Anda di halaman 1dari 37

AUTOIMUN

Oleh:
NA/NK

Pembimbing:
Dr. Dra. Ning
AUTOIMUN

adalah respon imun terhadap antigen


jaringan sendiri yang disebabkan oleh
mekanisme normalnya gagal untuk
mempertahankan self tolerance sel B, sel
T atau keduanya Kegagalan pada
toleransi imunitas sendiri.

Penyakit autoimun adalah kerusakan


jaringan atau gangguan fungsi fisiologis
yang ditimbulkan oleh respon autoimun.
Pada penyakit tertentu antibodi yang
diproduksi oleh tubuh ditujukan untuk
melawan sel atau jaringan tubuh itu
sendiri. Tipe antibodi ini disebut
autoantibodi dan Penyakitnya disebut
penyakit autoimun (autoimmune
diseases).
Teori tentang terjadinya penyakit autoimun
:
- Reaksi silang dengan antigen bakteri
- Rangsangan molekul poliklonal
- Kegagalan autoregulasi
Autoimun vs Penyakit Autoimun

Autoimmunity Autoimmune
Self reaktif disease
limfosit dan Bergantung pada
antibodinya faktor
kurang genetik virus dan
Berpotensi hormon
reversibel Terjadinya
Insidennya lebih kerusakan
tinggi pada usia yang parah pada
menua jaringan
Gejala klinis
Symptoms

Many times there are no symptoms


Penyakit autoimun : bila terjadi reaksi
autoimun
kerusakan jaringan patologik.

Mekanisme kerusakan akibat :


1.Destruksi sel (Ab >< permukaan sel)
2.Pembentukan kompleks imun
(Ag><Ab)
kerusakan jaringan sistemik
3.Reaksi imunologik selular
Sel T sitotoksik tersensensitasi rusak
sel /
jaringan (spesifik organ)
Faktor yang mempengaruhi
perkembangan
penyakit autoimun
Faktor-faktor yang berkontribusi pada
perkembangan penyakit autoimun

1. Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu


meningkatkan risiko penyakit autoimun.

2. Kelamin (gender), yaitu wanita lebih


sering daripada pria.

3. Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr,


mikoplasma, streptokok, Klebsiella, malaria,
dll, berhubungan dengan beberapa penyakit
autoimun;
4. Sifat autoantigen, yaitu enzim dan
protein (heat shock protein) sering
sebagai antigen sasaran dan mungkin
bereaksi silang dengan antigen mikroba;

5. Obat-obatan, yaitu obat tertentu dapat


menginduksi penyakit autoimun;

6. Umur, yaitu sebagian besar penyakit


autoimun terjadi pada usia dewasa.
Klasifikasi Penyakit autoimun

1. Khas organ dengan pembentukan


antibodi yang khas organ. Contoh :
Thiroiditis, dengan auto-antibodi
terhadap tiroid;
Diabetes Mellitus, dengan auto-antibodi
terhadap pankreas
Sclerosis multiple, dengan auto-antibodi
terhadap susunan saraf
Penyakit radang usus, dengan auto-
antibodi terhadap usus.
Klasifikasi Penyakit autoimun

2. Bukan khas organ (non-organ specific),


dengan pembentukan auto antibodi
melibatkan lebih dari satu organ.
Contoh:

Systemic lupus erythemathosus (SLE),


arthritis rheumatika,

vaskulitis sistemik dan scleroderma,


dengan auto-antibodi terhadap berbagai
organ.
Penyakit Autoimun dimediasi oleh
Antibodi dan Kompleks imun

Organ-spesifik penyakit autoimun


Autoimun hemolitik anemia
Autoimun trombositopenia
Myasthenia gravis
Penyakit Graves
Goodpasture Sindrom paru paru dan
ginjal
Sistemik penyakit autoimun
Lupus eritematosus sistemik (SLE)
Penyakit yang disebabkan oleh
autoimunitas atau
reaksi terhadap antigen mikroba
Penyakit autoimun dimediasi oleh T-Sel

Organ-spesifik penyakit autoimun


Diabetes mellitus tipe 1
Multiple sclerosis penyakit sistem saraf
yang mempengaruhi otak dan sumsum tulang
Sistemik penyakit autoimun
Rheumatoid arthritis
Sistemik sclerosis penyakit jaringan ikat
yang tidak diketahui penyebabnya ditandai
oleh fibrosis kulit & organ visceral serta
kelainan mikrovaskuler
Penyakit autoimun dimediasi oleh T-Sel

Sjogren syndrome
Penyakit yang disebabkan oleh
autoimunitas atau reaksi terhadap
antigen mikroba
Penyakit radang usus (penyakit Crohn,
ulcerative colitis)
Inflamasi myopathies gangguan
endokrin, gangguan metabolik, infeksi otot
atau inflamasi : obat-obatan karena mutasi
dalam gen
Susceptibility Factors
Gender

Increased risk associated with gender.


Female to male ratio for

SLE 10:1

Multiple sklerosis 5:1

Hashimoto's thyroiditis 4:1

IDDM is 1:1 and AS is 0.3:1.


Susceptibility Factors Immune
regulation genes

Increased risk associated with changes in


expression of immune regulation genes.
Decreased expression of Fas, FasL, assoc
with SLE.
Decreased amount of Complement
proteins (C1, C2, C4) has been assoc with
SLE.
Sex-based Differences

Estrogen
- causes autoimmunity (generally)
- stimulates prolactin secretion (helps regulate
immune
response).
- stimulates the gene for CRH (corticotropin-
releasing
hormone) that promotes cortisol secretion.
- causes more TH1-dominated immune
responses
(promotes inflammation).

Testosterone
Faktor yang berperan pada autoimunitas

A. Sequestered antigen
adalah antigen sendiri dengan letak
anatomi yang jauh sehingga tidak
terpajan dengan sel B dan sel T dari
sistem imun. Secara normal terlindungi
dan tidak ditemukan oleh sistem imun.
B. Gangguan presentasi.
Terjadi pada presentasi antigen, infeksi
meningkatkan respon MHC dan kadar
sitokin yang rendah mis : TGF- dan
gangguan respon terhadap
IL-2.
C. Ekspresi MHC yang tidak benar.
Sel pankreas pada penderita dengan
IDDM mengekpresikan kadar tinggi MHC-1
dan MHC-2, subjek sehat mengekpresikan
MHC-1 yang lebih sedikit dan tidak
mengekpresikan MHC-2 sama sekali.
D. Aktivasi sel B policlonal.
Autoimunitas dapat terjadi oleh karena
aktivasi sel B policlonal oleh oleh virus
EBV. LPS dan parasit malaria merangsang
sel B secara langsung menimbulkan
autoimunitas
E. Peran CD 4 dan reseptor MHC
Gangguan yang mendasari penyakit
autoimun sulit diidentifikasi. Penelitian
pada model hewan menunjukkan bahwa
CD-4 merupakan efektor utama pada
penyakit autoimun
F. Keseimbangan Th1 dan Th2
Penyakit autoimun organ spesifik terbanyak
terjadi
melalui sel T CD4. Keseimbangan T1 dan th2
dapat mempengaruhi terjadinya autoimunitas.

Th1 peran pada autoimunitas.


Th2 melindungi terhadap induksi dan progres
penyakit
G. Sitokin pada autoimunitas.
Sitokin dapat menimbulkan translasi
berbagai faktor etiologis kedalam
kekuatan patogenik dan mempertahankan
inflamasi fase kronis serta destruksi
jaringan.
Pembagian penyakit autoimun
menurut mekanisme

1. Melalui autoantibodi autoantigen


(AIHA, ITP, Grave, Hashimoto, miksedema
primer, miastenia gravis, seliak)
2. Melalui antibodi dan sel T terbentuk
kompleks imun RA dan LES (sistemik),
sindrome sjogren, guillain bare, miastenias
gravis, grave, DM, hashimoto, ITP,
pemfigus, dermatomiositis (organ)
Pembagian penyakit autoimun
menurut mekanisme

3. Melalui kompleks antigen-antibodi


LES, miastenia gravis, DM tipe I,
sklerosis multipel
4. Melalui komplemen LES
Terapi pada Penyakit Autoimun

Pharmacotherapy
Anti-inflammatories--steroids or NSAIDS.
Other specific drugs for symptoms, ex:
Insulin.

Possible Immunotherapies
Block co-stimulation
Peptide vaccines. Inject peptides to block
MHC
and prevent self peptides from binding.
Oral Tolerance. MBP ingested to induce
PENGOBATAN

Prinsip : supresi respons imun atau


mengganti
fungsi organ yang rusak
Kontrol metabolik
Obat antiinflamasi
Imunosupresan
Kontrol imunologis riset

Anda mungkin juga menyukai