluas sepanjang tulang-tulang Teori Dempster-Shafer adalah suatu
daun. Jika penyakit telah menyerang batang, teori matematika untuk pembuktian
batang akan membusuk, semua daunnya akan berdasarkan belief functions and plausible
gugur dan pada akhirnya diikuti oleh matinya reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran
seluruh tanaman. yang masuk akal), yang digunakan untuk
mengkombinasikan potongan informasi yang
3. Penyakit Ringspot Virus terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi
Gejala awal virus ini mengakibatkan kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini
warna kekuningan dan transparansi tulang- dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan
tulang daun muda. Pada daun terdapat bercak Glenn Shafer.
kuning dan kadang-kadang daun seperti Secara umum teori Dempster-Shafer
terpelintir dengan bentuk yang tidak teratur. ditulis dalam suatu interval:
Terdapat garis-garis hijau gelap dan bercak [Belief,Plausibility]. Belief (Bel) adalah
seperti cincin pada tangkai daun dan batang. ukuran kekuatan evidence dalam mendukung
Pada buah bercak seperti cincin atau mirip suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka
mengindikasikan bahwa tidak ada evidence,
huruf C ini berwarna lebih gelap daripada
dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya
kepastian. Plausibility (Pls) akan mengurangi Nilai yang dihasilkan dari teori ini berupa
tingkat kepastian dari evidence. Plausibility persentase tiap elemen-elemen , dan juga
bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan X, maka semua subset-nya. Makin rendah persentase
dapat dikatakan bahwa Bel(X) = 1, sehingga frame of discernment menggambarkan makin
rumus nilai dari Pls(X) = 0[HES-]. baik tingkat pemahaman user dalam materi
tersebut. Penilaian diberikan kepada elemen-
Misalkan : = {GK,BK,PT,DBM} Dengan :
elemen berdasarkan hasil persentasi ini.
GK = Garis Kuning PT = Busuk
Tajuk; 3. METODOLOGI PENELITIAN
BK = Busuk kuncup DBM = Busuk Dalam bab ini akan dibahas metodologi
pucuk. yang digunakan dalam skripsi ini, meliputi :
Tujuannya adalah membangkitkan studi literatur, pengumpulan data, analisa
kepercayaan elemen-elemen . Tidak semua kebutuhan, perancangan sistem, implementasi
evidence secara langsung mendukung tiap-tiap sistem, pengujian sistem, serta kesimpulan.
elemen. Sebagai contoh, kuncup yang bewarna Berikut diagram alir yang digunakan dalam
kecoklatan dan membusuk mungkin hanya
metodologi ini.
mendukung {GK,PT,DBM}, Untuk itu perlu
adanya probabilitas densitas (m). Nilai m tidak - Penentuan Lokasi dan Variabel Penelitian

hanya mendefinisikan elemen-elemen saja, - Mentukan Kebutuhan Data yang akan Digunakan
- Mempersiapkan Data dan Alat yang Dibutuhkan

namun juga semua subsetnya. Sehingga jika 1. Studi Literatur

berisi n elemen, maka subset dari semua


Analisa Kebutuhan Sistem

2. Pengumpulan Data

berjumlah 2n. Jadi harus ditunjukkan bahwa Data Penelitian

jumlah semua m dalam subset sama dengan 3. Perancangan Sistem


Membuat Sistem Pakar

1. Andaikan tidak ada informasi apapun untuk dengan metode


Dempster-Shafer
4. Implementasi Sistem
memilih ke empat hipotesis tersebut, maka 5. Pengolahan Data
nilai: M{}=1,0 Jika kemudian diketahui dengan
Dempster-Shafer
Metode

bahwa kuncup yang bewarna kecoklatan dan Prioritas Alternatif

membusuk merupakan gejala dari busuk 6. Pengujian Sistem Pakar Tidak

kuncup, busuk batang dan busuk pucuk


dengan m= 0,8 , maka: M{GK,BK,DBM}= Sukses

0,8M{}= 1-0,8 = 0,2 7.


Ya
Penarikan Kesimpulan

Andaikan diketahui X adalah subset


dari , dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi
dan Y juga merupakan subset dari dengan Penelitian
m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat
dibentuk fungsi kombinasi m2 sebagai m3, 3.1 Studi Literatur
yaitu m3(Z) = m2. Adapun rumusan
persamaan Dempster-Shafer ditunjukkan pada Studi literatur dilakukan untuk memahami
persamaan2.1. konsep serta mempelajari dasar teori yang
nantinya akan digunakan untuk menunjuang
penelitian mengenai metode Dempster-Shafer.
Penelitian ini menggunakan literatur yang
Persamaan 2.1 Rumus persamaan Dempster-
diperoleh dari jurnal, buku, penelitian
Shafer
sebelumnya, internet, dan juga bimbingan dari
Dengan : dosen pembimbing.
m1 (X) adalah mass function dari
evidence X 3.2 Pengambilan Data
m2 (Y) adalah mass function dari
evidence Y Pengumpulan data dalam penelitian ini
m3(Z) adalah mass function dari dilakukan di BPTP Karangploso. Variabel
evidence Z penelitian pada skripsi ini adalah jenis hama
adalah jumlah conflict evidence penyakit apa yang menyerang tanaman pepaya
berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
metode Dempster-Shafer. Selain hasil
diagnosis penyakit tanaman pepaya, sistem
pakar ini juga menghasilkan solusi
penanganan yang perlu dilakukan sesuai
dengan hasil diagnosis. Hipotesis dari
penelitian ini adalah membuat sistem pakar
untuk menentukan jenis penyakit apakah yang
menyerang tanaman pepaya dan bagaimana
solusi penanganan dari penyakit tersebut.
4. PERANCANGAN
4.1 Perancangan Perangkat Lunak Sistem
Diagnosa Hama Penyakit Tanaman
Pepaya
4.1.1 Diagram Perancangan

Gambar 4.3 Rancangan Algoritma


Sumber: Perancangan

4.2 Perancangan Aplikasi Sistem Metode


Gambar 4.1 Diagram alir perancangan sistem Dempster-Shafer
Sumber: Perancangan 4.2.1 Akuisisi Pengetahuan

4.1.2 ERD Akuisisi pengetahuan adalah transformasi


suatu keahlian dalam menyelesaikan
permasalahan dari sumber pengetahuan atau
pakar ke dalam komputer dan meletakkannya
ke dalam basis pengetehuan dengan format
tertentu. Pada tahapan ini seorang Knowledge
Engineer berusaha memahami suatu
pengetahuan untuk selanjutnya dipindahkan ke
dalam basis pengetahuan. Pengetahuan
Knowledge Engineer tidak hanya berasal dari
pakar, namun juga dapat berasal dari buku,
internet, dan literatur lainnya. Metode yang
digunakan dalam akuisisi pengetahuan, antara
lain adalah wawancara dan analisa protocol
(aturan).

4.2.2 Basis Pengetahuan

Gambar 4.2 Rancangan ERD Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan


Sumber: Perancangan yang diperlukan untuk memecahkan suatu
permasalahan. Basis pengetahuan mempunyai
4.1.3 Rancangan Algoritma dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan
berbau tidak
khusus yang mengarahkan pengguna enak.
17 Tanaman 0 0.1 0 0 0.5 0 0.5 0
pengetahuan untuk memecahkan permasalahan berdaun
sedikit
dalam domain tertentu. Basis pengetahuan 18 Dekat tangkai 0 0 0 0 0.5 0 0 0
buah
merupakan inti dari pembuatan aplikasi sistem terdapat
miselium
pakar dimana basis pengetahuan ini berwarna
putih seperti
merupakan representasi pengetahuan dari beludru
19 Tanaman 0.75 0 0 0 0.1 0.5 0 0
pakar. Tabel Nilai densitas gejala dapat dilihat Mati
20 Batang 0.1 0 0 0 0.5 0.7 0 0
pada tabel 4.1. busuk, daun 5
gugur dan
tanaman
mati
Tabel 4.1 Nilai densitas gejala 21 Pada tangkai 0 0 0 0 0 0.5 0 0
daun dan
batang yang
Nilai Densitas Tiap Gejala
No Gejala masih hijau
H1 H2 H3 H4 P1 P2 P3 P4 terdapat
bercak
1 Permukaan 0.9 0 0 0 0 0 0 0 kebasah-
batang, buah basahan
dan daun Terdapat 0 0 0 0 0 0.2 0 0
22
penuh bercak- 5
dengan kutu bercak kering
sisik yang
2 Daun, batang 0.75 0 0 0 0.1 0 0 0 bentuknya
dan buah tidak teratur,
yang sepanjang
terserang tulang-tulang
menjadi daun
busuk 23 Tulang-tulang 0 0 0 0 0 0 0.9 0
3 Serangan 0.25 0 0 0 0 0 0 0 daun muda
pada batang berwarna
tanaman kuning
muda transparan
mengakibatk 24 Terdapat 0 0 0 0 0 0 0.75 0
an mati garis-garis
pucuk hijau gelap
4 Pada daun 0 0.9 0 0 0 0 0 0 dan becak
terdapat seperti cincin
keperak- pada tangkai
perakan daun dan
5 Daun 0 0.5 0 0 0 0 0 0 batang
mengering 25 Pada daun 0 0 0 0 0 0 0,5 0
dan berubah terdapat
warna becak kuning,
menjadi daun seperti
kuning terpelintir
kecoklatan 26 Pada buah 0 0 0 0 0 0 0.25
6 Pada buah 0 0.5 0 0 0 0 0 0 becak seperti
terdapat cincin
bercak- 27 Pada buah 0 0 0 0 0 0 0 0.9
bercak menjelang
keriput matang
7 Daun 0 0 0.9 0 0 0 0 0 terdapat
menggulung becak-becak
8 Terdapat 0 0 0.75 0 0 0 0 0 bulat besar
banyak kebasah-
embun gula basahan
yang disukai berwarna
semut coklat
kemerahan,
mengendap,
9 Daun 0.25 0.1 0.5 0 0 0 0.25 0 di tengahnya
mengalami terdapat
nekrotis serta spora
warnanya berwarna
menjadi tidak jingga
normal 28 Pada buah 0 0 0 0 0 0 0 0.5
10 Tanaman 0 0.5 0.25 0 0 0 0.75 0 muda
menjadi terdapat
kerdil dan bercak kecil
layu kebasah-
11 Pada buah 0 0 0 0.75 0 0 0 0 basahan.
yang hampir
masak Sumber: Perancangan
terdapat
bintik-bintik
hitam bekas
tusukan 5. IMPLEMENTASI
ovipositor
lalat buah
betina
12 Buah 0 0 0 0.5 0 0 0 0 implementasi antarmuka ini akan
berwarna
coklat, tidak diberikan gambaran setiap hasil dari tahapan
menarik, dan
terasa pahit
bila dimakan
implementasi Dempster-Shafer untuk diagnosa
13 Buah 0 0 0 0,5 0 0 0 0
mengeluaran hama penyakit tanaman papaya.
aroma
alcohol
14 Buah jatuh ke 0.25 0 0 0,5 0 0 0 0.7
tanah 5
15 Daun bawah 0 0 0 0 0.9 0 0 0
layu,
menguning
dan
menggantung
di sekitar
batang
sebelum
rontok
16 Akar lateral 0 0 0 0 0.7 0 0 0
membusuk, 5
Gambar 5.1 tampilan awal mengakibat arkan
kan mati gejala-
pucuk gejala
(G03)
ini
Tanama
nMati
(G19)
2. Daun Hama
mongering Tunga
dan u
berubah merup
warna
akan
menjadi
kuning nilai
kecoklatan keperc
(G05) ayaan
Gambar 5.2 Tampilan Halaman Diagnosa Pada buah terting
terdapat gi
bercak- Hama Hama
1 berdas
bercak Tungau Tungau
arkan
keriput
(G06) gejala-
Daun gejala
mengalami ini
nekrotis
serta
warnanya
menjadi
tidak
normal
(G09)
3. Terdapat Hama
Gambar 5.3 Tampilan Hasil Diagnosa banyak Kutu
embun gula Aphid
yang
6. PENGUJIAN DAN ANALISIS disukai
s
sebaga
6.1 Pengujian Akurasi semut
i nilai
(G08)
Daun terting
Pengujian akurasi digunakan untuk dapat mengalami gi
mengetahui tingkat akurasi yang didapatkan nekrotis yang
oleh metode Dempester-Shafer. Pengujian serta Hama Hama memil
warnanya
akurasi melakukan perhitungan validitas menjadi
Kutu Kutu 1 iki
Aphids Aphids nilai
terhadap hasil diagnosa pakar dan hasil tidak
keperc
diagnosa system. normal
(G09) ayaan
Tanaman yang
Hasil pengujian akurasi sistem pakar Mati (G19) sama
dari 25 data kasus yang telah diuji ditunjukkan sehing
ga
pada Tabel 6.1. hasil
Tabel Error! No text of specified style in sistem
benar
document..1 Pengujian akurasi hasil diagnosa 4. Buah Hama
sistem dengan pakar berwarna Lalat
coklat, Buah
Aku tidakmenar
Ka Hasil Hasil sebaga
Gejala yang rasi Keter ik, dan
su Diagnos Diagnos i nilai
Diderita Sist angan terasa pahit
s a Pakar a Sistem terting
em bila
dimakan gi
1. Daun, Hama
batang dan Kutu (G12) Hama Hama yang
buah yang Buah Lalat Lalat 1 memil
SIsik
terserang mengeluark Buah Buah iki
merup an aroma
menjadi nilai
Hama Hama akan alkohol
busuk keperc
(G02) Kutu Kutu 1 nilai (G13)
Buah jatuh ayaan
Serangan Sisik Sisik keperc
ayaan ketanah yang
pada
batang terting (G14) sama
tanaman gi Batang sehing
muda busuk, ga
berdas
daun gugur hasil muda Buah Buah buah
dan sistem terdapat Antrakn Antrakn antrak
tanaman benar bercak ose ose nose
mati (G20)
kecil merup
5. Akar lateral Busuk
kebasah- akan
membusuk, akar
berbau basahan. nilai
dan
tidak enak. (G28) keperc
Pangk
(G16) ayaan
al
Tanaman terting
berdaun Batan
gi
sedikit g
berdas
(G17) merup
Busuk Busuk arkan
Dekat akan
tangkai akar dan akar dan gejala-
1 nilai
buah Pangkal Pangkal gejala
keperc
terdapat Batang Batang ini
ayaan
miselium 9. Serangan Hama
berwarna terting
pada Tunga
putih gi batang u
seperti berdas tanaman merup
beludru arkan muda
(G18) akan
gejala- mengakibat
kan mati nilai
gejala
pucuk keperc
ini
(G03) ayaan
6. Batang Layu
Pada daun Hama Hama
1 terting
busuk, bakter terdapat Tungau Tungau
daun gugur gi
i keperak-
dan berdas
sebaga perakan
tanaman arkan
i nilai (G05)
mati (G20) gejala-
terting Pada buah
Pada terdapat gejala
tangkai gi
bercak- ini
daun dan yang
bercak
batang memil keriput
yang masih iki (G06)
hijau nilai 10. Pada buah Hama
terdapat
keperc terdapat Kutu
bercak
ayaan bercak- Aphid
kebasah- Layu Layu
1 yang bercak s
basahan Bakteri Bakteri keriput
(G21) sama merup
(G06)
Terdapat sehing akan
Terdapat
bercak- ga banyak nilai
bercak Hama Hama
hasil embun gula keperc
kering Kutu Kutu 1
sistem yang ayaan
yang disukai Aphids Aphids
benar terting
bentuknya semut gi
tidak (G08)
berdas
teratur, arkan
sepanjang gejala-
tulang- gejala
tulang ini
daun (G22) 11. Dekat Busuk
7. Pada daun Rings tangkai akar
terdapat pot buah dan
becak virus terdapat Pangk
kuning, merup miselium
daun al
berwarna
akan batang
seperti putih
terpelintir nilai seperti merup
keperc Busuk Busuk
(G25) Ringspot Ringspot beludru akan
Pada buah 1 ayaan (G18) akar dan akar dan
virus virus 1 nilai
becak terting Terdapat Pangkal Pangkal
keperc
seperti gi bercak- batang batang
ayaan
cincin berdas bercak
(G26) terting
kering yang
arkan gi
bentuknya
gejala- tidak berdas
gejala teratur, arkan
ini sepanjang gejala-
8. Pada buah Busuk Busuk 1 Busuk tulang- gejala
tulang daun ini (G14) gi
(G22) Pada daun berdas
12. Terdapat Hama terdapat arkan
banyak Kutu becak gejala-
embun Aphid kuning,
gejala
gula yang daun
s ini
disukai seperti
merup terpelintir
semut
(G08) akan (G25)
Tanaman nilai 16. Permukaan Hama
menjadi Hama Hama keperc batang, Kutu
kerdil dan Kutu Kutu 1 ayaan buah dan SIsik
layu Aphids Aphids terting daun merup
(G10) gi penuh
akan
Akar dengan
berdas nilai
lateral kutu sisik
membusu arkan (G01) Hama Hama keperc
k, berbau gejala- Buah jatuh Kutu Kutu 1 ayaan
tidak gejala ke tanah sisik sisik terting
enak. ini (G14) gi
(G16) Batang berdas
13. Akar lateral Busuk busuk,
arkan
membusuk, akar daun gugur
berbau dan gejala-
dan
tidak enak. tanaman gejala
pangk
(G16) mati (G20) ini
al
Tanaman 17. Buahberwa Hama
Mati (G19) batang rnacoklat, Lalat
Pada buah merup tidakmenar Buah
becak Busuk Busuk akan ik, merup
seperti akar dan akar dan nilai danterasap
1 akan
cincin pangkal pangkal keperc ahitbiladim
(G26) akan (G12) nilai
batang batang ayaan
terting Buahjatuhk Hama Hama keperc
etanah Lalat Lalat 1 ayaan
gi (G14) Buah Buah terting
berdas
gi
arkan
berdas
gejala-
arkan
gejala
gejala-
ini
gejala
14. Batang Rings
ini
busuk, daun pot
gugur dan 18. Tanaman Layu
virus Mati (G19)
tanaman Bakter
merup Pada
mati (G20) i
akan tangkai
Tulang- merup
tulang daun nilai daun dan
akan
muda keperc batang
yang masih nilai
berwarna ayaan
hijau keperc
kuning terting
transparan Ringspot Ringspot terdapat ayaan
1 gi
(G23) virus virus bercak terting
berdas kebasah-
Terdapat gi
arkan basahan
garis-garis Layu Layu berdas
gejala- (G21) 1
hijau gelap Bakteri Bakteri arkan
dan becak gejala Terdapat
bercak- gejala-
seperti ini
bercak gejala
cincin pada
tangkai kering ini
daun dan yang
batang bentuknya
(G24) tidak
teratur,
15. Buah Hama
sepanjang
berwarna Lalat
tulang-
coklat, Buah tulang
tidakmenar merup
Hama Hama daun (G22)
ik, dan
terasa pahit Lalat Lalat 1 akan 19. Daun, Hama
bila Buah Buah nilai batang dan Hama Hama Kutu
dimakan keperc buah yang Kutu Kutu 1 Aphid
(G12) ayaan terserang s
Aphids Aphids
Buah jatuh menjadi
terting merup
ke tanah busuk
(G02) akan sa
Terdapat nilai pakar
banyak keperc tidak
embun ayaan sesuai
gula yang
terting denga
disukai
semut gi n
(G08) berdas diagno
Daun arkan sa
mengalami gejala- sistem
nekrotis gejala 22. Pada buah Hama
serta ini terdapat Tunga
warnanya bercak-
menjadi u
bercak merup
tidak keriput
normal akan
(G06)
(G09) Tanaman nilai
20. Tanaman Busuk menjadi keperc
Mati (G19) buah kerdil dan ayaan
Batang antrak layu (G10) terting
busuk, nose Tanaman gi
daun gugur berdaun
merup berdas
dan sedikit
tanaman akan arkan
(G17)
mati (20) nilai Hama gejala-
Pada buah keperc Tungau/ Hama gejala
menjelang 0
ayaan Ringspot Tungau ini,
matang terting Virus sehing
terdapat gi
Busuk Busuk ga
becak-
Buah Buah berdas diagno
becak bulat 1
besar Antrakn Antrakn arkan sa
kebasah- ose ose gejala- pakar
basahan gejala tidak
berwarna ini sesuai
coklat denga
kemerahan,
n
mengendap
, di diagno
tengahnya sa
terdapat sistem
spora .
berwarna 23. Daun Rings
jingga mengalami pot
(G27) nekrotis virus
21. Buah jatuh Busuk serta
ketanah merup
buah warnanya
(G14) akan
antrak menjadi
tidak nilai
nose,
normal keperc
Hama
(G09) ayaan
Lalat
Tulang- Ringspot Ringspot terting
Buah, 1
tulang daun gi
dan Virus Virus
muda berdas
Hama berwarna
arkan
Busuk Kutu kuning
transparan gejala-
Busuk buah Sisik
(G23) gejala
buah antrakno memp
antrakno se/Hama unyai Pada buah ini
0 becak
se/Hama Lalat nilai
seperti
Lalat Buah/Ha keperc cincin
Buah ma Kutu ayaan (G26)
Sisik yang 24. Pada buah Busuk
sama terdapat buah
tinggi bercak- antrak
berdas bercak Busuk Busuk nose
keriput
arkan Buah Buah merup
(G06) 1
gejala Antrakn Antrakn akan
Pada buah
ini, yang ose ose nilai
sehing hampir keperc
ga masak ayaan
diagno terdapat terting
bintik- gi Dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem
bintik berdas
hitam pakar berdasarkan 25 data yang diuji adalah
arkan
bekas
gejala-
92% menunjukkan bahwa sistem pakar ini
tusukan dapat berfungsi dengan baik yaitu diagnosa
ovipositor gejala
lalat buah ini sistem sesuai dengan diagnosa pakar.
betina
(G11)
Pada buah
menjelang
matang 6.2 Analisis
terdapat Akurasi sistem berdasarkan 25 data uji
becak- adalah sebesar 92%. Pengujian ini
becak bulat
besar menggunakan 25 data uji yang di dalamnya
kebasah- tidak terdapat gejala spesifik. Pengujian ini
basahan
berwarna
bernilai benar jika hasil diagnosa pakar sama
coklat dengan hasil diagnosa sistem. Pengujian ini
kemerahan, juga bernilai benar jika hasil diagnosa pakar
mengendap
, di terdapat di dalam hasil diagnosa sistem
tengahnya walaupun sistem mengeluarkan hasil
terdapat diagnosa lebih dari satu penyakit.
spora
berwarna
jingga 7. KESIMPULAN DAN SARAN
(G27)
25. Daun, Busuk
batang dan
Berdasarkan tahapan perancangan,
akar
buah yang dan implementasi, dan pengujian yang telah
terserang pangk dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh
menjadi
busuk
al adalah sebagai berikut.
(G02) batang 1. Sistem pakar diagnosa hama penyakit
Daun merup
tanaman pepaya dengan metode
mengering akan
dan nilai Dempster-Shafer dapat digunakan sebagai
berubah keperc salah satu metode untuk mendiagnosa
warna ayaan penyakit tanaman pepaya.
menjadi Busuk Busuk
kuning Akar dan Akar dan
1
terting 2. Berdasarkan hasil pengujian yang
gi
kecoklatan Pangkal Pangkal dilakukan:
(G05) Batang Batang berdas
Daun arkan a. Hasil pengujian fungsionalitas sistem
bawah gejala- pakar diagnosa tanaman pepaya dengan
layu, gejala metode Dempster-Shafer memiliki tingkat
menguning ini
dan presentase sebesar 100%.
menggantu b. Hasil pengujian akurasi sistem pakar
ng di diagnosa hama penyakit tanaman pepaya
sekitar
batang menggunakan metode Dempster-Shafer
sebelum memiliki tingkat presentase sebesar 92%.
rontok
(G15)
Akurasi diperoleh dari keberhasilan sistem
mendiagnosa 23 kasus uji dengan benar
dari 25 kasus uji yang ada.
Hasil akurasi bernilai 1 berarti keluaran
dari perhitungan sistem sama dengan hasil
7.1 Saran
diagnosa pakar, sebaliknya jika hasil akurasi Saran yang diberikan untuk
bernilai 0 artinya keluaran dari diagnosa pengembangan sistem dalam penelitian
sistem tidak sama dengan diagnosa pakar. selanjutnya adalah sebagai berikut.
Berdasarkan tabel diatas dilakukan a. Penelitian lebih lanjut dapat
perhitungan akurasi menggunakan persamaan menambahkan objek penelitian sehingga
2.2 dan menghasilkan nilai akurasi sebagai dapat menyelesaikan lebih banyak kasus
berikut. hama penyakit pada tanaman yang lain.
b. Pada penelitian selanjutnya dapat
ditambahkan halaman saran gejala baru
dari pengguna kepada pakar untuk Sulistyohati, Aprilia, Hidayat, Taufik. 2008.
memperbarui gejala hama penyakit. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Ginjal Dengan Metode Dempster-Shafer.
DAFTAR PUSTAKA Wuryandari, Aryati, Trisnawati, Depi. 2013.
Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa
Fitria Apriliani Ramdani, Gebi Dwiyanti, Penyakit Diabetes Melitus Menggunakan
Wiwi Siswaningsih, 2013, "Penentuan Metode Dempster-Shafer.
Aktivitas Antoksidan Buah Pepaya (Carica
Saraswati, Utari, Daryono, Budi Setiadi. 2014.
Pepaya L) dan Produk olahannya Berupa
Karakterisasi Molekular Coat Protein Gene
Manisan Pepaya". Pepaya Ringspot Virus Pada Tanaman Pepaya
(Carica papaya L.) Di Indonesia.
Maruli Tua Nahampun, 2014, "Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Pada Tanaman Kelapa Marlissa, Julius. 2013. Pemodelan dan
Simulasi Sistem.
Sawit Dengan Metode Dempster-Shafer".
Yuwono, Bambang, Wahyuningsih, Wiwid
Suprapti, 2005, Tanaman Pepaya. Puji, Hafsah. 2014. Sistem Pakar Berbasis
Web Untuk Diagnosa Penyakit Pada Tanaman
Prihatini, Putu Manik 2011. Metode Ketidak Anggrek Menggunakan Metode Certainty
Pastian dan Kesamaran dalam Sistem Pakar. Factor.
Lontar Komputer, Vol.2, No.1, Hal.29.42. P, Angga Hardika, Soebroto, Arief Andy,
Regasari, Rekyan. 2014. Aplikasi Sistem
Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Pakar Untuk Identifikasi Hama Dan Penyakit
ANDI. Yogyakarta Tanaman Tebu Dengan Metode Nave Bayes
Berbasis Web.
Dahria, M., Silalahi, R., dan Ramadhan M.
2013. Sistem pakar Metode Dempster Shafer
untuk menentukan jenis gangguan
perkembangan pada anak. Jurnal
SAINTOKOM, XII,(1),1-10.

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar


Sistem Pakar. Penerbit Andi. Yogyakarta

Kalsifikasi dan Morfologi tanaman Pepaya


http://www.petanihebat.com/2013/12/klasifika
si-dan-morfologi-tanaman-pepaya.html,
diakses pada tanggal 01 Oktober 2015.

Bustami., 2013, Penerapan Algoritma Naive


Bayes Untuk Mengklasifikasi Data Nasabah
Asuransi, TECHSI: Jurnal Penelitian Teknik
Informatika, Vol. 3, No.2, Hal. 127-146.

Maseleno, Andino, dkk. 2012. Skin Infection


Detection using Dempster-Shafer Theory.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2006. Pengenalan dan
Pengendalian Hama dan Penyakit Penting
Tanaman Pepaya.

Anda mungkin juga menyukai