Megasporogenesis
Pada waktu strobilus betina mulai tumbuh, suatu struktur seperti sisik yang ukurannya
lebih besar dari trakhea berkembang di bagian ketiak antara masing- masing trakea dengan
aksis sentral. Sisik ini disebut ovuliferous dan menghasilkan ovulum pada bagian permukaan
atas. Suatu ovulum (bakal biji) memulai perkembangannya sebagai suatu tonjolan kecil yang
disebut nuselus (megasporangium) pada permukaan sisik dekat dengan bagian pangkal.
Nuselus tumbuh dan dilindungi oleh lapisan sel jaket yang disebut integumen, yang
menyebabkan terbentuknya suatu saluran atau buluh yang terbuka sampai ujung nuselus.
Saluran atau buluh ini yang disebut dengan mikropil. Perkembangan nuselus lebih lanjut
menghasilkan suatu ruang serbuk sari di bagian ujung nuselus, sebelah dalam mikropil.
Pada saat terjadi polinasi, sel hipodermal dengan sitoplasma padat tampak dekat
dengan ujung nuselus. Sel hipodermal itu kemudian membesar menjadi satu sel arkesporial,
dan kemudian membelah membentuk sel parietal primer di bagian luar dan sel sporogen di
bagian dalam yang langsung berfungsi sebagai sel induk megaspora. Sel induk megaspora
membelah meiosis menghasilkan tetrad linier yang masing-masing haploid. Tiga inti di
bagian atas mengalami degenerasi dan hanya di bagian bawah yang berfungsi dan
berkembang menjadi gametofit betina, sedangkan inti megaspora yang lain mengalami
disintegrasi.