Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 9:

1. Ahmad Havid (F0214008)


2. Hindira Nurmita H. (F0214058)
3. Novinda Nabilia K. (F0214086)

Critical Review

Indian Bank A Banking Phoenix

Indian bank disebut sebagai salah satu bank terlemah di India pada tahun 1999.
Penutupan, merger dan rehabilitas bukan merupakan langkah yang terbaik untuk mengatasi
masalah. Satu-satunya langkah terbaik adalah dengan cara restrukturisasi. Dengan restrukturisasi,
Indian Bank diharapkan akan mencapai turnaround.

Publik Sector Bank (PSB) awalnya merupakan bank yang berjaya di tahun 1900. PSB
mampu mencapai target kuantitatif dan sosial yang ditentukan. Namun, pada tahun 1990an
Reserve Bank of India (RBI) dan pemerintahan India (GOI) menyadari bahwa PSB tidak akan
bisa diukur perkembangan dan kesuksesannya hanya dengan target kuantitatif dan sosial. Mereka
menyadari bahwa hal tersebut tidak berdasar dengan parameter tertentu dalam standard
internasional. Tak lama kemudian, muncul aturan dalam dunia perbankan. (Exhibit 1) aturan ini
menyebabkan terbukanya kelemahan-kelemahan PSB terutama di Indian Bank.

Awalnya para pelanggan tetap loyal terhadap Indian Bank karena tidak ada pesaing atau
alternative lain. Namun sejak awal 1990 banyak bank swasta yang memberikan pelayanan yang
bermacam-macam dan lebih baik. Pada awal tahun 1990 juga terdeteksi adanya pengambilan
keputusan-keputusan kredit yang terpengaruh oleh permainan politik. Banyaknya pemberian
kredit yang tidak sesuai, menyebabkan Non-performing Asset (NPA) naik secara tajam.
Banyaknya karyawan yang tidak diperlukan membuat pengeluaran biaya membengkak. Tidak
adanya perekrutan dan promosi karyawan di Indian Bank membuat produktivitas karyawannya
memburuk. Termasuk tidak adanya pengkaderasian untuk melanjutkan lini atas organisasi.
Restrukturisasi system secara menyeluruh menjadi hal yang harus dilakukan untuk
membuat India Bank bisa bangkit lagi. Pada tahun 2000 Kumar mengajukan rincian langkah-
langkah dalam melakukan retrukturisasi dalam waktu 3 tahun kepada pemerintahan India. Kumar
mulai restrukturisasi dengan membuat perjanjian dengan serikat pekerja untuk bekerja sama
selama 3 tahun tersebut.

Setelah itu Bank melakukan perampingan bagian, yang awalnya terdapat 4 tingkatan
menjadi 3 saja- Kantor pusat, wilayah, dan cabang. Kantor wilayah memiliki hak untuk
mengambil keputusan di tingkat mereka. Dan kantor cabang untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Cabang terkategori menjadi 4-korporasi, komersial, pribadi dan pedesaan. Pada tahun 2003
terdapat 119 dari 1400 total cabang yang telah dilebur.

Untuk masalah kelebihan staff dan merampingkan pegawai, Bank menerapkan Pensiun
Sukarela. Sehingga terjadi penurunan 3400 pegawai dari tahun 1999-2003. Setelah delapan tahun
tidak ada perekrutan, tahun 2003 Indian Bank merekrut 250 staff juga 58 pegawai ahli.

Untuk menurunkan tingkat NPA yang besar, bank mengambil keuntungan dari
'sekuritisasi' (pengonversian sekelompok piutang dan jenis yang sama (biasanya kredit) menjadi
surat berharga yang dapat diperdagangkan, meliputi piutang pokok dan bunga).

Selama periode restrukturisasi, bank mulai fokus pada produk ritel. Kredit rumah adalah
bentuk utama dari pinjaman, diikuti oleh kredit pribadi, trade finance dan sejenisnya.
Diversifikasi portofolio layanan, India Bank juga mengadakan perjanjian dengan HDFC
Standard Life, untuk menjual produk asuransi yang terakhir.

Rencana yang sudah direncanakan, mulai terlihat hasilnya pada tahun pertama dilakukan
restrukturisasi. Berdasarkan suvei bank pertahun, tahun 2003 India Bank tercatat menjadi
ranking 2 dalam parameter pertumbuhannya. Usaha komputerisasi juga terbayarkan semenjak
tahun 2003 hampir 600 cabang sudah terkomputerisasi melingkupi 78% dari bisnisnya.

Dengan melakukan gerakan pengembalian hutang dan kebijaksanaan dalam memberikan


hutang bank dapat mengurangi gross NPA dari 44% tahun 1999 menjadi 12% tahun 2003.
Didorong dengan perkembangan yang didapat dalam 3 tahun restrukturisasi dalam memimpin
perubahan, Indian Bank menciptakan dokumen visi masa depan, yang dinamakan Vision 2010.
Visi 2010 juga direncanakan untuk membuat Indian Bank menjandi bank terbaik di India pada
tahun 2010. Melihat keberhasilan Indian Bank yang berhasil memutar balikan keadaan dari
keadaan yang tidak bisa diharapkan, rasa percaya Indian Bank menjadi bank terbaik di India
bukan tanpa dasar.

Tujuan

1. Agar kita melihat perkembangan perbankan dunia.


2. Agar kita melakukan perbaikan system untuk menghindari kebocoran-kebocoran yang
terjadi.
3. Agar kita mengetahui bahwa upaya perbaikan perlu dilakukan secara terus-menerus.

Pertanyaan:

1. Apa saja masalah yang dihadapi oleh Indian Bank?


2. Mengapa ada nasabah yang masih loyal terhadap Indian Bank padahal sudah ada indikasi
bahwa bank tersebut memiliki masalah?
3. Mengapa memilih Restrukturisasi sebagai upaya mengatasi masalah?
4. Bagaimana Indian Bank melakukan revival?

Jawab:

1. - Kegiatan perbankan Indian Bank tidak berdasar dengan parameter tertentu dalam
standard internasional. Tak lama kemudian, aturan baru dalam dunia perbankan yang
mampu membuka kelemahan bank tersebut.
- Adanya pengambilan keputusan-keputusan kredit yang terpengaruh oleh permainan
politik. Sehingga terjadi peningkatan NPA.
- Tidak adanya perekrutan dan promosi karyawan di Indian Bank membuat
produktivitas karyawannya memburuk. Termasuk tidak adanya pengkaderasian untuk
melanjutkan lini atas organisasi.
2. Adanya nasabah yang masih loyal terhadap Indian Bank, karena tidak ada pesaing atau
alternative lain.
3. Karena apabila memilih untuk melakukan merger, menurut pengalaman sejarah India di
sektor bank publik (PSB) hal tersebut merupakan pilihan yang buruk. Terlebih lagi
dengan menggabungkan bank yang lemah dan yang kuat. Selain itu,. Apabila melakukan
rehabilitasi, sangat tidak memungkinkan karena kondisi bank tersebut dan sedikitnya
investor swasta yang akan berinvestasi dalam jumlah yang cukup. Maka dari itu, hanya
restrukturisasi-lah yang mampu membuat Indian Bank diharapkan mampu mencapai
turnaround.
4. Awalnya dengan membuat perjanjian dengan serikat pekerja untuk bekerja sama selama 3
tahun waktu restrukturisasi.Setelah itu Bank melakukan perampingan bagian, yang
awalnya terdapat 4 tingkatan menjadi 3 saja. Sehingga pada tahun 2003 terdapat 119 dari
1.400 total cabang yang telah dilebur. Untuk masalah kelebihan staff dan merampingkan
pegawai, Bank menerapkan Pensiun Sukarela. Sehingga terjadi penurunan 3.400 pegawai
dari tahun 1999-2003. Untuk menurunkan tingkat NPA yang besar, bank mengambil
keuntungan dari sekuritisasi.

Kesimpulan

Kegagagalan dan keberhasilan dari India Bank merupakan sebuah pelajaran mengenai
pentingnya pengendalian dan pengelolaan perbankan yang baik dan juga menyeluruh yang bisa
memerhatikan segala aspek sehingga bisa terhindar dari kebocoran dana dan faktor human error
maupun mal praktek yang mungkin terjadi di perbankan. Kesemuanya ini membutuhkan suatu
sistem dan dalam kasus pembelajaran akuntansi ini maka kita perlu memperhatikan aspek
pencatatan yaitu hal2 apa saja yang perlu tercatat serta standarisasi proses pencatatan tersebut
sehingga bisa berjalan sesuai dengan seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai