Anda di halaman 1dari 7

MEMBANGUN KARAKTER SISWA

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Agil Lepiyanto
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
e-mail: lepi22evolusi@gmail.com

Abstract: Character is the way ot thinking and behaving every person in their living,
such as in the family, community, and nation. Person who have good character are
individuals who can make decisions, consistant, and consequence with their attitude and
behavior. The reasons show that a character education needs to be invested as early as
possible anticipate all of future problem. In biology learning, students can train
responsibility value, care to environtment and conservation effort. Based on the rasional,
teachers should be facilitate the students character building through the planning and
implementation character education based biology learning.

Kata Kunci: Karakter Siswa, Pembelajaran Biologi

Implementasi pendidikan karakter berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan


secara sistematis dan berkelanjutan akan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma,
membangun seorang anak cerdas dalam seperti jujur, berani bertindak, dapat
emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
penting dalam mempersiapkan anak Interaksi seseorang dengan orang lain
menyongsong masa depan, karena seseorang menumbuhkan karakter masyarakat dan
akan lebih mudah dan berhasil menghadapi karakter bangsa. Koesoema, A. D. (2007)
segala macam tantangan kehidupan, termasuk dalam Susetyo Hario Putero (2008)
tantangan untuk berhasil secara akademis. mengatakan bahwa karakter merupakan
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal struktur antropologis manusia. Pendidikan
dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: karakter akan memberikan bantuan sosial
pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap agar individu dapat ootumbuh dalam
ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan menghayati kebebasannya dalam hidup
tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, bersama dengan orang lain di dunia.
diplomatis; keempat, hormat dan santun; Pendidikan karakter di Indonesia telah lama
kelima, dermawan, suka tolong-menolong berakar dalam tradisi pendidikan
dan gotong royong/kerjasama; keenam, Menurut Hidayatullah (2010:13)
percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, karakter adalah kualitas atau kekuatan mental
kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik atau moral, akhlak atau budi pekerti individu
dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter yang merupakan kepribadian khusus yang
toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi pendorong dan penggerak, serta
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, membedakan dengan individu lain. Dengan
Pembelajaran Biologi demikian dapat dikemukakan juga baha
karakter pendidik adalah kualitas mental atau
A. Pendidikan karakter kekuatan moral, akhlak, atau budi pekerti
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, pendidik yang merupakan kepribadian
atau kepribadian seseorang yang terbentuk khusus yang harus melekat pada pendidik
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan dan yang menjadi pendorong dan penggerak
(virtues) yang diyakini dan digunakan dalam melakukan sesuatu.
sebagai landasan untuk cara pandang,
Khan (2010:2) menjelaskan terdapat generasi muda merupakan salah satu fungsi
empat jenis karakter yang selama ini peradaban yang paling utama, (3) Peran
dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu sekolah sebagai pendidik karakter menjadi
sebagai berikut. semakin penting ketika banyak anak-anak
1. Pendidikan karakter berbasis memperoleh sedikit pengajaran moral dari
nilai budaya, antara yang orangtua, masyarakat, atau lembaga
merupakan kebenaran wahyu keagamaan, (4) masih adanya nilai-nilai
Tuhan (konservasi moral) moral yang secara universal masih diterima
2. Pendidikan karakter berbasis seperti perhatian, kepercayaan, rasa hormat,
budaya, antara lain yang berupa dan tanggungjawab, (5) Demokrasi memiliki
budi pekerti, pancasila, apresasi kebutuhan khusus untuk pendidikan moral
sastra, keteladanan tokoh-tokoh karena demokrasi merupakan peraturan dari,
sejarah dan para pemimpin bangsa untuk dan oleh masyarakat, (6) Tidak ada
(konservasi lingkungan) sesuatu sebagai pendidikan bebas nilai.
3. Pendidikan karakter berbasis Sekolah mengajarkan pendidikan bebas nilai.
lingkungan (konservasi Sekolah mengajarkan nilai-nilai setiap hari
lingkungan) melalui desain ataupun tanpa desain, (7)
4. Pendidikan karakter berbasis Komitmen pada pendidikan karakter penting
potensi diri, yaitu sikap pribadi, manakala kita mau dan terus menjadi guru
hasil proses kesadaran yang baik, dan (7) Pendidikan karakter yang
pemberdayaan potensi dari yang efektif membuat sekolah lebih beradab,
darahkan untuk meningkatkan peduli pada masyarakat, dan mengacu pada
kualitas pendidikan (konservasi performansi akademik yang meningkat.
humanis) Alasan-alasan di atas menunjukkan
bahwa pendidikan karakter sangat perlu
B. Pentingnya Pendidikan Karakter ditanamkan sedini mungkin untuk
Undang-Undang Republik Indonesia mengantisipasi persoalan di masa depan yang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem semakin kompleks seperti semakin
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) rendahnya perhatian dan kepedulian anak
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki
nasional yang harus digunakan dalam tanggungjawab, rendahnya kepercayaan diri,
mengembangkan upaya pendidikan di dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh
Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas tentang apa yang dimaksud dengan
menyebutkan, Pendidikan nasionalpendidikan karakter, Lickona dalam Elkind
berfungsi mengembangkan dan membentuk dan Sweet (2004) menggagas pandangan
watak serta peradaban bangsa yang bahwa pendidikan karakter adalah upaya
bermartabat dalam rangka mencerdaskan terencana untuk membantu orang untuk
kehidupan bangsa, bertujuan untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-
berkembangnya potensi peserta didik agar nilai etika/ moral. Pendidikan karakter ini
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak yang membantu orang hidup dan bekerja
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,bersama-sama sebagai keluarga, teman,
dan menjadi warga negara yang demokratis tetangga, masyarakat, dan bangsa.
serta bertanggung jawab.
Lickona (1992) dalam suyanto (2010) C. Nilai-nilai Karakter dalam
menjelaskan beberapa alasan perlunya Pembelajaran
Pendidikan karakter, di antaranya: (1) Berikut ini nilai-nilai karakter yang dapat
Banyaknya generasi muda saling melukai dikembangkan oleh guru:
karena lemahnya kesadaran pada nilai-nilai
moral, (2) Memberikan nilai-nilai moral pada
Ada pun nilai-nilai 9 pilar karakter terdiri
dari.
Cinta Tuhan dan alam semesta beserta
isinya
Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan
Kemandirian
Kejujuran
Hormat dan Santun
Kasih Sayang, Kepedulian, dan
Nilai-nilai Luhur dan Perilaku Berkarakter Kerjasama
(Sumber : Tim Pendidikan Karakter Percaya Diri, Kreatif, Kerja Keras,
Kemendiknas. 2010) dan Pantang Menyerah
Keadilan dan Kepemimpinan
Ada banyak kualitas karakter yang
Baik dan Rendah Hati
harus dikembangkan, namun untuk
Toleransi, Cinta Damai, dan
memudahkan pelaksanaan, IHF
Persatuan
mengembangkan konsep pendidikan 9 pilar
Berikut ini merupakan nilai karakter
karakter yang merupakan nilai-nilai luhur
berdasarkan mata pelajaran dan jenjang
universal (lintas agama, budaya dan suku).
pendidikan yang dirumuskan oleh Tim
Diharapkan melalui internalisasi 9 pilar
Pendidikan Karakter Kemendiknas
karakter ini, para siswa akan menjadi
(2010)
manusia yang cinta damai, tanggung jawab,
jujur, dan serangkaian akhlak mulia lainnya.

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Jenjang kelas 1-3


Peduli kesehatan Peduli sosial Pantangmenyerah
Nilai intelektual Tanggung jawab Terbuka
Religius Peduli lingkungan Jujur
Empati Nilai susila Cinta damai
Mandiri Rasa ingin tahu Objektif
Disiplin Senang membaca Hemat
Toleransi Estetika Percaya diri
Hati-hati Teliti
Bersahabat/komunikasi Menghargai prestasi

Jenjang kelas 4-6


Peduli kesehatan Tanggung jawab Mnghargai prestasi
Nila intelektual Peduli lingkungan Pantang menyerah
Religius Nilai susila Terbuka
Empati Kerja keras Jujur
Mandiri Rasa ingin tahu Cinta damai
Disiplin Senangmembaca Objektif
Toleransi Estetika Hemat
Hati-hati Kreatif Percaya diri
Bersahabat/komunikasi Teliti
Peduli sosial Septis
Jenjang kelas 7-9
Peduli kesehatan Tanggung jawab Skeptis
Nilai intelektual Peduli lingkungan Menghargai prestasi
Religius Nilai susila Pantang menyerah
Empati Kerja keras Terbuka
Mandiri Rasa ingin tahu Jujur
Disiplin Senang membaca Cinta damai
Toleransi Estetika Objektif
Hati-hati Nilai ekonomi Hemat
Bersahabat/komunikasi Kreatif Percaya diri
Peduli sosial Teliti Cinta tanah air

Mata pelajaran biologi jenjang pendidikan menengah


Peduli Kesehatan
Religius
Mandiri
Toleransi
Bersahabat/komunikatif
Peduli sosial
Tanggungjawab
Peduli lingkungan

D. Peran Guru Biologi dalam didik tentang berbagai nilai-nilai yang


Membangun Karakter Siswa baik tersebut.
3. Pendidik perlu memberikan pemahaman
Pendidik itu bisa guru, orangtua atau bahwa karakter siswa tumbuh melalui
siapa saja, yang penting ia memiliki kerjasama dan berpartisipasi dalam
kepentingan untuk membentuk pribadi mengambil keputusan
peserta didik atau anak. Peran pendidik pada 4. Pendidik perlu melakukan refleksi atas
intinya adalah sebagai masyarakat yang masalah moral berupa pertanyaan-
belajar dan bermoral. Lickona, Schaps, dan pertanyaan rutin untuk memastikan
Lewis (2007) serta Azra (2006) menguraikan bahwa siswa-siswanya mengalami
beberapa pemikiran tentang peran pendidik, perkembangan karakter.
di antaranya: 5. Pendidik perlu menjelaskan atau
1. Pendidik perlu terlibat dalam proses mengklarifikasikan kepada peserta didik
pembelajaran, diskusi, dan mengambil secara terus menerus tentang berbagai
inisiatif sebagai upaya membangun nilai yang baik dan yang buruk.
pendidikan karakter Hal-hal lain yang pendidik dapat
2. Pendidik bertanggungjawab untuk lakukan dalam implementasi pendidikan
menjadi model yang memiliki nilai-nilai karakter (Djalil dan Megawangi, 2006)
moral dan memanfaatkan kesempatan adalah: (1) pendidik perlu menerapkan
untuk mempengaruhi siswa-siswanya. metode pembelajaran yang melibatkan
Artinya pendidik di lingkungan sekolah partisipatif aktif siswa, (2) pendidik perlu
hendaklah mampu menjadi uswah menciptakan lingkungan belajar yang
hasanah yang hidup bagi setiap peserta kondusif, (3) pendidik perlu memberikan
didik. Mereka juga harus terbuka dan siap pendidikan karakter secara eksplisit,
untuk mendiskusikan dengan peserta sistematis, dan berkesinambungan dengan
melibatkan aspek knowing the good, loving
the good, and acting the good, dan (4) Berikut ini merupakan tema
pendidik perlu memperhatikan keunikan pembelajaran biologimanusia yang
siswa masing-masing dalam menggunakan berkarakter
metode pembelajaran, yaitu menerapkan Pembelajaran sistem organ manusia
kurikulum yang melibatkan 9 aspek yang berkarakter berupa Pembelajaran
kecerdasan manusia. Agustian (2007) Bermain Peran Dalam Sistem Pencernaan.
menambahkan bahwa pendidik perlu melatih Nilai karakter yang terkandung adalah
dan membentuk karakter anak melalui kerjasama, tanggung jawab, berani, percaya
pengulangan-pengulangan sehingga terjadi diri dan kreatif. Untuk menambahkan nilai
internalisasi karakter, misalnya mengajak karakter yang bersifat religius maka guru bisa
siswanya melakukan shalat secara konsisten. menambahkan nilai-nilai agama dalam
Berdasarkan penjelasan di atas, saya pembelajaran yaitu berdoa sebelum makan
mencoba mengkategorikan peran pendidik di atau mengucapkan Alhamdulillah setiap akhir
setiap jenis lembaga pendidikan dalam makan, dan tak lupa guru mengajarkan rasa
membentuk karakter siswa. Dalam syukur kita terhadap Allah atas nikmat makan
pendidikan formal dan non formal, pendidik serta nikmat diberikannya kesehatan.
(1) harus terlibat dalam proses pembelajaran, Konsep pembelajarannya adalah siswa
yaitu melakukan interaksi dengan siswa belajar dengan membentuk kelompok dan
dalam mendiskusikan materi pembelajaran, masing-masing individu dalam kelompok
(2) harus menjadi contoh tauladan kepada berperan sesuai dengan organ yang terlibat
siswanya dalam berprilaku dan bercakap, (3) pada sistem pencernaan. Berikut ini
harus mampu mendorong siswa aktif dalam merupakan alur singkat dalam bermain peran
pembelajaran melalui penggunaan metode dalam sistem pencernaan. Siswa
pembelajaran yang variatif, (4) harus mampu berkelompok setiap individu berperan sebagai
mendorong dan membuat perubahan sehingga berikut.
kepribadian, kemampuan dan keinginan guru Makanan
dapat menciptakan hubungan yang saling Mulut
menghormati dan bersahabat dengan Faring
siswanya, (5) harus mampu membantu dan Lambung
mengembangkan emosi dan kepekaan sosial Usu halus
siswa agar siswa menjadi lebih bertakwa, Usus besar
menghargai ciptaan lain, mengembangkan
keindahan dan belajar soft skills yang berguna
bagi kehidupan siswa selanjutnya, dan (6) Alur ceritanya adalah setiap siswa
harus menunjukkan rasa kecintaan kepada bertanggung jawab memperagakan baik lisan
siswa sehingga guru dalam membimbing maupun gerakan tentang apa yang terjadi
siswa yang sulit tidak mudah putus asa. sesuai dengan peran yang ia dapatkan dalam
Berangkat dengan upaya-upaya yang sistem pencernaan. Berikut ini gambaran
pendidik lakukan sebagaimana disebut di kerja sistem pencernaan.
atas, diharapkan akan tumbuh dan Sistem pencernaan bermula di mulut.
berkembang karakter kepribadian yang Saat kita melihat sepiring makanan di atas
memiliki kemampuan unggul di antaranya: meja, membayangkan masakan di rumah,
(1) karakter mandiri dan unggul, (2) atau mendeteksi aroma menggiurkan saat
komitmen pada kemandirian dan kebebasan, melewati toko roti, otak pun kemudian
(3) konflik bukan potensi laten, melainkan memerintahkan kelenjar saliva yang terletak
situasi monumental dan lokal, (4) signifikansi di bawah lidah untuk memproduksi saliva (air
Bhinneka Tunggal Ika, dan (5) mencegah ludah). Ini adalah pertanda kalau saliva harus
agar stratifikasi sosial identik dengan siaga menyambut kedatangan makanan ke
perbedaan etnik dan agama (Jalal dan dalam mulut.
Supriadi, 2001: 49-50).
Saat makanan masuk ke dalam mulut, Usus halus terdiri atas tiga bagian,
gigi adalah yang penghancur pertama yang yakni duodenum (usus dua belas jari),
ditemuinya. Bersamaan dengan waktu kerja jejunum (usus kosong), dan ileum (usus
gigi, saliva pun melembutkan makanan penyerapan). Di dalam duodenum, kita dapat
tersebut agar lebih mudah ditelan. Bila menemukan berbagai enzim yang diperlukan
membahas tentang saliva, kita tidak dapat untuk mencerna makanan secara kimia. Pula,
melupakan enzim amylase yang kita dapat menemukan dua muara saluran,
dikandungnya. Inilah enzim yang yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
menghancurkan kandungan karbohidrat Chyme kemudian tiba di jejunum. Jejunum
dalam makanan bahkan sebelum makanan itu memiliki banyak villi, tonjolan-tonjolan
meninggalkan mulut kita. berukuran mikroskopis yang berfungsi
Setelah menghancurkan makanan, memperluas permukaan penyerapan nutrisi
sistem pencernaan akan melakukan pekerjaan yang ada di dalam chyme. Pembuluh darah
selanjutnya: menelan. Pekerjaan ini kapiler di villi akan membawa nutrisi tersebut
melibatkan berbagai otot di lidah dan mulut ke hati, diubah ke bentuk lain, atau langsung
yang bekerja memindahkan makanan ke diedarkan ke seluruh tubuh. Villi pun dapat
faring (kerongkongan). Faring adalah jalur ditemukan di ileum. Bedanya, villi di ileum
sepanjang sekitar 12,7 cm. Ketika makanan bertugas menyerap nutrisi yang tidak terserap
masuk ke dalam faring, sebuah katup saat chyme berada di jejunum. Vitamin B12
fleksibel bernama epiglottis akan secara adalah salah satu nutrisi yang biasanya masih
refleks menutup jalur udara berdekatan ada di dalam chyme yang baru tiba di ileum.
dengan faring. Dengan demikian, kita tidak Setelah ileum, kini usus besar yang unjuk
akan tersedak saat makan. Tugas pun aksi. Aksi ini dilakukan secara bertahap di
berlanjut ke esofagus, kumpulan otot tiga bagian.
berbentuk pipa yang terletak di bagian dada. Proses di usus besar bermula di
Gerakan peristalsis, istilah untuk kontraksi sebuah kantong yang menghubungkan usus
otot-otot esofagus tersebut, akan mendorong halus dengan usus besar, dinamai sekum
makanan turun ke lambung. Normalnya, kita (usus buntu). Di bagian ujung sekum,
tidak akan pernah menyadari pergerakan itu. tergantung sebuah kantong kecil yang
Setelah makanan masuk ke dalam dinamai apendiks. Kerap terjadi salah paham
lambung, sekumpulan otot berbentuk cincin bila berkaitan dengan sekum dan usus buntu.
yang berada di ujung esofagus akan langsung Yang kita kenal sebagai radang usus buntu
menciutkan dirinya. Tindakan ini akan ternyata tidak terjadi di sekum, melainkan di
mencegah cairan atau makanan mengalir apendiks. Makanya, radang itu dinamai
keluar dari lambung dan naik kembali ke appendicitis. Lantas, setelah dari sekum,
esofagus. Cincin otot ini dinamai sphincter. proses pencernaan dilanjutkan di kolon.
Bila sphincter bekerja dengan baik, maka Setelah sampai di tahap ini, kebanyakan
makanan akan bertahan di lambung. Lantas, nutrisi dan 90% air dalam chyme telah diserap
bagaimana lambung memperlakukan oleh tubuh. Kolon akan menyerap sisa air dari
makanan itu? Lambung akan mengaduk dan chyme kemudian mencampurkan chyme
mencampurkan makanan itu dengan zat asam dengan lendir dan bakteri. Hasil campuran
dan enzim sehingga ukuran makanan menjadi itulah yang kita kenal dengan nama feses
lebih kecil dan mudah dicerna. Dalam satu (tinja). Selanjutnya, feses akan disimpan di
hari, lambung menghasilkan hampir 3 liter rektum hingga menunggu saatnya
asam karena lingkungan yang bersifat asam dikeluarkan melalui anus. Saat feses
sangat dibutuhkan dalam tahap ini. Setelah dikeluarkan, maka satu rangkaian proses
bercampur dengan zat asam dan enzim, pencernaan pun selesai
makanan berubah menjadi cairan kental yang Tentu saja konsep pembelajaran diatas
dinamai chyme. Chyme akan bergerak perlu perencanaan lebih matang untuk
meninggalkan lambung menuju usus halus. menghasilkan hasil yang lebih maksimal.
Untuk mengembangkan pembelajaran yang Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter
berakarakter guru bisa melakukannya dengan Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta:
lesson study agar hasilnya jauh lebih baik. Pelangi Publising
Lickona, Tom; Schaps, Eric, dan Lewis,
KESIMPULAN Catherine. Eleven Principles of Effective
Karakter adalah cara berpikir dan Character Education. Character
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap Education Partnership, 2007.
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik Susetyo Hario Putero, Alexander Agung,
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa Haryono Budi Santosa. 2008 .
dan negara. Individu yang berkarakter baik Pendidikan Karakter Bagi Sumber
adalah individu yang bisa membuat Daya Manusia Dalam Bidang
keputusan dan siap Teknologi Nuklir. Makalah disajikan
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari dalam Seminar Nasional IV SDM
keputusan yang ia buat. Pendidikan karakter Teknologi Nuklir Yogyakarta, 25-26
sangat perlu ditanamkan sedini mungkin Agustus
untuk mengantisipasi persoalan di masa Hidayatullah, Furqan. 2010. Pendidikan
depan yang semakin kompleks seperti Karakter Membangun Peradaban
semakin rendahnya perhatian dan kepedulian Bangsa. SuraKarta: Yuma Pustaka
anak terhadap lingkungan sekitar, tidak
memiliki tanggungjawab, rendahnya
kepercayaan diri, dan lain-lain

DAFTAR RUJUKAN

Agustian, Ary Ginanjar. Membangun Sumber


Daya Manusia dengan Kesinergisan
antara Kecerdasan Spiritual, Emosional,
dan Intelektual. Pidato Ilmiah
Penganugerahan Gelar Kehormatan
Doctor Honoris Causa di Bidang
Pendidikan Karakter, UNY 2007.
Azra, Azyumardi. Agama, Budaya, dan
Pendidikan Karakter Bangsa. 2006
Djalil, Sofyan A. dan Megawangi, Ratna.
Peningkatan Mutu Pendidikan di Aceh
melalui Implementasi Model Pendidikan
Holistik Berbasis Karakter. Makalah
Orasi Ilmiah pada Rapat Senat Terbuka
dalam Rangka Dies Natalis ke 45
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2
September 2006.
Jalal, Fasli dan Supriadi, Dedi. Reformasi
Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa, 2001.
Tim Kementrian pendidikan nasional. 2010.
Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai