BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu ciri negara sedang berkembang adalah banyak masyarakatnya yang bekerja
ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder atau sektor tersier menjadi lebih seimbang
dengan di dukung oleh kekuatan industri dan jasa maka sasaran pembangunan akan tercapai.
sebagai sektor primer dan sektor industri secara bertahap dibarengi dengan peningkatan
sektor tersier berupa jasa-jasa dengan secara bertahap pula, maka diharapkan akan tercapai
keseimbangan pada struktur ekonomi dalam jangka panjang. Menurut Fisher (dalam Sukirno
2006;143) menjelaskan bahwa perubahan struktur ekonomi untuk berbagai negara dapat
dibedakan berdasarkan persentase tenaga kerja yang berada di sektor primer, sektor sekunder
dan sektor tersier. Pendapat ini menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan perkapita suatu
negara maka makin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja, dan
sebaliknya sektor industri makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja. Untuk
mencapai tujuan tersebut, baik skala nasional maupun skala regional tidak terlepas dari upaya
pemerintah, peran swasta dan masyarakat. Untuk melakukan proses perubahan struktur
ekonomi yang dapat menanggulangi kepincangan dalam perekonomian terdapat tiga dimensi
berbagai sektor.
2. Usaha untuk menciptakan lapangan kerja dan menanggulangi jumlah angkatan kerja yang
terus meningkat.
3. Usaha untuk menanggulangi kesulitan dan tekanan pada neraca pembayaran luar negeri.
Ketiga dimensi tersebut mencerminkan usaha pokok struktur ekonomi, sebab struktur
2. Struktur penduduk dan mata pencahariannya (lapangan kerja dan sumber pendapatan
masyarakat).
3. Struktur lalu lintas barang dan jasa dalam hubungannya dengan ekonomi internasional.
Secara umum struktur tenaga kerja di Kota Kendari selama tahun 2006-2008 terserap
pada sembilan sektor dalam perekonomian. Sektor-sektor tersebut terbagi menjadi tiga
sektor utama yaitu sektor primer terdiri dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian,
sektor sekunder meliputi, industri, listrik, gas, air, dan konstruksi dan sektor tersier meliputi
Tenaga kerja yang terserap pada sektor primer di tahun 2006 sebanyak 4.962 orang,
terdiri dari sektor pertanian sebanyak 4.880 orang dan sektor pertambangan dan penggalian
sebanyak 82 orang. Pada tahun 2007 penyerapan tenaga di sektor primer mengalami
peningkatan dengan jumlah 5.059 orang dan pada tahun 2008 turun menjadi 10.029 orang.
Pada tahun 2006 jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor tersier berjumlah 62.726
dengan rincian tenaga kerja yang terserap pada sektor perdagangan sebanyak 18.102 orang,
pengangkutan dan komunikasi sebanyak 1.588 orang, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan sebanyak 11.132 orang serta sektor jasa-jasa lainnya sebanyak 31.904 orang.
Pada tahun 2007 tenaga kerja yang terserap pada sektor tersier sebanyak 69.121 orang, yang
kemudian menurun pada tahun 2008 menjadi 64.763 orang. (BPS Kota Kendari, 2008)
Sesuai dengan kenyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan ekonomi di
Kota Kendari selama tahun 2006-2008 telah memperlihatkan adanya fluktuasi perubahan
struktur tenaga kerja di Kota Kendari. Sejauh mana perubahan struktur tersebut belum
diketahui.
Atas dasar kondisi tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Analisis Transformasi Stuktur Tenaga Kerja dari sektor Primer ke sektor
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terjadi transformasi struktur tenaga kerja antar sektor yaitu dari sektor primer
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tranformasi struktur tenaga kerja dari sektor
sektor utama yaitu sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Namun penelitian ini
difokuskan pada sektor primer dan sektor tersier, tentang proses transformasi struktur tenaga
TINJAUAN PUSTAKA
nasional akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi dari ekonomi
tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh
sektor non pertanian. Perubahan struktur ekonomi atau transformasi struktural dapat
didefenisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya
dalam komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri ( eksport dan import ), Agregat
Supply ( produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang
Lebih lanjut menurut (Chenery 1992 dalam Tambunan 2001) menjelaskan bahwa
proses transformasi struktur akan mencapai tarafnya yang paling cepat bila pergeseran pola
permintaan domestik ke arah output industeri manufaktur diperkuat oleh perubahan yang
serupa dalam komposisi perdagangan atau ekspor sebagaimana yang terjadi di Negara-
Transformasi struktural dapat dilihat pada perubahan pangsa nilai output atau nilai
tambah dari setiap sektor di dalam pembentukan PDB atau Produk Nasional Bruto atau
Pendapatan Nasional. Indikator lain yang sering digunakan untuk mengukur pola perubahan
struktur ekonomi adalah distribusi kesempatan kerja menurut sektor. Pada awal pembangunan
sektor-sektor primer merupakan kontributor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja. Pada
tahap akhir pembangunan ekonomi sektor-sektor sekunder terutama industri menjadi sangat
penting dalam penyediaan kesempatan kerja. Relasi antara tingkat pendapatan per kapita
dengan perubahan struktur ekonomi dapat dianalisis selain dengan pendekatan time series
rendah memiliki pangsa pertanian di dalam total penyerapan tenaga kerja dan pembentukan
PDB jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara dengan pendapatan tinggi.
perekonomiannya dari pertanian subsisten ke sektor modern. Dua pakar ekonomi terkenal
yang berhasil mengembangkan teori ini adalah Arthur Lewis yang terkenal dengan model
surplus tenaga kerja dua sektor dan Hollis Chenery dengan analisa empirisnya tentang pola-
pola pembangunan.
berkembang terdiri atas dua sektor utama, yaitu sektor pertanian yang subsisten dan sektor
modern (industri dan jasa). Sektor pertanian adalah sektor pedesaan yang penduduknya
melimpah sehingga tenaga kerja juga melimpah (surplus of labour). Kondisi ini secara teknis
ditunjukkan oleh marginal produktivitas sama dengan nol. Dengan begitu, perpindahan
tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain sama sekali tidak mempengaruhi produksi di
sektor pertanian. Penekanan utama teori ini adalah proses terjadinya perpindahan tenaga kerja
dari sektor pertanian pedesaan ke sektor industri perkotaan serta peningkatan outputnya.
Proses transformasi struktural secara ilustrasi dapat dijelaskan dengan bantuan kurva
kemungkinan produksi (the production possibility or transformation curve), yaitu suatu kurva
yang menunjukkan batas maksimum dari tingkat produksi yang dapat dicapai oleh suatu
kemungkinan produksi diasumsikan seluruh tenaga kerja yang tersedia dipekerjakan dan alat-
alat produksi sepenuhnya digunakan, jumlah faktor-faktor produksi tetap, tingkat teknologi
tidak mengalami perubahan dan di dalam perekonomian hanya dapat dihasilkan dua jenis
barang yaitu barang industri (barang modal) dan barang pertanian (barang konsumsi),
pendeknya perekonomian dalam keadaan full employment. Diawali dengan proses memilih
jenis barang yang hendak diproduksikan, barang modal dan barang konsumsi misalnya,
dalam membuat pilihan tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapai masyarakat.
hampir seluruh produksi terdiri dari barang konsumsi dan sedikit saja barang modal. Tetapi
kalau masyarakat menginginkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kemakmuran yang
tinggi di masa depan, maka barang modal cukup banyak diproduksikan. Investasi tentu akan
menjadi lebih tinggi dan ini selanjutnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Akan
semaksimal mungkin pada masa kini, tetapi pada waktu yang sama ingin mencapai
pertumbuhan ekonomi yang cepat di masa depan, maka produksi barang modal dan barang
mempengaruhi alokasi dan distribusi tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi yang
digunakan.
Pada pilihan pertama jumlah tenaga kerja lebih banyak terserap untuk memproduksi
barang konsumsi dari pada barang modal. Tetapi pada pilihan kedua dan ketiga alokasi tenaga
kerja akan bergeser dari memproduksi barang konsumsi ke memproduksi barang modal.
Kejadian ini akan berlaku sama di dalam memilih kombinasi produksi barang konsumsi dan
barang modal dengan barang tersier (jasa). Proses perubahan produksi dan alokasi tenaga
menjadi tiga perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang
ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses alokasi sumber-sumber daya
produksi dalam negeri), struktur produksi dan struktur perdagangan. Dalam golongan yang
ketiga yaitu proses demografis dan distributif, termasuklah proses perubahan dalam faktor-
faktor alokasi tenaga kerja dalam berbagai sektor, urbanisasi, tingkat kelahiran dan kematian,
dengan perubahan mendasar pada aspek : pertama ; produksi; kedua ; permintaan domestik;
distribusi. Perubahan dalam keenam aspek ini terjadi secara simultan. Dari aspek produksi
terjadi penurunan kontribusi sektor primer terhadap PDB dan meningkatnya kontribusi sektor
sekunder dan tersier. Laju pertumbuhan sektor industri dan jasa lebih cepat dari laju
pertumbuhan PDB itu sendiri. Dari segi permintaan domestik, peningkatan pendapatan
perkapita maka terjadi penurunan porsi konsumsi total terhadap PDB dan penurunan belanja
penurunan, dimana pada tahap awal pembangunan, konsumsi pemerintah bersifat dominan
dan makin menurun sejalan dengan meningkatnya kinerja perekonomian sehingga peran
kebijakan dibidang produksi dan perdagangan maka sejalan dengan perubahan dalam struktur
produksi, perdagangan internasional mengalami perubahan dari lebih banyak menjual barang
Menurut Fisher dalam Mahi,1997:158 mengatakan bahwa berbagai negara telah dapat
dibedakan berdasarkan kepada persentase tenaga kerja yang berada di sektor primer, sekunder
dan tersier. Pendapat ini dibuktikan oleh Clark yang telah mengumpulkan data statistik
mengenai persentase tenaga kerja yang bekerja pada sektor primer, sekunder dan tersier di
beberapa negara.
Sukirno (1995: 151) menjelaskan bahwa data yang dikumpulkannya itu menunjukkan
bahwa semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, maka semakin kecil peranan sektor
pertanian dalam menyediakan kesempataan kerja. Akan tetapi sebaliknya, sektor industri dan
jasa makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja. Yang dimaksud dengan
sektor primer adalah kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian, kehutanan, perikanan dan
pertambangan. Sektor sekunder adalah industri-industri pengolahan, industri air dan listrik
dan industri bangunan. Sedangkan sektor tersier meliputi kegiatan dalam bidang
penggunaan sumber daya dan dana untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas stok barang
modal, meningkatnya pendidikan formal dan non formal dari tenaga kerja yang pada
gilirannya terjelma dalam kenaikan persentase tenaga kerja terdidik dan terampil serta
kemampuan dalam menguasai teknologi, selain itu makin baiknya keadaan sarana dan
struktur ekonomi dalam proses pembangunan bukan hanya karena adanya perubahan
persentase penduduk yang bekerja di berbagai sektor dan sub sektor dalam pembangunan
ekonomi, tetapi karena adanya perubahan kontribusi berbagai sektor ekonomi kepada produk
sumbangan sektor pertanian, sektor industri dan jasa-jasa terhadap produksi nasional, corak
3. Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap produksi nasional tidak mengalami perubahan berarti,
Kuznets dalam Sukirno (1995: 118) selanjutnya membagi analisisnya dalam beberapa
sektor :
1. Sektor pertanian
2. Sektor industri dibagi kedalam lima sektor yaitu : sub sektor pertambangan, sub sektor
pembangunan, sub sektor industri pengolahan, sub sektor listrik, gas dan air minum.
3. Sektor jasa-jasa dibagi ke dalam lima sub sektor yaitu : perdagangan, bank, pemerintah dan
Irawan (1993: 57) menyatakan perubahan struktural ekonomi Indonesia terdiri atas :
1. Perubahan dalam struktur penerimaan dalam negeri dan penerimaan migas kepada
2. Perubahan dalam penerimaan devisa hasil perdagangan luar negeri, dari penerimaan hasil
pembiayaan investasi.
4. Penerimaan dari pemerintah daerah yang semakin besar bukan saja harus meningkatkan
kemandirian dalam pembiayaan di daerah, tetapi juga karena perlu melayani sektor dunia
semakin meningkat di masa mendatang. Peranan sektor pertanian terhadap produk nasional
semakin kecil, sedangkan peranan di luar pertanian semakin besar terutama pada sektor
industri dan jasa yang pada akhimya menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dengan demikian laju pertumbuhan sektor-sektor di luar pertanian akan lebih tinggi
1. Peranan sektor pertanian (di ukur dengan sumbangan value added dan penyerapan tenaga
kerja) akan semakin menurun dan secara bertahap digantikan peranannya oleh sektor industri
dan jasa.
2. Walaupun peran sektor pertanian akan menurun secara relatif terhadap sektor lainnya,
mayoritas penduduk miskin akan tetap menggantungkan hidupnya pada sektor tradisional ini.
3. Selama ini mayoritas penduduk Indonesia terkonsentrasi pada pekerjaan sebagai usaha
bekerja dengan dibantu oleh anggota rumah tangga. Dengan memperhatikan perubahan
sektor ekonomi di masa depan perkembangan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah
perkotaan akan mendorong laju tumbuhnya usaha rumah tangga pada kegiatan perdagangan,
Tulisan A.G.B. Fisher dalam International Labour Review pada tahun 1935 telah
tenaga kerja yang berada di sektor primer, sekunder dan tersier. Pendapat ini dibuktikan oleh
Clark yang telah mengumpulkan data statistik mengenai persentase tenaga kerja yang bekerja
Data yang dikumpulkannya itu menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan per
kapita suau negara, makin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan
kerja. Akan tetapi sebaliknya, sektor industri makin penting peranannya dalam menampung
tenaga kerja.
berbagai sektor dan industri-industri dalam sub-sektor industri pengolahan kepada produksi
nasional.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan struktur ekonomi suatu daerah
atau wilayah :
tingkat perkembangan sektor jasa adalah sama dengan tingkat perkembangan produksi
nasional.
Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu:
akan makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian,
2. Perubahan teknologi
yang akan memperluas pasar serta kegiatan perdagangan. Kemajuan teknologi juga
menyebabkan perubahan dalam struktur produksi nasional yang bersifat inducive, yaitu
2. Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting,
3. Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mempunyai pengaruh besar.
dengan peranan mereka dalam menampung tenaga kerja mempunyai sifat yang berbeda, yaitu
1. Di sektor pertanian, secara relatif, perubahan yang terjadi dalam menciptakan produksi
pekerjaan.
2. Di sektor industri, perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan produksi nasional
adalah lebih besar daripada perubahan relatif peranannya dalam menampung tenaga kerja.
3. Di sektor jasa, perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan produksi nasional
adalah lebih kecil dari perubahan relatif perananya dalam menampung tenaga kerja.Menurut
serta pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub-sektor dalam sektor industri dalam
selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi
nasional dan menampung tenaga kerja. Dalam proses pembangunan, peranan tersebut
menjadi bertambah kecil lagi. Sub-sektor industri bangunan juga mengalami perubahan yang
diobservasi, peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga
kerja menjadi bertambah kecil apabila tingkat pembangunan ekonomi bertambah tinggi.
Peranan sub-sektor industri pengolahan, termasuk industri utilities (penyediaan air dan
listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada
umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi.
sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak emnunjukkan pola yang seragam. Sub-
sektor industri pengolahan, perhubungan dan pengangkutan merupakan bidang kegiatan
Sektor jasa dibedakan menjadi lima sub-sektor, yaitu perdagangan, badan keuangan
dan real estate, pemilikan rumah, pemerintahan dan pertahanan, dan berbagai jasa
1. Peranan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional tidak mengalami perubahan atau
penurunan.
Perkembangan sektor jasa yang bercorak seperti ini dalam proses pembangunan
Walaupun peranan sektor jasa dalam menampung atau menyerap tenaga kerja yang
pendapatan nasional tidak mengalami perubahan atau menurun. Faktor yang menimbulkan
keadaan ini adalah karena tingkat produktivitas di sektor jasa berkembang lebih lambat dari
Berkembang
berkembang menunjukan corak dari sepuluh jenis perubahan dalam struktur perekonomian
akumulasi.
2. Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses
3. Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses
pendidikan kepada masyarakat. Yang tergolong sebagai alokasi sumberdaya adalah struktur
permintaan domestik (pengeluaran masyarakat atas produksi dalam negeri), struktur produksi
Proses demografis dan distribusi yaitu proses perubahan dalam faktor-faktor seperti
alokasi tenaga kerja dalam berbagai sektor, urbanisasi, tingkat kelahiran dan kematian dan
Tenaga kerja adalah penduduk yang mampu bekerja memproduksi barang dan jasa.
(Badan Pusat Statistik, 2010) menggolongkan penduduk berusia 15 tahun ke atas sebagai
tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses produksi
disamping faktor-faktor produksi lainnya seperti tanah, modal, interprenur dan teknologi.
Simanjuntak (1990: 27) memberikan pengertian tentang tenaga kerja sebagai penduduk yang
sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain
seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan terakhir pencari kerja mereka
secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Hasibuan (1993: 9)
mengemukakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja atau mencari pekerjaan
Tiap-tiap negara memiliki batasan umur, karena situasi tenaga kerja pada masing-
sedangkan penduduk yang berumur di bawah 14 tahun atau 60 tahun ke atas digolongkan
sebagai bukan tenaga kerja. Di Indonesia awalnya dipilih umur 10 tahun ke atas namun
pelaksanaannya 1 oktober 1998 maka Indonesia sudah menggunakan umur 15 tahun tanpa
Lebih lanjut menurut Soebroto (1996: 10) mengemukakan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa mereka yang termasuk
tenaga kerja adalah mereka yang mampu bekerja memproduksi barang atau jasa serta aktif
mencari pekerjaan.
Beberapa kajian empiris yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: Ignatia Rahana
Sitanggang dan Nacrowi Djalal Nacrowi (2004) dalam penelitinnya tentang Pengaruh
Struktur Ekonomi pada penyerapan Tenaga Kerja Sektoral; Analisis model Demometrik di 30
Propinsi pada 9 sektor di Indonesia, pada jurnal terakreditasi nasional. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa; Struktur Ekonomi Indonesia secara Nasional mengalami perubahan dari
sektor pertanian ke sektor-sektor lainnya. Akan tetapi berdasarkan propinsi, maka ada
beberpa propinsi yang masih bertumpuh ada sektor pertanian seperti, propinsi Bengkulu,
Gorontalo, Jambi, Kalbar, Kalsel,Kalteng, Lampung, Maluku, Malut, NTB, NTT, Sulsel,
Sulteng, Sultra, Sulut, Sumbar danSumut. Sedangkan Propinsi Bali, Banten, DIY, DKI jaya
dan berapa propinsi lainnya sudah bertumpu pada sektor manufaktur, sektor perdagangan
hotel dan restoran, sektor jasa dan sektor bangunan. Terjadi pergeseran Penyerapan tenaga
Hidayat Amir dan Suahasil Nazara, (2005). dengan judul Analisis Perubahan Stuktur
Ekonomi,dan Kebijakan Strategi Pembangunan di Jawa Timur tahun 1994 dan tahun 2000,
Analisis input out put pada jurnal terakreditasi nasional hasil penelitiannya menunjukan
bahwa, telah terjadi pergeseran dalam beberaapa sektor unggulan dan angka pengganda
sektoral. Perana sektor industri lainnya dan sektor industri makanan,minuman dan tembakau,
sangat dominan dari sisi besaran outputnya, juga memiliki angka pengganda yang cukup
tinggi. Secara umum pembangunan di jawa timur diarahkan untuk menjadi pusat industri,
yaitu industri makanan, minuman dan tembakau karena kedua sektor ini sanagt menonjol
peranannya dalam input maupaun pendapatan dan tenaga kerja. Jawa Timur merupakan pusat
perdagangan dan distribusi hal ini didukung oleh sektor perdagangan yang bergeser menjadi
sektor unggulan pada tahun 2000, dengan peningkatan dan kontribusi out put yang besar.
Struktur ekonomi antara 2 sektor ekonomi yaitu sektor pertanian tradisional di desa (rural) ke
sektor Industri modern di kota (urban), dengan melihat produktivitas antara 2 sektor, maka
tenaga kerja melaksanakan kegiatan ekonominya pada berbagai lapangan usaha. Mereka
terserap pada sembilan sektor perekonomian yang disederhanakan menjadi tiga sektor, yaitu
sektor primer (agriculture), sektor sekunder (manufacturing) dan sektor tertier (services).
Kegiatan perekonomian suatu negara atau daerah, selalu diukur dengan pertumbuhan
negara/daerah itu. Pertumbuhan ekonomi ini juga biasanya diiringi dengan transformasi
struktur tenaga kerja pada masing-masing sektor. Tenaga kerja yang tersedia pada berbagai
sektor ekonomi di Kota Kendari tumbuh dan berkembang, namun perkembang maupun
perubahan alokasi untuk sekor-sektor yang akan di teliti belum diketahui perubahannya.
Pendekatan persentase dipilih untuk mengidentifikasi transformasi struktur tenaga kerja antar
sektor dalam perekonomian di Kota Kendari. Hal ini dapat digambarkan dalam skema
berikut:
2.4. Hipotesis
Berdasarkan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka diajukan hipotesis
penelitian, yaitu terjadi trasformasi struktur tenaga kerja di Kota Kendari dari sektor primer
METODE PENELITIAN
struktur tenaga kerja pada sektor primer, ke sektor tersier di Kota Kendari.
Data yang gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder meliputi 9 (sembilan)
sektor ekonomi yaitu pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas dan air, konstruksi,
menjadi 3 sektor utama, yaitu sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier.
Sumber data berasal dari kantor BPS Kota Kendari, kantor Ketenagakerjaan Kota
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja
pada sektor primer dan sektor tersier di Kota Kendari sejak tahun 2005-2010.
1. Persiapan
Administrasi (perizinan).
2. Pengumpulan Data
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat berbagai data yang telah
1. Pengelompokkan data, yaitu data yang diperoleh dikelompokkan menurut jenisnya sesuai
2. Tabulasi data, yaitu data yang diperoleh disusun secara teratur kemudian ditabelkan.
3. Processing, yaitu setelah diadakan tabulasi data kemudian disusun secara kwantitatif
4. Analisis data, yaitu data yang telah diproses dalam bentuk kuantitatif, kemudian dianalisis
5. lnterpretasi, yaitu data yang telah diproses dalam bentuk kuantitatif kemudian hasilnya
analisis persentase :
Keterangan :
Untuk menghindari penafsiran yang keliru pada karya ilmiah ini, maka penulis
1. Tenaga kerja yang dimaksud adalah penduduk Kota Kendari yang bekerja pada sektor
primer dan sektor tersier, diukur dengan batas umur (15 tahun tanpa batas umur maksimum).
2. Transformasi struktur tenaga kerja yang dimaksud adalah perubahan jumlah tenaga kerja
yang bekerja pada sektor primer dan sektor tersier di Kota Kendari sejak tahun 2005-2010.
3. Sektor primer yang dimaksud adalah sektor pertanian dan pertambangan. Sedangkan sektor